Askeb Kasus Kompleks PTM 1 2 3
Askeb Kasus Kompleks PTM 1 2 3
Pertemuan 1-2
01
KONSEP DASAR KASUS KOMPLEKS
PENGERTIAN
RUANG LINGKUP
PENGERTIAN
RUANG LINGKUP
4
KONSEP DASAR KASUS
KOMPLEKS KASUS
KOMPLEKS
DALAM
KEBIDANAN?
Kasus = kedaan/kondisi
Kompleks = majemuk, saling berhubungan
Permasalahan kondisi kesehatan secara
majemuk yang dihadapi oleh pasien
Diagnosa
Mengacu patologi dan
kegawatdaruratan kasus bahaya?
Contoh = PEB + DM + depresi
5
PATOFISIOLOGI ?
Patologi + Fisiologi
Ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang sakit,
meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat.
Gangguan proses seluler normal terjadinya perubahan adaptif.
Perubahan antara sel yang sanggup beradaptasi dan yang cedera
dapat / tidaknya sel itu “mengikuti” dan mengatasi atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan yg berubah & merusak.
Sel cedera menunjukkan perubahan-perubahan yang dapat
mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh dan bermanifestasi sebagai
penyakit.
6
TUJUAN BIDAN DALAM KONDISI KASUS
KOMPLEKS?
7
RUANG LINGKUP PATOFISIOLOGI MATERNAL
9
SOLUSIO PLASENTA
1
0
PLASENTA PREVIA
1
1
PE/E
1
2
DISTOSIA BAHU
1
3
PERDARAHAN PERVAGINAM
Pada TM 1, TM 2, TM 3
Cth : plasenta previa, solusio plasenta,
gangg. Pembekuan darah, abortus.
RETENSIO PLASENTA
Belum lepasnya plaenta melebihi waktu.
+ perdarahan sebagian telah lepas manual plasenta
Tanpa perdarahan akreta/inkreta/pertkreta/adhesive
1
4
ATONIA UTERI
Rahim gagal berkontraksi pasca bayi lahir.
Timbul perdarahan pasca persalinan
Etiologi = partus lama, persalinan terlalu cepat, induksi, poli hidramnion,
gameli, makrosomia, infeksi intrapartum, paritas tinggi.
INFEKSI NIFAS
1
6
METRITIS
Radang miometrium pasca INC
Lanjutan endomiotritis
Keterlambatan syok septik, abses pelvik, peritonitis, trombosis vena yg
dlm, infeksi pelvik menahun, penyumbatan tuba, infertilitas.
BENDUNGAN PAYUDARA
Mastitis
Peradangan kuman.
Saat ibu menyusui
Tamapk bengkak, merah.
Etiologi = ASI menumpuk di
payudara + bakteri
1
8
RUANG LINGKUP PATOFISIOLOGI NEONATAL
19
GINEKOLOGI
cabang kedokteran yang fokus pada kesehatan
tubuh dan organ reproduksi wanita
Mencakup diagnosis, penanganan, hingga
perawatan penyakit yang terkait dengan organ
reproduksi wanita.
2
0
RUANG LINGKUP:
• Infeksi sistem reproduksi
1
• Gangguan Menstruasi
2
• Infertilitas
3
• Tumor/Ca Genital
4
Infeksi menular
seksual Infeksi iatrogenik
Infeksi endogenus
chlamydia, gonore,
Etiologi: pertumbuhan Etiologi = kesalahan
dan HIV berlebih dari organisme prosedur medis aborsi
yang dalam kondisi normal yang tidak sesuai / proses
di saluran reproduksi melahirkan yang tidak
vaginosis bakteri dan dilakukan dengan tepat
kandidiasis vulvovaginal
2
2
GANGGUAN MENSTRUASI
• Amenorhea = primer (>16 th gangg. Genetik, hormon, ovarium), sekunder (>3 bln hamil, laktasi,
menopouse, BB turun berlebihan, miom, stres berat, akseptor KB),
1
• Oligomenorhea siklus > 35-90 hr masuk pubertas/ perimenopouse etiologi= KB, aktivitas
berat, gang. Ovulasi, malnutrisi, depresi, obat antiepilepsi
4
• Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) = nyeri / kram perut ringan, sakit kepala, dan keluhan
psikologis gangg. Serotonin genetik, obes, jarang olga, peny tiroid, alkohol, obat narkotik.
5
2
3
INFERTILITAS DEFINISI:
Rutin berhubungan seksual tanpa
pengaman atau sudah menjalani
program hamil selama 1 tahun atau
lebih gangg. ovulasi
FAKTOR RISIKO
> 35 th, merokok, IMT tdk
normal, depresi, alkohol,
ETIOLOGI WANITA:
2
4
TUMOr / CA GENITAL
25
KELAINAN KONGENITAL S. REPRODUKSI
Kelainan kromosom
ataupun lingkungan.
berupa gang. terjadi Hymen Infervorata kondisi dimana
saat organogenesis himen tidak berlubang yang akan
diketahui setelah menarche.
sistem reproduksi Septum Vagina gangguan fusi atau
janin yang memiliki
kanalisasi kedua duktus muleri.
Aplasia dan Atresia Vagina vagina
genetik normal tak terbentuk dan lobang vagina,
berupa lekukan kloaka.
Cth : himen Atresia tuba berupa atresia parsial,
imperfiorata, atresia tapi lebih sering tuba panjang dan
sempit (hypoplasia).
labium/vagina, Atresia uterus kelainan uterus krn
saluran Muller tidak tumbuh /
duplikasi vulva, penyatuan saluran Muller tidak
hipoplasi vulva, kloaka terjadi
persisten, septum
vagina, dan aplasia
vagina.
2
6
HIV/AIDS
Gejala :
Human Immunodeficiency
Virus.
Tahap 1 : flu 1-2 bln, demam, nyeri
virus menyerang s. imunologi
tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar
mudah sakit
getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot,
Belum ada obat
dan sendi.
Tahap 2 : tidak menimbulkan gejala lebih
AIDS (Acquired Immune lanjut selama bertahun-tahun Virus terus
Deficiency Syndrome) HIV menyebar dan merusak sistem kekebalan
sudah pada tahap infeksi tubuh menular & berlangsung 10 thn/lbh.
akhir Tahap 3 : daya tahan pengidap rentan
Tidak lagi memiliki mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi
kemampuan untuk melawan AIDS. Demam terus-menerus lebih dari
infeksi yang ditimbulkan. sepuluh hari, merasa lelah setiap saat, sulit
Faktor risiko: bernapas, diare yang berat dan dalam jangka
Tanpa kondom, waktu yang lama, terjadi infeksi jamur pada
heteroseks tenggorokan, mulut, dan vagina, timbul
Penatalaksanaan bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang,
tato/tindik hilang nafsu makan, sehingga berat badan 2
Pasangan terinfeksi turun drastis. 7
THANKS
2
8
ASKEB KASUS KOMPLEKS
Pertemuan 3
TALI PUSAT
SOLUSIO PLASENTA
TERJEPIT/MENUMBUNG
PERDARAHAN
PREEKLAMPSIA
SAAT/PASCA BERSALIN
PATOLOGI
Perkembangan sel telur -> kurangnya
vaskularisasi -> sel telur mati secara dini ->
temat nidasi tertutup -> proses pembentukan
desidua di tuba tidak sempurna
DEFENISI :
lepasnya plasenta secara dini dari lapisan rahim sebelum selesainya kala dua persalinan.
• Salah satu penyebab perdarahan pada kehamilan
• merupakan komplikasi kehamilan yang relatif jarang namun serius membahayakan
kesejahteraan ibu dan janin
EPIDEMIOLOGI :
• Solusio plasenta adalah kondisi yang relatif jarang terjadi namun memerlukan penanganan
segera.
• Mayoritas terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
• Penyebab utama morbiditas ibu dan kematian perinatal
• Berisiko mengalami perdarahan dan kebutuhan akan transfusi darah, histerektomi, kelainan
perdarahan khususnya koagulopati intravaskular diseminata, gagal ginjal, dan sindrom
Sheehan atau nekrosis kelenjar hipofisis postpartum.
Kelas 1: Ringan
• Tidak ada t -t pendarahan vagina atau sedikit pendarahan
vagina.
• Sedikit nyeri tekan pada rahim
• Tekanan darah ibu dan detak jantung WNL
• Tidak ada t -t gawat janin
ASKEB KASUS KOMPLEKS – 2023
Kelas 2: Sedang
• Tidak ada t -t pendarahan vagina hingga pendarahan vagina dalam
jumlah sedang
• Nyeri tekan uterus yang signifikan disertai kontraksi tetanik
• Perubahan t -t vital: takikardia ibu, perubahan tekanan darah
ortostatik.
• Bukti gawat janin
• Perubahan profil pembekuan: hipofibrinogenemia
Kelas 3: Parah
• Tidak ada t -t pendarahan vagina hingga pendarahan vagina yang
banyak
• Rahim tetanik/konsistensi seperti papan pada palpasi
• Kejutan ibu
• Perubahan profil pembekuan: hipofibrinogenemia dan koagulopati
• Kematian janin
ASKEB KASUS KOMPLEKS – 2023
DIAGNOSA
SOLUSIO PLASENTA PLASENTA PREVIA
- Terjadi secara tiba-tiba dan - Tenang
intens - Perdarahan eksternal dan
- Pendarahan mungkin terlihat
terlihat atau tersembunyi - Derajat anemia atau syok
- Derajat anemia atau syok lebih besar dibanding
lebih besar dibanding kehilangan darah
kehilangan darah - Tidak disertai rasa nyeri
- Nyeri sangat hebat dan - Tonus uterus lembut serta
akut rileks pada plasenta previa
- Tonus uterus tegas dan
seperti papan pada solusio
plasenta
KLASIFIKASI
Beberapa tingkatkan seberapa dini bayi lahir prematur yaitu:
• Late preterm, bayi lahir antara 34 hingga 36 minggu kehamilan lengkap.
• Moderately preterm, bayi lahir antara 32 hingga 34 minggu kehamilan.
• Very preterm, bayi lahir kurang dari 32 minggu kehamilan.
• Extremely preterm, bayi lahir pada atau sebelum 24 minggu kehamilan.