Anda di halaman 1dari 49

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Sebagaimana kita ketahui bahwa Negara Indonesia berpenduduk sangat padat

dan semua itu menuntut kita untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang sempurna. Rumah sakit adalah salah satu sarana atau tempat yang paling tepat untuk pelayanan kesehatan. Di Era Globalisasi di tahun 2010 sumber daya manusia di Indonesia dalam bidang kesehatan khususnya Elektromedik lebih ditingkatkan seiring dengan kemajuan teknologi semakin pesat. Sehingga setiap rumah sakit memiliki teknisi yang handal, agar dapat menangani kerusakan alat-alat yang ada di rumah sakit dan juga dapat melakukan pemeliharaan alat sehingga alat-alat medik yang ada di rumah sakit selalu dalam keadaan baik dan siap pakai. Sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga ahli dibidang Elektromedik, POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA PADANG berusaha

meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan wawasan terhadap mahasiswa praktek kerja lapangan PKL juga merupakan juga merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa tingkat III Politeknik Kesehatan Siteba Padang Jurusan Teknik Elektromedik setelah menjalani proses perkuliahan, baik secara teori

maupun praktek. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang mempunyai makna penting terhadap mahasiswa untuk dapat mempraktekkan serta mencoba secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada tahap pendidikan. Sehingga mahasiswa dapat bersikap professional dan mampu menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat.

B.

TUJUAN PELAKSAAN PKL

Tujuan Praktek Kerja Lapangan dapat dijabarkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu : 1. Tujuan Umum a. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan, pemasangan, pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan elektromedik dan sarana kesehatan. b. Memahami falsafah-falsafah tentang kesehatan dan keamanan terhadap penderita, petugas, lingkungan dan peralatan elektromedik. c. d. Memahami tentang struktur dan proses terjadinya di lapangan. Terbina minat dan perhatiannya terhadap lapangan kerja yang harus dihadapinya nanti e. Terbinanya pandangan secara horizontal, luas dan menyeluruh dalam kaitannya dengan masalah-masalah sosial di masyarakat. 2. Tujuan Khusus a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan mengintegrasikan informasi pelajaran yang diperoleh selama mengikuti

tugas-tugas pelajaran teknik elektromedik dan sarana kesehatan secara lebih luas b. c. d. e. Memperoleh pengalaman pribadi yang riil, konkrit dan eduktif. Lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan Mempertinggi tingkat keberhasilan perkuliahan di kelas Memperoleh informasi baru sebagai bahan persepsi atau kerangka untuk mendalami masalah-masalah teknik lebih lanjut. f. Memperoleh rasa puas dengan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan

C.

SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan laporan PKL ini penulis akan menyajikan pengetahuan yang telah didapatkan selama PKL secara sederhana, yaitu : Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V : Pendahuluan : Sekilas Tentang RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi : Pembahasan Pesawat : Perbaikan Pesawat : Penutup

BAB II SEKILAS TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

A. SEJARAH SINGKAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah rumah sakit pemerintah daerah Bukittinggi yang dikepalai oleh seorang direktur yang dibantu oleh tiga orang wakil direktur. RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah rumah sakit kelas B yang terletak di kotamadya Bukittinggi, Sumatera Barat. RSUD Dr. Acmad Mochtar Bukittinggi didirikan pada tahun 1908 oleh pemerintah Belanda dan digunakan sebagai rumah sakit Militer. Pada waktu penduduk Jepang rumah sakit tersebut diambil alih tetapi tetap digunakan sebagai rumah sakit militer. Setelah kemerdekaan RI sampai tahun 1952 rumah sakit digunakan sebagai rumah sakit tentara. Pada tanggal 8 September 1952 rumah sakit ini diserahkan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja, yang waktu itu masih berstatus Sumatera Tengah, kemudian menjadi rumah sakit umum Bukittinggi milik PEMDA Tingkat I Sumatera Barat. Pada tahun 1979 rumah sakit ini ditetapkan sebagai rumah sakit umum Bukittinggi kelas C, dengan 250 buah tempat tidur. Kemudian pada tanggal 13

Oktober 1981 resmi memakai nama RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI yang diberikan langsung oleh Menkes RI saat itu, yaitu Bapak Dr. Suwarjono Suryaningrat. Nama tersebut dipakai karena Bapak Dr. Achmad Mochtar adalah seorang dokter yang berasal dari Bonjol, Sumatera Barat yang berjasa ditingkat nasional yang telah dianugerahi tanda jasa Satya Lencana Kebaktian Sosial tahun 1968 dan tanda kehormatan bintang jasa kelas III. Dalam Pelita IV dan V RSAM merubah secara bertahap bentuk bangunan lama peninggalan Belanda menjadi bangunan baru, dengan bantuan dana APBN, OPRS dan Dana Pemda Tk. I Sumatera Barat. Sejak tanggal 30 November 1987 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi diresmikan dari rumah sakit kelas C menjadi rumah sakit kelas B dengan jumlah tempat tidur 320 buah. Selanjutnya dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri No.061/2688/SJ tanggal 9 September 1997 tentang persetujuan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi menjadi rumah sakit kelas B pendidikan dan Perda No. 7 tahun 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.

B. GAMBARAN UMUM RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR 1. LETAK GEOGRAFIS RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah Rumah Sakit kelas B pendidikan yang terletak di kotamadya Bukittinggi yang berudara sejuk dengan ketinggian dari permukaan laut 927 M dan terletak diantara (10021 BT 10025 BT), (00.76 LS 00. 19 LS).

