Anda di halaman 1dari 88

RSM Indonesia

Pengaturan Transfer Pricing Indonesia dalam PMK-172 tahun


2023 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman
Usaha dalam Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa

T Qivi Hady Daholi


Partner Tax Transfer Pricing & International Taxation RSM Indonesia
PROFIL PEMBICARA
T QIVI HADY DAHOLI
Partner Tax • Qivi adalah Partner Tax di RSM Indonesia dengan
RSM Indonesia
pengalaman profesional selama lebih dari 15 tahun.
Sebagian besar karirnya dihabiskan di Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) Indonesia.
• Qivi memiliki keahlian yang mendalam pada bidang
Transfer Pricing dan International Tax.
Ahli Madya Akuntansi Pemerintah, Sekolah • Qivi aktif sebagai pembicara di Ikatan Konsultan Pajak
Tinggi Akuntansi Negara (STAN),
Indonesia Indonesia dan kampus di Indonesia. Selain itu, Qivi juga
Sarjana Ekonomi, jurusan Akuntansi, telah menerbitkan sejumlah publikasi di jurnal praktisi
Universitas Sumatera Utara, Indonesia perpajakan internasional, konferensi akademik, dan media
Master of Science in International Accounting and Finance, Birmingham
Business School, University of Birmingham, England
nasional.

2
Disclaimer
-
The view expressed here is
strictly personal and does not
reflect the institution he works or
associated with
(RSM Indonesia)
What does this figure represent?

60 – 70% 48%

172 24 + 24
Mengapa Tranfer Pricing Menjadi Penting?

Harga
Transfer

Pembelian dari Harga jual ke customers


Pabrikan Distributor (3rd party) =
suppliers (3rd party) =
200 400

Gross Profit Indonesia Harga Transfer Gross Profit Singapura Total Profit (tetap 400 – 200)
-50 0 150? 250 42.5
200
0 0 200? 200 34 200 34
50 11 250? 150 25.5 200 36.5
42.5
Berapapun harga transfer, total profit secara grup tetap, tetapi beban pajak grup
akan berbeda, dan beban pajak di tiap yurisdiksi akan berbeda
ALP as the rule of game

Domestic
Regulation
(PMK-172)

Arm’s Length
Principle

OECD TP UN TP
Guideline Manual
Kewenangan Dirjen Pajak terkait TP
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali
besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang
sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi
Pasal 18 ayat Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib
(3) UU Pajak Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak
Penghasilan dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode
perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga
penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.

Dalam hal Harga Jual atau Penggantian dipengaruhi


oleh hubungan istimewa, maka Harga Jual atau Pasal 2 ayat (1)
Penggantian dihitung atas dasar harga pasar wajar pada UU Pajak
saat penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak Pertambahan
itu dilakukan. Nilai
Kewenangan Dirjen Pajak terkait TP

HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 18 ayat
Dianggap ada apabila:
(4) UU Pajak
a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau
Penghasilan
tidak langsung paling rendah 25% pada Wajib Pajak
lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling
rendah 25% pada dua Wajib Pajak atau lebih atau hubungan di
antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;
b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih
Pasal 2 ayat (2) Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama
UU Pajak baik langsung maupun tidak langsung; atau
Pertambahan c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda
Nilai dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu
derajat.
Pengaturan dalam PMK-172

Pengujian
Hubungan TP Doc (Berlaku Kepatuhan oleh Correspond. Dispute
Penerapan ALP
Istimewa utk FY 2024) DJP Adjustment Resolution

• Kepemilikan • Tahapan • Three-tiered TP Doc • Primary adjustment • Persyaratan dan • MAP – TP &
• Penguasaan penerapan ALP – Master File, Local • Secondary prosedur interpretasi tax
• Hub keluarga • Tahapan File, CbCR adjustment Corresponding treaty
sedarah/semenda pendahuluan untuk • Kriteria TP Doc • VAT adjustment/Penyes • APA – Unilateral,
transaksi tertentu • Kewenangan adjustment uaian keterkaitan Bilateral,
• TP Method meminta TP Doc Multilateral APA
Perubahan dalam PMK-172

No Tema PMK-172
1 Penerapan ALP a. Penjelasan detil tentang tahapan penerapan PKKU
b. Terdapat tujuh jenis transaksi tertentu yang harus melalui tahapan pendahuluan (jasa
intragroup, pemanfaatan intangible asset, pinjaman intragroup, transaksi keuangan
lainnya, pengalihan asset, restrukturisasi usaha, kesepakatan kontribusi biaya)

2 TP Doc (berlaku untuk tahun a. Harus tersedia paling lama satu bulan sejak disampaikan permintaan dari DJP dalam
pajak 2024 dan seterusnya) rangka pemeriksaan atau pengujian kepatuhan
b. Acuan threshold CbCR (11 Trilyun) adalah tahun pajak sebelum pelaporan

3 Pengujian kepatuhan oleh DJP – a. Secondary adjustment muncul di tahapan pemeriksaan dan pengujian kepatuhan
Secondary adjustment b. Tidak berlaku apabila disetujui dan/atau repatriasi

4 Pengujian kepatuhan oleh DJP – a. Menegaskan wewenang DJP untuk melakukan koreksi PPN dan berlaku apabila harga jual
VAT adjustment/Koreksi atas PPN afiliasi di bawah harga pasar
b. Tidak menyebabkan pembetulan bagi lawan transaksi
Perubahan dalam PMK-172

No Tema PMK-172
5 Corresponding a. Corresponding adjustment hasil pemeriksaan dapat dilakukan apabila WP setuju dengan hasil
Adjustment/Penyesuaian pemeriksaan dan tidak mengajukan upaya hukum.
keterkaitan b. Dilakukan melalui pembetulan SPT (apabila belum diperiksa), penerbitan SKP yang
mempertimbangkan penentuan harga transfer oleh DJP (apabila dalam proses
pemeriksaan), pembetulan SKP (apabila sudah diperiksa)

6 Dispute resolution a. Hasil MAP berupa Surat Keputusan Persetujuan Bersama (SKPB) dan dapat langsung
menjadi dasar penagihan pajak atau pengembalian pajak.
b. APA – pengaturan Multilateral APA & penghapusan sanksi administrasi untuk pembetulan
dari APA dan rollback
Hubungan Istimewa dalam PMK 172
Hubungan Istimewa dalam PMK-172 – UU PPh & UU PPN

Keadaan ketergantungan atau keterikatan satu pihak dengan pihak


lainnya

disebabkan oleh
Kepemilikan atau Hubungan keluarga
penyertaan sedarah atau
modal semenda
Penguasaan

Mengakibatkan pihak satu:


 mengendalikan pihak lain;
atau
 tidak berdiri bebas
Hubungan Istimewa karena Kepemilikan dianggap ada:

1 Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25%
(dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain;

