Anda di halaman 1dari 20

ACUTE

RESPIRATORY
DISTRESS
SYNDROME
(ARDS)
Presented By Kelompok 2
OUR TEAM
WINDA DWI PRETTY
APRILIA ERLINDA
NINA RACHELYA
SELPIANA ANASTASYA
IDA AYU
DHEA PUTRI
MONICA
PENGERTIAN ARDS
Acute RespiraTotry Distress Syndrome (ARDS) adalah
suatu sindrom kegagalan pernafasan akut yang ditandai
dengan edema paru akibat peningkatan permeabilitas.
Keadaan ini dipergakan dengan adanya infiltrasi luas pada
radiografi dada, gangguan oksigenasi, dan fungsi jantung
normal (Samik,2012).
Acute Respiraotry Distress Syndrome (ARDS) merupakan
keadaan gagal nafas yang timbul pada klien dewasa tanpa
kelainan paru yang mendasari sebelumnya (Mutaqqin,
2013).
Acute Respiraotry Distress Syndrome (ARDS)
merupakan suatu bentukan dari gagal nafas akut yang
ditandai dengan : hioksemia, penurunan fungsi paru-paru,
dispnea, edema paru-paru bilateral tanpa gagal jantung,
dan infiltrate yang menyebar. Selain itu ARDS juga
dikenal dengan nama “noncardiogenic pulmonary edema
atau shock pulmonary” (Somantri, 2012).
ETIOLOGI
Penyebab spesifik ARDS masih belum pasti, banyak faktor penyebab yang dapat
berperan pada gangguan ini menyebabkan ARDS tidak disebut sebagai penyakit
tetapi sebagai sindrom, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :

Kelainan paru akibat kebakaran, Cedera Kapiler / Destruksi kapiler,


apabila kerusakan berawal di
01 inhalasi gas oksigen, aspirasi asam
lambung, sepsis, syok (apapun 03 membran kapiler, maka akan terjadi
penyebabnya), koagulasi pergerakan plasma dan sel darah
intrvaskuler tersebut ( disseminated merah ke ruang interstisium
intravaskuler coagulaton) dan
pancreatitis idiopatik Cedera Alveolus / Destruksi
04 Alveolus apabila alveolus adalah
Aspirasi cairan lambung dengan tempat awal terjadinya kerusakan,
pH<2,5 akan menyebabkan maka luas permukaan yang tersedia
02 penderita mengalami chemical burn
pada parenkim paru dan
untuk pertukaran gas berkurang
sehingga kecepatan pertukaran gas
menimbulkan kerusakan berat pada juga menurun.
epitel alveolar
PATOFISIOLOGI
Sindrom ARDS selalu berhubungan dengan penambahan
cairan dalam paru. Sindrom ini merupakan suatu edema
paru yang berbeda dari edema paru karena kelainan
jantung. Perbedaannya terletak pada tidak adanya
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru. Dari segi
histologist, mula-mula terjadi kerusakan membrane kapiler
alveoli, selanjutnya terjadi peningkatan permeabilitas
endothelium kapiler paru dan epitel alveoli yang
mengakibatkan edema paru ARDS, penting untuk
mengetahui hubungan struktur dan fungsi alveoli.
TANDA DAN
GEJALA
1. Distres pernafasan akut : takipnea, dispnea, pernafasan
menggunakan otot aksesori, sianosis sentral.
2. Batuk kering dan demam yang terjadi lebih dari beebrapa jam
sampai seharian.
3. Krakles halus di seluruh bidah paru.
4. Perubahan sensorium yang berkisar dari kelam piker dan agitasi
sampai koma.( menurut Yasmin dan Cristantie)
Menurut Darmanto (2007) tanda gejala ARDS yaitu :
1. Gejala ARDS muncul 24-48 jam setelah penyakit berat atau trauma.
Awalnya terjadi sesak nafas, takipnea dan nafas pendek dan terlihat
jelas penggunaan otot pernafasan tambahan. Pada pemeriksaan fisik
akan didapatkan ronkhi dan mengi.
2. Pada penderita yang tiba-tiba mengalami sesak nafas pada 24 jam
setelah sepsis atau trauma, kecurigaan harus ditujukan pada ARDS.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Diagnostik ARDS dapat dibuat berdasarkan
pada criteria berikut :
1. Gagal nafas akut
2. Infiltrat pulmoner “fluffy” bilateral
pada gambaran rontgen thoraks.
3. Hipoksemia (PaO2 di bawah 50-60
mmHg) meski FcO2 50-60% (fraksi
oksigen yang dihirup). Alkalosis
respiratorik, tahap lanjut akan terjadi
hiperkapnea.(Mutaqin, 2013).
PENATALAKSAAN
MEDIS PASIEN ARDS
ARDS harus dikelola di unit perawatan intensif
tempat penderita dapat mendapatkan pengawasan
dan terapi kardiorespirasi yang sesuai. Tujuan
pengelolaan klinis adalah perawatan suportif,
dengan tujuan utamnya memberikan cukup
oksigen untuk memenuhi kebutuhan metabolism
jaringan. Monitor yang sesuai meliputi penilaian
hemodinamik invasive, seperti kateterisasi arteri
sistemik dan seringkali pemasangan kateter arteri
pulmonalis.
Secara garis besar penatalaksanaan pada pasien ARDS :
1. Ventilasi Mekanik
Aspek penting perawatan ARDS adalah ventilasi mekanis. Terapi modalitas
ini bertujuan untuk memberikan dukungan ventilasi sampai integritas
membrane alveolarkapiler kembali membaik . Dua tujuan tambahan yaitu :
a. Memelihara ventilasi adekuat dan oksigenasi selama periode kritis
hipoksemia berat
b. Mengatasi faktor etiologi yang mngawali penyebab distress pernafasan.

2. Positif End Expiratory Breathing (PEEB)


Ventilasi dan oksigenasi adekuat diberikan melalui volume ventilator
dengan tekanan dan kemampuan aliran yang tinggi di mana PEEB dapat
ditambahkan. PEEB diberikan melalui siklus pernafasan untuk mencegah
kolaps alveoli pada akhir ekspirasi.
Komplikasi utama PEEB adalah penurunan curah jantung dan barotraumas.
PENATALAKSAAN KEPERAWATAN
1. Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat melalui oksigen
(pertahankan terapi oksigen sesuai dengan pesanan dan pantau tanda-tanda
hipoksemia). Dengan dukungan ventilator, pertahankan patensi jalan udara,
jika terpasang jalan udara buatan ( missal, pipa endotracheal atau
tracheostomi), laukan perawatan yang diperukan. Amankan posisi pipa
untuk menghindari pergerakan baik ke luar atau ke dalam dari posisi yang
sudah dietetapkan.
2. Mempertahankan perfusi jaringan. Pemeliharaan perfusi jaringan yan
adekuat adalah tangung jawab keperawatan.
a. Pantautekanan pulmonary capillary wedge. Beritahukan dokter jika
tekanan berada di atas atau di bawah rentang yang ditetapkan. Jika tekanan
lebih rendah dari rentang yang ditetapkan , berikan plasma volume
eskpander atau medikasi hipotensif sesuai pesanan. Jika lebih tinggi berikan
diuretic atau vasodilator sesuai yang dipesankn.
b. Kaji halauran urine, tanda-tanda vital dan sktremitas setiap jam.
KOMPLIKASI ARDS
Komplikasi utama ARDS meliputi infeksi nosokomial,
barotraumas berat, gangguan curah jantung, toksisistas
oksigen, fibrosis paru progresif, kegagalan sistem organ
multiple ( nekrosis ubulus akut, kagulopati, miokardiopati,
disfungsi hepatic, disfungsi sistem saraf pusat, perdarahan
gastrointertinal, ileus dan kematian.
(Samik,1996).
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
1.Pengkajian primer
1) Airway
a) Peningkatan sekresi pernapasan
b) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
c) Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda
asing,
d) Jalan napas bersih atau tidak
2) Breathing
a) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
b) Peningkatan frekuensi nafas.
c) Nafas dangkal dan cepat
d) Kelemahan otot pernapasan
e) Reflek batuk ada atau tidak
f) Penggunaan otot Bantu pernapasan
g) Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
h) Irama pernapasan : teratur atau tidak
i)Bunyi napas Normal atau tidak
3) Circulation
a) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Sakit kepala
c) Gangguan tingkat kesadaran
4) Disability
a) Keadaan umum : GCS, tingkat kesadaran, nyeri atau tidak
b) Adanya trauma atau tidak pada thoraks
5) Exposure
a) Enviromental control
b) Buka baju penderita tetapi cegah terjadinya hipotermia
2. Pengkajian Sekunder
1) Identitas Pasien
Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal
Pengkajian.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat
penyait yang sama ketika klien mauk rumah sakit.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama
sebelumnya.
1) Pemeriksaan Fisik
a) B1 (Breath)
Sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, apakah terdapat suara tambahan
seperti krekel, ronchi, wheezing.
b) B2 (Blood)
Takikardi, tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya
hipoksemia).
c) B3 (Brain)
Tingkat kesadaran menurun (seperti bingung atau agitasi), pingsan,
nyeri kepala (penyebabnya karena adanya trauma), mata
berkunang-kunang, berkeringat banyak.
d) B4 (Bowel)
Adakah penurunan prouksi urine (berkurangnya produksi urine
menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal).
e) B5 (Bladder)
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan
status nutrisi dan cairan akan memperberat keadaan seperti cairan
yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat
edema paru.
f) B6 (Bone)
Kelemahan otot, mudah lelah
DIAGNOSA

a. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan


sindrom hipoventilasi
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidak seimbangan perfusi
INTERVENSI
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai