Ike Herdiana Disampaikan Pada Perkuliahan Pengantar Psikologi Sosial Fisip - Unair
PERILAKU MENOLONG?
Perilaku menolong adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada sub kategori dari perilaku prososial. Lebih jauh dapat didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk menguntungkan orang lain atau kelompok. Niat untuk memberi manfaat adalah aspek kunci dari pengertian ini. Jika kita secara tidak sengaja menjatuhkan uang dan seseorang menemukannya, maka kita belum memperlihatkan perilaku menolong, lain halnya jika kita memutuskan memberikan uang pada seseorang yang membutuhkan dengan niat membantu.
Emosi negatif Sesungguhnya emosi negatif tidak selalu akan menurunkan keinginan untuk menolong. Dalam keadaan tertentu emosi negatif dapat mendorong munculnya perilaku positif kepada orang lain (Carlson dan Miller et al., 1987). Terdapat tiga cara bagaimana hal ini dapat terjadi, yaitu perasaan bersalah yang muncul setelah transgresi, munculnya kesadaran diri, dan pencarian penyembuhan dari kesedihan.
Alternatif egoistik 1. Berperilaku egoistik merupakan hukuman yang khusus terkait dengan sifat empati untuk tidak menolong orang lain. Mungkin saja seseorang telah belajar melalui pengalaman bahwa respon empati haruslah membuat perilaku menolong meningkat. Jika demikian, maka mereka dapat mengantisipasi perasaan bersalah yang disebabkan oleh kegagalan dalam menolong orang lain ketika mereka berusaha bersikap empati. 2. Terdapat reward khusus empati untuk perilaku menolong. Rasa empati yang ditunjukkan pada orang yang memerlukan pertolongan meningkatkan perasaan sedih yang selanjutnya akan mendorong munculnya kecenderungan untuk mengembalikan suasana perasaan untuk lebih baik. 3. Alternatif lain untuk memilih bersikap egois adalah adanya reward khusus empati yang lebih banyak mendatangkan dampak positif daripada dampak negatif. Kyle Smith (1989) menyatakan bahwa rasa empati meningkatkan kepekaan si penolong dikarenakan munculnya suasana yang lebih baik dari orang yang mereka tolong. Kita tidak dapat saling berbagi kebahagiaan dari orang yang kita tolong kecuali kita benar-benar tahu orang tersebut merasa tertolong.
Keterbatasan altruisme 1. Keterbatasan muncul dikarenakan keberadaan berbagai macam motivasi dalam melakukan perilaku menolong. 2. Keterbatasan yang lainnya disebabkan oleh adanya fakta bahwa motivasi yang ada akan menjamin perilaku yang muncul. Rasa empati tidak selalu meningkatkan perilaku menolong, seperti yang diperlihatkan oleh penelitian dimana yang yang ditolong malahan dibenci oleh si penolong (Otten et al., 1991). 3. Keterbatasan yang ketiga berkaitan dengan sifat dasar dari altruisme. Perdebatan antara motif egoistik dengan motif altruistik, memunculkan asumsi bahwa terdapat pemisahan yang jelas antara diri sendiri (self) dengan orang lain. Namun bagaimana jika tidak terdapat pemisahan, seperti yang dinyatakan oleh Daniel Wegner (1980, hal 133), bahwa empati merefleksikan kebingungan yang mendasar antara diri kita sendiri dengan orang lain. Jika kita merasakan bahwa kebutuhan orang lain sepenting kebutuhan yang kita miliki, maka seharusnya tidak terdapat perbedaan antara motif egoistik dan motif altruistik.