Skenario
o
Pasien adalah seorang laki laki 62 tahun dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2 hari terakhir, dan dari 1 minggu yang lalu juga nyeri dada namun membaik sendiri, setelah itu mulai timbul sesak, namun lama kelamaan timbul sesak yang bertambah terutama saat aktifitas. Pasien sering terbangun malam hari karena sesak dan tidur dengan menggunakan 2 bantal untuk mengurangi sesaknya. Sejak 2 hari terakhir sesak semakin bertambah dan timbul secara terus menerus. Pasien memiliki riwayat merokok namun sudah berhenti sejak 5 tahun terakhir dan riwayat diabetes. Sejak setahun terakhir sebetulnya pasien sudah merasa kondisi badannya menurun dan sering merasa mudah lelah.
Anamnesis
o o
Apakah ada riwayat penyakit dada (MI yang baru); riwayat penyakit jantung yang sebelumnya (khususnya MI, angina, murmur, aritmia, penyakit katup jantung); riwayat faktor resiko aterosklerosis; riwayat penyakit pernapasan atau ginjal; riwayat penyakit kardiomiopati.
o o
Pemeriksaan Fisik
o o o o o o
Pemeriksaan Penunjang
o o o o
Diagnosis
1.
Gambaran klinik khas dari GJA adalah kongesti paru Edema paru akut biasa timbul bersamaan dengan dispnea, diaphoresis, dan sianosis
2.
Hipertensi Sekunder
1.
Diagnosis Banding
WD 1:
o o o
WD 2:
o
Hipertensi Primer
Etiologi
o
Epidemiologi
o
Usia lanjut: Penyakit jantung koroner merupakan etiologi gagal jantung akut pada 60-70% pasien
Usia muda: Lebih sering diakibatkan oleh kardiomiopati dilatasi, aritmia, penyakit jantung congenital, penyakit jantung katup dan miokarditis
Sekitar 3-20 per 100 orang pada popoulasi mengalami gagal jantung, dan prevalensinya meningkat seiring pertambahan usia (100 per 1000 orang pada usia diatas 65 tahun)
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
o
Penurunan kapasitas aktivitas Dispnu (mengi, ortopnu) Batuk (hemoptisis) Letargi dan kelelahan
Tanda:
o o
o
o o
Denyut nadi
Pergeseran apeks Regurgitasi mitral fungsional
o
o
Tanda:
o o o o o o o
Denyut nadi (aritmia takikardia) Peningkatan JVP Edema Hepatomegali dan asites Gerakan bergelombang parasternal S3 atau S4 RV Efusi pleura
Kelas 1 : tidak ada batasan aktivitas fisik Kelas II : sedikit batasan pada aktivitas (rasa lelah, dispnu) Kelas III : batasan aktivitas bermakna (nyaman saat istirahat namun sedikit aktivitas menyebabkan gejala Kelas IV : gejala saat istirahat
Klasifikasi
o
Killip I : No heart failure Killip II : Ronki, gallop, kongesti paru bagian bawah Killip III : severe heart failure, ronki diseluruh lapang Killip IV : Cardiogenik syok, hipotensi, sianosis
Penatalaksanaan
o o o o o o
Terapi penyebab dasar Koreksi faktor pemberat Oksigenasi Hemodinamik monitoring Balance dan monitoring cairan Farmakoterapi
Farmakoterapi
o o o o o o
Diuretik Morfin dan analog morfin Vasodilator ACE inhibitor atau ARB Beta blocker Cardiac glicoside (digitalis)
Diuretik Bumetamid Furosemid Bendoflumetiazid Hidroklorotiazid Indapamid Xipamid Klortalidon Mefrusid Metolazon Spironolakton Amilorid Triamteren
Dosis 1-5 mg / hari 20-120 mg / hari 2.5-10 mg / hari 25-50 mg / ari 2.5 mg sekali sehari 20-80 mg / hari 50-100 mg / hari 25-100 mg / hari 2.5-10 mg / hari 25-400 mg / hari 5-20 mg / hari 100-250 mg per hari
ACE Inhibitor
Dosis awal (mg) Captopril Enalapril Lisinopril Perindopril Quinapril 6.25 tid 2.5 od 2.5 od 2.0 od 2.5 5.0 od Dosis rumatan (mg) 25 50 tid 10-20 bid 5-20 od 4.0 od 5-10 bid
Ramipril Trandolapril
Komplikasi
o o o
Prognosis
o
Klinis: semakin buruk gejala pasien, kapasitas aktivitas, dan gambaran klinis, semakin buruk prognosis Hemodinamik: semakin rendah indeks jantung, isi sekuncup, dan fraksi ejeksi, semaki buruk prognosis.
o
o
Kesimpulan
o
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien 62 tahun dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2 hari terakhir, dan dari 1 minggu yang lalu juga nyeri dada namun membaik sendiri didiagnosis menderita gagal jantung akut. Pengobatan harus dilakukan segera untuk menghindari perburukan dan mencegah komplikasi