Anda di halaman 1dari 67

ETIKA PEMERINTAHAN

OLEH

Dra. Monalisa, M.Si.

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


PROGRAM PASCA SARJANA

Filsafat Pemerintahan
Filsafat adalah lmu yang mempelajari
tentang hakikat kebenaran.
Filsafat adalah suatu ilmu yang
mempelajari suatu hakikat kebenaran
berpemerintahan. Dengan pertanyaan
Apa ?
Bagaimana ?
dan mau kemana pemerintahan kita ini ?

Untuk memahami lebih dlm ttg filsafat


pemerintahan maka akan lebih baik dikaji
dulu ttg makna filsafat sebagai ilmu ttg
kebenaran. Dengan beberapa pertanyaan
yang harus ada yaitu:
a. Apakah kebenaran itu ada ?
b. Apakah kebenaran itu ?
c. Dimana letak kebenaran itu ?
d. Apa ukuran kebenaran ?
e. Apa tujuan kebenaran ?

Apakah Kebenaran Itu Ada ?


Menurut Sitanggang adalah Untuk menjelaskan masalah
ini perlu kesepakanatan istilah, kebenaran yg dlm
bahasa inggris disebut Truth adalah dimaksud dengan
pengertian kebenaran yg hakiki, kebenaran yg abadi,
istilah true yang benar.
Kebenaran adalah hakikat sesuatu yg hanya terdiri dan
menjadi atas yg benar.
Bila ada pengertian yg benar kemungkinan dihadapkan
kpd yg sebaliknya yg salah, keliru, palsu, ilusi. Tidak
demikian halnya dengan kebenaran. Kebenaran tdk
mgkin keliru tdk mungkin bohong, dia hanya ada satu
sifat yaitu Keberadaan bahwa dia ada dan dia hanya
benar.

Apakah Kebenaran itu ?


Kebenaran mengandung dua sisi yang tidak
terpisahkan tetapi harus ada kesesuaian antara
kedua sisi itu yakni pikiran dan kenyataan,
pemikiran dan objek, kepecayaan dan denda
atau kejadia n kesesuaian anatara dua sisi? Yg
disebut dgn kebanaran
Kebenaran adlh kesesuain antara apa yg ada
dlm jiwa manusia (pikiran, kepercayaan) dengan
sesuatu diluarnya.

Dimana Letak kebenaran itu ?


Letak kebenaran dapat berbeda
disebabkan perbedaan sudut pandang
dan aliran, adapun aliran yg dikenal ada 3
yaitu :
1. Ontologis,
2. Kosmologisme
3. Dualisme materi dan bentuk.

Lanjutan.
Aliran ontologis; aliran yg mengatakan
kebenaran itu ditentukan oleh isi/ materi, bila
digambarkan letak kebenaran yg bersifat
ontologi maka kebenaran itu letaknya pd diri
manusia dan diluar diri manusia, gabungan
keduanya itulah letak kebenaran.
Aliran kosmologisme; Kebenaran bukan pd
materi/pengertian tetapi adalah pada
proses/perubahan dan pertumbuhan yg tdk
pernah berhenti, tetapi berjalan secara terus
menerus.
Aliran Dualisme Materi dan Bentuk; kebenaran
itu tdk hanya ditentukan oleh isi/materi dan jg
tdk oleh proses/bentuknya saja. Tetapi
ditentukan oleh kedua-duanya.

Apa ukuran kebenaran ?


Kebenaran adalah tingkatan kualitas dari
sesuatu yg benar yg tdk lg dihdpkan dgn
pengertian-pengertian palsu, tdk benar, salah,
ilusi dll.
Kebenaran dlm kehidupan berkelompok adlh
negara, maka negara tdk dihadapkan kpd
keluarga, daerah dll. Tetapi adalah objektif
kehidupan manusia. Harus hidup
bernegara.untuk memahami kebenaran yg tdk
dihadapkan kpd masalah-masalah yg
berseberangan/tidak menjadi bersifat
perbandingan dpt dibedakan atas 6 kategori
yaitu :

Lanjutan.
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kebenaran itu Wahyu


Kebenaran oleh kekuasaan
Kebenaran dgn pembuktian diri
Kebenaran atas keserasian hubungan
Kebenaran kesesuaian dgn pengalaman
Kebenaran adalah kepuasan atas tujuan
hidup

Apa tujuan kebenaran ?


