Anda di halaman 1dari 11

ABSES MAMAE

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum wr.wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Dengan adanya penyusunan makalah tentang Abses Mamae, kita dapat mengetahui tentang Abses Mamae Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya sempurna, untuk itu dapat kiranya untuk memberikan masukan mengenai makalah ini, agar kita semua lebih memahami tentang mata kuliah asuhan kebidanan pada ibu nifas mengenai Abses Mamae Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Raha, 2011

Oktober

Penulis

1
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI .. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan .. 2 BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F. Definisi .. Tanda Dan Gejala .. Etiologi dan Faktor Resiko Diagnosa .. Patofisiologi .. Pencegahan .. 3 3 4 4 5 6

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan . 7 B. Saran 7

2
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Infeksi payudara dapat mempengaruhi semua wanita, tetapi terjadi paling sering pada wanita yang sedang menyusui. Sebuah persentase kecil, 2% hingga 3%, menyusui (laktasi) perempuan biasanya mengalami mastitis. Pada wanita menyusui, abses dapat berhasil diobati dengan antibiotik, tetapi biasanya juga membutuhkan drainase bedah. Pada wanita yang tidak menyusui, abses umumnya dianggap sebagai lesi jinak payudara. Mastitis tanpa abses dapat diobati dengan antibiotik. Abses payudara disebabkan oleh infeksi bakteri. Jenis yang paling umum dari bakteri yang terlibat dalam abses payudara adalah Staphylococcus aureus. Bakteri masuk melalui goresan di kulit atau air mata di puting. Infeksi yang dihasilkan, yang disebut mastitis, menyerang jaringan lemak payudara dan menyebabkan pembengkakan dan tekanan pada saluran susu. Abses, atau menyakitkan, benjolan berisi nanah, dapat berkembang dengan adanya mastitis parah. Pada wanita yang tidak menyusui, adanya abses mungkin merupakan gejala baru-onset diabetes atau jenis kanker peradangan jarang. Dalam kasus yang jarang terjadi abses dapat mengakibatkan infeksi tubuh-lebar (sepsis, infeksi darah yang mengancam jiwa bakteri) jika infeksi menyebar ke aliran darah. Wanita yang sedang menyusui mungkin mengalami gejala yang dapat membuatnya terlalu menyakitkan.

3
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

B. RUMUSAN MASALAH a. b. c. d. e. Apakah defenisi dari abses mamae? Apakah tanda dan gejala dari abses mamae? Apakah penyebab dari abses mamae? Bagaiman diagnose dari abses mamae? Bagaimana penanganan dari abses mamae?

C. TUJUAN Adapun tujuan dari makalah ini yaitu a. b. c. d. e. Defenisi dari abses mamae Tanda dan gejala dari abses mamae Apakah penyebab dan factor dari abses mamae Diagnosa dari abses mamae Penanganan dari abses mamae

4
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFENISI Breast abscess atau abses mamae adalah akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya, kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil. Hal ini dapat menyerupai kista. Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi.

B. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala abses pada payudara antara lain : a. Nyeri pada payudara, kemerahan, pembengkakan dan sensasi rasa panas pada area yang terkena b. Demam dan kedinginan c. Rasa sakit secara keseluruhan d. Bengkak dengan getah bening dibawah ketiak

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO a. Penyebab Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu yang rusak pada masa awal menyusui.

5
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.Infeksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan dengan kanker payudara. Pada kasus yang langka, wanita muda sampai usia pertengahan yang tidak menyusui mengalami subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap sekitar puting susu). Kondisi ini sebenarnya terjadi pada perokok. b. Faktor risiko Beberapa faktor yang mungkin terkait antara lain: a) b) c) d) e) f) g) h) Infeksi setelah melahirkan Kelelahan Anemia Diabetes mellitus Penggunaan obat steroid Rendahnya sistem imun Perokok berat Penanaman silicon

D. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara.

6
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

E. PATOFISIOLOGI Abses payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat peradangan payudara kronik. Peradangan payudara atau yang disebut mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di puting, dan dermatitis yang mengenai puting. Bakteri yang sering menyebabkan terjadinya mastitis ini adalah Stafilokokus aureus atau streptokok. Mastitis sering terjadi pada pascapartum selama awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada puting. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara adalah tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak, dan nyeri tekan), keluar nanah/pus dari puting, teraba massa, gejala sistemik berupa demam tinggi, menggigil, malaise, dan timbul limfadenopati pectoralis, axiller, parasternalis, dan subclavia. Adapun patogenesis dari abses payudara adalah: luka/lesi pada organisme masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi) puting produksi susu normal terjadi penyumbatan duktus peradangan terbetuk abses. Penanganan yang dapat pengeluaran susu terhambat dilakukan untuk mastitis adalah pemanasan lokal, antipiretik dan analgesik ringan, pengosongan payudara berkala dengan terus memberikan ASI atau memompa, dan terapi antibiotika oral. Namun jika sudah terjadi abses, perlu diberikan antibiotik intravena, aspirasi, atau insisi dan jika perlu drainase. Setiap cairan aspirasi perlu dilakukan pemeriksaan histologik untuk menyingkirkan keganasan.

F. PENCEGAHAN Adapun usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi abses mamae yaitu a. Pencegahan a) Beberapa ibu memiliki puting susu yang rata dan membuat menyusui adalah hal yang sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini, Hoffmans exercises dapat dimulai sejak 38 minggu kehamilan.

7
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

b) Oles sedikit pelicin (contoh Vaseline) pada areola. Dua ruas jari atau satu jari dan jempol diletakkan sepanjang sisi puting susu dan kulit dengan lembut ditarik dengan arah horizontal. Kemudian, gerakan ini di ulang dengan arah horizontal, lakukan pada keduanya beebrapa kali. Jika latihan ini dilakukan beberapa kali per hari, akan membantu mengeluarkan puting susu. c) Metode alternatif adalah penarikan puting susu, digunakan pada lapisan khusus di dalam bra pada saat kehamilan. d) Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui. e) Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara f) Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses tetapi ASI tetap harus dikeluarkan g) Jaga payudara bersih dengan mencucinya setiap hari dengan sabun ringan dan air. h) Menyeka sekresi kering kering dan lembut payudara secara menyeluruh dengan handuk bersih. i) Pada akhir pakan, memungkinkan payudara kering secara alami di udara. j) Oleskan krim lanolin setiap hari pada puting dan areola untuk mencegah mereka dari cracking. b. Pengobatan a) Diberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena. b) Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta dianjurkan untuk berhenti menyusui. c) Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya.

8
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Breast abscess atau abses mamae adalah akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya, kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil. Hal ini dapat menyerupai kista. Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi. Tanda dan gejala abses pada payudara antara lain : a. Nyeri pada payudara, kemerahan, pembengkakan dan sensasi rasa panas pada area yang terkena b. Demam dan kedinginan c. Rasa sakit secara keseluruhan d. Bengkak dengan getah bening dibawah ketiak

9
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

DAFTAR PUSTAKA

library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf Sibuea, D. 2003. Problema Ibu Menyusui Bayi. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 109-110) Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 56-57).

10
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

11
ASKEB III (ABSES MAMAE) Kelompok 5

Anda mungkin juga menyukai