Perebusan TBS
Perontokan dan Pelumatan buah
Ekstraksi
Pemurnian CPO
Ekstraksi
Pemurnian PKO
1
Irisan melintang dan membujur buah kelapa sawit : Varietas Dura, Pisifera, Tenera
24
(1)
PANEN DAN KRITERIA PANEN - Kelapa sawit berbuah umur 3- 4 tahun - Buah masak : 5 6 bulan sejak penyerbukan, perubahan warna kulit (dari hijau menjadi merah muda), kandungan minyak daging buah maksimal. - Buah terlalu matang buah akan lepas dari tangkainya disebut : membrondol. KRITERIA PANEN : Berdasarkan jumlah brondolan yg jatuh : - Tanaman umur < 10 th jml brondolan jatuh 10 butir. - Tanaman umur > 10 th jml brondolan jatuh 15-20 btr. Atau aturan umum : Setiap 1kg TBS terdapat 2 brondolan jatuh.
24
(2)
PEMANENAN : - Cara pemanenan berpengaruh jumlah dan mutu minyak - Buah lewat masak meningkatkan ALB atau FFA (Free Fatty Acid) : > 5 % mutu rendah - Buah muda (mentah) ALB (asam lemak bebas) rendah tapi kandungan minyak rendah. Cara Pemanenan 1.Cara Jongkok dg alat dodos : Utk tanaman tinggi 2 5 m. 2.Cara Berdiri dg kampak siam: Utk tanaman tinggi 5-10 m. 3.Cara Egrek : Utk tanaman tinggi > 10 m menggunakan arit bergagang panjang (egrek).
24
(3)
Rotasi Panen : - Rotasi panen : waktu yg diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yg sama. Di perkebunan sawit Indonesia : rotasi panen 7 hari artinya satu areal panen hrs dimasuki (diancak) oleh pemetik setiap 7 hari. Misal : sistem 5/7 artinya dalam 1 minggu terdapat 5 hari panen (misal senin s/d jumat) dan masing-masing ancak panen diulang (dipanen) 7 hari berikutnya. Produksi Kelapa sawit : - Bisa mencapai 20-25 ton TBS/ha/th atau 4-5 ton minyak sawit, tergantung: jenis tanah, bibit, iklim,teknis agronomis
24
1.
Mentah
00 0
2.
Matang
2
3 3. Lewat Matang 4 5
Tidak ada, buah berwarna hitam 1 25,5 % buah luar membrondol 12,5 - 25 % buah luar membrondol 25 - 50 % buah luar membrondol 50 75 % buah luar membrondol 75 100 % buah luar membrondol Buah dalam juga membrondol, ada buah yg busuk
Matang I
Matang II Lewat matang I Lewat matang II
24
TBS (tandan buah segar) harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah (maksimal 8 jam setelah panen). Bila terlambat ALB meningkat. ALB atau FFA disintesis oleh enzim lipase. Lipase memecah lemak/minyak ALB + gliserol Aktivitas lipase meningkat bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. Pengangkutan : truk, traktor gandengan, lori. Lori lebih baik, karena guncangan bisa minimal. Sampai di pabrik dilakukan penimbangan TBS.
12
Gliserol
ALB
13
Perebusan TBS
-
Buah beserta lorinya direbus dalam tempat perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus. Perebusan dg mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung besar tekanan uap. Biasanya tekanan 2,5 atm suhu uap 125oC. Perebusan terlalu lama : menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel. Perebusan terlalu singkat semakin banyak buah tidak rontok dari tandannya. Tujuan perebusan : Untuk menginaktivasi enzim lipase, mempermudah pelepasan buah dari tandan & inti dari cangkang, memperlunak daging buah memudahkan proses ekstraksi (pemerasan), mengendapkan protein shg memudahkan pemisahan minyak.
14
Setelah perebusan, lori-lori yg berisi TBS diangkat keluar dg Hoisting crane (HC). HC akan membalikkan TBS ke atas mesin perontok buah (thresher). Dari thresher buah rontok dibawa ke mesin pelumat (digester). Untuk memudahkan penghancuran daging buah dan pelepasan biji, selama pelumatan TBS dilakukan pemberian uap atau dipanasi. Tandan buah kosong diangkut ke tempat pembakaran digunakan sebagai bahan bakar atau bahan mulsa (penutup tanah)
15
Ekstraksi dengan Bahan Pelarut Prinsip cara ekstraksi ini : dengan menambahkan pelarut (solven) tertentu pada lumatan daging buah sehingga minyak akan terpisah dari partikel yg lain. Cara ini biasanya untuk ekstraksi minyak biji-bijian termasuk minyak inti sawit, sedang untuk daging buah sawit belum umum dipakai karena kurang efisien. Ekstraksi dengan Tekanan Hidrolik Prinsip : Dalam sebuah peti pemeras, bahan ditekan secara otomatis dengan tekanan hidrolis.
4.
17
Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan masih berupa minyak kasar karena masih mengandung kotoran partikel-partikel tempurung, serabut dan 40-45 % air. Minyak sawit kasar dialirkan ke dalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan setelah mengalami pemurnian atau klarifikasi yang bertahap dihasilkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO) Proses penjernihan menurunkan kandungan air di dalam minyak. CPO diolah lebih lanjut menjadi minyak sawit murni atau PPO (processed Palm Oil) dan hasil olahan lainnya.
18