Tujuan kebenaran adalah tujuan hidup Manusia
itu sendiri
Profesor Beerling mengatakan semua manusia
normal selalu mencari kebenaran yg tdk lain
adalah dalam pengerian mencari tujuan
hidupnya sendiri.
Jadi tujuan hidup manusia sebagai kebahagiaan
yang sempurna, untuk mendekati pencapaian
kebenaran itu manusia harus memiliki sikap
kebajikan dan kearifan.

Pengertian Etika
Istilah etika dalam bahasa Indonesia sebenarnya
berasal dari kata Ethicos (bahasa yunani). Ethicos
ditarik dari kata ethos yang berarti kebiasaan/watak,
adat, sifat/batas.
Etika jaga berasal dari bahasa Prancis etiquette/biasa
di ucapkan dalam bahasa Indonesia dgn kata etiket
yang berarti kebiasaan/cara bergaul dan berprilaku yg
baik.
Pengertian asal kata ethos adalah pagar utk
membatasi agar tdk berkeliaran kemana-mana.

Lanjutan...
Perbuatan manusia yg baik dan dibenarkan
adalah di dlm batas, tdk dibenarkan dan
dianggap tdk baik jika melakukan perbuatan
diluar batas.
Batas tersebut adlh batas perbuatan manusia
dan batas perbuatan kemanusiaan. Perbuatan
yg baik, yg benar, yg patut, yg harus dan
seharusnya dilakukan oleh manusia yaitu yg
dilakukan di dlm batas-batas kemanusiaan.
Disebut perbuatan ethics, yaitu perbuatan yg
bersifat etik atau secara singkat perbuatan etik

Jadi perumusan etika yg paling sederhana ialah sebagai


ilmu pengetahuan yg mempelajari perbuatan manusia
dikaitkan dengan baik - buruk, benar-salah.
Ethos juga disebut filsafat moral yg berasal dari latin
,mos, mores, artinya cara hidup dan adat istiadat /
kebiasaan. Dalam pergaulan dan aktivitas kehidupan.
Selalu mengaggap bahwa perlu melakukan dan
memperoleh ketertiban dlm pergaulan supaya saling
menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan serta hak azasinya, karena itu
etika menjadi acuan pokok dlm pergaulan sosial
tersebut.
Etika juga dapat berarti kesusilaan dan rasa batin sosial,
ataupun mungkin merupakan sikap dan kecendrungan
hati seseorang dlm melakukan tindakan.

Etika adalah ilmu pengetahuan tentang


asas-asas akhlak atau moral
Etika juga merupakan ilmu yang bersifat
normatif karena etika melahirkan norma
dan terdiri atas norma-norma perbuatan
yang dapat dipakai dlm kehidupan seharihari dari segi ini diperoleh etika dgn nilainilainya yang beraroma filsafat.

Menurut Aristoteles; diberi makna dengan 2


pengertian (1) kesediaan jiwa utk berbuat
kebenaran dan (2) mematuhi aturan-aturan
kesusilaan.
Menurut Bayu Suryaningrat (1990); Etika relatif
jarang digunakn untk arti yg serupa meliputi
etika, biasanya kata yang dipakai adalah susila,
moral, akhlak, sopan santun dan tata krama
yang kemudian dalam pemakaiannya dpt
memiliki tekanan pengertian tertentu yang
tergantung pada lingkupnya.

Etika Pemerintahan
Pemerintahan adalah : perbuatan
pemerintah/proses administrasi dlm upayaupaya mencapai tujuan Negara. Proses tersebut
akan melibatkan masyarakat / warga negara yg
menjadi objek penyelenggaraan pemerintahan.
Etika Pemerintahan adalah : seperangkat nilai
dan moral, aturan-aturan yang menjadi
pedoman bagi penyelenggara pemerintahan dlm
menjalankan tugas dan fungsinya.