Kota Bukittinggi berbatasan dengan : sebelah Utara Negeri Gadut dan Kapau Kec. Tilatang Kamang, sebelah Selatan dengan Negeri Batuhampu Sungai Puar, sebelah Barat dengan Ngarai Sionak, Guguk dan Koto Gadang Kec. IV Koto dan sebelah Timur dengan Negeri IV Angkat Candung. Luas areal kota Bukittinggi 25.34 Km dengan jumlah penduduk 93.300 jiwa, yang pada hari libur dan pada hari pasar jumlah pendatang bias menjadi 3 kali lipat dari jumlah penduduk umumnya petani, pedagang, pegawai negeri dan swasta. 2. ORGANISASI dan TATA LAKSANA STRUKTURAL 1) Direktur 2) Wakil Direktur a. Wakil Direktur umum dan Keuangan b. Wakil Direktur Pealyanan Medis dan Keperawatan c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan 3) Bagian Umum dengan 3 Staf Sub Bagian antara lain : a. Sub Bagian Tata Usaha b. Sub Bagian Kepegawaian c. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan 4) Bagian perencanaan dan Rekam Medis dengan 3 Staf Sub Bagian antara lain : a. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan b. Sub Bagian Rekam Medis dan Hukum c. Sub Bagian Informasi dan Pemasaran Sosial

5) Bagian Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan, dengan 3 Staf Sub Bagian antara lain : a. Sub Bagian Penyusunan Anggaran b. Sub Bagian Perbendaharaan c. Sub Bagian Mobilisasi Dana 6) Bagian Akuntansi dan Manajemen, dengan 3 Staf Sub Bagian antara lain : a. Sub Bagian Akuntansi Keuangan b. Sub Bagian Akuntansi Managemen c. Sub Bagian Verifikasi 7) Bidang Pelayanan Medis dengan 3 Staf Seksi antara lain : a. Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Medis b. Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medis c. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Medis 8) Bidang Keperawatan, 3 Staf Seksi antara lain : a. Seksi Asuhan Keperawatan b. Seksi Etika Profesi Keperawatan c. Seksi Logistik Keperawatan 9) Bidang Penunjang Medis dengan 3 Staf Seksi antara lain : a. Seksi Ketenagaan ddan Pengembangan Mutu Penunjang Medis b. Seksi Pengembangan Fasilitas Penunjang Medis c. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Penunjang Medis

10) Bidang Pendidikan dan Pelatihan dengan 3 Staf Seksi antara lain : a. Seksi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Medis b. Seksi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Para Medis dan Non Medis c. Seksi Penelitian dan Pengembangan 2.1 Organisasi Fungsional 1) Komite Medis 2) Staf Medis Fungsional]

3. PERALATAN Peralatan medik dilengkapi secara bertahap dari pelita dengan berpedoman pada standar Rumah Sakit Kelas B Pendidikan. Peralatan tersebut antara lain : Peralatan ICU / ICCU, UGD, IGD, CSSD, Instalasi Gas Oksigen Sentral, dan Peralatan Conveuse untuk perinalogi di IGD dan adanya alat USG Endoscopy lengkap di interne. Selain itu telah ada alat canggih lain seperti : Mesin hemodialisa (alat pencuci darah) dan alat Bronchoscopy serta Spirometer dibagian paru, alat Treadmill dengan memakai computer (alat pemeriksa jantung) dan alat lainnya. Hanya alat ini tentu selalu diperiksa dan diperbaharui mengikuti perkembangan ilmu sebagai rumah sakit pendidikan.

4. SARANA FISIK PKL yang penulis laksanakan di RSUD Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi, kurang lebih sejak tanggal 12 April sampai dengan 12 Juni 2010

merupakan kurikulum pendidikan POLTEKES SITEBA PADANG Jurusan Teknik Elektromedik (TEM), yang bertujuan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa untuk mengenal lebih jauh sistem di Rumah Sakit sebagai salah satu syarat tugas akhir di POLTEKES SITEBA PADANG Jurusan Teknik Elektromedik. Sebagai mana laporan yang dibuat penulis ini berisi tentang sejarah rumah sakit struktur IPSRS, dan aktivitas selama PKL. Bangunan gedung RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi terletak di atas areal yang luas tanahnya 40.000 M terdiri dari : Gedung Poliklinik Gedung Perawatan Gedung Penunjang antara lain : IGD OK Kamar Jenazah Gudang Dengan luas gedung seluruhnya Luas selasar beton Luas tanah dan halaman : 1 buah : 2 buah : 1 buah : 1 buah : 22. 950 M : 4.572 M : 12.478 M : 3 buah : 15 buah

Dan saat ini letak bangunan Rumah Sakit berada 100 M dari tepi Ngarai Sianok, yang tidak bias dikembangkan lagi sesuai dengan laporan pemeriksaan gerakan tanah Direktorat Geologi Tata Lingkungan Tahun 1998/1989 bahwa Ngarai Sianok Bukittinggi termasuk wilayah tidak stabil dan berpotensi terjadi gerakan tanah, yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Untuk

pembangunan gedung baru dengan jarak 500 M dari tepi Ngarai Sianok, untuk itu diperlukan pengembangan dimasa yang akan datang ke arah Vertikal atau tambahan lahan, kalau memungkinkan dipindahkan ke lokasi lain yang lebih luas dari areal sekarang. Untuk lebih jelasnya lagi, jenis dan luas gedung di RSAM Bukittinggi dapat dilihat pada table berikut : Tabel II.1 Jenis dan Luas Gedung RSUD Dr. Achmad Mochtar Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JENIS GEDUNG Ruangan Perawat Ruangan Administrasi Instalasi Radiologi Instalasi Rehabilitasi Medis Laboratorium Instalasi CSSD Incenerator Instalasi Farmasi dan Apotik Instalasi Gawat Darurat ICU / ICCU Kamar Bedah Kamar Mayat Dapur Laundry / Ruangan Cuci Instalasi pengolahan air LUAS (m) 7.620 m 10.981 m 324 m 121,13 m 121,13 m 171.1 m 40 m 100 m 271,6 m 312,5 m 300 m 272 m 180 m 195 m 360 m TAHUN DIBANGUN 1979 dan1993 2003 1980 1986 1986 1993 1981 1982 1986 1992 1992 dan 2005 1981 1994

5. KETENAGAAN

10

Ketenagaan yang ada di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi saat ini berjumlah sebagai berikut: Tabel II.2 Jumlah Dokter RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2009 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 TENAGA MEDIS Spesialis Anak Sub. Perinatologi Spesialis Penyakit Dalam Sub Kardio vaskuler Spesialis Bedah Spesialis Orthopedi & Traumatologi Spesialis bedah Konsultan Digestive Spesialis Bedah Syaraf Spesialis Kebidanan Spesialis Kebidanan Konsult Onkologi Ahli Radiologi Ahli Anestesi Spesialis Patologi klinik Spesialis Mata Spesialis THT Spesialis Paru Spesialis Syaraf JUMLAH 2 1 4 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2

11

18 19 20 21

Spesialis Rehab Medik Dokter Gigi Spesialis Ortodentik Dokter umum Dokter Gigi

1 1 22

4 JUMLAH 58 Selain itu juga dibutuhkan peningkatan tenaga paramedis keperawatan

dan paramedis non keperawatan. Pada table di bawah ini, dapat terlihat jumlah tenaga RSAM secara keseluruhan di Tahun 2009.

Tabel II.3 Jumlah Pegawai Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2009 NO 1 2 3 4 TENAGA MEDIS DOKTER AHLI DOKTER UMUM DOKTER GIGI APOTEKER JUMLAH 32 22 4 5

12

5 6 7 8 9

KEPERAWATAN PSIKOLOGI KLINIS PENUNJANG MEDIS NON MEDIS KONTRAK PTT JUMLAH

239 1 115 167 65 17 659

6. KAPASITAS TEMPAT TIDUR RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi mempunyai kapasitas tempat tidur berjumlah sebanyak 299 buah yang terperinci sebagai berikut :

Tabel II.4 Kapasitas Tempat Tidur Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2009 NO 1 2 3 4 5 6 RUANGAN VIP Ambun Suri Kelas Interne Bedah Pri Bedah Wanita Interne Pria FASILITAS TEMPAT TIDUR 16 18 27 24 23 18

13

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Interne Wanita Obstetri Gynecologi Paru Zal Anak Mata THT Neurologi Bayi ICCU ICU Pre Op IGD Jantung Jumlah Tabel II.5 Poliklinik

20 16 16 22 12 13 12 20 20 2 4 3 13 299

Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2009 NO 1. Gigi 2. 3. 4. THT Mata Kulit dan Kelamin POLIKLINIK

14

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Interne Anak Bedah Syaraf Jiwa Fisioterapi Jantung Kebidanan Gynekologi Onkologi IGD Paru

C. VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI a. Visi Menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukitinggi sebagai : TEMPAT TUJUAN PELAYANAN KESEHATAN BERKUALITAS DAN TERJANGKAU di KAWASAN REGIONAL SUMATERA TENGAH b. Misi Berdasarkan visi yang telah diterapkan maka dijabarkan dalam bentuk misi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, sebagai berikut :

15

1. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Memenuhi harapan (Service Excellen) kepada seluruh lapisan masyarakat secara efisien dan efektif. 2. Mempersiapkan pelayanan unggulan dengan SDM yang berkualitas dan ramah 3. mendidik dan melatih tenaga kesehatan lainnya serta mengadakan penelitian di bidang kesehatan 4. Meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dalam pengelolaaan pelayanan kesehatan, administrasi adan manajemen

c. Motto Mengumatakan pelayanan yang ramah, cepat, tepat, dan siap berkinerja TERBAIK

d. Tujuan Tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, dengan menyelenggarakan pelayanan yang meliputi upaya

penyembuhan, pemulihan kesehatan dan meringankan penderitaan pasien serta asuhan keperawatan disamping usaha pencegahan maupun peningkatan kesehatan, menjadi pusat rujukan untuk Wilayah Sumatera Bagian Tengah dan sekitarnya serta temapat pendidikan dan latihan bagi tenaga kesehatan. e. Tugas Pokok

16

RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi mempunyai tugas pokok yang mengacu pada Perda No. 17 Tahun 1997 yaitu melaksankan pelayanan kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa yang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. f. Fungsi Pada Perda No. 17 Tahun 1997 disebutkan mengenai fungsi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi yang melaksanakan usaha pelayanan medis, rehabilitasi medis, usaha pencegahan dan penyuluhan kesehatan, melaksanakan usaha perawatan, melaksanakan usaha pendidikan dan latihan medis, melaksanakan sistem rujukan (reveral system) dan sebagai tempat penelitian.

D. JANGKAUAN MOCHTAR

PELAYANAN

RUJUKAN

RSUD

Dr.

ACHMAD

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dapat melayani rujukan 7 daerah tingkat II di Sumatera Barat Bagian Utara dan daerah-daerah seperti : Riau, Jambi dan Sumatera Utara Bagian Selatan. Disamping melakukan pelayanan secara langsung RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi juga melakukan pembinaan terhadap rumah sakit tipe C dan D serta puskesmas yang ada diwilayah Sumatera Barat Bagian Utara dengan memberikan dokter rujukan (reveral system) serta memberikan peningkatan ilmu

17

terhadap dokter-dokter yang bersangkutan di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Daerah daerah rujukan diantaranya berasal dari kota atau kabupaten : Payakumbuh, Monggopoh, Simpang IV, Padang Panjang, Batu Sangkar, Solok, Sawah Lunto, Lubuk Sikaping dan Air Bangis.

E. STRUKTUR

ORGANISASI

RSUD

Dr.

ACHAMAD

MOCHTAR

BUKITTINGGI RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi mempunyai struktur organisasi seperti yang terlihat pada lampiran yang sesuai dengan struktur organisasi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi berdasarkan Perda No. 17 Tahun 1997 didalamnya terdapat Instalasi Sarana Pemeliharaan Rumah Sakit (IPSRS).

F. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT IPSRS merupakan fasilitas kegiatan perawatan gedung, gas medis dan non medis, perawatan radiasi, elektromedik, elektrikmedik, laboratorium,

komunikasi dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat pada struktur organisasi IPSRS yang telampir. Kepala IPSRS adalah pimpinan yang mengkoordinir IPSRS sebagai unsur pelaksana yang bertugas melaksanakan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit yang dilakukan secara koordinatif dengan bagian koordinatif lainnya dan bertanggung jawab pada bagian penunjang medic. Setiap pekerjaan dilakukan melalui surat perintah kerja yang

18

berasal dari kepala IPSRS, setelah adanya laporan dari ruangan yang menyatakan alat tersebut rusak, baik yang dapat diantar maupun yang tidak dapat diantar. Tiap-tiap unit yang memerlukan jasa IPSRS sebaiknya menunjuk salah seorang yang bertanggung jawab atas pemakaian alat yang sudah selesai diperbaiki dengan penanggung jawab teknik. Program Kerja IPSRS : 1. Sistem Pelaporan Kepala IPSRS membuat laporan berkala kepada direktur tentang : a) Hasil kerja yang diselesaikan b) Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan c) Keadaan persedian suku cadang dan bahan d) Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai e) Rencana peningkatan pelayanan teknik f) Keadaan dan keperluan alat-alat kerja g) Hambatan-hambatan yang dipahami 2. Pergudangan Bahan Suku Cadang a) Setiap gudang menerima bahan, alat kerja dan suku cadang dari bagian rumah tangga, farmasi atau langsung dari panitia pembeli b) Pembukuan dan penyimpanannya harus sesuai dengan klasifikasi masing-masing c) Setiap pemakaian bahan, suku cadang untuk perbaikan Ka. Sub Instalasi harus mengajukan permintaan barang yang diketahui oleh

19

Ka. IPSRS dan penanggung jawab teknik masing-masing unit yang memerlukan d) Dengan bon tersebut diatas barang dapat dikeluarkan dari gudang e) Petugas gudang f) Akan membuat laporan kepada Ka. IPSRS mengenai jumlah pemakaian barang dan simpanan barang dalam setiap bulan g) Ka. IPSRS membuat perincian permintaan bahan untuk pengadaan bahan dan persediaan barang yang akan habis 3. Inventarisasi a) Untuk sarana fisik meliputi : Denah bangunan yang ada dilingkungan rumah sakit Gambar instalasi air bak dalam setiap bangunan maupun secara keseluruhan (PAM dan POMPA AIR) Denah saluran pembuangan air Gambar instalasi listrik, baik setiap bangunan maupun secara keseluruhan (PLN dan GENSET) b) Untuk peralatan medis dan non medis : Tiap peralatan yang perbaikannya menjadi tanggung jawab (daftar inventaris) dan kartu pencatatan pemeliharaan. Data teknik dari peralatan, gambar rangkaian listrik, cara pemeliharaan, cara perbaikan dan cara pemakaian c) Peralatan kerja

20

Jumlah peralatan maupun keadaan dari alat kerja harus diperiksa kelengkapannya dan mempunyai inventaris. 4. Pemeliharaan Berkala Sesuai dengan hasil inventaris peralatan, maka harus disusun program kerja untuk mengadakan pemeliharaan berkala : a) Dalam jangka waktu yang tertentu sesuai dengan Sub. Instalasi dan personil yang ada misalnya tiap 1, 2 atau 3 bulan suatu tim pemeliharaan dari IPSRS akan mengunjungi semua ruangan yang ada dirumah sakit. b) Tim kerja akan memeriksa kerjanya alat-alat dan secara fisik akan memberi minyak pelumas, membersihkan kotoran di dalam alat dan penyetelan atau kalibarsi kembali ketepatan alat medis dan non medis. c) Setelah itu tim medis akan melaporkan pekerjaannya pada penanggung jawab teknik (PJT), dan PJT harus memberitahu tim, apa yang salah dan rusak. 5. Pembagian Shift Kerja 1) Shift kerja terbagi dalam 3 hari, termasuk hari libur. 2) Petugas petunjuk dari Sub instalasi sarana, prasarana dan peralatan medik dan medik : a) Pagi Melaksanakan pekerjaan yang dilaksanakan dan yang tidak direncanakan sesuai dengan bidang masing-masing

21

Apabila perlu dipakai tenaga dari bantuan Sub. Instalasi lain IPSRS Menyelesaikan pelimpahan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh petugas sore, malam dan hari libur b) Sore, malam dan hari libur Melaksanakan semua tugas IPSRS sesuai dengan kemampuannya 6. Koordinasi dan Hari Libur Dengan tidak mengurangi tanggung jawab dan kecepatan pelayanan koordinasi kerja dan kecepatan pelayanan dilakukan koordinasi kerja dengan Sub. Bag Rumah Tangga dan Perlengkapan, Bidang Penunjang Medik dan Bidang Pelayanan Medik sesuai dengan bidangnya masing-masing

22

BAB III PEMBAHASAN ALAT

A. ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) 1. Pendahuluan Electrocardiograph (ECG) merupakan alat elektromedik yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal biolistrik yang dibangkitkan oleh jantung manusia melalui titik tertentu pada permukaan anggota tubuh manusia yang dihubungkan melalui beberapa elektroda. a. ECG Recorder ECG Recorder berfungsi merekam sinyal biolistrik jantung, dengan hasil rekaman berupa kertas kardiogram. Hasil rekaman digunakan sebagai tahap awal diagnosa suatu penyakit. ECG jenis ini bersifat portable.

23

b. ECG Monitor ECG Monitor berfungsi merekam sinyal biolistrik jantung, yang hasil rekamannya ditampilkan pada monitor. ECG monitor digunakan pada pasien yang sedang dirawat, biasanya diletakkan di samping pasien, agar kondisi jantung pasien dapat di monitor setiap saat 2. Spesifikasi Alat Merk Dimensi Tipe SN Tegangan Input Frekuensi Daya Baterai Leads Display Monitor : SCHILLER, SWITZERLAND : 290x198x76 mm, 2,6 kg : AT 101 : 080.05028 : 220 240 V / 110 115 V : 50 / 60 Hz : Max 28 VA : Lead Acid 12 V, 6 jam Standby : 12 simultaneos leads :Printer mode 3 Channel Display Speed 25,50 mm/ S Amplitude 5, 10, 20 mm /mV

: High resolution thermal head printer

3. Teori Dasar a. Anatomi Jantung

24

Jantung terdiri dari otot-otot yang membentuk dinding. Jantung terdiri dari 4 buah kamar yaitu : pada bagian atas kiri dan kanan, merupakan kamar penerima disebut juga atrium. Bagian bawah kiri dan kanan merupakan pompa yang disebut ventrikel. b. Potensial Listrik Jantung Bagian kanan atas jantung (atrium) disebut Sinoatrial node (SA node). SA node berfungsi untuk memul;ai denyut jantung dan mengatur ritmenya. Potensial listrik jantung dimulai dari SA node ini diakibatkan oleh kontraksi otot-otot jantung yang membentuk impuls. Impuls ini menjalar ke sepanjang serabut-serabut penghubung (conducting fiber) ke atrio ventrikuler node (AV node) dan merangsang node tersebut berdepolarisasi. Depolarisasi dan repolarisasi SA node yang dilanjutkan dengan depolarisasi AV node inilah yang akan membangkitkan potensial listrik jantung yang dikebnal dengan External Action Potential yang dapat dideteksi pada permukaan tubuh. External Action Potential ini dapat berbentuk gelombang EKG atau pulsa PQRS seperti pada gambar di bawah ini :

25

Gambar III. 1. Gelombang / Pulsa ECG Keterangan gambar : Gelombang P : menggambarkan aktifitas depolarisasi atrium Gelombang Q : menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel Gelombang R : menggambarkan defleksi positif pertama dari komplek QRS Gelombang S : menggambarkan defleksi negative sesudah gelombang R Gelombang T : menggambarkan fase repolarisasi ventrikel Gelombang U : asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas terlihat di sadapan dada V1 V4 c. Sistem Perekaman Sinyal Listrik Jantung Elektrokardigram diperoleh dengan menempatkan elektroda pencatat pada tempat-tempat tertentu di permukaan tubuh, secara Bipolar dan Unipolar. Sedangkan penempatan elektroda elektrokardiograf tersebut dikenal sebagai Lead atau sadapan elektrokardiograf. Adapun jenis-jenis sadapan terdiri dari :

26

1. Bipolar Standard Lead (Lead I, II, II) 2. Unipolar Limb Lead (aVR, aVL, aVF) 3. Unipolar Chest Lead (V1 sampai V6) Biasanya elektroda-elektroda yang utama ditempatkan pada lengan kiri (LA : Left Arm), lengan kanan (RL : Right Arm) sebagai ground. Kawat-kawat untuk mengukur tegangan antara LA dan RA disebut kabel 1 (lead I) antara RA dan LL disebut kabel II (lead II) serta antara LA dan LL disebut kabel III (lead III) lihat gambar :

Gambar III. 2. Pemasangan Elektroda 4. Prinsip Kerja Potensial listrik yang berasal dari pulsa jantung dideteksi

dipermukaan tubuh melalui elektroda yang dihubungkan ke alat melalui kabel pasien. Sebelum masuk ke rangkaian penguat, rangkaian proteksi (pasien fuse 5 mili Ampere atau rangkaian isolasi) Lead selector berfungsi untuk memilih lead sesuai kebutuhan sehingga konfigurasi yang ditentukan oleh lead selector inilah yang diperkuat oleh penguat awal (pre Amplifier). Kalibrasi 1 mV diperlukan untuk standar

27

perbandingan antara besarnya sinyal input dengan besar penggunaan amplifier sesuai dengan kepekaan (sensitivity) yang dipilih. Sinyal dari pre amplifier kemudian diperkuat oleh drive amplifier. Pada rangkaian ini dilengkapi dengan filter untuk mencegah sinyal lain agar tidak ikut diperkuat. Sinyal output dari drive amplifier ini sudah cukup kuat untuk menggerakann galvanometer untuk menggerakan stylus/thermal. Gerakan stylus/thermal inilh yang akan menggambarkan pulsa listrik pada kertas recorder. Secara lengkap prinsip kerja ECG dapat dilihat pada blok diagram berikut :

PS

Gambar III. 3. Blok Diagram Pesawat ECG

28

Keterangan : a. Elektroda dan kabel pasien b. Rangkaian isolasi c. Lead selector d. Kalibrasi 1mV e. Pre-Amplifier f. Drive Amplifier g. Recorder / monitor

5. Cara Kerja Blok Diagram ECG SCHILLER AT101 Automatic Lead Selector Program

Patient Elektroda

Pre Amp

Keyboard

Myogram Filter

Power AC Main Amplifier 29

Thermal Temp. Control Unit Power Supply Motor Speed Control Unit

LCD Display Charging Battery

Microcontroller AT 101

ADC Battery 12 Volt Gambar III. 4. Blok Diagram ECG Schller AT 1010

Cara Kerja Blok Diagram : a. Sifat tegangan jala-jala PLN dihubungkan ke alat, maka tegangan akan didistribusikan ke rangkaian Power Supply, sehingga tegangan AC akan diubah menjadi tegangan DC yang akan diberikan ke rangkaian Charging Battery b. Dari rangkaian Charging Battery, tegangan akan digunakan untuk mengisi baterai 12 Volt, yang akan menjadi sumber tegangan alat, apabila tidak menggunakan sumber tegangan PLN.

30

c.

Tegangan dari Baterai atau Power Supply akan didistribusikan ke semua ragkaian

d.

Setelah elektroda pasien dipasang, dan alat diaktifkan, maka Proses perekaman akan dimulai. Sinyal biolistrik dari jantung pasien akan diolah pada rangkaian Automatic Lead Selector Program. Kemudian sinyal tersebut akan diumpankan ke rangkaian Pre Amplifier untuk diperkuat

e.

Dari rangkaian Pre Amplifier, sinyal akan di filter oleh rangkaian Myogram Filter, untuk menghilangkan noise atau gangguan akibat dari ketegangan otot permukaan tubuh pasien.

f.

Setelah difilter, sinyal outputnya akan diperkuat lagi oleh rangkaian Main Amplifier sebagai penguat sinyal akhir yang akan digunakan sebagai sinyal masukan pada Rangkaian ADC, untuk mengubah sinyal biolistrik analog menjadi sinyal digital.

g.

Dari rangkaian ADC, sinyal outputnyayang berupa sinyal digital, akan dijadikan sebagai input pada Microcontroller AT 101. Di sini sinyal akan diolah sedemikian rupa sehingga outpunya dapat ditampilakn pada LCD display dan ECG printer

6. Pengoperasian Alat a. Prasyarat 1) SDM siap dan terlatih 2) Catu daya sesuai kebutuhan alat 3) Kontak-kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian 4) Alat laik pakai dan bersih

31

5) Aksesoris lengkap dan baik 6) Bahan operasional tersedia b. Persiapan 1) Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan 2) Buka penutup debu (dust cover) 3) Siapkan aksesoris (Patient cable, kertas recorder, jelly) 4) Pasang kertas rekam pada alat 5) Siapkan bahan operasional 6) Hubungkan alat dengan terminal pembumian c. Pemanasan 1) Hubungkan alat dengan catu daya 2) Cek baterai 3) Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON 4) Lakukan pemanasan secukupnya d. Pelaksanaan 1) Perhatikan protap pelayanan 2) Oleskan jelly pada pasien 3) Pasang elektode, chest electrode pada patient cable 4) Pasang electrode, chest electrode pada pasien 5) Masukan data pasien, pada menu dat, melalui keyboard 6) Pilih program lead 7) Tekan tombol start

32

8) Amati hasil rekaman pada LCD display 9) Tekan tombol Print untuk mendapatkan hasil rekaman pada kertas kardiogram

7. TROUBLE SHOOTING Table III.1 Troble Shooting ECG KERUSAKAN KEMUNGKINAN Unit mati total, Blank Supply tidak ada Screen Pengaturan Contrast tidak tepat TINDAKAN Periksa supply Periksa fuse Periksa kontras, tekan Function

Key (FN) dan tekan cursor mengatur Pulsa QRS sangat Elektroda terhubung dengan baik Elektroda kotor Pasien relaks tidak tidak kontras Periksa pemasangan elektroda di alat dan di pasien Bersihkan elektroda up/down untuk

tinggi / besar

33

Anjurkan pasien Print Out tidak ada / tidak jelas Kertas recorder agar relaks Pasang kertas recorder baru Periksa kembali pengaturan untuk printer Bersihkan thermal Ada gangguan pada Filter bekerja tidak dengan

habis atau kertas sudah expired Kesalahan setting printer Thermal kotor

kapas alkohol Periksa semua sistem filter Aktifkan Myogram filter, ganti cut off Periksa kesesuaian antara tegangan sumber dengan frekuensi

sistem perekaman

kebutuhan filter utama 8. Pemeliharaan Alat

34

a. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF b. Lepaskan hubungan alat dari catu daya c. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian d. Lepaskan electroda, chest electrode dari pasien e. Lepaskan electroda, chest electrode dari patient cable f. Lepaskan patient cable dari alat g. Bersihakan patient cable, electrode, chest electrode h. Simpan patient cable, electrode, chest electrode pada tempatnya i. Pasang penutup debu alat j. Simpan alat dan aksesoris pada tempatnya k. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien per bulan

B. SYRINGE PUMP 1. Teori Dasar Alat syringe pump merupakan suatu alat yang di gunakan untuk memberikan cairan atau obat kepada pasien. Secara khusus alat ini mentitikberatkan atau memfokuskan pada jumlah cairan yang di masukan kedalam tubuh pasien, dengan satuan mililiter per jam. Alat ini menggunakan motor sebagai tenaga pendorong syringe yang berisi cairan atau obat yang akan dimasukan ke dalam tubuh pasien. Alat ini menggunakan sistem elektronik yang berfungsi dalam pengontrolan dalam pemberian jumlah cairan ke tubuh pasien, sensor dan alarm. Dalam sistem Mekanik yaitu dengan gerakan motor sebagai tenaga pendorong.

35

2. Spesifikasi Alat Merk Dimensions Model Power Supply Frekuensi Power Consumption : TERUMO : 322 x 114 x 115 mm, 1,8 Kg : TE 331 : 100V to 240VAC, 12 to 15VDC : 50/60 Hz : 18VA (on AC 100 -120 V) / 23VA (on AC 7,5 W (DC) Compatible Syringe Rate of Flow rate setting : 10, 20, 30, 50 ml : 10, 20, 30ml syringe : 0.1 - 99.9 ml/h (0.1 ml/h step) 100.0 - 300.0 ml/h (1 ml/h step) 50 ml syringe : 100 240 V) /

0.1 - 1200.0 ml/h 0.1 - 99.9 ml/h (0.1 ml/h step) 100.0 - 1200.0 ml/h (1 ml/h step) Display Range of volume delivery Occlusion dection Pressure : 0.1 - 999.9 ml (0.1 ml step) : III 800 + 200 mmHg (106.7 + 26.7 kPa) II 500 + 100 mmHg (66.7 + 13.3 kPa) I 300 + 100 mmHg (40.0 + 13.3 kPa) Purge : + 1,200 ml/h (50 ml syringe) + 500 ml/h (30 ml syringe)

36

+ 400 ml/h (20 ml syringe) + 300 ml/h (10 ml syringe) Computer interface connector 3. Prinsip Dasar Alat Alat ini bekerja dengan memanfaatkan sistem motor yang menggerakkan syringe sehingga dapat memompakan obat berupa cairan ke dalam tubuh pasien. Dosis penyuntikan cairan keluaran dapat diatur oleh user dengan mengatur settingan keluaran cairan yang berada pada alat tersebut, misalnya 10 ml/h, 20ml/h, 30ml/h, 50ml/h. gerakan motor akan diatur oleh sistem pengaturan program yang dibuat sehingga nilai volume keluaran sama dengan nilai settingan yang diatur pada alat. Berdasarkan Hukum Boyle yang mengatakan bahwa :Jika udara di kompensasikan pada temperature tetap, maka tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya. Sehingga apabila suatu udara mempunyai volume V1 dan tekanan P1 dimampatkan pada temperature tetap hingga volumenya menjadi V2 maka tekanannya akan menjadi P2 dimana : PI. V1 = P2.V2 = tetap Disini tekanan dapat dinyatakan dalam Kgf/cm2 (atau Pa) dan volume dalam m3. Oleh karena itu, syringe pump ini terbagi menjadi 3 Level tekanan yaitu I, II, dan III, dimana : I II : 300 + 100 mmHg (40.0 + 13.3 kPa) : 500 + 100 mmHg (66.7 + 13.3 kPa) : RS-232 or RS 485

III : 800 + 200 mmHg (106.7 + 26.7 kPa)

37

Pada alat ini juga terdapat sensor berupa optocoupler yang digunakan untuk membunyikan buzzer apabila cairan di dalam syringe habis dan proses penyuntikan berhenti.

4. Blok Diagram Syringe Pump

38

Cara kerja blok diagram : Saat tegangan jala- jala PLN dihubungkan ke alat, maka tegangan akan diditribusikan ke rangkaian Power, sehingga tegangan AC akan menjadi tegangan DC yang akan diberikan ke rangkaian charging. Dari rangkaian, tegangan akan digunakan untuk mengisi 12 Volt sampai yang akan menjadi sumber tegangan alat, apabila tidak menggunakan sumber tegangan PLN dan 18 volt untuk supply pada motor.Tegangan dari baterai atau power supply akan didistribusikan ke semua rangkaian. Mikrokontroller sebagai pengontrol dan pengendali dari Syringe

39

pump.Output

berupa

perintah

untuk

mengendalikan

motor,

baik

untuk

memberhentikan motor atau pun mempercepat kerja motor.Selain itu mengolah pendeteksian sensor seperti deteksi ukuran syringe, deteksi hampir kosong, deteksi occlusion,deteksi dial dan deteksi Plug/ kopling terlepas yang berfungsi sebagai Pengaman dan selanjutnya menyalakan Buzzer sebagai tanda alarm. Tentukan besarnya volume obat keluaran dengan menekan tombol up untuk volume yng lebih tinggi dan down untuk volume yang lebih rendah. Pada alat ini digunakan range 10, 20, 30, 50 ml per jam dengan ukuran syringe (suntikan ) 300, 400, 500, dan 1200 ml. jumlah pengaturan ini kemudian akan disimpan dalam memory alat. Pada tempat syringe terdapat sensor cahaya berupa optocoupler untuk mengaktifkan buzzer saat cairan di dalam syringe habis dan mengakhiri proses pengoperasian. Setelah pengaturan volume dilakukan, tekan tombol purge untuk melakukan proses penyuntikan awal. Hal ini berfungsi untuk membuang gelembung udara yang tersisa didalam syringe. Saat tombol ini ditekan maka rangkaian pengaturan motor DC akan aktif yaitu dengan memberikan pulsa high ke rangkaian microcontroller dan mengakibatkan lampu indicator menyala. Apabila semua pengaturan telah dilakukan, tekan tombol start untuk memulai proses pengoperasian. Cairan dalam syringe akan dipompakan secara otomatis sesuai dengan pengaturan yang kita lakukan melalui sistem kerja program yang terdapat dalam alat. Untuk mengakhiri proses pengoperasian tekan stop. Maka proses kerja alat akan terhenti dan untuk mengembalikan kondisi alat ke posisi awal dapat di gunakan tombol reset.

40

5. Pengoperasian Alat a. Standar Pengoperasian Alat 1) Periksa catu daya alat apakah telah sesuai dengan yang diinginkan. 2) Periksa kelayakan alat apakah telah terkalibrasi dan berada pada posisi awal 3) Periksa kelengkapan dan aksesories alat 4) Masukan cairan obat yang akan digunakan pada syringe (suntikan) 5) Tekan tombl main switch kemudian tekan tombol ON 6) Atur kecepatan cairan yang diinginkan contoh 1 milimeter per menit 7) Tekan tombol purge untuk menentukan kecepatan awal 8) Tekan tombol start untuk memulai pengoperasian b. Pemeliharaan Alat 1) Ganti dan bersihkan syringe setelah digunakan 2) Berikan oli pelumas pada motor DC 3) Lakukan penyettingan keluaran cairan dan lakukan

pengkalibrasian setiap setahun sekali 4) Kencangkan baut-baut yag kendur 5) Lakukan pembersihan selang saluan keluaran

41

c.

Perawatan Alat Sebelum Dioperasikan 1) Sebelum digunakan periksa kelengkapan pesawat 2) Tempatkan alat terpisah dari alat-alat lain 3) Hindarkan alat dari sinar matahari langsung, suhu tinggi, kebisingan, kelembaban dan benturan dengan benda lain Pada Saat Dioperasikan 1) Alat harus dalam keadaan stabil baik catu daya maupun lingkungannya 2) Jaga jarak alat dari pasien 3) Tekan reset apabila terjadi gangguan pengaturan alat Setelah Digunakan 1) Ganti syringe pada alat 2) Bersihkan syringe dan selang distribusi obat 3) Kalibrasi alat pada dosis pengaturan awal 4) Simpan alat pada tempat yang sesuai

42

BAB IV PERBAIKAN DAN SERVICE ALAT

1.

ECG (ELEKTROCARDIOGRAPH) : Paru : Schiller : Type Voltage : Cardiovit AT-1 : 220-240 V 2x200 mAT 100-175 V 2x 315 mAT Frekuensi Daya SN : 50/60 Hz : 28 VA : 190. 65272

Ruang Merk Spesifikasi

Masalah

: Setiap 1 cm hasil perekaman pada kertas grafik berhenti dan indikator kertas habis menyala

Analisa

: - Ukuran kertas tidak sesuai dengan alat - Posisi kertas tidak mengenai sensor kertas grafik

Tindakan

: - Memposisikan kertas grafik agar mengenai sensor pada alatnya - Mengganti ukuran kertas yang sesuai dengan type alat

Hasil

: Hasil perekaman pada grafik bagus

43

2.

TENSIMETER : IPSRS : Riester Nova CE 0124 : - Tensimeter kotor - Balon bocor

Ruang Merk Masalah

Tindakan

: - Pembersihan Tensimeter - Mengganti balon udara

Hasil

: Baik

3.

SUCTION PUMP : KI : Medi-Pump Thomas : Type NR Volt Amp :1632 GL : 050700004 : 230 V : 1,7 A

Ruang Merk Spesifikasi

Masalah Analisa

: Alat tidak mau menghisap : - Ada kotoran pada pompa - Filter tersumbat

Tindakan Hasil

: Pemeriksaan pada pompa dan mengganti filter dengan yang baru : Baik

44

4.

AUTOCLAVE : Labor : Webeco bad Schwartau : Type NR Volt Amp Watt Buatan : A5 : 78621 : 220/380/Y : 3x14 : 9000 : Jerman

Ruang Merk Spesifikasi

Masalah Analisa

: Alat tidak berfungsi (tidak bisa steril) : - Elemen ada yang putus - Magnet kontaktor lengket

Tindakan Hasil

: Pemeriksaan pada elemen dan magnet kontaktor : Alat dapat bekerja kembali

5.

LAMPU UV : KI :: Assemblyng IPS : Semua lampu mati : - Steker rusak - Trafo tidak berfungsi - Starter rusak

Ruang Merk Buatan Masalah Analisa

45

Tindakan

: - Memeriksa tegangan pada steker - Memeriksa tegangan pada trafo - Mengganti starter karena rusak

Hasil

: Lampu hidup dan dapat digunakan

6.

LAMPU PHOTOTHERAPY : Perinatologi : GE : Type Frekuensi Voltage Daya SN : XHZ 90 : 50/60 Hz : 220 230 V : 120 VA : 06107858

Ruang Merk Spesifikasi

Masalah Analisa

: 2 buah lampu phototheraphy tidak hidup : - Lampu putus - Trafo rusak

Tindakan Hasil

: Mengganti trafo dan mengganti 2 buah lampu phototheraphy : Baik

46

BAB V PENUTUP

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mengikuti kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) selama 2 bulan yang dimulai pada tanggal 12 April sampai 12 Juni 2010 dan telah merampungkan laporan kegiatan selama mengikuti PKL. Banyak hal yang penulis dapatkan selama mengikuti kegiatan PKL ini, baik itu berupa teori maupun praktek sehingga dapat menambah wawasan penulis untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja nanti. 1. KESIMPULAN a. Pesawat ECG Schiller AT 101 1) Electrocardiography (ECG) adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi pulsa listrik yang dibangkitkan oleh jantung melalui titiktitik tertentu pada permukaan anggota tubuh manusia dengan menghubungkannya melalui elektroda 2) Pesawat bekerja dengan sistem Microcontroller AT 101 3) Pesawat digunakan untuk mendiagnosa kelainan pada detak jantung dengan metode record thermal heater b. Syringe Pump TE 331 1) Syringe pump merupakan suatu instrument kesehatan yang berfungsi untuk menyuntikan obat cairan ke dalam tubuh pasien

47

2)

Sistem pengaturan penyuntikan dapat diatur sesuai dengan dosis yang diizinkan oleh dokter. Besarnya cairan keluaran dapat ditentukan oleh user

3)

Terdapat sensor cahaya (optocoupler) yang digunakan sebagai sensor apabila cairan pada obat habis

4)

Pengaturan aktivitas kerja alat diatur oleh microkontroler berdasarkan program yang dibuat.

2. SARAN a. Untuk Akademi dan Calon Peserta PKL 1) Sebelum diterjunkan ke lapangan sebaiknya pihak akademik membekali mahasiswanya dengan hal-hal yang berhubungan dengan rumah sakit yang akan ditempatinya sehingga peserta PKL dapat mengetahui kondisi lapangan yang akan ditempati. 2) Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan PKL diharapkan untuk mempersiapkan mental dan ilmu pengetahuan, agar lebih siap dalam menghadapi semua persoalan yang ada di lapangan khususnya teori-teori dasar elektromedik b. Untuk IPSRS dan Rumah Sakit 1) Demi kelancaran pemeliharaan dan perbaikan sarana yang ada di Rumah Sakit, administrasi pemeliharaan dan perbaikan harus berjalan dengan tertib sesuai dengan prosedur 2) Untuk kenyaman dan kelancaran saat betugas sebaiknya ruangan kerja ditata sebaik mungkin

48

3) Pembagian tugas dan wewenang antar staf IPSRS harus diperjelas lagi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan saling melepas tanggung jawab 4) Operator harus benar-benar melakukan tugasnya dengan baik dan sebaiknya juga mampu melakukan perbaikan-perbaikan ringan terhadap alat yang dioperasikan.

49

Anda mungkin juga menyukai