Anda di halaman 1dari 6

I. II.

Sub Topik : Pagets Disease Analisa: A. Gambaran Umum Pagets Disease Penyakit paget atau disebut juga dengan Osteitis Deformans pertama kali ditemukan oleh Sir James Paget (ahli bedah Inggris) pada tahun 1877. Penyakit paget atau disebut juga dengan Osteitis Deformans adalah suatu penyakit metabolisme pada tulang yang ditandai dengan proses remodeling tulang yang abnormal karena berlebihnya fosfatase alkali menyebabkan pembentukan tulang terlalu cepat. Penyakit paget biasanya dijumpai pada individu yang berusia lebih dari 70 tahun (Corwin, 2007). Penyakit paget mengakibatkan pembesaran, deformitas tulang, kerusakan formasi jaringan tulang dan irregularitas struktur dalam tulang akibat gangguan pada osteoklast (sel yang menyerap tulang tua) dimana osteoklast lebih aktif disbanding osteoblast (sel pembentukan tulang), sehingga terjadi absorbs tulang yang berlebihan dan diikuti oleh pembentukan tulang baru yag berlebihan oleh osteoblast. Pada penyakit paget ini sebenarnya tulang rangka manapn bisa terkena, tetapilebih sering mengenai tulang paha (femur), tulang panggul (pelvis), tulang tengkorak, tulang kering (tibia), tulang pangkal lengan (humerus) (Yatim, 2006). Penyakit paget lebih sering menyerang tulang secara multifokal. Penyakit paget tidak menyebar dari satu tulang ke tulang lainnya, melainkan secara progresif memperburuk tulang yang terkena penyakit ini. B. Etiologi Pagets Disease Menurut Sudiono (2009), faktor-fator yang dianggap sebagai penyebab penyakit paget ini yaitu sebagai berikut: 1. Auoimun 2. Kelainan endokrin yang berhubungan dengan penyakit hiperparatiroid

3. Kelainan kongenital pada jaringan ikat 4. Kelainan vaskular 5. Kelainan sistem saraf otonom C. Patofisiologi Pagets Disease

Infeksi virus

Genetik

Lingkungan

Faktor lain

Abnormalitas Osteoklast

Resorpsi tulang meningkat

Mekanisme kompensasi fisiologi oleh osteoblast

Tulang baru abnormal (lunak, membesar dan rentan)

Proses remodeling tulang meningkat

Peningkatan kinerja osteoblast

Deformitas

(Sumber: Utami, 2012).

Dalam perkembangannya, terdapat 3 tahapan pada penyakit Paget ini yaitu: 1. Pada tahap awal, osteolitik dan fibroblastik menyebabkan resorpsi tulang secara menyeluruh. 2. Pada tahap pertengahan osteolitik dan osteoblastik secara bersamasama menghasilkan beberapa kelompok trabekula tulang yang besar.

3. Pada tahap akhir, yaitu tahap maturasi tampak osteoblast lebih banyak berperan dibanding osteoklast (Isnandar, 2002).

D. Manifestasi Klinis Pagets Disease Penderita penyakit paget bersifat kronis dan simptomnya berkembang lambat, bahkan biasanya asimtomatik yang berlanjut dalam beberapa tahun tanpa mempengaruhi kesehatan umum. Tanda klasik penyakit ini adalah waktu relative singkat kepala membesar akibat pembesaran tulang tengkorak, pada keadaan lanjut penyakit ini ditemukan secara kebetulan dengan gejala dan keluhan yaitu: 1. Terjadi perubahan berupa deformitas tulang-tulang sampai fraktur patologis 2. Sakit kepala yang parah 3. Nyeri tulang 4. Kemunduran pengdengaran sampai tuli 5. Kebutaan atau gangguan penglihatan 6. Daya tahan tubuh menurun 7. Dapat terjadi gangguan mental (Isnandar, 2002). Menurut Corwin (2007), komplikasi dengan penyakit paget ini yaitu gagal jantung dapat terjadi karena tingginya kebutuhan aliran darah pada tulang tulang yang mengalami remodellig, gagal napas dapat terjadi apabila tulang toraks terkena dan mengalami deformitas, dan penyakit paget merupakan faktor risiko untuk sarcoma (kanker tulang)

E. Manifestasi Oral Pagets Disease Tanda dan gejala yang ditemukan di rongga mulut yaitu: 1. Lesi pada rahang, lebih sering terjadi pada maksila disbandingkan mandibula 2. Tepi alveolar menebal dan melebar 3. Palatum menjadi lebih datar 4. Gigi mudah goyang dan tanggal 5. Peningkatan deformitas fasial 6. Pembesaran dari tulang yang menimbulkan inkompetensi bibir menyebabkan mulut tetap terbuka dan gigi terlihat karena bibir terlalu kecil untuk menutup rahang yang membesar 7. Diastema 8. Perpindahan gigi (migrasi) 9. Hipersementosis (Isnandar, 2002).

F. Relevansi Pagets Disease dengan Kedokteran Gigi

Peran dokter gigi pada penyakit paget ini diharakan memiliki pengetahuan yang memadai serta ketelitian dalam melakukan pemeriksaan terhadap kelainan-kelainan di rongga mulut agar diperoleh diagnose yang tepat. Keadaan umum yang ditemukan pada penyakit ini juga menimbulkan ankulosis sehingga terjadi kesulitan dalam ekstraksi gigi. Selain itu pada fase osteolitik penyakit paget, pendarahan yang berlebihan sering terjadi pada pasca ekstraksi gigi, sementara itu pada fase osteoklerotik tidak demikian halnya melainkan menimbulkan resiko infeksi pasca ekstraksi (Isnandar. 2002).

G. Referensi

Corwin, Elizabeth J., 2007, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, Jakarta : EGC

Isnandar, 2002, Gambaran Radiografis Penyakit Paget di Rahang, skripsi, FKG, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Selvya, Ayu, 2012, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Muskulokeletal (Penyakit Paget), Skripsi, FK, Unversitas Tanjungpura, Pontianak.

Sudiono, Janti, 2007, Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial, Jakarta : EGC.

Yatim, Faisal, Penyakit Tulang dan Persendian, 2006, Jakarta : Pustaka Poupuler Obor.

Anda mungkin juga menyukai