Anda di halaman 1dari 12

DIAGNOSIS NANDA

Diposkan oleh infokes di 10:29 AM .


Label: askep
Askep adalah singkatan dari Asuhan Keperawatan, istilah ini sangat familier sekali di kalangan
mahasiswa keperawatan dan perawat, karena dalam ilmu keperawatan setiap akan, sedang dan
setelah melakukan tindakan keperawatan kepada klien tidak lepas dengan askep, yang menjadi
pedoman dalam memberikan pelayan kepada pasien/klien, baik di rumah sakit, di keluarga/
komunitas maupun di rumah.

Dibawah ini adalah DIAGNOSA NANDA (2005), yang dipakai dalam acuan membuat diagnosa
keperawatan yang merupakan bagian dari asuhan keperawatan / ASKEP.

Taxonomy II : Domains, Kelas dan Diagnosis

A. Domain I : Promosi Kesehatan
Kelas 1 : Kesadaran akan Kesehatan : Rekognisi dari fungsi normal dan kesehatan
Kelas 2 : Managemen kesehatan : identifikasi, controlling, performing dan aktifitas yang
terintegrasi untuk
memelihara sehat dan kesehatan

Diagnosa yang berhubungan
1. Manajemen regimen terapi efektif
2. Manajemen regimen terapi tak efektif
3. Manajemen regimen terapi keluarga tak efektif
4. Manajemen regimen terapi komuniti tak efektif
5. Perilaku mencari bantuan kesehatan
6. Pemeliharan kesehatan tak efektif
7. kerusakan pemeliharaan rumah
8. Kesiapan untuk meningkatkan Manajemen regimen terapi
9. Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi
B. Domain 2 : Nutrisi
Aktifitas untuk mengambil, asimilasi dan menggunakan nutrient untuk keseimbangan jaringan,
perbaikan jaringan dan memproduksi energi

Kelas 1 : Ingesti : mengambil makanan atau nutrient kedalam tubuh
Diagnosa yang berhubungan
1. Pola makan infant tak efektif
2. Kerusakan menelan
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
5. Risiko terhadap ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Kelas 2 : Digesti : aktifitas fisik dan kimia yang mengubah bahan makanan menjadi substansi
yang memungkinkan diabsorpsi dan dicerna

Kelas 3 : Absorpsi: kegiatan mengambil nutrisi menuju jaringan tubuh

Kelas 4 : Metabolisme :

Kelas 5 : Hidrasi : pengambilan dan absorpsi cairan dan elektrolit
Diagnosa yang berhubungan
1. Kurang volume cairan
2. Risiko untuk kurang volume cairan
3. Kelebihan volume cairan
4. Risiko untuk ketidakseimbangan volume cairan
5. Kesiapan untuk meningkatkan keseimbangan cairan
C. Domain 3: Eliminasi
Sekresi dan ekskresi terhadap produk akhir dari tubuh

Kelas 1 : Fungsi Urinari
Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan eliminasi urine
2. Retensi urine
3. Inkontinesia urine total
4. Inkontinensia urine fungsional
5. Inkontinensia urine stress
6. Inkontinensia urine tak tertahankan
7. Inkontinensia refleks urine
8. Risiko Inkontinensia urine tak tertahankan
9. Kesiapan meningkatkan eliminasi urine

Kelas 2 : Fungsi Gastrointestinal
Diagnosa yang berhubungan
1. Inkontinensia usus
2. Diare
3. Konstipasi
4. Risiko untuk konstipasi
5. Konstipasi dirasakan
Kelas 3: Fungsi Integumen/Kulit

Kelas 4 : Fungsi Respirasi : proses pertukaran gas dan pengeluaran produk akhir metabolisme

Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan pertukaran gas

D. Domain 4 : Aktifitas dan Istirahat
Kelas 1 : Tidur/istirahat
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan pola tidur
2. Kesulitan tidur
3. Kesiapan untuk meningkatkan tidur

Kelas 2 : Aktifitas/Kegiatan : pergerakan bagian dari tubuh (mobilitas), bekerja atau
menunjukkan suatu kegiatan melawan tahanan
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko untuk Sindrom disuse
2. Kerusakan mobilitas fisik
3. Kerusakan mobilitas di tempat tidur
4. Kerusakan mobilitas di kursi roda
5. Kerusakan kemampuan berpindah
6. Kerusakan berjalan
7. Kurang aktifitas diversional (Hiburan)
8. Kelambatan penyembuhan pembedahan
9. Perilaku tak berubah

