Anda di halaman 1dari 3

Tafsir-Manajemen Waktu

[103:1] Demi masa.

[103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

[103:3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Huruf wa pada kata wal Ashr merupakan jenis wa qosam. Wa sumpah Kata inna adalah sebagai taukid (penekanan) Alif lam dalam kata al-Insan adalah alif lam tarif. Faidahnya istighrooq, menyeluruh Lam dalam kata lafii adalah lam taukid (penekanan)

1. Ashr artinya waktu atau masa. Mengapa yang digunakan adalah waktu ashar? Karena waktu ashar adalah waktu menjelang malam. Pada saat-saat itu, seakan-akan malam menjadi masa untuk kembali ke tempat peristirahatan / dimana waktu malam menunjukkan diri kita semakin tua. Pada waktu ashar ini, orang terkadang lupa dan lalai pada Allah, tingkat konsentrasinya mulai menurun, waktu terasa sempit dan waktu ketika orang sedang tergesa-gesa. Serta menunjukkan akan terbatasnya kehidupan manusia. 2. Dari surat AlBaqoroh:238 yang bermakna Jagalah oleh kalian shalatshalat lima waktu & shalat wustha, serta berdirilah karena Allah dengan taat/khusyuk., maksud dari sholat wustho adalah sholat ashar. Dari surat AlBaqoroh:238, Imam Syafii berpendapat bahwa surat tersebut cukup menjadi mauidhoh dan peringatan akan keutamaan sholat Ashar, jika manusia mampu memahami dengan sepenuh hati akan isi dari surat tersebut.
Page 1

Tafsir-Manajemen Waktu
3. Pada ayat kedua, kesimpulan yang dapat diambil adalah pada dasarnya manusia berada dalam keadaan merugi. 4. Pada ayat ketiga, disebutkan golongan yang tidak merugi, diantaranya: a. Orang beriman. Orang beriman adalah orang yang memiliki prinsip/keyakinan serta percaya sepenuhnya bahwa segalanya ada dalam aturan dan genggaman Allah. Sehingga dia akan beribadah hanya pada Allah dan hanya akan merasa bahwa yang pantas dimintai pertolongan hanya Allah. Seseorang yang beriman akan berpegang pada tiga jenis tauhid, yaitu: a) Tauhid Rububiyah. Seseorang akan meyakini bahwa alam semeste ini yang mengatur adalah Allah, b) Tauhid Uluhiyah. Setelah meyakini bahwa seluruh alam semesta yang mengatur adalah Allah. Dia akan melanjutkan tingkat keimanannya dengan beribadah, meminta segala sesuatu dan pertolongan hanya pada Allah, c) Tauhid Asma Wa sifat. Tidak cukup pada dua jenis tauhid tersebut, seorang yang beriman akan meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki sifat-sifat dan nama-nama yang agung, tidak ada satu pun dair makhluknNya yang memiliki sifat/menyerupai nama-nama dan sifat-sifat Allah tersebut adapun kesamaan nama/sifat yang dimiliki oleh makhlukNya tidaklah menunjukkan kesamaan substansi daripada nama dan sifat Allah tersebut. Jadi, keimanan yang benar kepada Allah seharusnya berbanding lurus dengan perilaku seseorang dalam kehidupan, baik dalam ibadah pada Allah maupun interaksi terhadap sesama. b. Orang-orang Sholeh. Dalam ayat ini, redaksi yang digunakan dalam kata Ash-shoolihaat menggunakan isim marifat dengan ditandai adanya huruf alif lam dalam kata Ash-shoolihaat. Hal ini

menunjukkan bahwa sebuah pekerjaan akan dinilai sebagai ibadah dan dinilai sebagai amal sholeh jika memiliki dua syarat, yaitu:

Page 2

Tafsir-Manajemen Waktu
1) Ikhlash karena Allah. Yaitu beramal kepada Allah, hanya mencari ridho Allah semata. Sehingga tidak tercampuri dengan berbagai perbuatan yang merusak amal tersebut. Mislnya Riya, sumah (memperdengarkan), Ujub, dll. 2) Harus sesuai dengan tuntunan syariat. Intinya sesuai dengan ajaran Allah dan Rasulullah. Jadi, semua amal dapat dikatakan sholeh, jika diniati ikhlash karena Allah dan dilaksanakan sesuai dengan ajaran Rasulullah. Jika bisa menjalankannya, insya allah hidupnya barokah. Karena sebuah amal tanpa ilmu dan ikhlash akan menjadi sia-sia. c. Orang yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Dalam ayat ketiga dari surat Al-Ashr ini Allah memrintahkan saling menasihati dalam kebenaran dan kebaikan. Hal ini menunjukkan agar manusia tetap istiqomah dalam keimanannya dan beramal sholeh, maka hendaknya manusia memilih komunitas, teman dan lingkungan yang baik dengan ciri saling menasihati dalam kebenaran. Mengapa demikian? Karena manusia semakin banyak berinteraksi, ada kemungkinan interaksi tersebut mempengaruhi tingkat ketakwaannya. Kemudian, ketika seseorang saling menasihati dalam kebaikan, harus memiliki rasa sabar. Karena, tanpa kesabaran, seseorang akan lebih mudah goyah dan tidak istiqomah untuk melaksanakan kebaikan. Jadi, Allah ingatkan manusia agar mampu memaksimalkan dan mengisi waktunya dengan berbagai kegiatan bermanfaat dan dibenarkan syariat. Sehingga tidak menyia-nyiakan waktunya. Karena, sebenarnya seseorang dikatakan hidup dalam arti sesungguhnya jika mampu mengisi kehidupannya dengan amal-amal yang diperintahkan Allah dan RosulNya

Page 3

Anda mungkin juga menyukai