Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGARUH BUDAYA DI MASYARAKAT

TENTANG KEJANG DEMAM ANAK

Disusun Oleh Kelompok


1. AGUS ERNIYATI 23340098P
2. SRI HANDAYANI 23340108P
3. TYAS SEPTIANA PUSPARINI 23340102P
4. SULASMI AGUSTININGSIH 23340101P
5. PUSPITA DEWI MAYA SARI 23340078P
6. MAULIASARI 23340097P
7. RAFIKA HANDAYANI 23340081P
8. M.SRI SUNARSIH 23340064P
9. LIZTIAWATI 23340107P
MAKALAH PENGARUH BUDAYA DI MASYARAKAT
TENTANG KEJANG DEMAM ANAK

Foster (2006) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan ukuran


yang menjelaskan hubungan antara sosial budaya dengan gejala
biologis pada fenomena sehat dan sakit. Penyebab sakit secara
tradisional terdiri atas dua yaitu naturalistik yang menggambarkan
seseorang akan sakit karena adanya pengaruh lingkungan,
mengonsumsi makanan yang salah, kebiasaan hidup dan
ketidakseimbangan dalam tubuh dan adanya penyakit kongenital
(bawaan). Penyebab lainnya disebut dengan personalistik yang
menjelaskan bahwa seseorang akan sakit disebabkan oleh makhluk
bukan manusia seperti hantu, roh jahat, dukun, leluhur (Foster,
2006; Soejati, 2008)
Pengertian Kejang Demam

Pengertian Kejang demam merupakan kelainan


neurologis yang sering ditemukan pada anak,
menurut Ridha (2017) kejang demam sering kali
terjadi pada anak usia 6 bulan-5 tahun.Hal periode
tersebut dikarenakan masa lima tahun pertama
kehidupan anak merupakan kritis sekaligus fase
emas dimana terjadi pengoptimalan pertumbuhan
dan perkembangan anak terutama pada otak,
sehingga apabila ada stimulus ada penyebab kejang
menyerang maka dengan mudah otak akan
mengalami gangguan yang dapat menyebabkan
kejang (Ngastiyah, 2015).
Faktor Yang Meyebabkan Kejang Demam

• Faktor perinatal ( asfiksia, BBLR,


• metabolisme seperti urema,
usia kehamilan, partus lama,
hipoglikema : kadar gula darah
cara lahir), malformasi otak
kurang dari 30 mg/dl pada bayi
kongenital.
normal dan kurang dari 20 mg/dl
• Faktor genetika
pada bayi dengan berat badan
• Penyakit infeksi
lahir rendah
• Demam Kejang demam
• Gangguan sirkulasi
cenderung timbul dalam 24 jam
• Trauma
pertama pada waktu sakit
• Penyakit degeneratif susunan
demam atau pada waktu
saraf
demam tinggi
• Neoplasma
PENGERTIAN SAWAN

Sawan adalah istilah penyakit setep, ayan, atau


kejang-kejang yang biasanya terjadi pada bayi dan
sekalor pada orang dewasa (Kamus Bahasa Indonesia
Tesaurus: 559). Penyakit sawan adalah salah satu
penyakit umum yang diderita masyarakat baik tua,
dewasa, maupun anak-anak, dan balita. Penyakit
sawan lebih sering menyerang pada bayi, anak-anak,
dan ibu hamil. Ketika seseorang mendadak mengalami
perubahan tingkah laku dan kesehatan fisik dengan
tanpa alasan, maka orang tua akan
menghubungkannya dengan sawan.
Berbagai macam sawan yang masih dipercaya
dalam kehidupan masyarakat
1. Sawan wangke. Sawan jenis
2. Sawan klengkeng. Jenis 4. Sawan kikir. Sawan ini
ini biasanya terjadi pada bayi
sawan ini terjadi pada bayi menyerang anak kecil atau
dan atau anak balita setelah
atau anak balita yang bayi. Bayi atau anak yang
dibawa oleh orang tuanya
ditandai tiba-tiba rewel terkena sawan kikir
menghadiri orang meninggal.
atau menangis gejalanya kulit
Ciri-ciri bayi atau anak yang
terusmenerus, walaupun kemerahmerahan mirip
terkena sawan wangke adalah
dalam keadaan kenyang dengan kringet buntet
lemas, ngantuk dan pusing

3. Sawan manten. Sawan jenis ini 5. Sawan mayit, sawan ini merupakan
menyerang bayi dan anak balita. Sebabnya sawan yang di sebebkan karena pernah
adalah bayi atau anak balita diajak oleh membawa anak-anak atau bayi pergi
orang tuanya ke tempat mantenan yaitu melayat selain itu bisa bisa juga di
pesta pernikahan. Untuk mengobati sawan sebabkan ketika bar pulang melayat
jenis ini, dahi bayi atau anak yang terkena langsung menggendong balita. Balita
sawan cukup diolesi kunyahan kembang yang terkena sawan mayit akan
atau bunga bekas hiasan pasangan mendadak sakit emam atau rewel dan
pengantin yang dihadiri tidak mau menyusu
Penatalaksanaan kejang demam menurut
Wulandari & Emawati (2016) :
Penatalaksanaan keperawatan
• Saat terjadi serangan mendadak hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah
ABC (Airway, Breathing, Circulation) .
• Setelah ABC aman, baringkan pasien ditempat yang rata agar mencegah posisi
tubuh berubah posisi tubuh ke arah danger.
• Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah terpasang kasa.
• Singkirkan benda-benda di sekitar pasien yang dapat membahayakan.
• Lepaskan atau longgarkan pakaian yang menganggu pernafasan.
• Bila suhu tinggi berikan kompres hangat.
• Setelah pasien bangun atau sadar berikan minum air hangat.
• Jangan berikan selimut tebal karena uap panas akan sulit dilepaskan.
• Jauhkan dari benda benda tajam
• Sediakan oksigen
• Pasang tongkat pengaman disebelah tempat tidur pasien agar pasien tidak jatuh
saat terjadi kejang
TINDAKAN FARMAKOLOGI DAPAT DILAKUKAN DENGAN PEMBERIAN OBAT :

1. Antipiretik Pemberian antipiretik dilakukan untuk menghilangkan demam,


nyeri ringan sampai sedang pada obat golongan ini tidak menyebabkan
ketergantungan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang
membahayakan (Katzung, 2018).
2. Parasetamol atau asetaminofen adalah obat pilihan utama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara lain 10-15
mg/kgBBkgBB/kalikali diberikan 4 kali atau setiap 6 jam. Berikan dosis
rendah dan pertimbangkan efek samping berupa hilerhidrosis.
3. Ibuprofen adalah pilihan kedua untuk menurunkan demam, bila alergi
terhadap parasetamol. Dosis yang diberikan 10 mg/kg BB/kali 3 kali.
4. Antikonvulsan Bila diazepam oral dosis 0,3-0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada
saat demam menurunkan resiko berulangnya kejang, atau diazepam rektal
dosis 0,5 mg/kgBB/hari sebanyak 3 kali perhari.
PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PENYAKIT SAWAN DALAM
MASYARAKAT

Sawanan biasanya berupa rempah-rempah pengobatan sawan masih tetap digunakan


Jawa di antaranya daun dlingo bangle, adas yakni pada tahun 2019 lalu. Kala itu terjadi
waras, kunyit, bawang merah, ketumbar, fenomena menarik yaitu penjualan gelang
laos, jinten, kulit pohon secang, kayu sawan yang laris di pasar online maupun
manis, akar wangi, cendana, daun pasar tradisional. Hal ini menunjukan
kemukus, daun kemuning. Rempah-rempah tingkat kepercayaan pada sawan yang
tersebut diambil sedikit tiap jenis dan cukup tinggi. Pembuatan gelang sawan
ditumbuk jadi satu kemudian ditambah yang laris di pasaran tersebut dijual
dengan jenis sawan penyebab sakit dan dengan harga antara Rp 5000,- s.d. Rp
ditempelkan atau dibarulkan pada tubuh si 20.000,-. Ibu hamil dan balita banyak yang
sakit pada tiap persendian utamanya ubun- memakai gelang sawan sebagai pencegah
ubun dan belakang telinga. penyakit sawan.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah tersebut adalah bahwa Kejang demam
merupakan kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat
perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan rejatan
berupa kejang, Beberapa tindakan yang dapat dilakuin untuk menangani saat anak
kejang demam Tindakan farmakologi yaitu dapat dilakukan dengan pemberian obat:
Antipiretik, Parasetamol, Ibuprofen, Antikonvulsan Bila diazepam oral dosis 0,3-0,5
mg/kgBB setiap 8 jam pada saat demam menurunkan resiko berulangnya kejang,
atau diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB/hari sebanyak 3 kali perhari.
sedangkan Sawan adalah istilah penyakit setep, ayan, atau kejang-kejang yang
biasanya terjadi pada bayi dan sekalor pada orang dewasa (Kamus Bahasa Indonesia
Tesaurus: 559). Penyakit sawan adalah salah satu penyakit umum yang diderita
masyarakat baik tua, dewasa, maupun anak-anak, dan balita. Penyakit sawan lebih
sering menyerang pada bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Ketika seseorang mendadak
mengalami perubahan tingkah laku dan kesehatan fisik dengan tanpa alasan, maka
orang tua akan menghubungkannya dengan sawan.. Dalam artian menurut medis
kejang demam dan sawan merupakan penyakit yang sama, namun dalam budaya
masyarakat atau tradisi masyarakat penanganan atau pengobatan sawan masih
menggunakan rempah-rempah Jawa

Anda mungkin juga menyukai