Lanjutan.
.
Menurut Ndraha (2000): Pemerintahan itu
terjadi dalam hubungan antara pemerintah
dengan yg diperintah. Adanya hubungan
pemerintahan itu berarti bahwa setiap isu
pemerintahan tidaklah hanya dikaji dari
sudut pemerintah saja, tetapi jg dari sudut
yg diperintah, karena itu etika
pemerintahan adalah studi tentang
sentuhan etika pada hubungan
pemerintahan.

Arti Penting Etika Pemerintahan


Pemerintah apabila menyelesaikan tugas dan
fungsinya harus berpegang dan berpedoman
dengan nilai-nilai etika dan merupakan conditio
sinequa non.
Ada 3 faktor yg merupakan conditio sine qua
non, yaitu syarat yang tidak boleh tidak ada, jd
harus ada,yaitu:
1. Yang memberi perintah / pemerintah
2. Yang diperintah;
3. Perintah (tugas, fungsi dan aturan-aturan).

Nilai-nilai keutamaan/keagungan
dalam Etika Pemerintahan
Etika pemerintahan sbgi spesialisasi dari
ilmu Filsafat Moral atau etika,
mempunyai kaidah yang spesifik/khusus
yg disebut Tri Agung Etika pemerintahan
yaitu :
a. Kebenaran yg menjadi fokus filsafat
b. Kebaikan yg menjadi fokus Etika
c. Keindahan yg menjadi fokus Estetika

Lanjutan.
.
Refleksi dari unsur Tri agung Etika
tersebut, melahirkan tiga nilai utama
yaitu:
a. Kebenaran akan melahirkan keadilan
b. Kebaikan akan melahirkan kebersamaan
atau kemerdekaan
c. Keindahan akan melahirkan kasih
sayang.

Proyeksi dari nilai keagungan Etika


Pemerintahan akan mewujudkan 3 etos
kerja Utama dalam penyelenggaraan
pemerintahan yaitu :
a. Budaya Kerja
b. Budaya Disiplin
c. Budaya Kreatif

Dalam penyelenggaraan pemerintah negara


maka wujud dari nilai keagungan etika dlm
pemerintahan tercermin dlm 9 aspek yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bentuk negara, cerminan dr nilai etika yg baik


Kekuasaan, wujud dari nilai etika keadilan
Hukum, wujud dr nilai etika keadilan
Konstitusi, wujud dari nilai etika kebenaran
Demokrasi, wujud dari nilai etika kebersamaan
Ethos, wujud dari nilai budaya kreatif
Perdamaian, wujud dari nilai etika kebenaran
Keadhaliman, wujud dari nilai etika yg buruk
Perbudakan, wujud dari nilai etika kurang
kebersamaan.

Sumber sumber Etika Pemerintah


Ada tiga sumber etika pemerintahan
yaitu:
a. Filsafat
b. Agama
c. Ideologi

Pengertian Etika Penyelenggara


Negara
Etika adalah nilai-nilai moral yg mengikat
seseorang atau sekelompok orang dlam
mengatur sikap, tindakan atau ucapannya.
Penyelenggaraan negara adalah pejabat negara
(eksekutif, legislatif, yudikatif, pegawai negeri ,
pejabat, lembaga negara lainnya yg dibiayai dr
dana APBN/APBD).
Etika penyelenggara negara adalah nilai-nilai
moral yg menjadi pedoman bagi penyelenggara
negara dlm menunaikan tugas dan
kewajibannya.

Norma-norma Etika Penyelenggara


Negara
Berakhlak mulia
Tepat janji
Jujur
Adil
Arif
Disiplin
Taat hukum
Tanggung jawab dan akuntabel
Sopan santun
Kehati-hatian
Kesetaraan

Sikap, tindakan, prilaku, atau ucapan


penyelenggara negara yg dianggap melanggar
etika penyelenggara negara yaitu :
A. Tidak sesuai dgn akhlak mulia, tidak tepat janji,
tdk jujur, tdk adil, tdk arif, tdk disiplin, tdk taat
hukum, tdk bertanggungjawab, melanggara sopan
santun, tdk/krg hati-hati.
B.Tdk memperhatikan kesetaraan (tindakan
diskriminatif),
C.Tdk melaksanakan kewajiban sebagai
peneyelenggara negara,
D. Melanggara larangan bagi penelenggara
negara.

Asas,Tujuan dan Fungsi penegakan


Etika Penyelenggara Negara
Asas penegakan etika penyelenggara
negara berasaskan :
Kepastian hukum
Tertib penyelenggaraan negara
Kepentingan umum
Keterbukaan
Proporsional
Akuntabilitas
Profesionalitas
Keteladanan

Tujuan penegakan
Etika Penyelenggara Negara
Untuk mewujudkan kehidupan penyelenggaraan
negara yg harmonis, terjaganya keseimbangan
hak dan kewajiban dalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat, menumbuhkan suasana yg
menghargai keterbukaan, ketaatan, disiplin, rasa
tanggungjawab, menjunjung tinggi kejujuran,
kesopanan dan kepedulian dalam pelayanan
publik (pasal 3 RUU penegakan Etika
Penyelenggara Negara).

Fungsi penegakan etika


penyelenggara negara
Sebagai landasan keseriusan pemerintah
untuk menegakkan tatanan nilai, norma
etika yg mendasari dan mengendalikan
etika sikap tindak, perilaku dan ucapan
penyelenggara Negara dalam
menjalankan profesi korps bidang
tugasnya dlm kegiatan penyelenggara
negara (pasal 4 RUU penegakan Etika
Penyelenggara Negara)

Kode Etik Pegawai Negeri


Kode Etik adalah merupakan hasil
kesepakatan/konvensi suatu kelompok sosial.
Kode etik adalah persetujuan bersama yg timbul
dari diri para anggota itu sendiri untuk lebih
mengarahkan perkembangan mereka, sesuai
dengan nilai nilai ideal yg diharapkan.
Kode etik adalah suatu alat untuk menunjang
pencapaian tujuan suatu organisasi atau suborganisasi atau bahkan kelompok-kelompok
yang belum terikat dalam suatu organisasi.
Sesuatu alat itu tentunya bisa saja diadakan
kalau ia sudah dirasakan perlunya.

Lembaga Penegak Etika


Penyelenggara Negara

a.
b.
c.
d.
e.

Tugas pokok lembaga penegak etika adalah meneliti,


mempertimbangkan dan menetapkan pelenggaran
etika beserta sanksinya serta menangani
permasalahan lain yg berkaitan dgn pelanggaran etika.
Keanggotaan lembaga penegak etika harus memenuhi
syarat yaitu :
Bertakwa kpd Tuhan YME
Setia kpd pancasila, UUD Negara RI 1945, pemerintah
Memiliki integritas pribadi yang baik
Tdk pernah terlibat dlm tindakan pelanggaran hukum/
tdk pernah di jatuhi hukuman pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan
Tidak pernah melakukan tindakan tercela, melanggar
norma, etika sosial/kepatutan dlm masyarakat.

Lanjutan.
.
f.

Memiliki pengalaman sesuai profesi bidang


tugas dilingkungan lembaga penyelenggara
negara yg bersangkutan.
g. Memenuhi persyaratan administrasi lainnya yg
ditentukan pd lembaga penyelenggara negara
yg bersangkutan
h. Persyaratan lain yang spesifik diperlukan dan
ditentukan lebih lanjut sesuai karakteristik
profesi korp bidang tugas penyelenggara
negara.

Penegakan Kode Etik


Pegawai negeri sipil yg melakukan
pelanggaran Kode etik dikenakan sanksi moral
yang dibuat secara tertulis dan dinyatakan
oleh pejabat pembina kepegawaian. Sanksi
moral dpt berupa :
a. Pernyataan secara tertutup (disampaikan oleh
pejabat berwenang dlm ruang tertutup)
b. Pernyataan secara terbuka (melalui forum
pertemuan resmi PNS, upacara bendera,
media massa)

Majelis Kode Etik


Pembentukan majelis kode etik ditetepkan oleh
pejabat pembina kepegawaian atau instansi
pemerintah (vertikal) yg mendelegasikan kpd
pejabat pembina kepegawaian di daerah.
Majelis kode etik bersifat temporer hanya
dibentuk apabila PNS melakukan pelenggaran
kode etik.
Keanggotaan majelis kode etik terdiri atas:
a. Satu org ketua merangkap anggota
b. Satu org sekretaris merangkap anggota.
c. Sekurang-kurangnya tiga orang anggota/lebih
tetapi harus ganjil.

Perbuatan Pemerintah
Perbuatan dan perilaku yg dilakukan
berulang-ulang tanpa perubahan disebut
kebiasaan.
Perbuatan yang baik, perbuatan yang etis,
perbuatan yang wajib dan seharusnya
dilakukan adalah perbuatan yang sesuai
dgn kebiasaan, adat, aturan atau hukum
yang berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.

Lanjutan.

1.
2.
3.
4.
5.

Perbuatan pemerintah yg patut adalah:


Kecendrungan etik yg merupakan dasar bagi
hukum tata negara dan hukum pemerintahan,
yg menjadi pegangan / pedoman kerja
pemerintah dlm melaksanakan tugasnya.
Menurut Wiyarda ia membuat rincian sebagai
berikut :
Perbuatan jujur
Kemurnian tujuan kecermatan
Keseimbangan
Kepastian hukum
Kepentingan umum dan keadilan.

Perbuatan Pemerintah ada 2


Macam yaitu :
Perbuatan pemerintah tidak patut

1.
2.

3.
4.
5.

Ada beberapa ragam perbuatan tidak patut yang


dilakukan oleh pemerintah, perangkat atau pejabat
pemerintah yaitu:
Chicane yaitu:perbuatan mencari-cari alasan utk
memperlambat melakukan kewajiban yg tdk
menyenangkan,curang,tipuan dan licik.
Red tape yang pada umumnya berarti patuh secara
berlebihan, kepatuhan yg mekanis kpd ketentuan
perundang-undangan yg tentu saja merugikan mereka
yang harus diberi pelayanan.
Misbruik van recht yaitu penyalahgunaan hak
Misbruik van macht yaitu penyalahgunaan kekuasaan
Detournement de pouvoir yaitu: perbuatan tdk sah
pemerintah namun belum tentu bertentangan dengan
etika pemerintah

Pengertian Etika Jabatan


Pada intinya etika jabatan mempelajari
perbuatan pegawai negeri atau pejabat negara,
yg memegang jabatan tertentu dan berwenang
untuk berbuat atau bertindak dlm kedudukannya
sebagai unsur negara dan unsur pemerintahan.
Etika jabatan adalah pedoman perbuatan atau
tingkah laku pribadi dan kewajiban moral
pejabat dlm hubungannya dengan bawahan,
sejawat, atasan dan masyarakat.dengan
tekanan pd sifat baik dan buruk patut dan tidak
patut.

Dilema Etika Jabatan


Suatu keadaan atau kondisi dimana para
penyelenggara negara/pemerintahan
dihadapkan kepada berbagai macam
tindakan pelanggaran etik atau tindakan
dan prilaku yg tdk sesuai dengan standar
etika, seperti : lingkungan yang korup,
penyalahgunaan kekuasaan/kewenangan.
Sehingga mereka terperangkap kepada
situasi yang menguji komitmen etik
mereka.

Motif pelanggaran Etika jabatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Banyak pejabat negara melakukan perbuatan etik


dengan banyak alasan antara lain, berkisar pada
ketidaktahuan hukum, alasan pribadi, dll.
Menurut nigro and nigro mengidentifikasi 8 bentuk
penyimpangan atau perbuatan tidak etis yg dilakukan
oleh para penyelenggara negara yaitu:
Ketidakjujuran (Dishonesty)
Prilaku yg buruk (Unethical behaviour)
Mengabaikan hukum (disregard of the Law)
Favoritisme dalam menafsirkan hukum
Perlakuan yang tdk adil terhadap pegawai
Inefisiensi Bruto (gross ineffisiency)
Menutupi Kesalahan
Gagal menunjukkan inisiatif

Alasan alasan besar yang melatarbelakangi


pejabat memotivasi tindakan tidak etis yaitu :
1. Itikad Baik
2. Ketidaktahuan akan Hukum, Kode dan
Kebijakan Prosedur
3. Egoisme
4. Keserakahan
5. Kewenangan dan Kekuasaan
6. Persahabatan
7. Keuntungan pribadi dan Keluarga
8. Kebodohan
9. Ikut Arus
10. Saya hanya mengikuti Perintah

Masalah pengembangan etika


pemerintahan
Pengembangan dan pengendalian etika
pemerintahan di negara kita banyak
mengalami masalah, antara lain sedikit
dan jarangnya paket-paket petunjuk bagi
para kepala instansi atau badan yg
mengurangi atau menghapuskan
kesempatan-kesempatan untuk berprilaku
tidak etis.

Masalah masalah Pemerintah


Masalah Korupsi dan Kolusi
Masalah Pelayanan umum belum
memuaskan masyarakat
Masalah kesenjangan sosial ekonomi
Masalah pelaksanaan Ideologi Pancasila

Masalah Korupsi dan Kolusi

a.
b.
c.
d.

Terjadi kolusi dan korupsi dapat


diidentifikasikan beberapa sebab utama,
yaitu sebagai berikut :
Faktor Mentalitas
Faktor Ekonomi
Faktor Sosial Budaya dan Lingkungan
Faktor Administrasi dan Management

Masalah Pelayanan Umum Belum


Memuaskan Masyarakat
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Adapun penyebab terjadinya ialah :


Kurangnya pengertian dan pengetahuan akan
makna pelayanan umum dari para pelaksana
atau birokrat
Adanya birokrat yg tdk professional
Adanya birokrat yg memihak
Adanya sikap arogan dan sementara birokrat
Adanya birokrat yg berjiwa korup
Adanya sifat feodalisme baik pada birokrat
maupun pada masyarakat.

Masalah Kesenjangan Sosial


Rupanya selama ini laporan dari bawah
tdk pernah mengungkapkan bahwa halhal yg bersifat negatif termasuk adanya
rakyat yg masih hidup dibawah garis
kemiskinan, sehingga makin lama
kepincangan ini berakumulasi dan
menimbulkan kesenjangan sosial dan
jurang kemiskinan yang makin dalam.

Masalah Pelaksanaan Ideologi


Pancasila
Semua penyimpangan yg terjadi dlm
negara ini nampaknya bermuara pada
tidak konsekuensinya melaksanakan
pancasila dengan sebaik-baiknya dan
sebenarnya. Pancasila masih ditafsirkan
sesuai dengan kepentingan masing
-masing, bukan sebagaimana
keharusannya atau semestinya seperti yg
tersirat di dalamnya.

ETIKA POLITIK
Ialah mempelajari ukuran-ukuran moral
dlm keikutsertaan warga dlm kegiatan
politik.
Etika politik sbg kehidupan bernegara utk
tujuan kesejahteraan bersama, dapat
berbeda bila pemikiran etika politik
diarahkan kpd stabilnya kekuasaan.

Urgensi Etika Politik


Pertama, betapa kasar dan tidak
santunnya suatu politik, tindakannya
membutuhkan legitimasi. Legitimasi
tindakan ini mau tidak mau harus merujuk
pada norma-norma moral, nilai-nilai,
hukum atau peraturan perundangan.
Disini letak celah dimana etika politik bisa
berbicara dengan otoritas,

Lanjutan
Kedua, etika politik berbicara dari sisi
korban. Politik yang kasar dan tidak adil
akan mengakibatkan jatuhnya Korban.
Korban akan membangkitkan simpati dan
rekreasi indignation (terusik dan protes
terhadap katidakadilan). Keberpihakkan
pada korban tidak akan mentolerir politik
yang kasar. Jeritan korban adalah berita
duka bagi etika politik,

Lanjutan
Ketiga , pertarungan kekuasaanan konflik
kepentingan yang berlarut- larut akan
mengakibatkan kesadaran akan perlunya
penyelesaian yang mendesat dan adil.
Penyelesaian semacam ini tidak akan terwujud
bila tidak mengacu pada etika politik.
seringnya pernyataan perubahan harus
konstitsional menunjukkan etika politik tidak
bisa di abaikan begitu saja.

Jadi etika politik mengandakan dialektika


aktor dan struktur - struktur tersebut,
artinya struktur - struktur itu hanya bisa
diciptakan, dilanggengkan dan dirubah
oleh pelaku - pelaku sosial; dan
sebaliknya, pelaku - pelaku sosial, kendati
dikatakan bebas, dikondisikan oleh
struktur - struktur tersebut terletak di
dalam pilihan - pilihan kita akan tatanan
sosial, politik atau ekonomi yang ingin kita
wujudkan dalam kehidupan bersama.

