Label: askep Askep adalah singkatan dari Asuhan Keperawatan, istilah ini sangat familier sekali di kalangan mahasiswa keperawatan dan perawat, karena dalam ilmu keperawatan setiap akan, sedang dan setelah melakukan tindakan keperawatan kepada klien tidak lepas dengan askep, yang menjadi pedoman dalam memberikan pelayan kepada pasien/klien, baik di rumah sakit, di keluarga/ komunitas maupun di rumah.
Dibawah ini adalah DIAGNOSA NANDA (2005), yang dipakai dalam acuan membuat diagnosa keperawatan yang merupakan bagian dari asuhan keperawatan / ASKEP.
Taxonomy II : Domains, Kelas dan Diagnosis
A. Domain I : Promosi Kesehatan Kelas 1 : Kesadaran akan Kesehatan : Rekognisi dari fungsi normal dan kesehatan Kelas 2 : Managemen kesehatan : identifikasi, controlling, performing dan aktifitas yang terintegrasi untuk memelihara sehat dan kesehatan
Diagnosa yang berhubungan 1. Manajemen regimen terapi efektif 2. Manajemen regimen terapi tak efektif 3. Manajemen regimen terapi keluarga tak efektif 4. Manajemen regimen terapi komuniti tak efektif 5. Perilaku mencari bantuan kesehatan 6. Pemeliharan kesehatan tak efektif 7. kerusakan pemeliharaan rumah 8. Kesiapan untuk meningkatkan Manajemen regimen terapi 9. Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi B. Domain 2 : Nutrisi Aktifitas untuk mengambil, asimilasi dan menggunakan nutrient untuk keseimbangan jaringan, perbaikan jaringan dan memproduksi energi
Kelas 1 : Ingesti : mengambil makanan atau nutrient kedalam tubuh Diagnosa yang berhubungan 1. Pola makan infant tak efektif 2. Kerusakan menelan 3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh 4. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh 5. Risiko terhadap ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh Kelas 2 : Digesti : aktifitas fisik dan kimia yang mengubah bahan makanan menjadi substansi yang memungkinkan diabsorpsi dan dicerna
Kelas 3 : Absorpsi: kegiatan mengambil nutrisi menuju jaringan tubuh
Kelas 4 : Metabolisme :
Kelas 5 : Hidrasi : pengambilan dan absorpsi cairan dan elektrolit Diagnosa yang berhubungan 1. Kurang volume cairan 2. Risiko untuk kurang volume cairan 3. Kelebihan volume cairan 4. Risiko untuk ketidakseimbangan volume cairan 5. Kesiapan untuk meningkatkan keseimbangan cairan C. Domain 3: Eliminasi Sekresi dan ekskresi terhadap produk akhir dari tubuh
Kelas 1 : Fungsi Urinari Diagnosa yang berhubungan 1. Kerusakan eliminasi urine 2. Retensi urine 3. Inkontinesia urine total 4. Inkontinensia urine fungsional 5. Inkontinensia urine stress 6. Inkontinensia urine tak tertahankan 7. Inkontinensia refleks urine 8. Risiko Inkontinensia urine tak tertahankan 9. Kesiapan meningkatkan eliminasi urine
Kelas 2 : Fungsi Gastrointestinal Diagnosa yang berhubungan 1. Inkontinensia usus 2. Diare 3. Konstipasi 4. Risiko untuk konstipasi 5. Konstipasi dirasakan Kelas 3: Fungsi Integumen/Kulit
Kelas 4 : Fungsi Respirasi : proses pertukaran gas dan pengeluaran produk akhir metabolisme
Diagnosa yang berhubungan 1. Kerusakan pertukaran gas
D. Domain 4 : Aktifitas dan Istirahat Kelas 1 : Tidur/istirahat Diagnosa yang berhubungan 1. Gangguan pola tidur 2. Kesulitan tidur 3. Kesiapan untuk meningkatkan tidur
Kelas 2 : Aktifitas/Kegiatan : pergerakan bagian dari tubuh (mobilitas), bekerja atau menunjukkan suatu kegiatan melawan tahanan Diagnosa yang berhubungan 1. Risiko untuk Sindrom disuse 2. Kerusakan mobilitas fisik 3. Kerusakan mobilitas di tempat tidur 4. Kerusakan mobilitas di kursi roda 5. Kerusakan kemampuan berpindah 6. Kerusakan berjalan 7. Kurang aktifitas diversional (Hiburan) 8. Kelambatan penyembuhan pembedahan 9. Perilaku tak berubah
Kelas 3 : Keseimbangan Energi : keadaan dinamis antara pemasukan dan kebutuhan Diagnosa yang berhubungan 1. Gangguan bidang energi 2. Kelemahan
Kelas 4 : Respon Kardiovaskuler/Pulmoner Diagnosa yang berhubungan 1. Penurunan Curah Jantung 2. Kerusakan Ventilasi Spontan 3. Pola Nafas Takefektif 4. Aktifitas intoleran 5. Rsiko terhadap aktifitas intoleran 6. Disfungsi respon penyapihan ventilator 7. Perfusi jaringan takefektif (Spesifik : renal, cerebral, kardiopulmoner, gastrointestinal, perifer)
Kelas 5 : Perawatan Diri Diagnosa yang berhubungan 1. Kurang perawatan diri : Berpakaian/berhias 2. Kurang perawatan diri : Mandi/hygiene 3. Kurang perawatan diri : Makan 4. Kurang perawatan diri : Toileting
E. Domain 5 : Persepsi/Kognisi Kelas 1 : Perhatian Diagnosa yang berhubungan 1. Pengabaian unilateral
Kelas 2 : Orientasi Diagnosa yang berhubungan 1. Sindrom kerusakan interpretasi lingkungan 2. Wandering
Kelas 3 : Sensasi/Persepsi Diagnosa yang berhubungan 1. Gangguan sensori persepsi (spesifikkan : visual, auditory, kinestetik, gustatori, taktil)
Kelas 4 : Kognisi Diagnosa yang berhubungan 1. Kurang pengetahuan (spesifikkan) 2. Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan (spesifikkan) 3. Kebingungan akut 4. Kebingungan kronik 5. Kerusakan memori 6. Gangguan proses fikir
Kelas 5 : Komunikasi Diagnosa yang berhubungan 1. Kerusakan komunikasi verbal 2. Kesiapan untuk meningkatkan komunikasi
F. Domain 6 : Persepsi Diri : kesadaran akan diri Kelas 1 : Konsep Diri Diagnosa yang berhubungan 1. Gangguan identitas diri 2. Kelemahan 3. Risiko terhadap ketidakberdayaan 4. Ketidakberdayaan 5. Risiko terhadap kesepian 6. Kesiapan untuk meningkatkan konsep diri
Kelas 2 : Harga Diri Diagnosa yang berhubungan 1. Harga diri rendah kronik 2. Harga diri rendah situasional 3. Risiko terhadap harga diri rendah situasional
Kelas 3 : Citra Tubuh : pencitraan diri sendiri secara mental Diagnosa yang berhubungan 1. Gangguan citra tubuh
G. Domain 7 : Hubungan Peran : hubungan positif dan negatif antara individu dan kelompok
Kelas 1: Peran Pemberi Asuhan Diagnosa yang berhubungan : 1. Ketegangan pemberi asuhan 2. Risiko terhadap ketegangan pemberi asuhan 3. Kerusakan peran orang tua 4. Risiko Kerusakan peran sebagai orang tua 5. Kesiapan untuk meningkatkan peran sebagai orang tua
Kelas 2 : Hubungan Keluarga Diagnosa yang berhubungan 1. Hambatan proses keluarga 2. Kesiapan meningkatkan proses keluarga 3. Disfungsi proses keluarga : alkoholisme 4. Risiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/anak
Kelas 3 : Penampilan Peran Diagnosa yang berhubungan 1. Menyusui efektif 2. Menyusui tak efektif 3. Menyusui terganggu 4. Penampilan peran tak efektif 5. Konflik peran orang tua 6. Kerusakan interaksi sosial
H. Domain 8 : Seksualitas Kelas 1 : Identitas Seksual
Kelas 2 : Fungsi Seksual Diagnosa yang berhubungan 1. Disfungsi seksual 2. Pola seksualitas tak efektif
Kelas 3 : Reproduksi
I. Domain 9 : Koping/Toleransi Terhadap Stress Kelas 1 : Respon Post-trauma Diagnosa yang berhubungan 1. Sindrom stres relokasi 2. Risiko terhadap Sindrom stres relokasi 3. Sindrom trauma perkosaan 4. Sindrom trauma perkosaan : Reaksi diam 5. Sindrom trauma perkosaan : Reaksi gabungan 6. Sindrom post-trauma 7. Risiko Sindrom post-trauma
Kelas 2 : Respon Koping Diagnosa yang berhubungan 1. Ketakutan 2. Kecemasan 3. Kecemasan akan kematian 4. Berduka kronik 5. Mengingkari tak efektif 6. Berduka antisipasi 7. Disfungsi berduka 8. Kerusakan penilaian 9. Koping tak efektif 10. Ketidakmampuan koping keluarga 11. Koping keluarga kompromi 12. Koping defensif 13. Koping komunitas tak efektif 14. Kesiapan untuk meningkatkan koping (individual) 15. Kesiapan untuk meningkatkan koping keluarga 16. Kesiapan untuk meningkatkan koping komuniti 17. Risiko terhadap disfungsi berduka
Kelas 3 : Neurhobehavioural Stress : respon perilaku yang melibatkan fungsi saraf dan otak 1. Disrefleksi otonom 2. Risiko untuk Disrefleksi otonom 3. Perilaku bayi takteratur 4. Risiko untuk Perilaku bayi takteratur 5. Kesiapan untuk meningkatkan Keteraturan perilaku bayi 6. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
J. Domain 10 : Prinsip Hidup Kelas 1 : Nilai
Kelas 2 : Kepercayaan Diagnosa yang berhubungan 1. Kesiapan untuk meningkatkan kesehatan spiritual
Kelas 3 : Nilai/Kepercayaan/Kesesuaian Tindakan Diagnosa yang berhubungan 1. Distress spiritual 2. Risiko untuk distress spiritual 3. Konflik memutuskan (Spesifikkan) 4. Tidak terpenuhinya (Spesifikkan) 5. Risiko untuk kerusakan beragama 6. Kerusakan Beragama 7. Kesiapan untuk meningkatkan beragama
K. Domain 11 : Keamanan/Proteksi : terbebas dari bahaya, kecelakaan fisik atau kerusakan sistem imun. Kelas 1 : Infeksi Diagnosa yang berhubungan 1. Risiko terhadap infeksi
Kelas 2 : Cedera Fisik Diagnosa yang berhubungan 1. Kerusakan membran mukosa oral 2. Risiko terhadap cedera 3. Risiko terhadap cedera posisi perioperasi 4. Risiko terjatuh 5. Risiko terhadap trauma 6. Kerusakan integritas kulit 7. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit 8. Kerusakan integritas jaringan 9. Kerusakan pertumbuhan gigi 10. Risiko kekurangan nafas 11. Risiko aspirasi 12. Bersihan jalan nafas tak efektif 13. Risiko terhadap disfungsi neurovaskular perifer 14. Proteksi tak efektif 15. Risiko terhadap sindrom kematian bayi
Kelas 3 : Kekerasan Diagnosa yang berhubungan 1. Risiko untuk mutilasi diri 2. Mutilasi diri 3. Risiko untuk mencederai orang lain 4. Risiko untuk mencederai diri sendiri 5. Risiko bunuh diri
Kelas 4 : Bahaya Lingkungan Diagnosa yang berhubungan 1. Risiko keracunan
Kelas 5 : Proses Defensif Diagnosa yang berhubungan 1. Respon alergi getah 2. Risiko terhadap alergi getah
Kelas 6 : Thermoregulasi Diagnosa yang berhubungan : 1. Risiko terhadap ketidakseimbangan suhu tubuh 2. Termoregulasi tak efektif 3. Hipotermi 4. Hipertermi
L. Domain 12 : Kenyamanan Kelas 1 : Kenyamanan Fisik Diagnosa yang berhubungan 1. Nyeri akut 2. Nyeri kronik 3. Mual
Kelas 2 : Kenyamanan Lingkungan
Kelas 3 : Kenyamanan Sosial Diagnosa yang berhubungan 1. Isolasi Sosial
M. Domain 13 : Pertumbuhan/Perkembangan Kelas 1 : Pertumbuhan Diagnosa yang berhubungan 1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat 2. Risiko terhadap pertumbuhan tidak proporsional 3. Kegagalan pertumbuhan dewasa
Kelas 2 : Perkembangan Diagnosa yang berhubungan 1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat 2. Risiko untuk perkembangan terhambat
