Anda di halaman 1dari 11

Akad-Akad Dalam Pasar

Modal Syariah
Pengertian Akad
Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan atas
transaksi dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang terbingkai dengan nilai-
nilai syariah. Dalam istilah fikih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi
tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, maupun
yang muncul dari dua pihak.

Secara khusus, akad berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan penerimaan


kepemilikan) dan kabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup
yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu.
Rukun dan Syarat Akad
Rukun dan syarat akad hampir sama dengan syarat sahnya suatu perjanjian
berdasarkan pasal 1320 KUHP, yaitu:
1) Adanya kesepakatan kehendak (Consensus, Agreement)
2) Kecakapan berbuat menurut hukum (Capacity)
3) Objek/perihal tertentu
4) Sebab yang diperbolehkan/halal/legal
Pembatasan dan Larangan dalam Akad Syariah

Melarang dibuatnya suatu perjanjian yang mengandung unsur :


1. Maisir (spekulasi atau judi)
2. gharar (tipu muslihat)
3. riba (bunga)
4. bathil (kejahatan)
5. risywah (suap)
6. objek yang haram
Jenis – Jenis Akad yang Berlaku di Pasar Modal Syariah
Akad - akad yang digunakan dalam industri pasar modal syariah sebagaimana diatur dalam
POJK Nomor 53/ POJK.04/2015 tentang Akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah
di Pasar Modal adalah sebagai berikut:
- Ijarah
- Istishna
- Kafalah
- Mudharabah
- Musyarakah
- Wakalah
1. Ijarah
Ijarah merupakan perjanjian
antara pihak pemberi sewa/
pemberi jasa dan pihak penyewa/
pengguna jasa untuk memindahkan
hak guna (manfaat) atas suatu
objek ijarah yang dapat berupa
manfaat barang dan/atau jasa
dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa dan/ atau upah
(ujrah) tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan objek
ijarah itu sendiri.
2. Istishna
Istishna adalah perjanjian antara
pihak pemesan/ pembeli dan pihak
pembuat/ penjual untuk membuat
objek Istishna yang dibeli oleh
pihak pemesan/ pembeli dengan
kriteria, persyaratan, dan
spesifikasi yang telah disepakati
kedua belah pihak.
3. Kafalah
Kafalah merupakan perjanjian
antara pihak penjamin (guarantor)
dan pihak yang dijamin (orang
yang berutang) untuk menjamin
kewajiban pihak yang dijamin
kepada pihak lain (orang yang
berpiutang).
4. Mudharabah
Mudharabah adalah perjanjian
kerja sama antara pihak pemilik
modal dan pihak pengelola usaha
dengan cara pemilik modal
menyerahkan modal dan pengelola
usaha mengelola modal tersebut
dalam suatu usaha.
5. Musyarakah
Musyarakah merupakan perjanjian
kerja sama antara dua pihak atau
lebih dengan cara menyertakan
modal baik dalam bentuk uang
maupun bentuk aset lainnya untuk
melakukan suatu usaha.
6. Wakalah
Wakalah adalah perjanjian antara
pihak pemberi kuasa dan pihak
penerima kuasa dengan cara pihak
pemberi kuasa memberikan kuasa
kepada pihak penerima kuasa
untuk melakukan tindakan atau
perbuatan tertentu

Anda mungkin juga menyukai