• Pasien datang ke poli jiwa dengan keluhan merasa sedih dan sering cemas.
• Pasien dalam keadaan sadar, banyak bercerita, pasien menjawab salam dan
sapa pemeriksa dengan menatap pemeriksa.
• Kesan perawatan diri baik.
• Pasien orientasi baik.
• Pasien kooperatif.
• Daya ingat pasien baik.
• Pasien bisa menuruti perintah.
• Ketika ditanya perasaan pasien saat ini, pasien menjawab, perasaannya
terkadang sedih, seperti tidak bersemangat.
• 1 bulan yang lalu pasien sempat memiliki perasaan ingin mengakhiri
hidup, merasa tidak berguna dan sempat berniat untuk meminum
semua obat
• 4 bulan ini sering mendengar bisikan yang berkata “tidak berguna” dan
menyuruh pasien untuk mengakhiri hidup.
• Menangis ketika bercerita masalah pasien hingga ingin mengakhir
hidup.
• Sesak di dada ketika mengingat kejadian yang dialami pasien.
• Mengurangi kesedihannya dengan membaca dan membuat roti atau
puding, bermain ke rumah teman dan menonton drakor
• Akhir-akhir ini pikirannya kacau, tidak fokus dan selalu merasa sedih
dan sering melamun.
• Kegiatan pasien berkurang, hanya kerja dan ketika pulang
menghabiskan waktu lebih banyak untuk istirahat.
• Dahulu pasien sangat menyukai yoga dan sering sekali untuk membuat
berbagai masakan yang nantikan dijual
• Pasien merasa hidupnya terlalu berat, mersa tidak punya tempat untuk
pulang.
2017 ke poli jiwa berobat mengenai kecemasannya.
• Sering cemas, was-was, jantung berdebar-debar, sesak nafas, dan berkeringat ketika pasien
berada di keramaian.
• Pasien mengalami psikosomatis dan diagnosa gangguan anxiety.
Setelah bercerai
• Mendapatkan cacian dari keluarga suami melalui verbal maupun gaib.
• Selama 2 tahun, pasien sering mengalami pendarahan hebat ke 3 dokter kandungan
normal, tensi tidak menurun. Setiap malam kaki pasien terasa lumpuh.
• Sempat diajak kakak bertemu dengan orang pintar sembuh
• Berniat untuk berpindah tempat tinggal keluar dari Sampang dengan membawa semua
anaknya, menghindari keluarga suami pertama yang selalu menyerang pasien & mantan suami
yang tidak pernah menafkahi anak pasien
• Rumah yang ditempati pasien saat ini masih menjadi sengketa keluarga mantan suami ingin
merebutnya.
Menikah kembali
• LDR
• Suami anak tunggal dan punya sepupu perempuan janda 3 anak yang tinggal serumah
sering berpergian tanpa seizin pasien.
• Ibu mertua sering dipengaruhi oleh sepupu suami pasien, seolah-olah pasien terus-menerus
berbuat salah.
• Suami pergi tanpa kabar ibu mertua mengatakan tidak tahu keberadaannya pasien
mangancam untuk melaporkan kepergian suami ke polisi sebagai orang hilang YouTube; di
sebuah tempat perguruan di Sidoarjo, pasien menemukan suaminya menjemput suaminya,
namun pasien dicerikan dipinggir jalan.
• Keluarga pasien merasa tidak adil
• Proses perceraian berlangsung gugatan cerai ditolak dengan alasan suami yang tidak logis.
Pihak pengadilan berkata bahwa wajar jika pasien cemburu karena pada dasarnya sepupu
suami ini boleh menikah dengan suami pasien suami pasien tersadar, bahwa kegagalan
pernikahan 2 kali sebelumnya ada kaitannya dengan sepupu perempuan tersebut yang ingin
menguasai semuanya karena suami pasien mempunyai toko sembako yang bisa dibilang
lumayan besar dan sepupu pasien kemudia diusir dari rumah suami pasien.
• Saat ini suami pasien tinggal dengan pasien dan anak-anak pasien.
2023, Di tempat kerja
• Calon pemimpin pasien sudah menunjukkan kekuasaannya dan bertindak otoriter.
• Sering diperlakukan semena-mena dengan alasan yang tidak jelas dan masalah kecil yang
dibesar-besarkan
• Pasien merasa jatuh dan merasa tidak adil.
• Sahabat pasien menipu hingga ratusan juta keuangan pasien berantakan.
Pasien juga bercerita dahulu ketika tinggal serumah dengan orang tua pasien, pasien merasa ibu
pasien tidak seperti ibu yang lainnya. Ibu pasien mengalami bipolar. Sewaktu kecil ibu pasien
sering meninggalkan pasien dan menitipkan pasien ke tetangganya. Menurut pasien, ibu pasien
meninggalkan pasien karena menjadi pelakor sejak pasien SMP. Hingga alm ayah pasien frustasi.
Ibu pasien pernah membawa warisan alm ayah pasien tanpa sepengetauhan pasien.
Sempat jatuh pingsan 2x di tempat umum.
• di terminal, melihat kecelakaan dan banyak orang yang berkerumun merasa cemas, tangan
kaki terasa dingin, jantung berdebar, dan nafas terasa sesak memanggil suami kedua pasien
yang akan menjemput pasien padahal suami pasien berada di samping pasien pasien
pingsan.
• di alfamart karena pasien melihat kecelakaan dan korban dipinggirkan dekat alfamart dan
dirubungi banyak orang badan pasien terasa kesemutan dan jantung pasien berdar serta
nafas terasa sesak.
• merasakan hal yang sama ketika pasien diajak untuk mengunjungi rumah duka kerabat pasien
keluarga alm kerabat pasien bercerita kronologi kejadianbanyak orang berdatangan dan
pasien mulai merasakan kecemasannya.
Pasien menyadari gejala kecemasan muncul sudah sejak sebelum menikah. Pasien merasakan
cemas ketika di tempat keramaian, pasien mengatakan hal tersebut membuat pasien jadi pusat
perhatian. Ketika pasien ke rumah sakit untuk berobat, selama di tempat antrian yang banyak
orang, kecemasan pasien muncul, dan pasien mencoba untuk mengalihkan kecemasan pasien
dengan menonton YouTube atau menonton drakor.
• Aktivitas biasa pasien seperti mandi, makan
dan sholat masih dilakukan pasien tanpa ada
suruhan dari siapapun.
• Tidur pasien terganggu. Pasien pernah tidak
tidur sama sekali. Pasien bisa tidur ketika
sudah meminum obat.
• Hal yang membuat pasien bertahan hingga saat
ini adalah anak-anak pasien dan teman-teman
pasien yang selalu mendukung pasien untuk
sembuh.
Heteroanamnesis
Tidak dilakukan heteroanamnesis karena pasien datang sendiri, tidak
didampingi keluarga
RPD RPK
Ibu pasien mengidap
Pasien belum pernah mengalami
kesedihan serupa, R. gangguan gangguan bipolar
anxiety (+) GERD (+), R. Trauma
kepala (-) Kejang (-) HT (-) DM (-)
Napza(-) Data
Lanjutan
Premorbid R. Sosial
Pasien suka bergaul namun
Pasien dapat berinteraksi dengan
orang lain, kedekatan dengan keluarga
jarang sekali menceritakan
baik, memiliki teman yang bisa
masalahnya kepada orang lain Genogram membuat pasien merasa nyaman.
Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum
Pasien perempuan wajah sesuai usia, postur
tubuh ideal, tidak tampak cacat fisik, cara
berjalan normal, cara berpakaian bersih
pakaian kantoran ASN berwarna coklat, berat
badan pasien tampak normal, ekspresi pasien
terlihat sedih, pasien tampak kooperatif dan
menatap pemeriksa.
Status Psikiatri
Kontak
Verbal (+) relevan, lancar
Kesadaran
Composmentis – Tidak berubah
Mood/Afek
Depresi/apppropriate
Proses Berpikir
Bentuk pikiran : Realistis
Arus pikiran : Koheren
Isi : riwayat ide bunuh diri ada
Status Psikiatri
Persepsi
Halusinasi Auditorik
Intelegensia
Baik
Kemauan
ADL : Baik
Sosial dan Pekerjaan : Sedikit Terganggu