Kelas 3 : Keseimbangan Energi : keadaan dinamis antara pemasukan dan kebutuhan
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan bidang energi
2. Kelemahan

Kelas 4 : Respon Kardiovaskuler/Pulmoner
Diagnosa yang berhubungan
1. Penurunan Curah Jantung
2. Kerusakan Ventilasi Spontan
3. Pola Nafas Takefektif
4. Aktifitas intoleran
5. Rsiko terhadap aktifitas intoleran
6. Disfungsi respon penyapihan ventilator
7. Perfusi jaringan takefektif (Spesifik : renal, cerebral, kardiopulmoner, gastrointestinal, perifer)

Kelas 5 : Perawatan Diri
Diagnosa yang berhubungan
1. Kurang perawatan diri : Berpakaian/berhias
2. Kurang perawatan diri : Mandi/hygiene
3. Kurang perawatan diri : Makan
4. Kurang perawatan diri : Toileting

E. Domain 5 : Persepsi/Kognisi
Kelas 1 : Perhatian
Diagnosa yang berhubungan
1. Pengabaian unilateral

Kelas 2 : Orientasi
Diagnosa yang berhubungan
1. Sindrom kerusakan interpretasi lingkungan
2. Wandering

Kelas 3 : Sensasi/Persepsi
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan sensori persepsi (spesifikkan : visual, auditory, kinestetik, gustatori, taktil)

Kelas 4 : Kognisi
Diagnosa yang berhubungan
1. Kurang pengetahuan (spesifikkan)
2. Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan (spesifikkan)
3. Kebingungan akut
4. Kebingungan kronik
5. Kerusakan memori
6. Gangguan proses fikir

Kelas 5 : Komunikasi
Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Kesiapan untuk meningkatkan komunikasi

F. Domain 6 : Persepsi Diri : kesadaran akan diri
Kelas 1 : Konsep Diri
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan identitas diri
2. Kelemahan
3. Risiko terhadap ketidakberdayaan
4. Ketidakberdayaan
5. Risiko terhadap kesepian
6. Kesiapan untuk meningkatkan konsep diri

Kelas 2 : Harga Diri
Diagnosa yang berhubungan
1. Harga diri rendah kronik
2. Harga diri rendah situasional
3. Risiko terhadap harga diri rendah situasional

Kelas 3 : Citra Tubuh : pencitraan diri sendiri secara mental
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan citra tubuh

G. Domain 7 : Hubungan Peran : hubungan positif dan negatif antara individu dan kelompok

Kelas 1: Peran Pemberi Asuhan
Diagnosa yang berhubungan :
1. Ketegangan pemberi asuhan
2. Risiko terhadap ketegangan pemberi asuhan
3. Kerusakan peran orang tua
4. Risiko Kerusakan peran sebagai orang tua
5. Kesiapan untuk meningkatkan peran sebagai orang tua


Kelas 2 : Hubungan Keluarga
Diagnosa yang berhubungan
1. Hambatan proses keluarga
2. Kesiapan meningkatkan proses keluarga
3. Disfungsi proses keluarga : alkoholisme
4. Risiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/anak

Kelas 3 : Penampilan Peran
Diagnosa yang berhubungan
1. Menyusui efektif
2. Menyusui tak efektif
3. Menyusui terganggu
4. Penampilan peran tak efektif
5. Konflik peran orang tua
6. Kerusakan interaksi sosial

H. Domain 8 : Seksualitas
Kelas 1 : Identitas Seksual

Kelas 2 : Fungsi Seksual
Diagnosa yang berhubungan
1. Disfungsi seksual
2. Pola seksualitas tak efektif

Kelas 3 : Reproduksi

I. Domain 9 : Koping/Toleransi Terhadap Stress
Kelas 1 : Respon Post-trauma
Diagnosa yang berhubungan
1. Sindrom stres relokasi
2. Risiko terhadap Sindrom stres relokasi
3. Sindrom trauma perkosaan
4. Sindrom trauma perkosaan : Reaksi diam
5. Sindrom trauma perkosaan : Reaksi gabungan
6. Sindrom post-trauma
7. Risiko Sindrom post-trauma


Kelas 2 : Respon Koping
Diagnosa yang berhubungan
1. Ketakutan
2. Kecemasan
3. Kecemasan akan kematian
4. Berduka kronik
5. Mengingkari tak efektif
6. Berduka antisipasi
7. Disfungsi berduka
8. Kerusakan penilaian
9. Koping tak efektif
10. Ketidakmampuan koping keluarga
11. Koping keluarga kompromi
12. Koping defensif
13. Koping komunitas tak efektif
14. Kesiapan untuk meningkatkan koping (individual)
15. Kesiapan untuk meningkatkan koping keluarga
16. Kesiapan untuk meningkatkan koping komuniti
17. Risiko terhadap disfungsi berduka

Kelas 3 : Neurhobehavioural Stress : respon perilaku yang melibatkan fungsi saraf dan otak
1. Disrefleksi otonom
2. Risiko untuk Disrefleksi otonom
3. Perilaku bayi takteratur
4. Risiko untuk Perilaku bayi takteratur
5. Kesiapan untuk meningkatkan Keteraturan perilaku bayi
6. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial

J. Domain 10 : Prinsip Hidup
Kelas 1 : Nilai

Kelas 2 : Kepercayaan
Diagnosa yang berhubungan
1. Kesiapan untuk meningkatkan kesehatan spiritual

Kelas 3 : Nilai/Kepercayaan/Kesesuaian Tindakan
Diagnosa yang berhubungan
1. Distress spiritual
2. Risiko untuk distress spiritual
3. Konflik memutuskan (Spesifikkan)
4. Tidak terpenuhinya (Spesifikkan)
5. Risiko untuk kerusakan beragama
6. Kerusakan Beragama
7. Kesiapan untuk meningkatkan beragama

K. Domain 11 : Keamanan/Proteksi : terbebas dari bahaya, kecelakaan fisik atau kerusakan
sistem imun.
Kelas 1 : Infeksi
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko terhadap infeksi

Kelas 2 : Cedera Fisik
Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan membran mukosa oral
2. Risiko terhadap cedera
3. Risiko terhadap cedera posisi perioperasi
4. Risiko terjatuh
5. Risiko terhadap trauma
6. Kerusakan integritas kulit
7. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit
8. Kerusakan integritas jaringan
9. Kerusakan pertumbuhan gigi
10. Risiko kekurangan nafas
11. Risiko aspirasi
12. Bersihan jalan nafas tak efektif
13. Risiko terhadap disfungsi neurovaskular perifer
14. Proteksi tak efektif
15. Risiko terhadap sindrom kematian bayi

Kelas 3 : Kekerasan
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko untuk mutilasi diri
2. Mutilasi diri
3. Risiko untuk mencederai orang lain
4. Risiko untuk mencederai diri sendiri
5. Risiko bunuh diri

Kelas 4 : Bahaya Lingkungan
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko keracunan

Kelas 5 : Proses Defensif
Diagnosa yang berhubungan
1. Respon alergi getah
2. Risiko terhadap alergi getah

Kelas 6 : Thermoregulasi
Diagnosa yang berhubungan :
1. Risiko terhadap ketidakseimbangan suhu tubuh
2. Termoregulasi tak efektif
3. Hipotermi
4. Hipertermi

L. Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
Diagnosa yang berhubungan
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
3. Mual

Kelas 2 : Kenyamanan Lingkungan

Kelas 3 : Kenyamanan Sosial
Diagnosa yang berhubungan
1. Isolasi Sosial

M. Domain 13 : Pertumbuhan/Perkembangan
Kelas 1 : Pertumbuhan
Diagnosa yang berhubungan
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Risiko terhadap pertumbuhan tidak proporsional
3. Kegagalan pertumbuhan dewasa

Kelas 2 : Perkembangan
Diagnosa yang berhubungan
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Risiko untuk perkembangan terhambat

http://berlli.blogspot.com/2009/05/diagnosis-nanda.html
Berkenalan dengan NANDA-I
30 10 2008
Saya orang yang bekerja di institusi pelayanan (rumah sakit). Sebagai orang yang
cukup senior di rumah sakit, saya tentu tahu persis bagaimana teman-teman saya sesama
perawat, dari generasi yang sudah usianya di atas 50 tahun sampai di bawah 25 tahun. Saya juga
mengenal baik teman-teman yang dulu sekolah di PKU, PKC (degree pra SPK) kemudian
mereka mengikuti persamaan SPK dan DIII. Termasuk saya adalah jebolan SPK yang kemudian
mengikuti DIII dan S1. Setelah seluruh perawat di rumah sakit saya lulusan DIII, dan sekarang
mayoritas usianya muda-muda dengan basic DIII Keperawatan dari berbagai macam institusi
pendidikan, sudahkah semuanya sepaham terhadap satu saja dari Diagnosa Perawatan?
Contoh sederhananya begini. Pada suatu saat saya mengisi training dan ceramah kepada teman-
teman saya, saya tanyakan, Jika pasien mengeluh kesakitan di daerah perut, keluar keringat
dingin, diagnosa perawatan yang paling pas untuk pasien ini apa?

Si A dari DIII Keperawatan X menjawab, Gangguan rasa nyaman
Si B dari DIII Keperawatan Y menjawab, Gangguan rasa nyaman nyeri
Si C dari DIII Keperawatan Z menjawab, Ketidaknyamanan
Si D dari DIII Keperawatan W menjawab, Nyeri
Bisa dibayangkan, jika ada perawat di satu rumah sakit latar pendidikan DIII Keperawatan dari
10 institusi yang berbeda, mungkin akan ada 10 diagnosa keperawatan untuk satu pasien dengan
keluhan yang sama. Atau bisa jadi 14 diagnosa yang berbeda, karena satu institusi pun kadang-
kadang antar mahasiswanya tidak memiliki persamaan persepsi tentang Diagnosa Keperawatan
terhadap satu kondisi pasien. Kok bisa demikian ya? Dan mereka tidak bisa disalahkan, karena
memang sampai hari ini, profesi perawat di Indonesia belum memiliki standar baku tentang
Diagnosa Keperawatan (yang lebih lengkap disebut SNL). Sayapun berani taruhan, jangankan
antar mahasiswa, antar dosen pun kondisinya tidak jauh berbeda.
Di bangku kuliah dari DIII, S1 bahkan mungkin S2 kita, kayaknya juga belum ada Mata Kuliah
tentang Diagnosa Keperawatan. Sehingga suudzon (negative thinking) saya, Diagnosa
Keperawatan belum mendapat tempat di kurikulum pendidikan keperawatan.
Memang menjadi ajaib. 15 tahun perawat Indonesia memproklamirkan diri menjadi profesi yang
mandiri, diagnosa perawatan yang baku masih belum dimiliki. Padahal NANDA-I sudah
memperkenalkan kemandirian jauh-jauh hari, dimulai dari memiliki diagnosa sendiri. Silakan
buka buku Nursing Intervention Clasification (NIC), kita akan tahu, betapa Diagnosa
Keperawatan (NANDA) disejajarkan dengan ICD X (International Clasification Diagnosis X)
yaitu daftar Diagnosa Penyakit yang selama ini digunakan oleh dokter sebagai standar diagnosis.
Beberapa kali dalam seminar dan pelatihan, konsep ini saya sampaikan, tapi jawaban yang selalu
terlontar, NANDA tidak sesuai dengan karakter orang Indonesia. Atau yang lebih halus, Ruh
kita sebenarnya sudah sesuai dengan NANDA. Atau saudara kepengin tahu jawaban yang
melecehkan? Ada seorang pembicara ketika dilontarkan tentang NANDA, NIC dan NOC,
komentarnya begini, Apa itu NAK NIK NUK? Sebagai seorang ilmuwan, mustinya tidak
demikian. Karena kalau kita lihat biografi yang menyusun NANDA, siapa mereka? Tidak sedikit
yang Master, Doktor bahkan Profesor dan semuanya RN. Kunjungi situsnya di www.nanda.org.
Saya tidak sedang membela pemikiran saya, membela NANDA atau membela PSIK UGM
Yogyakarta yang pertama mempopulerkan NANDA, tapi mari kita berfikir rasional. Kita tidak
perlu arogan menerima konsep baru, daripada kita tidak memiliki konsep.
Secara pribadi saya memberikan apresiasi kepada Dr. Ratna Sitorus, M.App.Sc yang telah
memberikan komentarnya dalam sebuah workshop aplikasi NANDA, NIC, NOC yang kami
adakan akhir 2006. Komentar Beliau, Kalau NANDA sudah kita terjemahkan dalam bahasa
Indonesia, saya pikir itu sudah ada nilai-nilai ke-Indonesia-an yang masuk.
NANDA-I
North American Nursing Diagnosis Assosiation International (NANDA-I) menyusun
klasifikasi Diagnosa Keperawatan dan selalu memperbaharuinya. Saat ini setidaknya lebih dari
160 Diagnosa Keperawatan. Penggunaan diagnosis keperawatan berbasis NANDA dapat
membantu penyusunan Standard Nursing Care Plans bagi institusi pelayanan kesehatan terutama
rumah sakit.
Nursing diagnoses mendeskripsikan respon pasien, keluarga dan komunitas terhadap masalah
kesehatan / proses kehidupan yang aktual maupun potensial. Nursing diagnoses juga menjadi
dasar bagi pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (outcome) , yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh perawat.
Setiap nursing diagnosis dari NANDA-I mempunyai definisi, defining characteristics
(signs/symptoms) dan related/risk factors (etiologies). Bila kita asosiasikan dengan Diagnosa
Penyakit, maka hamper sama di mana di sana juga memiliki definisi, tanda-gejala dan penyebab.
Sebagai sebuah contoh :
Nursing Diagnosis:
Knowledge Deficit: Medication (p.118)
Definition: Absence or deficiency of cognitive information related to a specific topic
Defining Characteristics (signs/symptoms): Verbalization of problem, Inaccurate follow-through
of instruction, Inaccurate performance test, Inappropriate or exaggerated behaviors (e.g.
apathetic, hysterical, hostile, agitated)
Risk/Related Factors (etiology): Cognitive limitation, Lack of exposure, Lack of recall,
Information misinterpretation, Lack of interest in learning, Unfamiliarity with information
resources
NANDA-I mengklasifikasikan Diagnosa keperawatan dengan Domain, Kelas dan Diagnosa. Ada
13 Domain yang dibuat NANDA-I yaitu :
1. Peningkatan Kesehatan
2. Nutrisi
3. Eliminasi/Pelepasan
4. Aktivitas/Istirahat
5. Persepsi/Kognisi
6. Persepsi Diri
7. Peran Hubungan
8. Seksualitas
9. Toleransi Koping Stress
10. Prinsip Hidup
11. Keselamatan Proteksi
12. Kenyamanan
13. Pertumbuhan / Perkembangan
Masing-masing Domain memiliki Kelas dan masing-masing Kelas memiliki Kelompok
Diagnosa. Beberapa contoh saya tunjukan di bawah.
1. Domain Peningkatan Kesehatan
Kelas 1 Kesadaran kesehatan
Kelas 2 Manajemen kesehatan, diagnosa yang masuk: Manajemen rejimen terapeutik efektif,
Manajemen rejimen terapeutik tdk efektif
2. Domain Nutrisi
Kelas 1 Ingesti, diagnosa yang masuk : Pola makan bayi tdk efektif, Kerusakan menelan,
Ketidakseimbangan nutrisi :kurang, Ketidak seimbangan nutrisi: lebih, Resiko
ketidakseimbangan nutrisi : lebih
Kelas 2 Digesti
Kelas 3 Absorpsi
Kelas 4 Metabolisme
Kelas 5 Hidrasi, diagnosa yang masuk : Kurang volume cairan, Resiko kurang volume cairan,
Kelebihan volume cairan, Risiko ketidakseimbangan volume cairan, Kesiapan dlm peningkatan
keseimbangan cairan
3. Domain Eliminasi/Pelepasan
Kelas 1 Fungsi urinary, diagnosa yang masuk : Kerusakan eliminasi urin, Retensi urin,
Inkotinensia urin total, Inkontinensia urin fungsional, Inkontinensia urin reflek
Kelas 2 Fungsi gastrointestinal, diagnosa yang masuk: Inkontinensia usus, Diare, Konstipasi,
Risiko konstipasi
Kelas 3 Fungsi integumen
Kelas 4 Fungsi respiratorik, diagnosa yang masuk : Kerusakan pertukaran gas
4. Domain Aktifitas/Istirahat
Kelas 1 Istirahat / tidur, diagnosa yang masuk: Gangguan pola tidur, Kurang tidur, Kesiapan dlm
peningkaan tidur
Kelas 2 Aktifitas latihan, diagnosa yang masuk : Risiko sindroma disuse, Kerusakan mobilitas
fisik, Keruskan mobilitas fisik di tempat tidur, Kerusakan kemampuan berpindah, Keterlambatan
pemulihan pembedahan
Kelas 3 Keseimbangan energy, diagnosa yang masuk : Gangguan lahan energi, Kelelahan
Kelas 4 Respon kardio pulmonal, diagnosa yang masuk: Penurunan curah jantung, Kerusakan
ventilasi spontan, Pola nafas tdk efektif, Intoleransi aktifitas, Risiko intoleransi aktifitas, Perfusi
jaringan tdk efektif
Kelas 5 Perawatan diri
5. Domain Persepsi/Kognisi
Kelas 1 Perhatian
Kelas 2 Orientasi
Kelas 3 Persepsi / sensori, diagnosa yang masuk : Gangguan persepsi sensori
Kelas 4 Kognisi, diagnosa yang masuk : Kurang pengetahuan, Kebingungan akut,
Kebingunangan kronis
Kelas 5 Komunikasi, diagnosa yang masuk: Kerusakan komunikasi verbal, Kesiapan dalam
peningkatan komunikasi.
6. Domain Persepsi Diri
Kelas 1 Konsep Diri, diagnosa yang masuk: Gangguan identitas personal, Ketidakberdayaan,
Putus asa
Kelas 2 Harga Diri, diagnosa yang masuk : Harga diri rendah kronis, Harga diri rendah
situasional
Kelas 3 Gambaran Diri, diagnosa yang masuk: Gangguan citra tubuh
7. Domain Peran/Hubungan
Kelas 1 peran pemberi perawatan
Kelas 2 hubungan keluarga
Kelas 3 penampilan peran, diagnosa yang masuk : Menyusui tidak efektif
8. Domain Seksualitas
Kelas 1 identitas seksual
Kelas 2 fungsi seksual, diagnosa yang masuk: Disfungsi seksual, Pola seksualitas tdk efektif
9. Domain Koping/Toleransi terhadap Stress
Kelas 1 respon post trauma, diagnosa yang masuk : Sindroma trauma perkosaan
Kelas 2 respon koping, diagnosa yang masuk: Takut, Cemas
Kelas 3 stress neurobehavioral
10. Domain Prinsip Hidup
Kelas 1 Nilai
Kelas 2 Kepercayaan
Kelas 3 Nilai / kepercayaan / kesesuaian diri
11. Domain Keselamatan/Perlindungan
Kelas 1 infeksi, diagnosa yang masuk : Risiko infeksi
Kelas 2 cedera fisik, diagnosa yang masuk : Kerusakan membran mukosa oral, Risiko cidera,
Kerusakan integritas kulit, Kerusakan integritas jaringan, Bersihan jalan nafas tidak efektif
Kelas 3 kekerasan
Kelas 4 lingkungan yang membahayakan
Kelas 5 proses bertahan
Kelas 6 termoregulasi, diagnosa yang masuk : Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh,
Termoregulasi tidak efektif, Hipertermia
12. Domain Kenyamanan
Kelas 1 kenyamanan fisik, diagnosa yang masuk : Nyeri akut, Nyeri kronis, Nausea
Kelas 2 kenyamanan lingkungan
Kelas 3 kenyamanan sosial, diagnosa yang masuk: Isolasi sosial
13. Domain Pertumbuhan/Perkembangan
Kelas 1 pertumbuhan
Kelas 2 perkembangan
Diagnosa-diagnosa Perawatan dari NANDA-I yang ditampilkan di atas adalah diagnosa-
diagnosa perawatan yang sering kita jumpai/muncul di lapangan, terutama rumah sakit.
Sementara selebihnya banyak yang muncul di tataran praktek perawatan kesehatan masyarakat.
Terhadap beberapa kelas yang belum ada diagnosanya, NANDA-I menyampaikan dalam catatan
kakinya tobe develope, artinya penelitian-penelitian masih terus dilakukan.
http://nursinginformatic.wordpress.com/2008/10/30/berkenalan-dengan-nanda-i/

Anda mungkin juga menyukai