http://berlli.blogspot.com/2009/05/diagnosis-nanda.html Berkenalan dengan NANDA-I 30 10 2008 Saya orang yang bekerja di institusi pelayanan (rumah sakit). Sebagai orang yang cukup senior di rumah sakit, saya tentu tahu persis bagaimana teman-teman saya sesama perawat, dari generasi yang sudah usianya di atas 50 tahun sampai di bawah 25 tahun. Saya juga mengenal baik teman-teman yang dulu sekolah di PKU, PKC (degree pra SPK) kemudian mereka mengikuti persamaan SPK dan DIII. Termasuk saya adalah jebolan SPK yang kemudian mengikuti DIII dan S1. Setelah seluruh perawat di rumah sakit saya lulusan DIII, dan sekarang mayoritas usianya muda-muda dengan basic DIII Keperawatan dari berbagai macam institusi pendidikan, sudahkah semuanya sepaham terhadap satu saja dari Diagnosa Perawatan? Contoh sederhananya begini. Pada suatu saat saya mengisi training dan ceramah kepada teman- teman saya, saya tanyakan, Jika pasien mengeluh kesakitan di daerah perut, keluar keringat dingin, diagnosa perawatan yang paling pas untuk pasien ini apa?
Si A dari DIII Keperawatan X menjawab, Gangguan rasa nyaman Si B dari DIII Keperawatan Y menjawab, Gangguan rasa nyaman nyeri Si C dari DIII Keperawatan Z menjawab, Ketidaknyamanan Si D dari DIII Keperawatan W menjawab, Nyeri Bisa dibayangkan, jika ada perawat di satu rumah sakit latar pendidikan DIII Keperawatan dari 10 institusi yang berbeda, mungkin akan ada 10 diagnosa keperawatan untuk satu pasien dengan keluhan yang sama. Atau bisa jadi 14 diagnosa yang berbeda, karena satu institusi pun kadang- kadang antar mahasiswanya tidak memiliki persamaan persepsi tentang Diagnosa Keperawatan terhadap satu kondisi pasien. Kok bisa demikian ya? Dan mereka tidak bisa disalahkan, karena memang sampai hari ini, profesi perawat di Indonesia belum memiliki standar baku tentang Diagnosa Keperawatan (yang lebih lengkap disebut SNL). Sayapun berani taruhan, jangankan antar mahasiswa, antar dosen pun kondisinya tidak jauh berbeda. Di bangku kuliah dari DIII, S1 bahkan mungkin S2 kita, kayaknya juga belum ada Mata Kuliah tentang Diagnosa Keperawatan. Sehingga suudzon (negative thinking) saya, Diagnosa Keperawatan belum mendapat tempat di kurikulum pendidikan keperawatan. Memang menjadi ajaib. 15 tahun perawat Indonesia memproklamirkan diri menjadi profesi yang mandiri, diagnosa perawatan yang baku masih belum dimiliki. Padahal NANDA-I sudah memperkenalkan kemandirian jauh-jauh hari, dimulai dari memiliki diagnosa sendiri. Silakan buka buku Nursing Intervention Clasification (NIC), kita akan tahu, betapa Diagnosa Keperawatan (NANDA) disejajarkan dengan ICD X (International Clasification Diagnosis X) yaitu daftar Diagnosa Penyakit yang selama ini digunakan oleh dokter sebagai standar diagnosis. Beberapa kali dalam seminar dan pelatihan, konsep ini saya sampaikan, tapi jawaban yang selalu terlontar, NANDA tidak sesuai dengan karakter orang Indonesia. Atau yang lebih halus, Ruh kita sebenarnya sudah sesuai dengan NANDA. Atau saudara kepengin tahu jawaban yang melecehkan? Ada seorang pembicara ketika dilontarkan tentang NANDA, NIC dan NOC, komentarnya begini, Apa itu NAK NIK NUK? Sebagai seorang ilmuwan, mustinya tidak demikian. Karena kalau kita lihat biografi yang menyusun NANDA, siapa mereka? Tidak sedikit yang Master, Doktor bahkan Profesor dan semuanya RN. Kunjungi situsnya di www.nanda.org. Saya tidak sedang membela pemikiran saya, membela NANDA atau membela PSIK UGM Yogyakarta yang pertama mempopulerkan NANDA, tapi mari kita berfikir rasional. Kita tidak perlu arogan menerima konsep baru, daripada kita tidak memiliki konsep. Secara pribadi saya memberikan apresiasi kepada Dr. Ratna Sitorus, M.App.Sc yang telah memberikan komentarnya dalam sebuah workshop aplikasi NANDA, NIC, NOC yang kami adakan akhir 2006. Komentar Beliau, Kalau NANDA sudah kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia, saya pikir itu sudah ada nilai-nilai ke-Indonesia-an yang masuk. NANDA-I North American Nursing Diagnosis Assosiation International (NANDA-I) menyusun klasifikasi Diagnosa Keperawatan dan selalu memperbaharuinya. Saat ini setidaknya lebih dari 160 Diagnosa Keperawatan. Penggunaan diagnosis keperawatan berbasis NANDA dapat membantu penyusunan Standard Nursing Care Plans bagi institusi pelayanan kesehatan terutama rumah sakit. Nursing diagnoses mendeskripsikan respon pasien, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang aktual maupun potensial. Nursing diagnoses juga menjadi dasar bagi pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (outcome) , yang dapat dipertanggungjawabkan oleh perawat. Setiap nursing diagnosis dari NANDA-I mempunyai definisi, defining characteristics (signs/symptoms) dan related/risk factors (etiologies). Bila kita asosiasikan dengan Diagnosa Penyakit, maka hamper sama di mana di sana juga memiliki definisi, tanda-gejala dan penyebab. Sebagai sebuah contoh : Nursing Diagnosis: Knowledge Deficit: Medication (p.118) Definition: Absence or deficiency of cognitive information related to a specific topic Defining Characteristics (signs/symptoms): Verbalization of problem, Inaccurate follow-through of instruction, Inaccurate performance test, Inappropriate or exaggerated behaviors (e.g. apathetic, hysterical, hostile, agitated) Risk/Related Factors (etiology): Cognitive limitation, Lack of exposure, Lack of recall, Information misinterpretation, Lack of interest in learning, Unfamiliarity with information resources NANDA-I mengklasifikasikan Diagnosa keperawatan dengan Domain, Kelas dan Diagnosa. Ada 13 Domain yang dibuat NANDA-I yaitu : 1. Peningkatan Kesehatan 2. Nutrisi 3. Eliminasi/Pelepasan 4. Aktivitas/Istirahat 5. Persepsi/Kognisi 6. Persepsi Diri 7. Peran Hubungan 8. Seksualitas 9. Toleransi Koping Stress 10. Prinsip Hidup 11. Keselamatan Proteksi 12. Kenyamanan 13. Pertumbuhan / Perkembangan Masing-masing Domain memiliki Kelas dan masing-masing Kelas memiliki Kelompok Diagnosa. Beberapa contoh saya tunjukan di bawah. 1. Domain Peningkatan Kesehatan Kelas 1 Kesadaran kesehatan Kelas 2 Manajemen kesehatan, diagnosa yang masuk: Manajemen rejimen terapeutik efektif, Manajemen rejimen terapeutik tdk efektif 2. Domain Nutrisi Kelas 1 Ingesti, diagnosa yang masuk : Pola makan bayi tdk efektif, Kerusakan menelan, Ketidakseimbangan nutrisi :kurang, Ketidak seimbangan nutrisi: lebih, Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih Kelas 2 Digesti Kelas 3 Absorpsi Kelas 4 Metabolisme Kelas 5 Hidrasi, diagnosa yang masuk : Kurang volume cairan, Resiko kurang volume cairan, Kelebihan volume cairan, Risiko ketidakseimbangan volume cairan, Kesiapan dlm peningkatan keseimbangan cairan 3. Domain Eliminasi/Pelepasan Kelas 1 Fungsi urinary, diagnosa yang masuk : Kerusakan eliminasi urin, Retensi urin, Inkotinensia urin total, Inkontinensia urin fungsional, Inkontinensia urin reflek Kelas 2 Fungsi gastrointestinal, diagnosa yang masuk: Inkontinensia usus, Diare, Konstipasi, Risiko konstipasi Kelas 3 Fungsi integumen Kelas 4 Fungsi respiratorik, diagnosa yang masuk : Kerusakan pertukaran gas 4. Domain Aktifitas/Istirahat Kelas 1 Istirahat / tidur, diagnosa yang masuk: Gangguan pola tidur, Kurang tidur, Kesiapan dlm peningkaan tidur Kelas 2 Aktifitas latihan, diagnosa yang masuk : Risiko sindroma disuse, Kerusakan mobilitas fisik, Keruskan mobilitas fisik di tempat tidur, Kerusakan kemampuan berpindah, Keterlambatan pemulihan pembedahan Kelas 3 Keseimbangan energy, diagnosa yang masuk : Gangguan lahan energi, Kelelahan Kelas 4 Respon kardio pulmonal, diagnosa yang masuk: Penurunan curah jantung, Kerusakan ventilasi spontan, Pola nafas tdk efektif, Intoleransi aktifitas, Risiko intoleransi aktifitas, Perfusi jaringan tdk efektif Kelas 5 Perawatan diri 5. Domain Persepsi/Kognisi Kelas 1 Perhatian Kelas 2 Orientasi Kelas 3 Persepsi / sensori, diagnosa yang masuk : Gangguan persepsi sensori Kelas 4 Kognisi, diagnosa yang masuk : Kurang pengetahuan, Kebingungan akut, Kebingunangan kronis Kelas 5 Komunikasi, diagnosa yang masuk: Kerusakan komunikasi verbal, Kesiapan dalam peningkatan komunikasi. 6. Domain Persepsi Diri Kelas 1 Konsep Diri, diagnosa yang masuk: Gangguan identitas personal, Ketidakberdayaan, Putus asa Kelas 2 Harga Diri, diagnosa yang masuk : Harga diri rendah kronis, Harga diri rendah situasional Kelas 3 Gambaran Diri, diagnosa yang masuk: Gangguan citra tubuh 7. Domain Peran/Hubungan Kelas 1 peran pemberi perawatan Kelas 2 hubungan keluarga Kelas 3 penampilan peran, diagnosa yang masuk : Menyusui tidak efektif 8. Domain Seksualitas Kelas 1 identitas seksual Kelas 2 fungsi seksual, diagnosa yang masuk: Disfungsi seksual, Pola seksualitas tdk efektif 9. Domain Koping/Toleransi terhadap Stress Kelas 1 respon post trauma, diagnosa yang masuk : Sindroma trauma perkosaan Kelas 2 respon koping, diagnosa yang masuk: Takut, Cemas Kelas 3 stress neurobehavioral 10. Domain Prinsip Hidup Kelas 1 Nilai Kelas 2 Kepercayaan Kelas 3 Nilai / kepercayaan / kesesuaian diri 11. Domain Keselamatan/Perlindungan Kelas 1 infeksi, diagnosa yang masuk : Risiko infeksi Kelas 2 cedera fisik, diagnosa yang masuk : Kerusakan membran mukosa oral, Risiko cidera, Kerusakan integritas kulit, Kerusakan integritas jaringan, Bersihan jalan nafas tidak efektif Kelas 3 kekerasan Kelas 4 lingkungan yang membahayakan Kelas 5 proses bertahan Kelas 6 termoregulasi, diagnosa yang masuk : Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh, Termoregulasi tidak efektif, Hipertermia 12. Domain Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik, diagnosa yang masuk : Nyeri akut, Nyeri kronis, Nausea Kelas 2 kenyamanan lingkungan Kelas 3 kenyamanan sosial, diagnosa yang masuk: Isolasi sosial 13. Domain Pertumbuhan/Perkembangan Kelas 1 pertumbuhan Kelas 2 perkembangan Diagnosa-diagnosa Perawatan dari NANDA-I yang ditampilkan di atas adalah diagnosa- diagnosa perawatan yang sering kita jumpai/muncul di lapangan, terutama rumah sakit. Sementara selebihnya banyak yang muncul di tataran praktek perawatan kesehatan masyarakat. Terhadap beberapa kelas yang belum ada diagnosanya, NANDA-I menyampaikan dalam catatan kakinya tobe develope, artinya penelitian-penelitian masih terus dilakukan. http://nursinginformatic.wordpress.com/2008/10/30/berkenalan-dengan-nanda-i/