2 hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh
lima persen) pada 2 (dua) Wajib Pajak atau lebih atau hubungan di antara 2 (dua) Wajib
Pajak atau lebih yang disebut terakhir;
Hubungan Istimewa karena Penguasaan dianggap ada:

1 Satu pihak menguasai pihak lain atau satu pihak dikuasai oleh pihak lain, secara langsung dan/atau tidak
langsung;

2 Dua pihak atau lebih berada di bawah penguasaan pihak yang sama secara langsung dan/ atau tidak langsung;

3 Satu pihak menguasai pihak lain atau satu pihak dikuasai oleh pihak lain melalui manajemen atau
4 penggunaan teknologi
Terdapat orang yang sama secara langsung dan/atau tidak langsung terlibat atau berpartisipasi di dalam
pengambilan keputusan manajerial atau operasional pada dua pihak atau lebih;

5 Para pihak yang secara komersial atau finansial diketahui atau menyatakan diri berada dalam satu grup

6 usaha yang sama; atau

Satu pihak menyatakan diri memiliki hubungan istimewa dengan pihak lain.
Hubungan Istimewa karena hubungan keluarga sedarah atau semenda
dianggap ada:

terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis


keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat.
Penerapan PKKU dalam PMK 172
Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha

Harga Transfer
ALP
Wajar

C
O
KONDISI & INDIKATOR M
HARGA TRANSAKSI YANG P
DIPENGARUHI HUBUNGAN A KONDISI & INDIKATOR HARGA
ISTIMEWA R TRANSAKSI INDEPENDEN YANG
E
SEBANDING

PKKU / ALP
prinsip yang berlaku di dalam praktik bisnis yang sehat
yang dilakukan sebagaimana Transaksi Independen
Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha
• Dilakukan:
a. Berdasarkan keadaan sebenarnya
b. Ex-ante basis
c. sesuai dengan tahapan PKKU
• Dilakukan secara terpisah / segregasi
• Apabila transaksi saling terkait dan mempengaruhi => analisis agregasi
Tahapan Penerapan PKKU

mengidentifikasi Transaksi yang Analisis


1 Dipengaruhi Hubungan Istimewa 4 Kesebandingan
dan Pihak Afiliasi;

Menentukan metode
2 Analisis 5 TP
industri

mengidentifikasi hubungan komersial Menerapkan metode TP dan harga


3 dan/ atau keuangan antara Wajib Pajak 6 wajar
dan Pihak Afiliasi dengan melakukan
analisis atas kondisi transaksi;

Penerapan PKKU untuk transaksi tertentu harus disertai


dengan tahapan pendahuluan
Tahapan Penerapan PKKU – 1. Identifikasi transaksi
3. Hubungan Istimewa?

Tn A

1. Jenis transaksi ??
PT A A Ltd

2. Pihak ?? 2. Pihak ??
Tahapan Penerapan PKKU – 2. Analisis Industri
• Analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor berupa:
a. jenis produk berupa barang atau jasa
b. karakteristik industri dan pasar, seperti pertumbuhan
pasar, segmentasi pasar, siklus pasar, teknologi,
ukuran pasar, prospek pasar, rantai pasokan, dan Untuk mengidentifikasi perbedaan
rantai nilai kondisi transaksi yang dipengaruhi
c. pesaing dan tingkat persaingan usaha hubungan Istimewa dan kondisi
pembanding
d. tingkat efisiensi dan keunggulan lokasi Wajib Pajak
e. keadaan ekonomi yang memengaruhi kinerja usaha Dapat bersumber dari database
dalam industri tersebut, seperti tingkat inflasi, komersial, data BPS, annual report
pertumbuhan ekonomi, suku bunga, dan nilai tukar / pemain utama, dst
kurs
f. regulasi yang memengaruhi dan/atau menentukan
keberhasilan dalam industri
g. faktor-faktor lainnya
Tahapan Penerapan PKKU – 3. Delineasi transaksi dengan analisis
Kondisi Transaksi

Ketentuan kontrak

Fungsi, aset, dan risiko

Karakteristik produk

Keadaan ekonomi

Strategi bisnis
Tahapan Penerapan PKKU – 4. Analisis Kesebandingan

Memahami karakteristik Cara menguji


1 kesebandingan
transaksi dan pihak yang
bertransaksi
2
Identifikasi calon pembanding

3 Penentuan pihak yang diuji

4 Identifikasi perbedaan
kondisi
5 Comparability
adjustment
6 Menentukan pembanding
Pemilihan Pihak yang Diuji dan Pembanding

Pihak yang Diuji (Tested Party)


Pihak yang diuji merupakan pihak dalam Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan
Istimewa yang memiliki fungsi, aset, dan risiko yang lebih sederhana, dengan
mempertimbangkan penerapan metode TP dan ketersediaan data yang andal

Internal vs Eksternal
Dalam hal tersedia pembanding internal dan eksternal dengan tingkat kesebandingan
dan keandalan yang sama, pembanding internal yang dipilih dan digunakan

Pembanding Domestik atau Negara Lain


Dalam hal tersedia lebih dari satu pembanding eksternal dengan tingkat kesebandingan
dan keandalan yang sama, pembanding dari jurisdiksi yang sama dengan pihak yang
diuji, dipilih dan digunakan
Ilustrasi Pemilihan Pihak yang Diuji dan Pembanding

Fungsi x Fungsi xxx


Aset xx Aset xx
Risiko x Risiko xx

PT A A
(ID) Ltd
(SG)
Penjualan 100.000 Penjualan 120.000
Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000

Pembanding Pembanding
A 10% D 5%
B 12% E 7%
C 8% F 10%

Siapakah pihak yang diuji?


Ilustrasi Pemilihan Pihak yang Diuji dan Pembanding

Fungsi xxx Fungsi x


Aset Aset x
xxx Risiko xx
Risiko
xxxPT A A
(ID) Ltd
(BVI
Penjualan 100.000 Penjualan unknown
Cost (90.000) Cost ) (unknown)
Profit 10.000 Profit unknown

Pembanding Pembanding Tidak


A 10% dapat ditemukan
B 12%
C 8%

Siapakah pihak yang diuji?


Ilustrasi Pemilihan Pihak yang Diuji dan Pembanding
B Ltd
Fungsi x (SG) Fungsi
Aset xx Aset
Risiko x xxx
Risiko
xx
xx
PT A A
(ID) Ltd
(SG)
Penjualan 100.000 Penjualan 120.000
Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000

Pembanding Pembanding
A 10% D 5%
B 12% E 7%
C 8% F 10%

Pembanding mana yang digunakan?


Ilustrasi Pemilihan Pihak yang Diuji dan Pembanding

Fungsi x Fungsi xxx


Aset xx Aset xx
Risiko x Risiko xx

PT A A
(ID) Ltd
(SG)
Penjualan 100.000 Penjualan 120.000
Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000

Pembanding Pembanding
A 10% D 5%
PT B E 7%
B 12%
C 8% (ID) F 10%

Pembanding mana yang digunakan?


Ilustrasi Pemilihan Pihak yang Diuji dan Pembanding
PT B
Fungsi x (ID) Fungsi
Aset xx Aset
Risiko x xxx
Risiko
xx
xx
PT A A
(ID) Ltd
(SG)
Penjualan 100.000 Penjualan 120.000
Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000

Pembanding Pembanding
A 10% D 5%
B 12% E 7%
C 8% F 10%

Pembanding mana yang digunakan?


Five Transfer Pricing Methods
Metode Penentuan Harga Transfer
Perbandingan harga antara pihak yang independen (Comparable Uncontrolled Price)

1
sesuai untuk transaksi
 produk komoditas
 barang atau jasa dengan karakteristik yang sama atau serupa dengan barang atau jasa pada
Transaksi Independen dalam kondisi yang sebanding

Harga penjualan kembali (Resale Price Method)

2
sesuai untuk transaksi yang melibatkan distributor atau reseller yang; melakukan penjualan Kembali
dengan harga yang sudah memenuhi PKKU, dan tidak menanggung risiko bisnis, tidak memiliki
kontribusi unik dan bernilai, atau tidak memberikan nilai tambah signifikan.

Biaya-plus (Cost Plus Method)

3 sesuai untuk transaksi yang melibatkan pabrikan atau penyedia jasa yang; membeli bahan baku dengan
harga yang sudah memenuhi PKKU, dan tidak menanggung risiko bisnis atau tidak memiliki kontribusi unik
dan bernilai
Metode Penentuan Harga
Transfer
4Metode lainnya*, seperti
Metode pembagian laba (Profit Split Method)
a sesuai untuk kondisi transaksi di mana para pihak yang bertransaksi memiliki kontribusi unik dan bernilai, sangat
terintegrasi, dan saling menanggung risiko signifikan

Laba bersih transaksional (Transactional Net Margin Method)


b paling sesuai untuk kondisi transaksi di mana salah satu pihak yang bertransaksi tidak memiliki kontribusi unik dan bernilai, tidak
menanggung risiko signifikan, dan kegiatan usaha para pihak yang bertransaksi tidak terintegrasi.
Perbandingan transaksi independen (Comparable Uncontrolled Transaction)
c sesuai untuk transaksi yang dinilai berdasarkan basis tertentu seperti tingkat suku bunga, diskonto, provisi, komisi, dan persentasi
royalti terhadap penjualan atau laba operasi

Penilaian harta berwujud dan tidak berwujud


d sesuai untuk transaksi antara lain; pengalihan harta, persewaan harta berwujud, penggunaan atau hak menggunakan harta tidak
berwujud, pengalihan aset keuangan, pengalihan hak sehubungan dengan hak pertambangan, kehutanan, perkebunan dan hak
lain yang sejenis.

Penilaian bisnis
e sesuai untuk transaksi antara lain restrukturisasi usaha termasuk pengalihan fungsi, aset, dan/ atau risiko antar Pihak Afiliasi,
pengalihan harta selain kas kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan
modal ( inbreng), transaksi pengalihan harta selain kas kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota dari perseroan,
*OECD TPG 2.9 – 2.10
persekutuan, atau badan lainnya
1. Metode CUP
• PT A dan A Ltd adalah pihak
yang memiliki hubungan
istimewa
Transaksi yang diuji
PT A A Ltd • Transaksi 1 dan 2 dapat
dijadikan pembanding
Transaksi 1 (internal)
internal. Lakukan analisis
terhadap ketersediaan
PEMBANDING INTERNAL
terlebih dahulu

• Pembanding eksternal dapat


B Ltd berupa transaksi antar pihak
independent (transaksi 3),
Transaksi 2 (internal) atau harga indeks (quoted
price)
C Ltd
• Perhatikan perbedaan antara
calon pembanding dengan
transaksi yang diuji. Lakukan
penyesuaian yang memadai
jika penyesuaian dapat
Quoted Price meningkatkan kesebandingan
2. Metode Resale Price

Grup Usaha

Harga
Transfer?
Supplier Manufaktur Distributor B Ltd

Transaksi yang
dipengaruhi HI

Pihak yang diuji

Harga Transfer = Harga Jual x (1 – Gross Margin Sesuai


PKKU)
3. Metode Cost Plus

Grup Usaha

Harga
Transfer?
Supplier Manufaktur Distributor B Ltd

Transaksi yang
dipengaruhi HI

Pihak yang diuji

Harga Transfer = COGS x (1 + Mark-Up Wajar Sesuai PKKU)


4. Metode TNMM – Analogi Resale Price

Grup Usaha

Harga
Transfer?
Supplier Manufaktur Distributor B Ltd

Transaksi yang
dipengaruhi HI

Pihak yang diuji


Pengujian Kewajaran Harga Transfer Pihak yang Diuji dilakukan dengan menguji laba operasi bersih yang
mencerminkan fungsi dari Distributor, misalnya: Return on Sales atau Operating Margin
4. Metode TNMM – Analogi Cost Plus

Grup Usaha

Harga
Transfer?
Supplier Manufaktur Distributor B Ltd

Transaksi yang
dipengaruhi HI

Pihak yang diuji


Pengujian Kewajaran Harga Transfer Pihak yang Diuji dilakukan dengan menguji laba operasi bersih yang
mencerminkan fungsi dari Manufaktur, misalnya: Return on Total Cost atau Mark Up on Total Cost
5. Metode Profit Split (PSM)

Grup Usaha
Independen
PT A A Ltd
Profit Profit

Cth: PT A => 60% ; A Ltd =>40%


Pemilihan Metode
Metode dipilih berdasarkan ketepatan dan keandalan metode*, yang dinilai dari:
a. kesesuaian metode Penentuan Harga Transfer dengan karakteristik Transaksi yang Dipengaruhi
Hubungan Istimewa yang diuji dan karakteristik usaha para pihak yang bertransaksi;
b. kelebihan dan kekurangan setiap metode yang dapat diterapkan;
c. ketersediaan Transaksi Independen yang menjadi pembanding yang andal;
d. tingkat kesebandingan antara Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa dan
Transaksi Independen yang menjadi pembanding; dan
e. keakuratan penyesuaian yang dibuat dalam hal terdapat perbedaan kondisi antara Transaksi
yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa dan Transaksi Independen yang menjadi pembanding