Kekhasan Etika Politik


Tujuan etika politik adalah mengarahkan ke hidup
baik, bersama dan untuk orang lain, dalam rangka
memperluas lingkup kebebasan dan membangun
institusi - institusi yang adil (Paul Ricoeur, 1990).
Pengertian etika politik dalam perspektif Ricoeur
mengandung tiga tuntutan :
1. Upaya hidup baik bersama dan untuk orang lain
2. Upaya memperluas lingkup kebebasan
3. Membangun institusi-institusi yang adil.

Kekhasan Etika Politik


Etika politik, yang merupakan etika sosial,
untuk dapat mewujudkan pandangannya
dibutuhkan persetujuan dari sebanyak
mungkin warga negara karena
menyangkut tindakan kolektif.
Etika politik akan kritis terhadap
manpulasi atau penyalahgunaan nilai-nilai
dan simbol simbol.

Lanjutan
Etika politik berkaitan dengan masalah struktur sosial,
politik, ekonomi, dan budaya yang mengkondisikan
tindakan kolektif.
Etika politik mengandakan dialektika aktor dan struktur
- struktur tersebut, artinya struktur - struktur itu hanya
bisa diciptakan, dilanggengkan dan dirubah oleh pelaku
- pelaku sosial; dan sebaliknya, pelaku - pelaku sosial,
kendati dikatakan bebas, dikondisikan oleh struktur struktur tersebut terletak di dalam pilihan - pilihan kita
akan tatanan sosial, politik atau ekonomi yang ingin kita
wujudkan dalam kehidupan bersama.

Etika Politik Dalam Hubungan


Eksekutif dan Legislatif
Sebenarnya, sistem pembagian kekuasaan : legislatif,
eksekutif dan yudikatif adalah hubungan simetris yang
saling melengkapi. Karena itu prinsip yang dianut dalam
sistem pemerintahan kita, ialah check and balances.
Maknanya antara lembaga pemerintahan satu dengan
lainnya, tidak bisa saling mematikan dan menghambat.
Mereka berfungsi tanpa harus saling mematahkan.
Status kesederajatan tersebut membuat tiap cabang
pemerintahan seyogianya berperan menurut fungsinya
masing - masing. Karena itu, dalam menjalankan roda
pemerintahan, kita selayaknya menggunakan takaran takaran superioritas vs imperioritas.

Parameter untuk menakar


Pemerintah Berfungsi atau tidak
1. Apakah pemerintahan tersebut telah
menjalankan fungsi pelayanannya
kepada masyarakat, atau tidak, bila keluh
kesah dari rakyat bahwa
pemerintahannya tidak meladeni
sebagaimana mestinya, maka itu adalah
isyarat mandeknya pemerintahan.

Lanjutan
2. Pemerintahan itu harus memberdayakan
warganya dalam segala hal. Pemerintah tidak
boleh sekedar melayani tuntutan kebutuhan
warga, tetapi sekaligus harus memberi ikhtiar
serius agar warganya itu berdaya dalam segala
hal. Dalam perspektif ini, pemerintah harus
menjadi institusi pendidik yang memberi
motivasi dan arahan buat warganya untuk
berkembang dengan inisiatif dan ikhtiar sendiri.
Jadi dalam konteks ini, pemerintah tidak boleh
sekedar keasikan memberi pelayanan

Lanjutan
3. Pemerintah harus berfungsi membangun.
Pemerintahan yang baik adalah
pemerintahan yang selalu gelisah dengan
perubahan konstruktif, yang bisa
mendapatkan kesejahteraan bagi
rakyatnya. Untuk aspek ini, pemerintah
harus berfungsi sebagai institusi yang
membuka kanalisasi kesejahteraan bagi
warganya.

Arti Penting Pemimpin


Pemimpin berdasarkan konsep teoritis
memiliki tanggung jawab yang besar baik
dalam suatu organisasi pemerintah
maupun swasta.
Dikatakan demikian karena kepemimpinan
adalah inti dari para manajemen yang
merupakan motor penggerak bagi
sumber dan fungsi manajemen serta alat
lainnya.

Lanjutan
Pemimpin dapat dilihat dalam aktivitas organisasi aspek Formal dan
Non formal. Menurut Winardi (2000:45) Seorang pemimpin baik
pemimpin formal maupun pemimpin informal menjalankan atau
melaksanakan Kepemimpinan yang dengan sendirinya berbeda:
Derajatnya
Bobotnya
Daerah jangkauannya
Sasaran-sasarannya.
Waluyo (2007: 173) mengatakan bahwa pimpinan merupakan unsur
yang paling utama dalam organisasi karena baik buruknya perilaku
bawahan tergantung pada perilaku pemimpin dalam membina
bawahannya.
Kemudian Creech (1996:292) mengatakan bahwa tidak ada kelompok
kerja yang jelek yang ada adalah pemimpin yang jelek.

Lanjutan
Bennis & Nanus (1990:5), mengatakan :
faktor kunci dan utama yang dibutuhkan
untuk meningkatkan kualitas SDM adalah
kepemimpinan Kunci menuju sukses dalam
usaha apa saja adalah kemampuan
memimpin secara sukses orang lain, kata
Maxwell (1995:ii). Pemimpin menurut
Rukmana (2007) orang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.

Lanjutan
Kepemimpinan menurut Nawawi (2004:9)
kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah
orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah
pada tujuan bersama.
Kartasasmita (1996:3) menyatakan bahwa
kepemimpinan sangat penting dan amat
menentukan dalam kehidupan setiap bangsa, karena
maju mundurnya masyarakat, jatuh bangunnya
bangsa, ditentukan oleh pemimpinnya.

Pemimpin merupakan suatu yang urgen karena :


Tidak ada satu faktor pun memberikan lebih banyak
manfaat terhadap organisasi selain dari pada
kepemimpinan yang efektif, pemimpin diperlukan untuk
menentukan tujuan, mengalokasikan sumber daya,
menfokuskan kepada perhatian pada tujuan,
mengkoordinasikan perubahan, membina hubungan
dengan pengikutnya.
Bukti lain yang dapat dipetik pentingnya kepemimpinan
adalah mengapa Suatu organisasi ketika dipimpin oleh
pemimpin tertentu cukup berhasil, namun ketika diganti
pemimpin lain tidak berhasil meningkatkan kinerja
organisasi.
Biaya untuk memilih pemimpin sangat mahal.

Karakter Pemimpin
Bennis dan Townsend (1998:31) mengatakan bahwa ciriciri pemimpin yang baik adalah:
1. Pandangan tentang ambisi pribadi yang terkendali
2. Inteligensi,
3. Kemampuan untuk mengutarakan diri (komunikasi) yaitu
mampu
berbicara dengan jelas sederhana dan mudah
dipahami,
4. Kemampuan menjadi pelayan bagi bawahannya
5. Jangan memberikan kekuasaan kepada orang yang terlalu
banyak menginginkannya.
6. Objektivitas yang tinggi
7. Seseorang pemimpin yang tidak pernah mengambil
penghargaan.

Lanjutan
Penelitian Kousez dan Posner dilakukan
terhadap ribuan eksekutif swasta dan
pemerintah (pemimpin birokrasi).
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa para
pengikut mengaharapkan pemimpin yang
mempuyai karakteristik seperti :
1. Kejujuran,
2. Berorientasi ke depan,
3. Kompeten dan
4. Membangkitkan semangat pengikut.

Pemimpin Pemerintahan
Masa Depan
Pengembangan perilaku kepemimpinan yang berkualitas untuk masa
depan, demokrasi menjadi prioritas yang harus dilakukan dengan
peningkatan kapasitas antara lain :
Kepekaan terhadap situasi lingkungan yaitu kemampuan untuk membaca
perkembangan yang terjadi disekitarnya, sehingga bisa secara tepat
mengantisipasi kecendrungan perubahan yang akan dihadapi.
Penjagaan atas moral masyarakat yaitu : kemampuan untuk menahan diri
agar tidak terjebak melakukan sesuatu yan dapat menciptakan atau
meningkatkan keresahan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai