Anda di halaman 1dari 22

Tiga Keadaan Dasar Hukum

Dalam Masyarakat

Philippe Nonet &


Philip Selnick
HUKUM REPRESIF

• Hukum dipandang sebagai abdi


kekuasaan represif dan perintah dari
yang berdaulat yang memiliki
kewenangan diskresioner tanpa batas.
• Hukum dan Negara serta Hukum dan
Politik tidak terpisah.
• Menonjolkan aspek instrumental.
HUKUM REPRESIF
Kekuasaan Politik memiliki akses langsung pada
institusi hukum.
Hukum disubordinasi pada kekuasaan.
Pejabat hukum memunculkan perspektif pejabat
yang memandang keraguan harus
menguntungkan sistem, dan mementingkan
kemudahan administratif.
Rezim hukum ganda, menginstitusionalisasi
keadilan kelas.
Perundang-undangan pidana mencerminkan
dominasi legal moralism.
HUKUM OTONOM
 Hukum sebagai pranata yg mampu menetralisir represi
dan melindungi integritas hukum.
 Hukum dipandang sebagai institusi mandiri yg mampu
mengendalikan represi dan melindungi integritasnya
sendiri.
 Berintikan Rule of Law.
 Subordinasi putusan pejabat pada hukum memiliki
batas-batas yang jelas.
 Keadilan prosedural sangat dominan.
HUKUM OTONOM

• Tata hukum mengacu model aturan. Aturan


membantu penegakan penilaian terhadap
pertanggungjawaban publik. Aturan membatasi
kreatifitas institusi hukum ke dalam wilayah
politik.
• Prosedure dipandang sebagai inti hukum (untuk
mencapai tujuan regularitas dan kelayakan).
• Kritik terhadap aturan hukum positif harus
dilaksanakan melalui proses politik.
HUKUM RESPONSIF
 Hukum dipandang sebagai fasilitator respon
atau sarana tanggapan terhadap kebutuhan dan
aspirasi sosial.
 Hukum harus fungsional pragmatik, bertujuan
dan rasional.
 Aspek akspresif dari hukum lebih dominan
dibanding dua tipe lain.
 Keadilan substansif dipentingkan disamping
keadilan prosedural.
Standar Tinggi
Kasus Korupsi Di Kpk
Kasus Kebakaran Hutan

UKP4 GUNAKAN:
MULTI DOOR
HUKUM OTONOM

Walikota/Bupati Status
Tersangka, Pimpin
Pemerintahan Dari Penjara.
Antara Formalitas Uu Pemda &
Moralitas Jabatan
HUKUM REPRESIF
1. P O L I T I K
H. REPRESIF
Hukum berada di bawah kekuasaan POLITIK

H. OTONOM
Hukum terlepas dari kekuasaan POLITIK

H. RESPONSIF
Aspirasi hukum dan aspirasi POLITIK
terintegrasi menjadi suatu gabungan
kekuatan.
2. P E R A T U R A N

H. REPRESIF
Keras dan terperinci, lunak dalam mengikat pembuat
peraturan.

H. OTONOM
Dikerjakan dgn teliti, dibuat utk mengikat pihak yg mengatur
maupun yg diatur.

H. RESPONSIF
Berada dibawah asas-asas hukum dan kebijakan.
3. ALASAN
H. REPRESIF
Bersifat khusus, tepat, dan terperinci.

H. OTONOM
Melekat secara ketat pada otoritas hukum.

H. RESPONSIF
Sesuai dgn tujuan merupakan perluasan dari
kompetensi kognitif
4. T U J U A N
H. REPRESIF
Bertujuan utk mewujudkan ketertiban
(Kasus DOM Aceh).

H. OTONOM
Bertujuan untuk menjaga keabsahaan
(Putusan MK ttg pembatalan UU).

H. RESPONSIF
Bertujuan mengatur kewenangan
(Nusakambangkan Koruptor)
5. KEBEBASAN BERTINDAK

H. REPRESIF
Meresap, dilakukan sesuai dg kesempatan
yg ada.
H. OTONOM
Dibatasi oleh peraturan-peraturan,
penyerahan wewenang adalah sempit.
H. RESPONSIF
Diperluas, tetapi dipertanggungjawabkan
sesuai dg tujuan.
6. PEMAKSAAN
H. REPRESIF
Meluas, pembatasannya melunak.

H. OTONOM
Dikendalikan oleh pembatasan-pembatasan
hukum.

H. RESPONSIF
Secara aktif dicari kemungkinan-kemungkinan,
insentif-insentif, dan sistem-sistem yg diciptakan
sendiri mengenai kewajiban-kewajiban.
7. MORALITAS
 H. REPRESIF
Moralitas komunal, moral hukum, moralitas
pengekangan diri.

 H. OTONOM
Moralitas institusional diisi dg integritas proses yuridis.

 H. RESPONSIF
Moralitas perdata, moralitas kerjasama.
8. PARTISIPASI
H. REPRESIF
Persetujuan merupakan bentuk kepatuhan,
kritik dianggap ketidaksetiaan.
H. OTONOM
Masuknya dibatasi oleh prosedure yg sdh
mapan, menimbulkan kritik yuridis.
H. RESPONSIF
Masuknya diperluas dgn keutuhan
pembelaan yuridis dan sosial.
9. DIHARAPKAN DARI
KEPATUHAN
 H. REPRESIF
Tanpa syarat, ketidakpatuhan dihukum sbg kejahatan.
 H. OTONOM
Dasar2 peraturan tingkah laku yg diberikan oleh
hukum dipakai utk menguji keabsahan statuta dan
perintah2.
 H. RESPONSIF
Ketidakpatuhan dinilai pada akibat2
substansif, diterima sbg bahan pertimbangan
utk meningkatkan keabsahan.
Fakta EMPRIS
Ketiganya merupakan konsep abstrak, yg
dlm realitas sesungguhnya tdk ditemukan
dlm bentuknya yg murni.
Tiap tata hukum dan institusi hukum
memiliki sifat campuran dari ketiga model
tsb.
Dgn pengamatan cermat dpt ditunjukkan
postur dasarnya yg lebih dekat pada salah
satu dari ketiga tipe hukum tersebut.

Anda mungkin juga menyukai