Penemuan Enzim
Lazzaro Spallanzani
Penemuan Enzim
Robiquet
Penemuan Enzim
Penemuan enzim pertama Payon dan Persoz 1833, penemuan hidrolisis pati oleh ekstraksi malt dengan etanol dan dipresipitasi dengan bahan labil panas. Fraksi ini kemudian disebut diastase (artinya pemisahan).
Penemuan Enzim
Pasca
1834 Schwann menemukan pepsin dan pada 1836 mengekstrak cairan asam dari dinding perut. (mengindikasikan kegiatan katalisis)
Theodor Schwann
Ferment non-organisme
Contoh: diastase dan pepsin (tidak berhubungan dengan organisme).
Penamaan Enzim
1878 mengusulkan nama enzyme (yang artinya di dalam yeast) untuk kedua jenis ferment (terorganisme dan nonorganisme).
Perkembangan Matematis
Henri and Brown (1902) Menyarankan bahwa enzim-substrat adalah obligat intermediet dalam reaksi katalisis. Hal ini berdasarkan hubungan antara kecepatan reaksi dan konsentrasi substrat berkonsep teori lock-and-key (Emil Fischer, 1984).
Perkembangan Matematis
Michaelis-Menten (1913) Mengembangkan dari persamaan sederhana Henri, menghasilkan persamaan Henri-Michaelis-Menten yang berdasarkan kesetimbangan kimia sederhana. Briggs dan Haldane (1925) Memperkenalkan konsep kondisi tunak.
Sumner (1926)
Mengkristalkan enzim urease (argumentasi menyatakan bahwa enzim tsb adalah zat asing yang teradsorpsi ke dalam kristal protein).
Aplikasi Enzim
Membentuk bidang biologi molekuler bersama dengan genetika dan biokimia. 1943, sekitar 25 enzim dikristalisasi.
1955, Sanger mensekuens rangkaian asam amino dari insulin. 1960, sekuensi dari enzim pertama (ribonuklease). 1969, sintesis enzim ribonuklease. 1957, Kendrew mendeduksi struktur 3 dimensi dari Myogoblin dari studi difraksi sinar-X.
Perkembangan Matematis
Pertengahan 1950-Awal 1960
Analisis digunakan untuk reaksi lebih dari 1 reaktan.
Dalziel, Alberty, Hearon, dkk. merumuskan konsep kondisi tunak, namun terlalu kompleks dan notasinya tidak familiar (Km, Ki, dan Vmax). Pada 1963, Cleland membuat sebuah prosedur penulisan persamaan kinetik kondisi tunak untuk multireaktan dengan notasi yang baik dan seragam. 1965, Monod, Wyman, dan Changeux membuat model kinetik enzim allosterik (menunjukkan grafik sigmoidal). 1966, Koshland, Nemethy, dan Filmer membuat model alternatif menurut konsep enzim induced-fit oleh Koshland (1959).
Energi untuk membentuk ikatan E-F berasal Dari energi pemutusan ikatan A-B
Energi aktivasi
Laju reaksi tergantung kepada banyaknya molekul yang mencapai kondisi transisi per satuan waktu
= 1
= = 1
Enzim akan memberikan kenaikan yang sama baik pada k1 maupun k-1.
Konsep lock-and-key
Jadi, pada enzim terdapat suatu bagian (yang disebut active site) Yang berkomplementer secara bentuk, ukuran, dan sifat kimia terhadap molekul substrat.
Mengikat substrat dgn berat molekul kecil atau sebagian kecil substrat.
3 titik etanol akan berikatan dengan enzim, yaitu Gugus metil H pasti berikatan dengan NAD+ Gugus hidroksil | CH3 C O H + NAD+ CH3CHO + NADH + H+ Hidrogen
| H
SUHU
PH
o Enzim akan nonaktif dalam pH ekstrim, tergantung fungsi kerjanya pula. (misalnya kondisi asam untuk enzim di dalam lambung). o Jumlah muatan positif dan negatif dan bentuk permukaan enzim ditentukan oleh nilai pH.
o Konsentrasi enzim mempengaruhi laju reaksi. o Konsentrasi substrat mempengaruhi batas reaksi. o Kofaktor menentukan laju keseluruhan berdasarkan konsentrasi substrat.
Rack Mechanism