I.
PENDAHULUAN Verba atau kata kerja biasanya dibatasi dengan kata-kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Ia biasanya berfungsi sebagai predikat. Seperti definisi yang di kemukaan Abdul Chaer ( 2007 : 166 ) verba adalah kata yang menyatakan tindakan atau perbuatan. Menurut para tata bahasawan strukturalis, kata yang masuk dalam katagori verba adalah kata yang dapat berdistribusi di belakang kata tidak atau dapat mengisi kontruksi tidak, misalnya makan, minum, dan lari. . Sibawaihi berdasarkan pemikiran gurunya Ad Duwali membagi kelas kata menjadi tiga golongan yakni ism, fiil dan harf ( Soeparno, 2002 : 14 ). Fiil merupakan kata yang bisa disepadankan dengan verba. Pada masa Yunani kuno Aristoteles menyebutnya sebagi onoma. Dalam beberapa bahasa, salah satunya adalah bahasa arab, verba memiliki ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah. Sebagian besar verba mewakili unsur semantis perbuatan, keadaan, atau proses.
II.
PEMBAHASAN A. Devinisi verba Verba merupakan komponen bahasa yang universal dalam artian bahwa semua bahasa memiliki katagori kelas kata ini. Menurut Aristoteles dan Plato, fungsi paling khas verba adalah predikatif. Ia termasuk salah satu satu kelas-kelas utama kata ( nomina, verba, ajektiva, dan adverbia ) yang menandai objek-objek pemikiran yang merupakan materi wacana ( John Lyons, 1995 : 268 ). Setiap bahasa tidak akan pernah kosong dari verba, begitupun dalam bahasa inggris. Dikatakan bahwa verba adalah a word that expresses an action or state of
being and the time of when it is ( KMI, 1422 :29 ). Sedangkan dalam bahasa arab,
verba disebut dengan fii. secara bahasa fiil berarti sebuah pekerjaan, sedangkan
secara istilah adalah kullu lafz{in yadullu ala> h{us{uli amalin fi zama>nin h}a>shin , yaitu semua kata yang menunjukkan suatu pekerjaan di waktu tertentu. Dalam ilmu linguistic, bahasa arab dikatagorikan sebagai bahasa bertipe sintetik. Jadi dalam bahasa arab, satu kata verba telah mengandung konsep makna sintaksis dan sekaligus juga sudah merupakan hubungan sintaksis ( Soeparno, 2002 : 37 ). Misalnya, Kata kataba memiliki arti Ia laki-laki telah menulis, itu berarti bahwa dalam satu kata yakni kataba telah mengandung konsep lampau, jumlah, persona dan makna sintaksis. Berbeda halnya dengan bahasa indonesia, ia hanya memiliki satu konsep dalam sebuah kata, dan dalam linguistik disebut bahasa bertipe analytic. Sedangkan bahasa inggris, ia tidak termasuk kelompok tipe analitik murni maupun sintetik, sebab bentuk-bentuk kata tertentu dalam bahasa Inggris ada yang sudah berpoli konsep. Misalnya, kata went sudah mengandung konsep pergi dan konsep masa lampau. Kata goes mengandung konsep pergi, persona ketiga tunggal dan masa kini ( Soeparno, 2002 : 37 )
B. Fiil Mad{i>, Fiil Muhd{a>ri, dan Fiil Amr Kala dalam bahasa merupakan ciri bahasa yang universal, yaitu meliputi,
past (lampau), present (kini) dan future ( mendatang ) ( John Lyons, 1995 : 298 ).
