Anda di halaman 1dari 24

TATALAKSANA INTERVENSI

PADA S T E M I

BENY PERMADI, S.Kep.


RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
JAKARTA
2023
Outline

Sindrome Koroner Akut / ACS

Myocardial Infarction with Non Obstructive Coronary arteries (MINOCA)

ST Elevasi Miokard Infark

Penatalaksanaan Awal STEMI

Penatalaksanaan Referfusi STEMI


 Perkiraan kejadian tahunan
PENDAHULUAN
infark miokard (MI) di Amerika
Serikat adalah 550 000 kasus
baru dan 200 000 kasus
berulang, dan diperkirakan 300
000 orang meninggal akibat
infark miokard akut sebelum tiba
di rumah sakit.1,5 Pada tahun
2013, 116 793 orang di Amerika
Serikat menderita MI fatal
dengan 57% terjadi pada pria
dan 43% pada wanita. Usia rata-
rata kejadian MI pertama adalah
65,1 untuk pria dan 72 untuk
wanita. Sekitar 38% pasien yang
datang ke rumah sakit dengan
sindrom koroner akut mengalami
infark miokard dengan elevasi
ST
(SINDROM KORONER AKUT : KLINIS DAN DATA
PENELITIAN,Sodiqur Rifqi, 2022)

*Data Registri ACS 2022 RSJPDHK


SINDROM KORONER AKUT (SKA)
PENGERTIAN

Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu kumpulan gejala klinis iskemia
miokard yang terjadi akibat kurangnya aliran darah ke miokardium dengan
gejala berupa nyeri dada, perubahan segmen ST pada electrokardiogram
(EKG) dan perubahan biomarker jantung (Dwi Sanjani et al., 2020) .
KLASIFIKASI

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,


pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), dan
pemeriksaan marker enzim jantung, SKA dibagi
menjadi : (Perki, 2018)
1. Angina Pektoris Tidak Stabil (UAP : Unstable
Angina Pectoris).
2. Infark Miokard dengan Non Elevasi Segmen
ST (NSTEMI: Non ST segment Elevation
Miocardial Infraction)
3. Infark Miokard dengan Elevasi Segmen ST
(STEMI: ST segment Elevation Miocardial
Infraction)
Myocardial Infarction with Non Obstructive Coronary arteries (MINOCA)

Potential Causes

 Myocardial infarction with non-obstructive coronary


arteries (MINOCA) refers to the clinical situation
when a patient presents with symptoms suggestive
of ACS, demonstrates troponin elevation, and has
non-obstructive coronary arteries at the time of
coronary angiography
(European Society of Cardiology (2023)
ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI)

STEMI adalah fase akut nyeri dada,


komponen biasanya disebabkan oleh
pecahnya plak aterosklerotik dengan
oklusi koroner total dan iskemia miokard
klinis, seperti nyeri dada yang persisten,
dan elevasi segmen ST dan diikuti
peningkatan troponin, biomarker
kematian miokard (Novrianti &
Mustamin, 2021)
(European Society of
Cardiology (2017)
L
O
K
A
S
I

I
N
F
A
R
K

(Perki, 2018)
 Di FMS / UGD

(Perki, 2018)
Referfusi strategi
“D
O
N” O
R
LLO TO
BA NE
E
TO DL
R E”
O
O
“D

STEMI ONSET ≤ 12 JAM

FIBRINOLITIK
PRIMARY PCI
WAKTU YANG DIBUTUHKAN
PENATALAKSANAAN STEMI

.
(European Society of
Cardiology (2017)
WAKTU YANG DIBUTUHKAN
PENATALAKSANAAN STEMI

(European Society of
. Cardiology (2023)
Strategi reperfusi pada arteri terkait infark menurut waktu sejak
timbulnya gejala.

European Heart Journal (2017) 00, 1–66


PRIMARY PCI
Primary PCI adalah suatu tindakan
segera yang bertujuan untuk
mengalirkan kembali arteri koroner yang
tersumbat karena trombus pada akut
miokard infark dengan ST-elevasi
(STEMI), dengan menggunakan balon–
kateter koroner, baik diikuti dengan
pemasangan stent maupun tidak. Bila
gumpalan yang menyumbat terlalu
banyak dapat diaspirasi dulu dengan
kateter aspirasi sebelum dibalon atau
dipasang stent (Beatrice et al., 2018).
Pre Procedural
 Inform consent Pasien yang akan menjalani PCI primer sebaiknya
 Persiapan fisik ( cukur2 mendapatkan DAPT berupa aspirin sebelum angiografi,
daerah akses tindakan) disertai dengan antikoagulan intravena. Aspirin diberikan
 Akses infus secara oral dikunyah (160-320 mg). Pilihan penghambat
 Obat-obatan reseptor DAPT yang dapat digunakan antara lain: Ticagrelor
 Monitoring (dosis loading 180 mg, diikuti dosis pemeliharaan 90 mg dua
kali sehari) atau Clopidogrel (disarankan dengan dosis lebih
tinggi yaitu dosis loading 600 mg diikuti 150 mg per hari)

(Perki, 2018)
Trombus Burden (Primary PCI)

.
TIMI FLOW
GRADE IN
ANGIOGRAFI
Case : pasien 35 thn STEMI INFERIOR ONSET 2,5 jam
Pengembangan Balon
RCA angiografi wiring

Pengembangan stent

Setelah pemasangan
stent
Aspirasi trombus
KESIMPULAN

 Peran perawat : dalam Penanganan referfusi yang cepat dan tepat pasien
dengan SKA pada STEMI untuk mencegah keterlambatan system ( delay
system) baik “Door to ballon”atau “door to neddle” sehingga tidak terjadi
komplikasi dan kematian
 Koordinasi dan kolaborasi yang baik : pre hospital system, intra hospital
(persiapan, pengaktifan system )
 Edukasi tentang tanda dan Gejala SKA dan pertolongan pertama untuk
mencegah delay pasien
“TIME IS “TEAM IS
MUSCLE”MIRACLE”
Referensi
Ibanez, B., James, S., Agewall, S., Antunes, M. J., Bucciarelli-Ducci, C., Bueno, H.,
Caforio, A. L. P., Crea, F., Goudevenos, J. A., Halvorsen, S., Hindricks, G., Kastrati,
A., Lenzen, M. J., Prescott, E., Roffi, M., Valgimigli, M., Varenhorst, C., Vranckx, P.,
Widimský, P., … Gale, C. P. (2018). 2017 ESC Guidelines for the management of
acute myocardial infarction in patients presenting with ST-segment elevation. In
European Heart Journal (Vol. 39, Issue 2, pp. 119–177). Oxford University Press.
https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehx393

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Pedoman Nasional


Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Koroner Akut. (2019).

Menees, D. S., Peterson, E. D., Wang, Y., Curtis, J. P., Messenger, J. C., Rumsfeld, J.
S., & Gurm, H. S. (2013). Door-to-Balloon Time and Mortality among Patients
Undergoing Primary PCI. New England Journal of Medicine, 369(10), 901–909.
https://doi.org/10.1056/nejmoa1208200
Nishio, R., Ogita, M., Suwa, S., Nakao, K., Ozaki, Y., Kimura, K., Ako, J., Noguchi,
T., Fujimoto, K., Dai, K., Morita, T., Shimizu, W., Saito, Y., Hirohata, A., Morita, Y.,
Inoue, T., Okamura, A., Mano, T., Wake, M., … Ishihara, M. (2023). Shorter door-
to-balloon time, better long-term clinical outcomes in ST-segment elevation
myocardial infarction patients: J-MINUET substudy. Journal of Cardiology, 81(6),
564–570. https://doi.org/10.1016/j.jjcc.2023.01.008

Novrianti, I., . H., & F, M. (2021). Terapi Fibrinolitik Pada Pasien St-Segment
Elevation Myocardial Infarction (Stemi) : Review Artikel. Jurnal Farmasi
Udayana, 55. https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i01.p07

Perki. (2018). Pedoman Tata Laksana Sindrome Koroner Akut.

Rathore, V. (2018). Risk Factors of Acute Myocardial Infarction: A Review.


Eurasian Journal of Medical Investigation.
https://doi.org/10.14744/ejmi.2018.76486

Anda mungkin juga menyukai