Anda di halaman 1dari 34

APENDISITIS

Laporan Kasus

Oleh:
Yudha Tri Darma Wastu 04084822124187
Maudina Ainul Lisa 04084822124019
Astari Rahayu Afifah 04084822124072
Winni Indah Putri 04084822124117

Pembimbing:
dr. Jimmy Vareta, Sp.B

Bagian/KSM Ilmu Bedah


RSUD Siti Fatimah Palembang
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
2021
OUTLINE

BAB 1 BAB II BAB III


Pendahuluan Tinjauan Pustaka Kesimpulan
01 PENDAHULUAN
1.
Nama : Tn. MF
Usia/Tanggal Lahir : 21 tahun/ 16 Juli 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Swasta
IDENTITAS Agama
Bangsa
: Islam
: Indonesia

PASIEN Alamat : Jln. Soekarno Hatta,


RT 038, RW 011
Rekmed : 00-02-32-99
Tanggal MRS : 21 Juli 2021

3.
ANAMNESIS
 Keluhan Utama:
Nyeri perut kanan bawah

 Riwayat Perjalanan Penyakit:


1 hari SMRS pasien mengeluh nyeri pada perut secara tiba-tiba. Awalnya nyeri muncul pada bagian ulu hati sampai
ke pusat, kemudian nyeri berpindah ke bagian kanan bawah. Pasien mengeluh susah BAB dan sering BAK. Pasien
juga mengeluh mual dan muntah. Pasien kemudian datang berobat ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD Siti Fatimah
Palembang.

 Riwayat Penyakit Dahulu


- Pasien memiliki riwayat sakit maag
- Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi disangkal

 Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi pada keluarga disangkal

 Riwayat Pengobatan dan Operasi


Tidak ada
ANAMNESIS
 Riwayat Kebiasaan
- Pasien tidak merokok dan tidak konsumsi alcohol
- Pasien jarang berolahraga
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 125/72 mmHg
PEMERIKSAAN Nadi : 72/menit, isi dan

FISIK tegangan cukup


Pernapasan : 20/menit, vesikuler
Temperatur : 38,2
Berat Badan : 54 kg
Tinggi Badan : 165 cm
3.
Pemeriksaan Fisik Spesifik
Kepala : Konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Leher : Tidak ada kelainan

Thorax
PEMERIKSAAN Paru-paru
• Inspeksi
FISIK • Palpasi
: Statis, dinamis simetris
: Stem fremitus kanan dan
kiri sama
• Perkusi : Sonor di kedua lapangan
paru
• Auskultasi : Vesikuler (+) normal,
ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Pemeriksaan Fisik Spesifik
Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung dalam batas
normal
• Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar, lemas
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN • Perkusi : Timpani, shifting dullness
(-)
FISIK • Palpasi : Lemas, hepar dan lien
tidak teraba, defans
muscular (-), nyeri
tekan mcBurney (+)

Ekstremitas superior : Akral hangat, palmar


pucat (-/-), CRT <2”/<2”

Ekstremitas inferior : Akral hangat, edema


(-/-), CRT <2”/<2”
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hematologi CBC

Trombosit laki-laki dewasa 174.000 150-500 ribu/mm3

Hematokrit laki-laki dewasa 48 40-48%

Hemoglobin laki-laki dewasa 14.8 13-18 g/dL

Eritrosit (RBC) laki-laki dewasa 4.98 4.5-5.5 juta/mm3

Leukosit (WBC) laki-laki dewasa 13.900 5.000-11.000.mm3

Hematologi hemostasis

Bleeding time (BT) 2 1-3 menit

Clotting time (CT) 9 <15 menit


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hitung jenis leukosit

Basophil 0.6 0-1%


Eosinophil 5.8 2-4%
Monosit 5.3 2-8%
Limfosit 16.4 25-40%
Neutrofil 71.9 50-70%
Kimia klinik – faal ginjal

Kreatinin 1.1 0.2-1.5 mg/dL

Ureum 15.8 10-50 mg/dL

Gula darah sewaktu 102 70-115 mg/dL


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Abdomen 3 posisi serta Thorax
Deskripsi:
Abdomen 3 Posisi

 Preperitoneal fat normal


 Tampak distribusi udara dalam usus halus dengan dinding menebal, air fluid (+), free air subdiafragma(-)

Kesan: Ileus obtruksi letak tinggi

Thorax AP/PA
 Cor tidak membesar
 Sinuses dan diagfragma normal
 Tidak tampak bercak lunak

Kesan: Cor dan Pulmo tampak normal


DIAGNOSIS Ileus Obstruksi Partial EC
Ulcerative Colitis

3.
Terapi Bedah
 Pasang NGT terbuka
 Dulcolax Supp 1x1
 Alihkan dpjp ke penyakit dalam

Terapi Penyakit dalam


 IVFD Nacl 0,9 % 1 kolf/ 12 jam
 Inj Ceftizoxime 2 x 1 gr
 Inj Omeperazole 2 x 40 mg
TATALAKSANA  Inj Metocloparamide 3x 1amp

3.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi
Definisi
• Peradangan pada apendiks vermiformis yang menyebar ke bagian lain.
• Kondisi ini adalah penyakit bedah yang umum dan mendesak.
• morbiditas yang signifikan dan meningkat dengan keterlambatan
diagnostik.
Etiologi
Apendisitis disebabkan oleh obstruksi lumen apendiks.
Adapun faktor-faktor penyebab obstruksi lumen apendiks, yaitu:

• Hiperplasia limfoid
• Fekalit
• Parasit
• Benda asing
• Keganasan.
Epidemiologi
• Salah satu keadaan darurat bedah yang umum dan penyebab paling umum dari
sakit perut
• Di Amerika Serikat, 250.000 kasus apendisitis dilaporkan setiap tahun.
Apendisitis terjadi pada 7% dari populasi AS, dengan kejadian 1,1 kasus per
1000 orang per tahun.
• Di negara-negara Asia dan Afrika, kejadian apendisitis akut mungkin lebih
rendah karena kebiasaan diet penduduk wilayah ini.
• Insiden apendisitis secara bertahap meningkat sejak lahir, memuncak pada akhir
tahun remaja, dan secara bertahap menurun pada tahun-tahun geriatri. Usia rata-
rata saat apendisitis terjadi pada populasi anak adalah 6-10 tahun.
• Hiperplasia limfoid diamati lebih sering pada bayi dan orang dewasa dan
bertanggung jawab atas peningkatan insiden apendisitis pada kelompok usia ini.
Klasifikasi
.

AKUT

REKUREN
PERFORASI

KRONIK
Faktor resiko
.

POLA DIET
INFEKSI PARASIT
Kurangnya makanan
berserat dapat Parasit (cacing) ini
menyebabkan dapat masuk ke
pembentukan dalam apendiks dan
fechalit dan menyebabkan
meningkatkan obstruksi
kejadian obstruksi
Patofisiologi
.
Manifestasi Klinis
• Nyeri perut kanan bawah
• Mual
• Muntah
• Demam tidak terlalu tinggi (38,3 C)
• Penurunan nafsu makan
Diagnosis
.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN LANJUTAN
ANAMNESIS
FISIK
• Pemeriksaan
• Nyeri abdomen
• Rovsing sign Laboratorium
bagian kanan
• Psoas sign • Pemeriksaan
bawah
• Obturator sign radiologi
• Mual muntah
• Cough sign • Skoring sistem
Apendisitis Akut
Skor Alvarado
KARAKTERISTIK SKOR

M = Migration of pain to the RLQ 1

A= Anorexia 1
N= Nausea and vomiting 1

T= Tenderness in RLQ 2

R= Rebound pain in RLQ 1

E= Elevated temperature 1

L= Leucocytosis 2

S= Shift to the left of WBC 1

Total 10
Diagnosis banding
.

GASTROINTESTINAL GENITOURINARI GINEKOLOGI

• Diverculiti • cystitits • Endometriti


• inflammatory bowel • prostatitis • salpingitis
disease • pelvic • kehamilan ektopik
• carcinoma colon inflammatory
• hernia strangulate disease
Tatalaksana
• Observasi dan Persiapan sebelum operasi
• Operasi apendiktomi
• Perawatan sesudah operasi
Komplikasi
• Perforasi
• Peritonitis
• Abses Apendiks
• Pileflebitis
Prognosis
Jika appendicitis didiagnosis dan ditangani secara dini, maka
prognosisnya akan baik namun penanganan yang terlambat
akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Tindakan
apendektomi sendiri memiliki angka komplikasi sekitar 4-15%.
03 ANALISIS
KASUS
ANALISIS KASUS

Tn. MF, laki-laki, 21 tahun, datang ke IGD RSUD Siti Fatimah Palembang
dengan keluhan nyeri pada perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu. Dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik, didapatkan nyeri pada perut kanan bawah (+), mual muntah (+), susah
BAB (+). Nyeri pada perut kanan bawah disebabkan karena adanya proses inflamasi yang
meluas pada apendiks sehingga merangsang peritoneum parietal yang menyebabkan nyeri
bermigrasi ke kuadran kanan bawah abdomen. Keluhan mual dan muntah terjadi karena
proses inflamasi appendix yang menyebabkan peregangan pada dinding mukosa apendiks
sehingga menghantarkan stimulus ke otak yang menyebabkan rasa mual dan muntah.
Sedangkan, keluhan susah BAB dapat terjadi karena adanya infeksi pada apendiks yang
menyebabkan terganggunya proses defekasi atau pengeluaran feses secara normal.
ANALISIS KASUS

Dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan hasil pemeriksaan masih


dalam batas normal. Kemudian dilakukan juga pemeriksaan CT Scan abdomen non kontras
didapatkan kesan sesuai gambaran apendisitis akut disertai multiple lymphadenopathy
paraappendiceal. Tak tampak kelainan pada hepar, lien, vesica fellea, pancreas, ren dextra
et sinistra, vesica urinaria, prostat maupun rectum. Berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien Tn. MF, 21 tahun, laki-laki di
diagnosis suspek apendisitis.

Tatalaksana awal yang diberikan kepada pasien berupa terapi suportif yaitu
pemberian IVFD ringer laktat 20 tetes/menit, injeksi ranitidin 1 ampul, injeksi ondansetron
1 ampul sebagai antiemetic. Setelah diberikan terapi suportif, pasien di evaluasi. Jika
keluhan nyeri tidak berkurang atau bertambah parah maka dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan tindakan operatif berupa open appendectomy.
DAFTAR
1. PUSTAKA
Craig S. Appendicitis. Medscape. Published 2018. Accesed july 27, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/773895-overview#a2
2. Jones MW, Lopez Ra. Appendicitis. Statpearls [Serial dalam Internet]. 2020 [disitasi 27 Juli 2021]. Tersedia di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/#!po=12.9630
3. Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017
4. Cristie JO, Wibowo AA, Noor MS, Tedjowitono B, Aflanie I, Studi P, et al. Literature review : analisis faktor risiko yang berhubungan dengan
kejadian apendisitis akut. 2021;4(1):59–68
5. Yelon JA, Luchette FA. Geriatric trauma and critical care. Geriatric Trauma and Critical Care. 2014. 121–127 p.
6. Parepalli VK. Appendix, Appendicitis and Appendicectomy [Internet]. Epomedicine; 2020 Feb 8 [disitasi 2021 Jul 29]. Available from:
https://epomedicine.com/medical-students/appendix-appendicitis-and-appendicectomy/.
7. Humes DJ, Simpson J. Clinical review acute appendicitis. BMJ. 2007.p.54034.
8. Ahmed, Z., Khan, S. S., Khan, M., Tanveer, A., & Lone, Z. A., 2010, Synergistic Effect of Salvadora persica Extracts,Tetracycline and
Penicillin Against Staphylococcus aureus, African Journal of Basic & Applied Sciences, 2 (1- 2), 25-29.
9. Craig, Richard. 2005. Online Journalism; Reporting, Writing and Editing for New Media, Thomson Wadsworth: USA.
10. Prystowsky JP, Pugh CM, 2005. Appendicitis: Current problem in surgery, 1st Ed, Northwestern university Frenberg Press, Chicago, US.
685-742
11. Reynolds, C.R., Livingston, R.B., & Willson, V. (2010). Measurement and Assessment in Education. New Jersey: Pearson Education, Inc

Anda mungkin juga menyukai