Namun sebenarnya tiga konsep kala di atas bukan merupakan satu acuan untuk semua bahasa. Bahkan dalam hakikatnya setiap bahasa memiliki sistem kala yang beraneka ragam. Karena bahasa merupakan suatu sistem tanda arbitrer dan konvensional ( Soeparno, 2002 : 1 ). Dalam bahasa inggris mengenal simple present tense, present continous tanse, simple past tense, future dan setrusnya. Sedangkan dalam bahasa arab, verba dari segi kala di klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu fiil mad{i> ( kata kerja masa lampau) , fiil mud{a>ri ( kata kerja masa kini ) dan fiil amr ( kata perintah ). 1. Fiil Mad{i>
Fiil mad{i> selalu berbentuk mabni, yakni harakatnya tetap. Selain mabni
dengan fathah, ia juga bisa berbentuk mabni dengan harakat lain, Fuaad Nimah ( 1988 : 133 ) mengatkan dalam bukunya bahwa fiil mad{i> bisa berbentuk mabni dengan harakat sukun, dhommah, dan fathah. 2. Fiil Mud{a>ri
Fiil amr adalah fiil yang menuntut pelaksanaan perintah setelah waktu
pembicaraan. Al ghulayaini ( 2009 : 23 ) mendefiniskan Fiil amr sebagai apa yang menunjukkan atas permintaan terjadinya perbuatan dari seorang pembicara tanpa menggunakan lam amri. Dalam bahasa indonesia, kelas kata ini akrab dengan sebutan kalimat perintah. Sifat fiil amr adalah mabni mut{laq. Ia tidak akan berubah harakat terakhirnya karena faktor apapun. Sebagiman fiil mad{i> dan fiil mud{a>ri, fiil
amr juga mengalami perubahan di sebabkan oleh jenis, jumlah dan kasus.
Misalnya, kata uktub memiliki arti tulislah! di tunjukkan untuk seorang lakilaki, kemudian kata uktuba> memiliki arti yang sama akan tetapi di tunjukkan untuk dua orang laki-laki, sedangkan kata uktubi> memiliki arti yang sama, namun di tunjukkan untuk seorang perempuan.
C. Intransitif dan Transitif dalam Bahasa Arab Intransitif adalah kata kerja atau verba yang tidak membutuhkan objek, sedangkan transitif adalah verba yang membutuhkan objek. Bahasa inggris juga mengenal katagori ini. Di dalam bahasa inggris di definisikan bahwa some action
verbs have direct objects, they are called transitive verb, some other do not have direct objects, there are called intransitive verb ( KMI, 1422 : 31 ). Yaitu
beberapa kata kerja aksi yang mempunyai objek langsung disebut kata kerja transitif dan beberapa yang lainnya tidak memiliki objek langsung disebut kata kerja intransitive, misalnya kalimat I read newspaper dan I travel to Bali,
read dalam kalimat pertama termasuk verba transitif yang membutuhkan objek,
sedangkan travel dalam kalimat kedua termasuk verba intransitive yang tidak membutuhkan objek.
Fiil mutaaddi> dan fiil la>zim dalam bahasa arab adalah istilah yang
dapat di sepadankan dengan transitif dan intransitive. KMI ( 1422 : 7 ) mendevinisikan fiil mutaaddi sebagai alfilu allaz|i yansibu almafula bih
binafsihi, yaitu verba yang membutuhkan objek. Sedangkan fiil la>zim adalah alfilu allaz|i la> yansibu mafula bih, yaitu verba yang tidak membutuhkan objek.
Misalnya verba samia yang memiliki arti mendengar, membutuhkan sebuah
objek, sedangkan verbaz|ahaba yang memiliki arti pergi, tidak membutuhkan objek. Al Ghulayaini ( 2009 : 24 ) membagi fiil mutaaddi> menjadi dua macam, yaitu mutaaddi> binafsihi dan mutaddi> bigairi. Mutaaddii binafsihi adalah fiil
muthaaddi> yang bersambung dengan objek secara langsung, misalnya, katabtu arrisa>lata yang memiliki arti aku telah menulis surat. Surat dalam kalimat
tersebut merupakan objek yang di letakkan langsung setelah verba atau dengan kata lain tidak ada penghubung diantara keduanya. Sedangkan mutaaddi>
D. Kata Kerja Pasif dan Aktif dalam Bahasa Arab Subjek merupakan unsur penting dalam sebuah kalimat. Dimana subjek umumnya memiliki peran sebagai pelaku tindakan. Namun ada kalanya, subjek beralih peran menjadi sasaran yang dikenai tindakan, yang dalam bahasa Indonesia biasa di sebut dengan kalimat pasif. Kalimat pasif adalah kalimat dimana subjek menjadi sasaran yang dikenai tindakan, sedangkan kalimat aktif adalah kalimat dimana subjek menjadi pelaku
suatu tindakan. Misalnya, berita kematian Marwan mengejutkan Mawar, dan jika di jadikan kalimat pasif maka menjadi Mawar terkejut oleh berita kematian Marwan. Salah satu ciri kalimat aktif dalam bahasa Indonesia adalah kata kerjanya berawalan me- dan ber-, misalnya, memakan, mencintai. Sedangkan kalimat pasif memakai kata kerja dengan awalan di- atau ter-, misalnya, dimakan, dicintai. Dalam bahasa inggris katagori ini bisa disepadankan dengan active dan
passive voice. Misalnya the news surprises me jika di jadikan passive voice
maka menjadi I am surprised by the news. Sama halnya dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bahasa arab pun juga memiliki katagori ini. Para pemikir arab menyebutnya dengan malu>m dan majhu>l. Al Ghulayaini ( 2009 : 36 ) mendefinisikan fiil malu>m sebagai ma> z{ukira fa>iluhu fil kalami, yaitu fiil atau kata kerja yang subjeknya di sebutkan dalam sebuah pernyataan. Misalnya, kataba Muh{ammadun addarsa yang memiliki arti Muhammad telah menulis pelajaran. Sedangkan fiil majhu>l adalah lam yuz{karu fa>iluhu fil kalami bal
ka>na mah{dufan ligard{in minal agra>d{ yaitu fiil atau kata kerja yang subjeknya
tidak sebutkan dalam sebuah pernyataan melainkan dihapus untuk suatu tujuan tertentu. Misalnya kutiba ad darsa yang memiliki arti pelajaran itu telah ditulis. Ada beberapa faktor mengapa subjek harus dihilangkan, diantaranya adalah telah memiliki pengetahuan yang cukup terhadap subjeknya, tidak memiliki pengetahuan terhadap subjeknya, dan memiliki ketakutan terhadap subjeknya ( Fuaad Nimah, 1988 : 47 ). Perubahan kata dari aktif ke pasif dalam bahasa arab, berbeda dengan bahasa Indonesia, maupun bahasa Inggris. Bahasa arab memiliki dua katagori pembentukan fiil majhul, yaitu ketika fiil itu berbentuk fiil mad{i> dan ketika
fiil itu berbentuk fiil mud{a>ri. Sama halnya dengan bahasa inggris, perbedaan
pembentukan dari active ke passive voice terletak pada bantuk verbanya. Pertama, ketika fiil berbentuk fiil mad{hi>. Menurut Fuaad Nimah ( 1988 : 48 ) jika berbentuk fiil mad{i>, maka mendhomahkan huruf awalnya dan mengkasrahkan huruf sebelum akhir. Misalnya, kata fatah{a merupakan fiil
malu>m yang artinya membuka jika dibentuk menjadi fiil majhu>l, maka akan
menjadi futih{a. Contoh lainnya adalah kataba menjadi kutiba, s{anaa menjadi s{unia.
dan
Kedua, ketika fiil berbentuk fiil mud{a>ri. Menurut Al Ghulayaini ( 2009 : 37 ) jika berbentuk fiil mud{a>ri maka mendhomahkan huruf pertama dan menfahahkan huruf sebelum terakhir. Jika dibandingkan dengan fiil majhu>l yang berupa fiil mad{i>, maka hanya berbeda pada perubahan harakat huruf sebelum terakhir, yaitu kasrah dan fathah. Misalnya, kata yaftah{u merupakan fiil
malu>m yang artinya membuka, jika dibentuk menjadi fiil majhul>, maka menjadi
yuftah>u. Contoh lainnya adalah yaktubu menjadi yuktabu dan yas{nau menjadi yus{nau.
III.
KESIMPULAN Verba merupakan kelas kata yang berfungsi sebagai predikat. Dalam bahasa arab
verba di sebut fiil, sedangkan dalam bahasa bahasa Indonesia bisa disepadankan dengan kata kerja. Verba dalam bahasa arab atau fiil, ditinjau dari waktu terjadinya di bagi menjadi tiga jenis, yakni fiil mad{i>, fiil mud{a>ri dan fiil amr. Sedangkan ditinjau dari butuh tidaknya objek, dibagi menjadi dua, yakni fiil mutaaddi> dan fiil la>zim. Dalam bahasa arab juga mengenal kalimat pasif dan aktif yang disebut fiil malu>m dan fiil majhu>l. Perubahan dari fiil malu>m ke majhu>l pun memiliki dua cara, tergantung pada bentuk
fiil.
IV.
DAFTAR PUSTAKA Al Ghulayani, Musthafa. 2010. Jamiud Duruus Al Arabiyyah. Kairo: Daaru Ibni Jauzy. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. KMI, 1422. English Grammar. Ponorogo: Darusslam Press. Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nimah, Fuaad. 1988. Mulakhas Qowaidu Al Lughah Al Arabiyyah. Kairo. Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana.