KONSTRUKSI
DAN SANKSI
Kelompok 6
1. Natasya Amalia Putri 2006200345
2. Sabina Tiffani 2006200364
3. Sri Wahyunita Halim 2006300376
4. Fadhil Husni 2006200429
5. M. Ikhsan Pratama 2006200450
Konstruksi adalah salah satu industri yang sangat kompleks, hal ini karena dalam
proyek konstruksi terdapat multi disiplin ilmu dan berurusan dengan orang banyak
yang memiliki kepentingan masing - masing.
Pasal 42 :
1). Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 yang dapat dikenakan kepada penyedia jasa berupa :
a.Peringatan tertulis;
b.Penghentian sementara pekerjaan konstruksi;
c.Pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi;
d.Pembekuan izin usaha dan/atau profesi;
e.Pencabutan izin usaha dan/atau profesi.
2). Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 yang dapat dikenakan kepada pengguna jasa berupa :
a.Peringatan tertulis;
b.Penghentian sementara pekerjaan konstruksi;
c.Pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi;
d.Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi;
e.Pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
f.Pencabutan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
3). Ketentuan mengenai tata laksana dan penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 43 :
1). Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi
ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan
bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling
banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.
2). Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau
tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan mengakibatkan
kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5
(lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% (lima per seratus) dari nilai
kontrak.
3). Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan
sengaja memberi kesempatan kepada orang lain yang melaksanakan pekerjaan konstruksi
melakukan penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan dan menyebabkan timbulnya
kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan kegunaan dikenai pidana paling lama 5
(lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus)
dari nilai kontrak.
Kesimpulan
Perselisihan dapat timbul karena perbedaan penafsiran, baik mengenai pelaksanaan klausul
perjanjian maupun isi ketentuan dalam kontrak, dan lain-lain. Menyelesaikan perselisihan
melalui litigasi atau proses berbasis pengadilan sering kali menghasilkan win-lose (menang-
kalah) yang tidak memenuhi kepentingan bersama.
Pendekatan ini cenderung menimbulkan permasalahan baru, memperpanjang jangka waktu
penyelesaian, menimbulkan biaya yang besar, dan dapat memicu permusuhan di antara
pihak-pihak yang berkonflik. Menyadari kelemahan-kelemahan ini, beberapa orang lebih
memilih menyelesaikan perselisihan di luar ruang sidang.
TERIMA KASIH
Jika ada salah, kami manusia yang
banyak belajar mohon maaf karena yang
sempurna hanyalah Tuhan Yang Maha
Esa