Dengan memperhatikan**:
 Dalam hal CUP atau CUT, dan metode yang lain dapat digunakan dan memiliki keandalan yang
setara, CUP atau CUT lebih diutamakan
 Dalam hal CPM, RPM, PSM, dan TNMM dapat digunakan dan memiliki keandalan yang setara, CPM
dan RPM lebih diutamakan
Aturan Tambahan Untuk Profit Split
• Kontribusi unik dan bernilai adalah kontribusi yang
a. lebih signifikan dari kontribusi yang diberikan oleh pihak yang independen dalam kondisi yang
sebanding; dan
b. menjadi sumber utama manfaat ekonomi aktual atau potensial dalam kegiatan usaha.
• Pembagian laba dapat dilakukan di level laba kotor atau laba bersih
• Pendekatan profit split menggunakan:
a. Contribution analysis => membagi laba gabungan berdasar factor pembagi.
b. Residual analysis => secara teknis merupakan gabungan metode TNMM dan
contribution analysis
• Faktor pembagi dapat berupa persentase pembagian laba dalam transaksi independent atau nilai
relatif kontribusi masing-masing pihak, dan:
a. Terbebas dari transaksi yang dipengaruhi HI
b. Dapat diverifikasi
c. Didukung data pembanding atau data internal pihak bertransaksi
Arm’s Length Price – Titik Wajar

Harga Jual Batubara : USD 126


PT A A
(ID) Ltd
(SG)

HBA Batubara Januari 2024 : USD 125,85


Arm’s Length Price – Rentang Wajar 2 Pembanding
Fungsi x Fungsi xxx
Aset xx Aset xx
Risiko x Risiko xx

PT A A
(ID) Ltd
(SG)
Penjualan 100.000 Penjualan 120.000
Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000
CPM 11,11%

Pembanding
A 15%
B 9%

Rentang Wajar = 9% - 15%


Arm’s Length Price – Rentang Wajar 3 atau lebih Pembanding
Fungsi x Fungsi xxx
Aset xx Aset xx
Risiko x Risiko xx

PT A A
(ID) Ltd
(SG)
Penjualan 100.000 Penjualan 120.000
Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000
CPM 11,11%
P
Ae 10%
Bm 12%
Cb 8%
Da 9% Rentang Wajar = 9% - 12%
En 15%
d
Min 8%
i
Q1 9%
n
Q2g 10%
Q3 12%
Max 15%
Arm’s Length Price – Titik Paling Tepat dalam Rentang Wajar
Fungsi x Fungsi xxx
Aset xx Aset xx
Risiko x Risiko xx

PT A A
(ID) Ltd
(SG)
Penjualan 100.000 Penjualan 120.000
Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000
CPM 11,11%
P
Ae 10% (Cost 5.000 )
Bm 12% (Cost 10.000.000 )
Cb 8% (Cost 5.000.000 )
Da 9% (Cost 100.000)
En 15% (Cost 100)
d
Min
i
8% Titik paling tepat : 9%
Q1 9%
n
Q2g 10%
Q3 12%
Max 15%
Arm’s Length Price – Titik Median
Fungsi x Fungsi xxx
Aset xx Aset xx
Risiko x Risiko xx

PT A A
(ID) Ltd
(SG)
Penjualan 100.000 Penjualan 120.000
Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000
CPM 11,11%
P
Ae 10% (Cost 5.000, Lokasi Indonesia)
Bm 12% (Cost 10.000.000, Lokasi Australia )
Cb 8% (Cost 5.000.000, Lokasi Amerika)
Da 9% (Cost 100.000, Lokasi Amerika)
En 15% (Cost 100, Lokasi Thailand)
d
Min 8%
i
Q1 9%
Q2
n
10% Titik Q2 : 10%
g
Q3 12%
Max 15%
Single vs Multiple Year & Contemporaneous Data
• Nilai indikator harga Transaksi Independen dibentuk berdasarkan data pembanding
tahun tunggal (single year)
• Nilai indikator harga Transaksi Independen dapat dibentuk berdasarkan data
pembanding tahun jamak (multiple year) sepanjang dapat meningkatkan
kesebandingan
• TP Doc harus memberikan penjelasan mengenai alasan penggunaan analisis
tahun jamak dalam hal diperlukan (lampiran PMK-172)
• Data pembanding tahun tunggal (single year) atau tahun jamak (multiple year)
merupakan:
a. data yang tersedia; dan
b. paling mendekati pada saat Penentuan Harga Transfer dan/ atau terjadinya
Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa.
Tahapan Pendahuluan

• Penerapan PKKU untuk transaksi dibawah ini harus dilakukan dengan tahapan
pendahuluan dan tahapan penerapan PKKU
a. transaksi jasa
b. transaksi terkait penggunaan atau hak menggunakan harta tidak berwujud
c. transaksi keuangan terkait pinjaman
d. transaksi keuangan lainnya
e. transaksi pengalihan harta
f. restrukturisasi usaha
g. kesepakatan kontribusi biaya
Alur PKKU dan Tahapan Pendahuluan

1. Identifikasi 3. Delineasi
transaksi yang 2. Analisis Transaksi Tidak transaksi dengan 4. Analisis 5. Pemilihan
dipengaruhi HI Industri khusus? analisis kondisi kesebandingan TP Method
dan Afiliasi transaksi

Ya

3. Tahapan
pendahuluan (analisis 6. Penerapan
benefit & kondisi TP method dan
transaksi) harga wajar
Tahapan Pendahuluan Jasa – Pembuktian bahwa jasa
a. secara nyata telah diberikan oleh pemberi jasa Shareholder activity: aktivitas untuk kepentingan pemilik
dan diperoleh penerima jasa berupa:

b. dibutuhkan oleh penerima jasa a. Biaya jasa terkait administrasi entitas induk, seperti
biaya sehubungan rapat pemegang saham entitas induk,
c.memberikan manfaat ekonomis kepada penenma jasa d. biaya jasa sehubungan penerbitan saham entitas
induk, biaya jasa sehubungan pencatatan saham entitas
bukan merupakan aktivitas untuk kepentingan induk di bursa efek, dan biaya jasa sehubungan dengan
pemegang saham atau jenis kepemilikan lainnya yang terkait pengurus entitas induk
modalnya tidak terbagi atas saham (shareholder
b. biaya jasa terkait kewajiban pelaporan entitas induk,
activity) termasuk biaya jasa penyusunan laporan keuangan, biaya
e. bukan merupakan aktivitas yang memberikan manfaat jasa penyusunan laporan audit, dan biaya jasa penyusunan
kepada suatu pihak semata-mata karena pihak tersebut laporan keuangan konsolidasi entitas induk
menjadi bagian dari Grup Usaha (passive association) c. biaya jasa terkait perolehan dana atau modal yang
digunakan untuk pengambilalihan kepemilikan oleh
f. bukan merupakan duplikasi atas kegiatan yang telah entitas induk
dilaksanakan sendiri oleh Wajib Pajak
d. biayajasa terkait kepatuhan entitas induk terhadap
g. bukan merupakan jasa yang memberi manfaat peraturan perundang-undangan yang berlaku
incidental
e. biaya jasa terkait perlindungan kepemilikan modal
h. dalam hal jasa siaga (on-call services), bukan entitas induk pada perusahaan anak; dan
merupakan jasa yang dapat diperoleh segera dari pihak yang f. biaya jasa terkait tata kelola Grup Usaha secara
independen tanpa adanya perjanjian siaga (on- call keseluruhan.
contract) terlebih dahulu.
Tahapan Pendahuluan penggunaan atau hak menggunakan
harta tidak berwujud – pembuktian atas:
a. keberadaan (eksistensi) harta tidak berwujud;
b. jenis harta tidak berwujud;
c. nilai harta tidak berwujud;
d. pihak yang memiliki harta tidak berwujud secara legal;
e. pihak yang memiliki harta tidak berwujud secara ekonomis;
f.penggunaan atau hak untuk menggunakan harta tidak berwujud; g.
pihak-pihak yang berkontribusi dan melakukan aktivitas pengembangan,
peningkatan, pemeliharaan, proteksi, dan eksploitasi ( development,
enhancement, maintenance, protection, and exploitation) atas harta tidak
berwujud; dan
h. manfaat ekonomis yang diperoleh pihak yang menggunakan harta
tidak berwujud.
Tahapan Pendahuluan transaksi keuangan terkait pinjaman –
pembuktian bahwa pinjaman
a. sesuai dengan substansi dan keadaan sebenarnya;
b. dibutuhkan oleh peminjam;
c. digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang-
memelihara undangan di bidang pajak penghasilan
d. memberikan manfaat ekonomis kepada penerima pinjaman
e. memenuhi karakteristik pinjaman, minimal berupa:
1. kreditur mengakui pinjaman secara ekonomis dan secara legal;
2. adanya tanggal jatuh tempo pinjaman;
3. adanya kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman;
4. adanya pembayaran sesuai jadwal pembayaran yang telah ditetapkan baik untuk pokok pinjaman dan imbal
hasilnya
5. pada saat pinjaman diperoleh, peminjam memiliki kemampuan untuk: a) mendapatkan pinjaman dari kreditur
independen; dan b) membayar kembali pokok pinjaman dan imbal hasil pinjaman sebagaimana debitur independent
6. didasarkan pada perjanjian pinjaman yang dibuat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
7. adanya konsekuensi hukum apabila peminjam gagal dalam mengembalikan pokok pinjaman dan/atau
imbal hasilnya
8. adanya hak tagih bagi pemberi pinjaman sebagaimana kreditur independen
Tahapan pendahuluan untuk transaksi keuangan lainnya -
pembuktian atas
a. kesesuaian transaksi keuangan lainnya dengan substansi dan keadaan yang sebenarnya;
b. jenis transaksi keuangan lainnya;
c. pengakuan secara ekonomis dan secara legal oleh para pihak yang melakukan
transaksi keuangan lainnya;
d. motif, tujuan, dan alasan ekonomis (economic rationale) transaksi keuangan lainnya; dan
e. manfaat yang diharapkan (expected benefit) dari transaksi keuangan lainnya.
Tahapan pendahuluan untuk transaksi pengalihan harta-
pembuktian atas
a. motif, tujuan, dan alasan ekonomis (economic rationale) transaksi pengalihan harta;
b. pengalihan harta sesuai dengan substansi dan keadaan yang sebenarnya;
c. manfaat yang diharapkan ( expected benefit) dari pengalihan harta; dan
d. pengalihan harta tersebut merupakan pilihan terbaik dari berbagai pilihan lain yang tersedia.
Tahapan pendahuluan untuk transaksi restrukturisasi usaha -
pembuktian atas
a. motif, tujuan, dan alasan ekonomis ( economic rationale) dari restrukturisasi usaha;
b. restrukturisasi usaha sesuai dengan substansi dan keadaan yang sebenarnya;
c. manfaat yang diharapkan ( expected benefit) dari restrukturisasi usaha; dan
d. restrukturisasi usaha tersebut merupakan pilihan terbaik dari berbagai pilihan lain
yang
tersedia.
Tahapan pendahuluan untuk transaksi kesepakatan kontribusi
biaya- pembuktian bahwa
a. dibuat sebagaimana kesepakatan antarpihak yang independen;
b. dibutuhkan oleh pihak yang melakukan kesepakatan; dan
c. memberikan manfaat ekonomis kepada pihak yang melakukan kesepakatan.
Pembuktian Manfaat dalam Tahapan Pendahuluan

Pembuktian manfaat berupa:


a. peningkatan penjualan
b. penurunan biaya
c.perlindungan atas posisi komersial
d. pemenuhan kebutuhan kegiatan komersial lainnya termasuk untuk kegiatan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

Dalam hal Wajib Pajak tidak dapat membuktikan Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tertentu
berdasarkan tahapan pendahuluan Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tersebut tidak
memenuhi Prinsip Kewajaran dan Kelaziman => konsekuensinya?
Update Pengaturan TP Doc dalam PMK 172
Perubahan Regulasi TP Doc dalam PMK 172
• Pendekatan PMK-172 masih menggunakan pendekatan three-tiered TP Doc:
a. Dokumen induk
b. Dokumen local
c. Laporan per negara
• Terdapat perubahan dalam penentuan threshold laporan per negara yang sekarang
menggunakan peredaran bruto konsolidasi tahun sebelum pelaporan. Hal ini lebih sejalan dengan
pendekatan penentuan kewajiban penyelenggaraan dokumen induk dan dokumen local.
• Terdapat perubahan lampiran dalam PMK-172, yaitu:
a. Penyediaan informasi dalam bentuk table yang memuat rincian informasi transaksi afiliasi dan
independen tidak lagi terbatas untuk transaksi komoditas saja sebagaimana pengaturan dalam PMK-
213
b. Penerapan PKKU dalam dokumen local disesuaikan dengan tahapan penerapan PKKU sesuai
PMK-172
• Terdapat pengaturan baru yaitu deadline penyampaian TP Doc adalah 1 bulan sejak diminta oleh DJP dala
rangka pengujian kepatuhan atau pemeriksaan.
• Aturan terkait TP Doc berlaku untuk tahun pajak 2024 dan seterusnya.
Pengujian Kepatuhan PKKU dalam PMK 172

Primary adjustment
Secondary adjustment
VAT adjustment
Corresponding Adjustment
Wewenang Pengujian PKKU oleh DJP

Pengujian • Ikhtisar TP Doc (Pasal 19) –


Formal kelengkapan lampiran dan
format
• Informasi dalam Master dan
Local File (Pasal 29 & 30)
• Ketepatan waktu
penyampaian TP Doc (Pasal
34) – 1 bulan sejak diminta
DJP

Pengujian
Penerapan PKKU (Pasal 3)
Material
Alur Pengujian PKKU oleh DJP
Pengujian PKKU =>
menelusuri kebenaran
Pengujian Ya
WP memenuhi TP Doc dibandingkan
Formal
dengan keadaan
sebenarnya
Tidak
Dalam hal diketahui bahwa

Pengujian PKKU => • WP tidak menerapkan PKKU


menelusuri keadaan • Penerapan PKKU tidak sesuai ketentuan (tidak
sebenarnya sesuai keadaan sebenarnya, tidak ex ante, atau tidak
sesuai tahapan)
• WP tidak dapat membuktikan transaksi dipengaruhi HI
tertentu berdasarkan tahapan pendahuluan
• Harga transfer tidak memenuhi PKKU

• DJP menerapkan PKKU sesuai ketentuan dan


mempertimbangkan tahapan penerapan PKKU wajib
pajak yang telah memenuhi ketentuan
Local TP– Primary, Secondary, Corresponding, & VAT Adjustment

100.000
PT A PT B

cfm SPT cfm SPT

Penjualan 100.000 Penjualan 120.000


Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000
Income Tax 2.200 Income Tax 4.400

Total Group Tax Burden 6.600


Local TP – Primary, Secondary, Corresponding & VAT Adjustment

100.000
PT A PT B
110.000

cfm SPT cfm DJP cfm SPT

Penjualan 100.000 110.000 Penjualan 120.000


Cost (90.000) (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 20.000 Profit 20.000
Income Tax 2.200 4.400 Income Tax 4.400
Tax Paid 2.200
Add. Income tax (Prim.Adj) 2.200 (10.000 x 22%)
Add. Withold tax (Sec.Adj) 1.500 (10.000 x 15%)
Add.VAT (VAT Adj) 1.100 (10.000 x 11%) • Selisih tidak menjadi kredit pajak bagi pembeli

Total Add. Tax Burden 4.800

Total Additional Group Tax Burden => 4.800


Total Group Tax Burden => 11.400 (6.600 + 4.800)
Local TP – Primary, Secondary, Corresponding & VAT Adjustment

100.000
PT A PT B
110.000

cfm SPT cfm DJP cfm SPT Corresp.Adj

Penjualan 100.000 110.000 Penjualan 120.000 120.000


Cost (90.000) (90.000) Cost (100.000) (110.000)
Profit 10.000 20.000 Profit 20.000 10.000
Income Tax 2.200 4.400 Income Tax 4.400 2.200
Tax Paid 2.200 Credit tax 4.400
Add. Income tax (Prim.Adj) 2.200 Additional tax refund 2.200
• Repatriasi sebelum terbit SKP, dan/atau
Add. Withold tax (Sec.Adj) 1.500
• Setuju dengan SKP
Add.VAT (VAT Adj) 1.100
• Setuju dengan SKP, dan
Total Add. Tax Burden 3.300 • Tidak mengajukan
Upaya hukum
Notes: Secondary berlaku untuk cross
border dan local dan untuk seluruh Total Additional Group Tax Burden =>
bentuk Hubungan Istimewa
1.100 Total Group Tax Burden =>7.700
Cross Border TP – Primary, Secondary, Corresponding Adjustment
Indonesia Singapore
100.000
PT A B Ltd

cfm SPT cfm Tax Return

Sales 100.000 Sales 120.000


Cost (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 Profit 20.000
Income Tax 2.200 Income Tax 3.400

Total Group Tax Burden 5.600


Cross Border TP – Primary, Secondary, Corresponding Adjustment

Indonesia Singapore
100.000
PT A B Ltd
110.000

cfm SPT cfm DJP cfm Tax Return

Sales 100.000 110.000 Sales 120.000


Cost (90.000) (90.000) Cost (100.000)
Profit 10.000 20.000 Profit 20.000
Income Tax 2.200 4.400 Income Tax 3.400
Tax Paid 2.200
Add. Income tax (Prim.Adj) 2.200 (10.000 x 22%)
Add. Withold tax (Sec.Adj) 1.000 (10.000 x 10%)
Add.VAT (VAT Adj) 0 (10.000 x 0%) • 0% VAT for export

Total Add. Tax Burden 3.200

Notes: Secondary adjustment dapat


memperoleh manfaat sesuai P3B
Total Additional Group Tax Burden => 3.200
Total Group Tax Burden => 8.800 (5.600 + 3.200)
Cross Border TP – Primary, Secondary, Corresponding Adjustment
Indonesia Singapore
100.000
PT A B Ltd
110.000

cfm SPT cfm DJP cfm tax return MAP result

Sales 100.000 110.000 Sales 120.000 120.000


Cost (90.000) (90.000) Cost (100.000) (110.000)
Profit 10.000 20.000 Profit 20.000 10.000
Income Tax 2.200 4.400 Income Tax 3.400 1.700
Credit tax 2.200 Credit tax 3.400
Add. Income tax (Prim.Adj) 2.200 Additional 1.700
Add. Withold tax (Sec.Adj) 1.000 tax refund
Add.VAT (VAT Adj) 0 • Repatriation, and/or
• Agrees with tax audit result Resolved through MAP
Total Add. Tax Burden 2.200 (Assuming IRAS agree with
DGT)

Total Additional Group Tax Burden


=> 500 Total Group Tax Burden =>
Administrasi Corresponding Adjustment
• Corresponding adjustment dilakukan dengan:
a. Pembetulan SPT Tahunan apabila lawan transaksi belum diperiksa.
b. Penerbitan SKP yang mempertimbangkan SKP oleh DJP apabila
lawan transaksi sedang diperiksa.
c. Pembetulan SKP dengan mempertimbangkan SKP oleh DJP sepanjang
telah diterbitkan SKP dan tidak mengajukan Upaya hukum.
• Corresponding adjustment diinisiasi oleh lawan transaksi melalui pemberitahuan
tertulis kepada KPP terdaftar.
Update Pengaturan MAP & APA dalam PMK
172
Bagaimana jika terjadi sengketa??
Domestic pathway
BANDING &
KEBERATAN PENINJAUAN
KEMBALI

• Win – Loose Output • Double Taxation

SKP
• Win – Win Output • No or Reduce
Double Taxation

MUTUAL AGREEMENT PROCEDURE

International pathway
Siapa yang boleh mengajukan MAP?

WP DN* WNI WP Mitra P3B


& &
DJP CA Mitra P3B
*tidak termasuk BUT
OBJEK MAP OLEH WPDN
Perlakuan perpajakan oleh Otoritas Pajak Mitra P3B yang tidak sesuai dengan
ketentuan P3B, terdiri atas:
1. Pajak berganda karena:
a. koreksi Transfer Pricing
b. koreksi terkait keberadaan dan/atau laba bentuk usaha tetap
c. koreksi objek pajak penghasilan lainnya
2. Pemotongan atau pemungutan yang tidak sesuai P3B
3. Penentuan status subjek pajak
4. Diskriminasi perlakuan perpajakan
5. Penafsiran ketentuan P3B
OBJEK MAP OLEH DJP
Permintaan MAP oleh DJP diajukan berdasarkan:
a. Usulan permintaan pelaksanaan MAP oleh WPDN kepada DJP,
terkait perlakuan perpajakan yang tidak sesuai P3B oleh
DJP yang berupa Pengenaan Pajak Berganda akibat
koreksi Transfer Pricing, atau Perbedaan penafsiran
ketentuan P3B
b. Menindaklanjuti permohonan Bilateral APA atau Multilateral
APA
APA SAJA PERSYARATANNYA?
Untuk permohonan oleh WPDN dan WNI, harus memenuhi ketentuan:
a. Diajukan tertulis dalam Bahasa Indonesia
b. Mengemukakan ketidaksesuaian penerapan ketentuan P3B menurut Pemohon
c. Diajukan dalam batas waktu sesuai P3B, jika tidak diatur maka 3 tahun sejak tanggal SKP, tanggal
bukti pembayaran, pemotongan/pemungutan PPh, atau sejak saat terjadinya perlakuan pajak
yang tidak sesuai P3B
d. Ditandatangani oleh Pemohon atau Wakil nya sesuai dengan UU Perpajakan
e. Dilampiri dengan:
1. Surat keterangan domisili atau dokumen lain yang berisi identitas wajib pajak dalam negeri
Mitra P3B yang terkait dengan permintaan pelaksanaan MAP
2. Daftar informasi dan/atau bukti atau keterangan yang menunjukkan perlakuan perpajakan
tidak sesuai dengan ketentuan P3B
3. Surat pernyataan yang menyatakan kesediaan Pemohon untuk menyampaikan informasi
secara lengkap dan tepat waktu.
Bagaimana interaksi dengan penyelesaian
sengketa domestik dan penagihan?

 Gugatan
 Keberatan
 Banding
 Pengurangan/pembatalan
MAP  Peninjauan kembali

Boleh bersamaan
Tidak menunda kewajiban pembayaran
pajak, tindakan penagihan, pengembalian
kelebihan pembayaran pajak
Bagaimana interaksi dengan penyelesaian
sengketa domestik dan penagihan?
• Dalam hal pelaksanaan MAP belum menghasilkan persetujuan Bersama sampai dengan
Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali diucapkan, Direktur Jenderal Pajak:
a. melanjutkan perundingan, dalam hal materi sengketa yang diputus dalam Putusan
Banding atau Putusan Peninjauan Kembali bukan merupakan materi yang
diajukan prosedur persetujuan Bersama;
b. menggunakan Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali sebagai posisi dalam
perundingan atau menghentikan perundingan, dalam hal putusan banding tidak
diajukan PK dan materi sengketa yang diputus merupakan materi yang diajukan
prosedur persetujuan Bersama; atau
c. menggunakan putusan peninjauan kembali sebagai posisi dalam perundingan atau
menghentikan perundingan, dalam hal materi sengketa dalam putusan
peninjauan kembali merupakan materi sengketa yang diajukan permintaan
pelaksanaan Prosedur Persetujuan Bersama
Bagaimana jalannya perundingan?

Perundingan (max 24 bulan + 24 bulan


apabila memenuhi syarat)

DJP

Ketidaksepakatan
Kesepakatan (Agree
(Agree to
to Agree / ATA)
Disagree / ATD)

Mutual Agreement
TINDAK LANJUT SK PERSETUJUAN
BERSAMA (SKPB)
• Direktur Jenderal Pajak menindaklanjuti hasil pelaksanaan prosedur
persetujuan bersama dengan menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan
Bersama (SKPB).
• SKPB sebagaimana dimaksud pada termasuk dasar pengembalian pajak atau
dasar penagihan pajak
TINDAK LANJUT SKPB
SK Pengurangan/Pembatalan
Gugatan Put.Banding
SPT SKP SK Keberatan PK
• Put Banding atau PK
• • Tidak diajukan keberatan • SK Pengurangan atau SK Pembatalan =>
WP DN melakukan mencakup materi
• tidak diajukan SKPB dengan menghitung kembali pajak
Pembetulan SPT atau sengketa selain yang
mengungkapkan pengurangan/pembatalan terutang dalam SK
• • dicakup SKPB =>
ketidakbenaran pengisian diajukan tapi tidak Gugatan amar menolak SK
SKPB menghitung
SPT dipertimbangkan Pengurangan/Pembatalan, SK Keberatan
• kembali pajak terutang
• Jika WP DN tidak melakukan diajukan tapi dicabut =>SKPB diterbitkan dengan menghitung
• dalam surat
hal tersebut dalam tempo 3 diajukan tapi telah disesuaikan dari kembali pajak terhutang dalam SKP
• pelaksanaan putusan
bulan sejak SKPB, maka DJP materi yang disepakati dalam SK Keberatan tidak diajukan banding; banding
banding atau PK
menerbitkan SKP dengan Persetujuan
SKPB diterbitkanBersama
dengan menghitung tapi dicabut; banding tapi disesuaikan dengan
memperhitungkan SKPB kembali pajak terhutang dalam SKP materi yang disepakati dalam Persetujuan
Bersama; Banding tapi tidak diterima => SKPB
menghitung kembali pajak terutang dalam SK
Keberatan
• Apabila terdapat materi sengketa lain yang tidak
dicakup dalam SKPB tetapi terkait dengan materi
sengketa dalam SKPB => SK Keberatan,
Jika SKPB terbit sebelum SKP dan menyebabkan pengurangan atau pembatalan yang
mempertimbangkan SKPB
kelebihan pemotongan/pemungutan, maka WP Mitra • Apabila banding tapi tidak mencakup sengketa
P3B mengajukan permohonan pengembalian pajak dalam SKPB => SKPB menghitung Kembali
yang seharusnya tidak terutang berdasarkan aturan pajak dalam SK Keberatan
perpajakan yang berlaku
Mengapa APA diperlukan?

APA memberikan
KEPASTIAN perlakuan
perpajakan transaksi afiliasi.
Hal ini akan berpengaruh
pada kepastian usaha.

APA menawarkan LOWER


COMPLIANCE COST
 APA tidak dipungut
APA MEMITIGASI biaya
RISIKO SENGKETA  Hemat waktu dan biaya karena
transfer pricing. terhindar dari sengketa perpajakan
yang berkepanjangan, termasuk
sanksi apabila kalah sengketa
Ruang lingkup APA
Pihak yang dapat Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN), berdasarkan:
mengajukan APA a. Inisiatif WPDN (APA Unilateral, APA Bilateral, atau APA Multilateral) dalam jangka
waktu periode 12 bulan s.d. 6 bulan sebelum periode APA;
b. Pemberitahuan tertulis Direktur Jenderal Pajak sehubungan permohonan APA
Bilateral atau Multilateral Wajib Pajak luar negeri kepada CA Negara Mitra.

Hal yang diajukan APA Seluruh atau sebagian Transaksi Afiliasi dalam dan luar negeri

Lama periode APA  Paling lama 5 Tahun Pajak setelah tahun diajukannya permohonan APA;
yang dapat diajukan  Pemberlakuan mundur/ Rollback (dengan persyaratan tertentu) dalam hal Wajib
Pajak meminta

Syarat APA dan  Fakta dan kondisi Transaksi Afiliasi tidak berbeda secara material dengan fakta dan
Rollback kondisi dalam APA
 Belum daluarsa penetapan
 Belum diterbitkan SKP PPh Badan
 Tidak sedang dilakukan bukper, penyidikan, penuntutan pidana , sidang pidana,
atau menjalani hukuman pidana di bidang perpajakan
Ruang lingkup APA

Hal yang disepakati  Kriteria-kriteria dalam Penentuan Harga Transfer


dalam APA  Penentuan Harga Transfer dimuka => menerapkan PKKU sesuai kondisi yang telah
terjadi dan yang diperkirakan akan terjadi
untuk Periode APA dan Roll-back/Pemberlakuan mundur dalam hal WPDN
mengajukan Roll-back/Pemberlakuan mundur

Kriteria-kriteria yang  Identitas Pihak Afiliasi yang dicakup


termuat dalam APA  Transaksi Afiliasi yang dicakup
 Metode Penentuan Harga Transfer yang digunakan
 Cara penerapan Penentuan Harga Transfer yang disepakati
 Asumsi Kritis
Tata cara pengajuan APA
Syarat WPDN: Syarat Permohonan:
 Telah menyampaikan SPT Tahunan 3 tahun terakhir  Diisi dengan benar, lengkap, dan jelas (formulir
 Diwajibkan dan telah melaksanakan kewajiban permohonan)
 Ditandatangani pengurus yang namanya
menyelenggarakan TP Doc 3 tahun terakhir
tecantum dalam akta
 Tidak sedang dilakukan bukper, penyidikan,  Diajukan dalam periode 12 s.d. 6 bulan sebelum
penuntutan pidana , sidang pidana, atau menjalani dimulainya Periode APA
hukuman pidana di bidang perpajakan  Dalam hal WPDN mengajukan APA berdasarkan
 Transaksi afiliasi dilaporkan dalam SPT Tahunan pemberitahuan tertulis Direktur Jenderal Pajak
sehubungan permohonan APA Bilateral atau
 Usulan penentuan Harga Transfer tidak Multilateral, disampaikan sebelum dimulainya
menyebabkan laba operasi menjadi lebih kecil periode APA
 Dilampiri dengan
a. Surat pernyataan bersedia melengkapi
seluruh dokumen yang diperlukan dalam
proses APA;
Disampaikan ke KPP terdaftar b. Surat pernyataan bersedia melaksanakan
kesepakatan APA
Pelaksanaan APA
Naskah UAPA atau
Persetujuan Bersama Dalam hal
yang berisi  atas Periode APA dan/atau Roll-back:
Kesepakatan - SPT PPh Badan telah disampaikan ;
SK Pemberlakuan Kesepakatan - Dirjen Pajak belum melakukan pemeriksaan; dan
Harga Transfer - terdapat kekurangan pembayaran PPh
terutang
yang dihitung berdasarkan kesepakatan APA;
Wajib Pajak harus melakukan pembetulan SPT PPh
Badan sesuai kesepakatan APA paling lambat 1
(satu) bulan setelah diterbitkannya keputusan
pemberlakuan APA (self assessment)
Pricing policy + TP Doc
 sedang dilakukan pemeriksaan, atas Periode
APA dan/atau Roll-back, Dirjen Pajak menerbitkan
Wajib Pajak harus melaksanakan kesepakatan dalam APA
SKP PPh Badan dengan memperhitungkan
yang dimuat dalam Surat Keputusan Pemberlakuan
kesepakatan dalam APA
Kesepakatan Harga Transfer
Pelaksanaan kesepakatan APA harus tercermin dalam  telah diterbitkan SKP, atas tahun pajak dalam
kebijakan Penentuan Harga Transfer Wajib Pajak dan Periode APA, Dirjen Pajak melakukan pembetulan
atas SKP secara jabatan sesuai dengan KUP
pelaksanaannya harus dituangkan dalam Dokumen
dengan memperhitungkan kesepakatan dalam APA
Penentuan Harga Transfer untuk Periode APA  Apabila terdapat sanksi administratif
akibat pembetulan tersebut => sanksi
Evaluasi APA
Kepatuhan pelaksanaan
Pengawasan Evaluasi
Kesesuaian kriteria-kriteria dalam
penentuan harga transfer
SK Pemberlakuan
Kesepakatan Harga
Transfer
Peninjauan
Pembatalan
Dalam evaluasi APA, Dirjen Pajak berwenang:
Kembali
 Melakukan pembahasan dengan Wajib Pajak Konsekuensi :
terkait dengan pelaksanaan kesepakatan APA  Wajib Pajak tidak dapat sepanjang terdapat
mengajukan kembali perubahan material atas
 Meminta Wajib Pajak memberikan informasi fakta dan kondisi
permohonan APA untuk
dan/atau bukti atau keterangan yang Periode APA yang dibatalkan Transaksi Afiliasi yang
diperlukan  Dirjen Pajak dapat melakukan dicakup dalam APA dengan
 Meninjau ke tempat kegiatan usaha Wajib Pajak tindakan pemeriksaan, asumsi kritis yang
dan/atau Pihak Afiliasi Wajib Pajak pemeriksaan bukti disepakati dalam APA
 Mewawancarai pengurus dan/atau karyawan permulaan, dan/atau
Wajib Pajak penyidikan sesuai dengan
 Meminta informasi dan/atau bukti atau ketentuan peraturan
perundang-undangan di
keterangan dari Pihak Afiliasi atau pihak lainnya
bidang perpajakan
yang terkait
Timeline keseluruhan APA
Maksimum Perundingan 24 bulan (BAPA)

Maksimum Penyelesaian 22 bulan (UAPA)

Roll-back Periode APA (Maksimum 5 Tahun Pajak)

12 – 6 bulan sebelum
1 bulan 2 bulan 6 bulan 12 bulan 1 bulan
Periode APA

Permohonan APA Pemberitahuan Penyampaikan Pengujian Perundingan Keputusan


 Form permohonan APA Tertulis APA Kelengkapan Material Permberlakuan
Dapat/Tidak  Dimulai paling lambat APA
Dokumen
 Pernyataan bersedia Dapat 6 bulan setelah
melengkapi  Lapkeu 3 tahun
Ditindaklanjuti dokumen lengkap
dokumen terakhir
 setelah penelitian  Perundingan BAPA
 Pernyataan bersedia  TP Doc 3 tahun
formal sesuai ketentuan
melaksanakan APA terakhir
 disampaikan MAP
 Penjelasan rinci
Roll-back dengan kepada WP  Hasil perundingan
dan/atau penerapan
syarat: dapat berupa
Pejabat PKKU
 Fakta dan kondisi Kesepakatan
Berwenang Mitra yang diusulkan
Transaksi Afiliasi tidak
P3B atau
berbeda secara
material Ketidaksepakatan
 Belum daluwarsa  Dituangkan dalam
penetapan Naskah APA
 Belum (dalam hal
diterbitkan SKP sepakat UAPA)
 Tidak disidik atau
atau Persetujuan
menjalani
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai