Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

Makna Dan Paham tentang


Gereja
Materi 1
GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH

Tujuan Pembelajaran:
mampu memahami Gereja sebagai umat Allah dan
bersyukur pada Allah atas rahmat sebagai anggota
umat Allah serta menghayati dalam hidup sehari-
hari.
Memperhatikan dan menanggapi Gambar
1. Pengertian / Makna Gereja
2. Arti Agama?Ciri Gereja
3. Konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah
Arti Gereja :
“Gereja” berasal dari kata bahasa Portugis, igreja dibawa oleh misionaris
Portugis ratusan tahun silam ke Indonesia. Kata tersebut merupakan ejaan
Portugis untuk kata latin ecclesia yang berakar dari bahasa Yunani,
‘ekklesia’.
Kata Yunani tersebut berarti ‘kumpulan’ atau ‘pertemuan’ ‘rapat’.
Meski demikian, Gereja atau ekklesia bukan sembarang kumpulan
melainkan kelompok orang-orang yang sangat khusus.
Kekhususan itu dipakailah kata asing tersebut, dan kadang-kadang
dipakai juga kata ‘jemaat’ atau ‘Umat’.
Namun perlu diingat bahwa jemaat ini sangat istimewa. Maka lebih baik
menggunakan kata ‘Gereja’ saja yaitu ekklesia yang dalam kata bahasa
Yunani yang berarti ‘memanggil’.
Arti Gereja

 Gereja adalah Umat yang dipanggil Allah.

 Pilihan itu berciri keterpanggilan dari kesadaran


berdasarkan iman dan kepercayaannya kepada Allah;
umat Allah adalah bangsa terpilih dan bangsa yang
terpanggil.
Ciri Gereja

Ciri Gereja sebagai Umat Allah terlihat


dalam panggilan dan inisiatif Allah,
persekutuan, hubungan mesra antara
manusia dengan Allah , serta karya
keselamatan dan perziarahannya.
Hidup menjemaat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja
itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta
kasih, seperti yang dicerminkan dalam hidup Umat Perdana
(LG. 4).

Maka Gereja umat Allah bukan semata-mata merupakan hal


fisik melainkan rohani. Gereja adalah Umat Allah, berarti
terpilih dari Allah.

Sebutan Umat Allah menekankan pada 2 hal penting, yaitu:


1. Gereja bukanlah pertama-tama organisasi manusiawi,
melainkan perwujudan karya Allah yang konkret (nyata).
Tekanan ada pada pilihan dan kasih Allah.
2. Gereja bukan hanya kaum awam atau hierarki saja,
melainkan keseluruhan Umat Allah.
Contoh :
@ Gereja adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam
mencintai diri-Nya dan orang lain, semua orang, tanpa
membeda-bedakan.
@ Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai
kita.
@ Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus
memenuhi hati para Rasul dan membakar semangat mereka
untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk
mewartakan Injil, menyebarkan kasih Allah.
Konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah

a. Konsekuensi bagi pimpinan Gereja (hierarki):


menyadari fungsi pemimpin sebagai fungsi
pelayanan.
Pemimipin bukan di atas umat, tetapi di tengah
umat. Pemimpin harus peka untuk melihat dan
mendengar kharisma dan karunia-karunia yang
tumbuh di kalangan umat.
Konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah
b. Konsekuensi bagi setiap anggota umat:
menyadari dan mengahayati persatuannya dengan umat
lain. Orang tidak dapat menghayati kehidupan imannya
secara individu saja. Aktif dalam kehidupan
menjemaat, menggunakan segala kharisma, karunia dan
fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk
kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat.
Semuanya itu merupakan tanggung jawab dalam hidup
dan misi Gereja.
c. Konsekuensi bagi hubungan awam dan hierarki:
paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa
konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan
kaum awam. Kaum awam bukan lagi pelengkap
penyerta atau pelengkap penderita, melainkan partner
hierarki. Awam dan hierarki memiliki martabat yang
sama, hanya berbeda fungsi.
Cara Hidup Jemaat Perdana

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi


diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah
kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam
pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang
rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap
bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama,
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta
miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua
orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan
bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap
hari dalam bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan
bersamasama dengan gembira dan dengan tulus hati,
sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua
orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah
mereka dengan orang yang diselamatkan.
Ciri Gereja Perdana:
1. Menerima diri untuk dibaptis.
2. Bertekun dalam pengajaran para rasul
dan dalam persekutuan.
3. Berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa.
4. Segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama.
5. Bertekun dan sehati berkumpul dalam
Bait Allah untuk memuji Allah.
Pertanyaan Refleksi:
Apa yang sudah dan yang akan saya
lakukan sebagai umat / Pribadi dalam
lingkungan :
1. Agama saya
2. Keluarga
3. Sekolah
4. Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai