Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

K
DENGAN KASUS HIV AIDS dan TBC dan PNEUMONIA
DI RUANG HCU TERATAI RSUD BANGIL

-
PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN-
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALAN
Pendahuluan
 HIV (Human ImmunoDefisiensi Virus) merupakan virus yang meyerang sistem kekebalan tubuh
manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan berbagai jenis penyakit.AIDS (Aquired
Immune Defisiensy Syndrome), merupakan kumpulan dari gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus yang menyerang sistem imun ( JaenaB, dkk. 2021. Tingkat Pengetahuan Tentang HIV:
jurnal kesehatan, Vol.2, no.2, agustus 2021)

 Tuberkulosis paru yang sering dikenal dengan TBC paru disebabkan bakteri Mycobacterium
tuberculosis (M. tuberculosis) dan termasuk penyakit menular Penularan TBC paru terjadi ketika
penderita TBC paru BTA positif bicara, bersin atau batuk. (Febrina Aulia Natasya. 2022. Tatalaksana
Pneumonia: Jurnal Medika Hutama, Vol 03 No 02,Januari 2022 )

 Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, paparan bahan kimia, atau kerusakan fisik pada
paru-paru. (Kristina, T dan Rana Hamidah. Potensi Penularan Tuberculosis Paru pada Anggota
Keluarga Penderita: jurnal kesehatan masyarakat Indonesia Volume 15, Nomor 1, Halaman 24-28,
2020 )
• WHO (World Health Organization) dan UNAIDS (United Nations Programme on
HIV/AIDS) 2020 , memberikan peringatan bahaya kepada 3 negara di Asia seperti Cina,
Vietnam dan indonesia yang saat ini disebut berada pada titik HIV. Di mana pada tahun
2022 presentasi kasus kasus HIV sebanyak 32.711 dan 7.875 kasus AIDS.

• WHO tahun 2019 melaporkan terdapat 1,3 juta kematian yang diakibatkan TBC paru dan
terdapat 300.000 kematian diakibatkan TBC paru. Prevalensi TBC paru di Indonesia
terbagi menjadi tiga wilayah, diantaranya Sumatera 33%, Jawa dan Bali 23%, dan
Indonesia bagian timur 44% .

• Kasus pneumonia di Indonesia pada pneumonia komunitas yang memerlukan rawat inap
di rumah sakit 20-40% dan diantara angka tersebut 5-10% memerlukan perawatan
intensif
KASUS

Nama : Tn. K RM : 00492799


Jenis Kelamin : laki - laki Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Tanggal Lahir : 02-03-1970 Agama : Islam
Usia : 53 tahun pendidikan : SD
Tanggal MRS : 05 November 2023 Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun pucung anom Wali : Ny. K
Status : Menikah No. telp : 08xxx

Riwayat Kesehatan: sebelum di bawa ke RS klien mengalami batuk kering secara terus menerus
selama satu bulan penuh dan tindakan yang di lakukan hanya istirahat dan minum air hangat.
Hingga pada akhirnya tanggal 05 November 2023 klien mengalami demam, penurunan nafsu
makan, batuk, dan sesak sehingga di bawa ke IGD RSUD bangil dengan keadaan lemah, pucat,
TD: 153/59 mmhg, N: 138x/menit,RR:38X/mnt, SPO2:86x/mnt, suhu:37,6°C GCS: E4V5M6
Analisa Data

DS: pasien mengatakan sesak


Diagnosa Keperawatan
DO: k/u lemah, GCS, E:4, V: 5, M: 6, pasien tampak
gelisah, klien mengalami diaforesis atau
keringat dingin, mukosa bibir kering
• TD: 111/78 mmHg
• N: 107x/m
Gangguan Pertukaran Gas
• RR: 42x/menit
• SPO2: 100%
• S: 34 ℃
• PO2: 50,0 (L)
• Takikardi
• Pola napas irregular
• PH arteri 7,46 (H)
• CD 4 = 20
Corakan bronkovaskular kedua paru baik, tampak
opasitas dengan infiltrat dikedua lapang paru,
sinus phrenicocortalis kanan kiri tajam,
Intervensi

SLKI: SIKI:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Terapi oksigen (I.01026)
diharapkan masalah dapat teratasi dengan 2. Pengaturan posisi (I.01019)
kriteria hasil 3. pemberian obat intravena(I.02065)
pertukaran gas (L.01003) 4. Pemberian obat oral (I.02072)
• Dispneu menurun
• PO2 membaik
• PH arteri membaik
• Pola napas membaik
• Takikardia membaik
• Diaforesis menurun
• Gelisah menurun
Implementasi

Terapi Oksigen Pemberian obat Intravena pemberian obat Oral

1. memonitor kecepatan aliran 1. Melakukan pemberian obat injeksi : 1. Melakukan pemberian obat
oksigen • Meropenem 3X1 g oral :
2. Mengatur posisi semi-Fowler • Resfar 1X1 mg • OAT (R490, H300, Z
untuk mengurangi sesak • Moxifloxasin 1X400 mg 1000, E 750
3. Memantau status oksigenasi • OMZ 2x1 mg • Cotrimoxazole 2X960 mg
sebelum dan sesudah mengubah • Dexametasone 3X1 mg • Nystatin 3X2 mg
posisi • Fluconazole 1X200 mg • Sanmol 3X1 mg
4. Memberikan O2 HFNC dengan: • Curcuma 3X1 mg
Flow 50%, VIO 70%
5. Memantau TTV
6. Melakukan pemberian obat
Evaluasi

S: klien mengatakan sesak sedikit berkurang


O: K/u lemah, GCS: 4,5,6, masih takikardi, pola napas irreguler, gelisah berkurang
•TD: 120/95 mmhg
•N: 102 x/m
•RR: 27x/m
•SPO2: 100%
•Suhu: 34,6 ℃
•PO2: 50,0 (L)
•PH arteri 7,46 (H)

A: masalah teratasi sebagian


P: lanjutkan intervensi
• Terapi oksigen
• Pemberian obat IV dan Oral
• pengecekan BGA terbaru
• Perawatan luka didaerah kemaluan
ANALISA DATA

Diagnosa Keperawatan
Ds : klien mengatakan sesak dan susah tidur

Do :
• TD:111/78 mmhg
• N: 107x/menit
• RR: 42x/mnt
• S:34°C
GANGGUAN POLA TIDUR
• Spo2:100%
• Sering terbangun
• tidur kurang lebih 3-4 jam/hari
• terdapat mata panda
• klien Nampak sesak
INTERVENSI KEPERAWATAN

SLKI:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan


masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil

Pola tidur (L.05045) SIKI:


1. Dukungan tidur (i.05174))
• Keluhan sulit tidur menurun
• Keluhan sering terjaga menurun
• Keluhan tidak puas tidur menurun
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Dukungan Tidur

• Mengidentifikasi pola
aktivitas dan tidur
• Mengidentifikasi factor
penggangu tidur
• Memonitor TTV
EVALUASI
S: klien mengatakan sesak sedikit berkurang dan dan lumayan bisa tidur

O: K/u lemah,
• TD: 120/95 mmhg
• N: 102 x/m
• RR: 27x/m
• SPO2: 100%
• Suhu: 34,6 ℃
• GCS: 4,5,6,
• Masih terdapat mata panda
• Saat tidur masih terbangun sesekali
• Tidur kurang lebih 5-6 jam/hari

A: masalah teratasi sebagian


P: lanjutkan intervensi
• Terapi oksigen
• Pemberian obat IV dan Oral
• Perawatan luka didaerah kemaluan
ANALISA DATA

Ds : klien mengatakan sesak


Diagnosa Keperawatan
Do :
• k/u: lemah
• TD:111/78 mmhg
• N: 107x/menit
• RR: 42x/mnt
• S:34°C
• Spo2:100% DEFISIT PERAWATAN DIRI
• Perawatan diri dibantu
• Makan dan minum dibantu
• Mulut tampak kotor
• Telinga tampak kotor
• Rambut tampak kusam
• Mukosa bibir kering
• Klien terpasang kateter
• Klien terpasang NGT
INTERVENSI KEPERAWATAN

SLKI:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan


masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil SIKI:

Perawatan Diri (L.11103) 1. Dukungan perawatan diri : BAB/BAK


2. Dukungan perawatan diri : berpakaian
• Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
• Kemampuan makan meningkat 3. Dukungan perawatan diri : makan/minum
• Kemampuan ketoilet (BAB/BAK) meningkat 4. Dukungan perawatan diri : mandi
• Kemampuan mandi meningkat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• memonitor • memfasilitasi • memonitor
integritas kulit mengenakan kebersihan tubuh
pasien pakaian (mis. Rambut,
• Menjaga privasi • memonitor mulut,
pasien selama kemampuan kulit,kuku)
eliminasi menelan (klien • memberikan
• Menyediakan alat terpasang NGT) bantuan sesuai
bantu kateter • mengatur posisi tingjat
yang nyaman untuk kemandirian
makan/minum
EVALUASI
S: klien mengatakan sesak sedikit berkurang

O: K/u lemah,
• TD: 120/95 mmhg
• N: 102 x/m
• RR: 27x/m
• SPO2: 100%
• Suhu: 34,6 ℃
• GCS: 4,5,6,
• Perawatan diri masih dibantu
• Makan dan minum dibantu
• Rambut tampak kusam
• Mukosa bibir kering
• Klien terpasang kateter
• Klien terpasang NGT

A: masalah teratasi sebagian


P: lanjutkan intervensi
• Terapi oksigen
• Pemberian obat IV dan Oral
• Perawatan luka didaerah kemaluan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai