Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan XIV

TAILORING COUNSELING (Part 1)

Oleh:
Monik Krisnawati, M.Sc., Apt

1
• Berkomunikasi dan memberikan konseling
mungkin terlihat mudah atau ada bahkan
sebagian yang menyepelekan.
• Banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan konseling sehingga tepata
sasaran
• Tailoring conseling mempelajari optimalisasi
konseling

2
REVIEW
• Perbedaan konseling dan informasi
• Informasi ad komunikasi satu arah, pemberi
informasi dapat dilakukan oleh tenaga
kefarmasian atau pasien
• Konseling ad komunikasi dua arah, terdapat
masalah dan terdapat proses pemecahan
masalah.

3
Empat Faktor penting dalam konseling
• Karakteristik Pasien
• Karakteristik obat
• Karakteristik kondisi
• Karakteristik situasi

4
1. Karakteristik Pasien
• Lansia, dalam pengobatannya termasuk dalam
kategori polifarmasi,
• Di sisi lain lansia sudah mengalami
kemunduran fungsi fisiologi tubuh sehingga
kombinasi kedua titik perhatian tersebut
menimbulkan permasalahan pada saat
konseling.
• Terjadi reaksi yang tidak diinginkan dalam
pengobatan
5
• Anak-anak, kondisi fisiologinya berbeda dengan
orang dewasa, karena anak-anak bukan”orang
dewasa dalam bentuk mini” sehingga perlu
hati-hati.
• Latar belakang budaya yang berbeda, akan
memberika persepsi berbeda terhadap penyakit
• Contoh: muntah dan diare ada sebagian
masyarakat yang menganggap hal tersebut
alami sehingga tidak beresiko jika dibiarkan.
6
• Kekurangan dari pasien, tenaga kefarmasian
akan berhadapan dengan pasien yang sulit
memberikan gambaran kondisi aatau
informasi terkait dengan penyakit yang
diderita.
• Hal tersebut dapat diatasi dengan keaktifan
tenaga kefarmasian untuk membaca literatur

7
• Cth: pasien yang mempunyai kekurangan
pendengaran– tenaga kefarmasian harus tahu jika
pasien tidak paham, sehingga penjelasan akan
dipelankan dengan gerakan bibir yang terbaca,
menggunakan bahasa non verbal.
• Pasien tidak dapat membaca--- akan mengatakan
kaca matanya ketinggalan
• Pasien gangguan penglihatan– arah pandangan
pasien akan berbeda dengan posisi duduk tenaga
kefarmasian
8
• Gaya hidup dan pekerjaan, perlu diketahui
oleh tenaga kefarmasian terkait dengan
pemberian obat yang sesusi dengan gaya
hidup dan pekerjaan pasien.
• Cth: pemberian CTM pada pasien yang bekerja
sebagai sopir bus malam

9
2. Karakteristik Obat
• Obat pada dasarnya dibagai menjadi 2 kelompok
yaitu OTC dan ethical.
• Perlu diperhatikan bahwa dengan
mempertimbangkan jenis obat tenaga kefarmasian
harus mempertimbangkan jenis konseling yang
tepat disesuaikan dengan karakteristik obat.
• Cth: obat ethical mempunyai tingkat resiko yang
lebih tinggi dibanding obat OTC sehingga
diperlukan konseling yang tepat

10
3. Karakteristik Kondisi
• Misal pasien dengan penyakit epilepsy, tenaga
kefarmasian harus menganalisis obat yang
digunakan mengarah pada obat epilepsy---
pemberitahuan tidak boleh di depan umum–
diperlukan privasi untuk kasus-kasus penyakit yang
menimbulkan rasa malu pada pasien.
• Penyakit tidak sembuh (HIV/AIDS, cancer,
hipertensi), tenaga kefarmasian harus menjelaskan
tetapi jangan menjanjikan kesembuhan, yang paling
utama adalah kepatuhan meminum obat
11
• Cth lain, gagal ginjal kronis, diberikan penjelasan
karena seringkali pasien yang sudah tahu tentang
penyakitnya tidak dapat sembuh akan
mengakibatkan ketidakpatuhan yang disebabkan
timbulnya perasaan apatis.
• Tenaga kefarmasian harus dapat memotivasi untuk
meminum obat
• Kasus yang sering terjadi adalah pasien tidak mau
minum diuretika, sehingga diperlukan keterampilan
tenaga kefarmasian untuk peka dan mendorong
pasien patuh terhadap aturan penggunaan obat 12
4. Karakteristik Situasi
• Pasien yang baru datang ke apotek dan pasien
yang sudah terbiasa datang ke apotek
• Pasien baru- tenaga kefarmasian belum
mengetahui informasi, sehingga perlu mencari
informasi dari pasien
• Pasien lama- sudah terdapat informasi tentang
pasien, terkait alergi, kebiasaan, pekerjaan, dll
sehingga memudahkan penanganannya

13
• Pasien dalam keadaan marah, biasanya terkait
dengan vonis terhadap penyakit yang diderita,
sehingga tenaga kefarmasian harus menanamkan
pemahaman kepada pasien
• Pasien takut akan penyakitnya, cth: seorang bapak
yang takut karena dengan sakit tidak dapat bekerja
untuk mencukupi kebutuhan keluarganya
• Pasien yang emosional atau kecewa
• Pasien yang terburu-buru dan pasien yang santai
Kasus yang terjadi obat mengalami interaksi
sehingga perlu suatu penjelasan..
14
TERIMA KASIH

15

Anda mungkin juga menyukai