Anda di halaman 1dari 19

KEPALA PENGELOLA

LINGKUNGAN GEDUNG
LEVEL 6
Pengelolaan Air Bersih
Proses pengolahan air bersih merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan tujuan untuk
memusnahkan zat dan partikel entah itu yang bersifat kimia, fisika, maupun biologis yang dinilai bisa
membahayakan air yang digunakan oleh masyarakat.
Hasil dari pengolahan air tersebut nantinya menghasilkan air yang bersih dalam artian jernih, tidak
berbau, tidak berwarna, dan juga aman untuk digunakan. Selain memperhatikan kualitasnya,
pengolahan air juga perlu memperhatikan sifat dari air tersebut agar hasilnya tidak bersifat korosif
yang bisa merusak pipa.

Air Bersih selain bisa didapatkan secara alami juga bisa didapatkan dari proses pengolahan terlebih
dahulu. Perusahaan atau pihak yang melakukan pengolahan air ini akan berusaha untuk
menghasilkan air bersih yang sesuai dengan standar kelayakan.
Untuk menghasilkan ketersediaan air bersih umumnya menggunakan metode pengelolaan air bersih
secara fisika dan kimiawi. Kedua metode yang sering digunakan ini sering disebut dengan istilah
Instalasi Pengolahan Air atau yang disingkat IPA.
Terdapat 3 tahapan penting dalam proses pengolahan air bersih, berikut
tahapan-tahapannya:
1. Intake Building
Intake building adalah sebuah bangunan yang difungsikan sebagai wadah atau tempat pertama kalinya air yang
berasal dari berbagai sumber air masuk. Bangunan ini memiliki screen bar yang digunakan untuk menyaring
segala jenis benda asing yang ikut terbawa bersama air. Air yang yang sudah masuk dan berada di intake
building ini kemudian akan dimasukan ke dalam sebuah bak besar yang kemudian akan dipompa menuju
bangunan yang selanjutnya.
2. Water Treatment Plant (WTP)
Setelah melewati tahapan di intake building, air yang sudah berpindah ke bak besar yang terdapat dalam intake
building nantinya akan dipompa menuju ke WTP. WTP sendiri merupakan bangunan utama untuk pengelolaan
air bersih. Umumnya bangunan ini terdiri dari 5 bagian yang berfungsi untuk membuat air menjadi bersih, aman
sehingga layak untuk digunakan untuk berbagai keperluan.

3. Reservoir
Sebelum didistribusikan untuk digunakan, air yang telah melalui proses pengelolaan air bersih akan
dimasukkan ke dalam suatu tempat yang merupakan penampungan sementara. Umumnya reservoir
ini berada di tempat dengan elevasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tempat-tempat yang
nantinya menjadi sasaran distribusi. Selanjutnya untuk mendistribusikan air bersih tersebut,
menggunakan pipa-pipa yang terdiri dari berbagai macam ukuran .
Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah biasanya yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan tong-tong atau sulo yang
berada di tiap lantai untuk diturunkan ke TPS yang berada di luar gedung atau di basement. Setelah itu,
mobil pengangkut sampah akan datang untuk mengirimkan sampah-sampah tersebut ke tempat
pengelolaan lebih lanjut.
Pengolahan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dari keahlian
khusus untuk masing-masing jenis zat.
Komponen dalam Sistem Pembuangan Sampah
Komponen-komponen dalam sistem pembuangan sampah itu sendiri tidak terlalu
Jenis Sampah
Pembagian jenis tempat sampah pada saat sekarang ini juga sudah
mengalami peningkatan pesat. Pembagian jenis tempat sampah dapat
dibedakan melalui beberapa hal diantaranya sebagai berikut.
• Berdasarkan jenis sampah Cair - Padat
1. Disposal Padat
Adapun disposal padat pada golongan ini adalah kertas-kertas, kaleng-kaleng, puntung
rokok, plastik dan potongan logam yang bersifat kering.
2. Disposal Cair
Adapun sisa pembuangan sampah cair ini seperti sisa-sisa makanan yang tentunya
mengandung air yang lebih banyak atau bisa dibilang basah.
• Berdasarkan Jenis Sampah Organik - Non Organik
Pembagian sampah berdasarkan jenis ini dapat dibedakan berdasarkan fungsi sampah
tersebut. Yaitu sampah yang dapat di daur ulang atau digunakan kembali (Sampah Organik)
dan sampah yang sulit untuk di daur ulang (Sampah Non-Organik).
Pengelolaan Air Limbah

Limbah yang dihasilkan Gedung bukan hanya sampah-sampah saja tetapi juga sering
meninggalkan limbah cair yang justru akan mengganggu ekosistem di air.
Pengelohan limbah Gedung yang berbentuk cair dapat dilakukan dengan membuat
kolam stabilisasi. Penggunaan kolam ini akan membuat zat-zat pencemar akan
dinetralisasi terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Pengelolaan ini juga bisa
digunakan pada instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).
Hal ini dilakukan supaya limbah cair Gedung yang dikeluarkan tidak bau dan aman jika
Pengendalian Pencemaran Udara

Pengendalian pencemaran udara adalah upaya


pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran
udara serta pemulihan mutu udara.
Adapun upaya pencegahan dan pengendalian terhadap polusi udara dapat dilakukan
sebagai berikut :
• Penghijauan : Penghijauan dan reboisasi dapat menurunkan polusi udara oleh CO2.
Secara alamiah tumbuhan menyerap CO2 untuk fotosintesis, dengan penghijauan
berarti akan meningkatkan pengambilan CO2 udara oleh tumbuhan.
• Memasang penyaring udara pada cerobong asap pabrik : Memasang penyaring
udara pada cerobong asap pabrik untuk menyaring partikel-partikel yang bercampur
asap agar tidak terbebas ke udara.
• Menetapkan kawasan industri yang jauh dari kawasan pemukiman warga
• Mengurangi pemakaian bahan bakar dari fosil (minyak bumi dan batu bara) pada
industri dan pembangkit listrik.
• Memanfaatkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan
• Memanfaatkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dapat berupa energi
biogas, energi surya dan energi panas bumi untuk menggantikan energi minyak bumi
dan batu bara.
Program Penghematan Energi

Audit energi merupakan bagian dari konsep green building yang


merupakan salah satu solusi untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan
meminimalisasi krisis energi yang muncul dari dampak perkembangan
sektor industri konstruksi. Audit energi digunakan untuk menilai konsumsi
energi suatu bangunan dan berfungsi untuk menentukan penggunaan
energi yang efisien.
Proses audit energi merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi
potensi-potensi penghematan energi. Audit ini akan menghasilkan data
penggunaan energi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam program
efisiensi energi Secara otomatis, hasil audit juga akan memberikan
informasi mengenai langkah-langkah yang tepat untuk menjalankan
program efisiensi energi. Proses ini juga menjadi dasar dari penentuan
target efisiensi yang akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana aksi
Data-data dalam melakukan audit energi
• Data-data yang dikumpulkan selama melakukan audit energi di gedung
perkantoran haruslah mampu menggambarkan kebutuhan energi dan
konsumsi energi gedung tersebut. Jadi sangatlah penting jika para auditor
energi, paling tidak, memiliki data yang menginformasikan tentang:
• Lokasi gedung dan lingkungan sekitarnya;
• Luasnya area gedung;
• Penggunaan alat-alat elektronik;
• Jenis pendingin ruangan dan cara pengoperasiannya;
• Jenis dan jumlah lampu yang digunakan sebagai penerangan serta cara
pengoperasiannya;
• Material yang digunakan pada dinding, langit-langit, jendela, dan lantai;
• Sistem penghematan energi yang sudah pernah dilakukan oleh gedung
tersebut;
• Tagihan biaya listrik mulai dari 3 tahun yang lalu sampai waktu dilakukannya
audit energi; dan
Audit Energi
Penanganan Kondisi darurat

Keadaan darurat adalah kejadian atau insiden tidak terduga atau tidak
direncanakan yang berakibat membahayakan manusia; mengganggu kelancaran
operasi; atau mengakibatkan kerusakan fisik atau lingkungan, yang harus dicegah
dan ditanggulangi secara cepat dan tepat agar akibat yang ditimbulkannya dapat
ditekan sekecil mungkin. Contoh keadaan darurat meliputi:
• Bencana alam (banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, dll.)
• Kebakaran
• Kebocoran gas beracun
• Tumpahan bahan kimia
• Ledakan pada tangki, bin, silo, dll.
Bagaimana cara melindungi diri sendiri, karyawan dan kegiatan bisnis saat
terjadi keadaan darurat?
Cara terbaik adalah dengan membuat perencanaan tanggap darurat sebagai langkah
persiapan dan penanggulangan keadaan darurat. Hanya sedikit orang yang dapat
berpikir secara jernih dan logis saat keadaan darurat terjadi, maka sangat penting
bagi manajemen dan seluruh pekerja untuk merencanakan dan menerapkan
Prosedur Peringatan Dini dan Keadaan Darurat adalah Tata Cara dalam mengantisipasi
keadaan darurat.
1. Apabila melihat keadaan tanda bahaya
• Tetap tenang;
• Bunyikan alat tanda bahaya/bel/alarm;
• Hubungi nomor telpon keadaan darurat.
2. Apabila anda mengalami keadaan darurat, maka :
• SEGERA : Hentikan pekerjaan dan tinggalkan gedung ketika diketahui/didengar terdapat tanda bahaya
atau ketika anda diminta untuk melakukannya;
• HINDARI : Kepanikan;
• IKUTI : Instruksi dan bekerjasamalah dengan mereka yang bertanggungjawab atas keadaan darurat;
• MATIKAN : Semua peralatan kerja terutama listrik dan tutup laci meja;
• JANGAN : Menunda untuk segera meninggalkan gedung dengan mencari barang-barang pribadi
dan/atau orang lain;
• PERGI : Ke daerah terbuka yang cukup jauh dari gedung dan jangan menghalangi petugas dan
peralatan mereka;
• JANGAN : Masuk kembali ke dalam gedung sampai ada instruksi dari atasan, petugas atau pihak yang
berwenang akan hal tersebut.
Alat pemadam pada gedung
Sekian
Dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai