SEDANG, FIMOSIS DAN SUSPEK INFEKSI SALURAN KEMIH MUHAMMAD IKHSAN.M G 501 09 085 Pembimbing Klinik : dr. Suldiah, Sp.A PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Pendahuluan Diare akut adalah buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air saja, dengan atau tanpa lendir, dengan frekuensi tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari. Berdasarkan hasil Rikesdas 2007 diperoleh bahwa kejadian diare di Indonesia masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan umur 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibandingkan pneumonia 15,5%.
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis, fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi alamiah antara prepusium dengan glanspenis. Pada saat usia 3 tahun 90 % preputium sudah dapat diretraksi. PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan dimana kuman bertumbuh dan berkembang biak di dalam traktus urinarius dengan jumlah yang bermakna (jumlah kuman 100.000 atau lebih per- milimeter urin)
Infeksi saluran kemih pada anak sering ditemukan, merupakan penyebab kedua morbiditas penyakit infeksi pada anak, sesudah infeksi saluran napas. PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Laporan Kasus Identitas Pasien
Nama : An. Fs Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 5 tahun 4 bulan Tanggal masuk/jam : 21-02-20014/15.00 WITA
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Riwayat penyakit sekarang
Pasien anak laki-laki masuk ke rumah sakit dengan keluhan BAB cair. BAB cair dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, dalam 1 hari BAB lebih dari 10 kali. BAB cair berwarna hijau, berlendir, tidak ada darah, bau biasa. Muntah, batuk, beringus tidak ada. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan naik turun. Pasien tidak mengalami kejang dan tidak ada rasa sakit kepala. Pasien juga mengeluh sakit perut bagian bawah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, tidak sakit saat kencing, kencing rasa tuntas, frekuensi kencing biasa, saat kencing terdapat gelembung pada ujung penis, BAK warna kuning jernih, dan tidak ada darah.
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang menderita diare Riwayat Kehamilan dan Persalinan : Ibu pasien rutin memeriksa kandungan di bidan, selama hamil ibu tidak pernah menderita demam, hipertensi dan tidak ada mengkonsumsi obat-obatan selain vitamin. Pasien lahir cukup bulan secara vakum ekstraksi di rumah sakit undata dengan berat lahir 2,8 kg dan panjang badan 50 cm
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Anamnesis makanan Pasien mendapatkan ASI eksklusif sampai umur 3 bulan, sekarang pasien mengkonsumsi susu formula dan makan-makanan keluarga. Riwayat Imunisasi : Ibu pasien mengatakan Imunisasi dasar pasien lengkap dan selesai umur 9 bulan BCG : 1x Hepatitis : 3x DPT : 3x Polio : 3x Campak : 1x
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kondisi Umum : Sakit sedang BB : 16 kg Kesadaran : Compos mentis TB : 106 cm Status gizi : Gizi baik Tanda-tanda vital Tekanan Darah: 90/60 mmHg Pernapasan : 32 x/menit Nadi : 86 x/menit Suhu : 37,9 C
Kulit : warna sawo matang, tidak ada sianosis, dan turgor kulit baik (< 2 detik)
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Kepala: Bentuk : Normocephal Rambut : Warna hitam. Mata : Palpebra : edema (-/-) Konjungtiva : anemis (-/-) Sklera : ikterik (-/-) Reflek cahaya : (+/+) Telinga Serumen : minimal Nyeri : tidak ada Hidung Pernafasan cuping hidung : tidak ada Epistaksis : tidak ada Sekret :tidak ada
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Mulut : Bibir : mukosa bibir basah, tidak hiperemis Gigi : Tidak ada karies Gusi : tidak berdarah Lidah : Tremor/tidak : tidak tremor Kotor/tidak : tidak kotor Warna : kemerahan Faring : Tidak hiperemis Tonsil : T 1 -T 1 tidak hiperemis Leher : Pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid : -/-
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Dinding dada/paru : Inspeksi : Bentuk simetris, dispnea tidak ada, retraksi tidak ada Palpasi : Fremitus vokal : simetris Perkusi : Sonor kiri : kanan Auskultasi : Suara Napas Dasar :Bronchovesikuler +/+ Suara Napas Tambahan : Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra Perkusi : Batas jantung normal Auskultasi : Suara dasar: S1 dan S2 murni,regular,Bising tidak ada
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Abdomen : Inspeksi : bentuk datar Auskultasi : bising usus (+) kesan meningkat Perkusi : bunyi timpani Palpasi : Nyeri tekan (+) di supra pubik Hati : tidak teraba Lien : tidak teraba Ginjal : tidak teraba Ekstremitas : akral hangat, edem tidak ada. Genitalia : Fimosis
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Skoring Dehidrasi: Berdasarkan modifikasi UNHAS Keadaan Umum : Baik Mata : Biasa Mulut : Biasa Pernafasan : 30-40 x/menit Turgor : Baik Nadi : <120 x/menit Interpretasi : Dehidrasi ringan-sedang
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Pemeriksaan penunjang Darah rutin :
Hasil Pemeriksaan darah Range normal pemeriksaan darah RBC : 4,24 x 10 12 /L HCT : 34,2 % PLT : 182 x 10 3 /L WBC : 14,9 x 10 3 /L HB : 11,5 g/dl RBC : 6-17.5 x 10 12 /L HCT : 36-47 % PLT : 150.000-450.000 /L WBC : 4.500-13.000 /L HGB : 12-15,2 gr/dL PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Resume Pasien anak laki-laki masuk ke rumah sakit dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, dalam 1 hari BAB lebih dari 10 kali. BAB cair berwarna hijau, berlendir. pasien juga mengalami demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada saat kencing terdapat gelembung pada ujung penis dan sakit perut bagian bawah PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis, tampak sakit sedang, gizi baik, Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/60 mmHg, Nadi 86x/menit, reguler, kuat angkat, repirasi 32 x/menit, suhu 37,9 C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan peristaltik (+) kesan meningkat dan nyeri tekan pada suprapubik, Skor dehidrasi :dehidrasi ringan sedang, dan pada pemeriksaan genitalia didapatkan fimosis PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Diagnosis Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang Fimosis Suspek Infeksi Saluran Kemih
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Terapi Medikamentosa IVFD Ringer laktat 15 tetes/menit Oralit 6 sachet dihabiskan dalam 3 jam pertama Zink tablet 1 x 20 mg selama 10 hari Cotrimoxazole ( syrup 40 mg trimetrophin dan 200 mg sulfametoksasol dalam 5 ml) 2x1 cth
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Non- Medikamentosa Melanjutkan pemberian makan Memberikan edukasi kepada ibu pasien untuk menjaga hygiene.
Anjuran Pemeriksaan Feses makroskopik dan mikroskopik Kultur feses Pemeriksaan urin rutin Kultur urin
UKK Gastrohepatologi IDAI Follow up FOLLOW UP 22 Februari 2013 S : Pasien mengeluh masih BAB cair 2 kali sejak semalam, berampas, berwarna kuning, tidak ada muntah, Sakit perut bagian bawah (+), fimosis (+). O: Tanda vital : Nadi : 86 kali/menit Suhu : 36,5 C Respirasi : 24 kali/menit Tekanan darah : 90/60 mmHg A: Diare akut tanpa dehidrasi , Fimosis, Suspek infeksi saluran kemih
P :Medikamentosa: Oralit 50 ml tiap kali mencret Zink tab 1x20 mg IVFD Ringer laktat 15 tetes/menit Cotrimoxazole ( syrup 40 mg trimetrophin dan 200 mg sulfametoksasol dalam 5 ml) 2x1 cth Non Medikamentosa: Melanjutkan pemberian makan Memberikan edukasi kepada ibu pasien untuk menjaga hygiene
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI DISKUSI Diare akut adalah buang air besar pada bayi dan anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor 1) Faktor infeksi 2) Faktor malabsorpsi 3) Faktor makanan 4) Faktor psikologis
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis ditemukan pasien mengalami BAB cair > 10 kali, berwarna hijau, berlendir dan pasien juga demam selama 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien mengalami dehidrasi ringan-sedang dan dari pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Penyebab terbanyak diare akut pada anak-anak dinegara berkembang adalah rotavirus, escherichia coli enterotoksigenik, shigella, vibrio cholera, sallmonella, dan E. coli enteropatogenik. Setiap infeksi bakteri atau virus memiliki gambaran khas masing-masing, meskipun pemeriksaan kultur merupakan pemeriksaan pasti untuk mengetahui penyebab dari diare. PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Tanda& Gejala Rotavirus ETEC EIEC Salmonella Shigella Disentri Vimbrio Cholera Mual/muntah Dari permulaan - - - Jarang Jarang Demam + - + + + - Sakit Tenesmus kadang-kadang tenesmus +kolik Kolik + pusing Tenesmus, kolik Kolik Gejala lain - Distensi abdomen hipertensi Bakteremia Toksonemia Bisa ada kejang - Sifat Tinja Volume Sedang Banyak menurun Menurun menurun Sangat banyak Frekuensi >10 kali Sering sering Sering Sering sekali Terus menerus Konsistensi Cair Cair kental Berlendir Kental Cair Mucus Jarang + + + sering - Darah - - + Kadang + Sering + - Bau - - - Bau telur busuk Bau tinja Amis Warna Kuning kehijauan Warna tinja Tidak spesifik Kuning - Cucian beras Leukosit - - + + + - PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Pada kasus ini dapat disebabkan oleh rotavirus karena dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium di dapatkan BAB cair lebih dari 10 kali per hari. BAB cair berwarna hijau, berlendir. pasien demam, pasien juga sakit perut, dan dari hasil pemeriksaan leukosit darah di dapatkan jumlah leukosit masih dalm batas normal. PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Terdapat kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengenai penetapan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita anak balita, baik dirawat dirumah maupun sedang dirawat dirumah sakit, yaitu: Rehidrasi dengan menggunakan oralit, Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut, ASI dan makanan tetap diteruskan, Antibiotik selektif, dan Nasihat kepada orang tua.
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Komplikasi yang dapat ditimbulkan sebagai akibat kehilangan cairan secara mendadak, dapat terjadi dehidrasi, renjatan hipovolemik, hypokalemia, hipoglikemia, intoleransi laktosa sekunder, kejang terutama akibat dehidrasi hipertonik, malnutrisi energy protein akibat kelaparan. Pada kasus ini pasien mengalami dehidrasi ringan sedang dan tidak mengalami komplikasi yang lain. PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Prognosis diare dapat ditentukan oleh derajat dehidrasi, sehingga penatalaksanaannya sesuai dengan ketepatan cara pemberian rehidrasi. Apabila penanganan yang diberikan tepat dan sesegera mungkin, maka dapat mencegah komplikasi dari diare tersebut. Pada pasien ini, prognosisnya adalah bonam, karena derajat dehidrasinya masih tergolong ringan sedang dan saat mendapatkan terapi pasien sudah tidak mengalami dehidrasi PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI ISK (infeksi saluran kemih) adalah keadaan dimana ada infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih, meliputi infeksi diparenkim ginjal sampai infeksi di urinary bladder, dalam jumlah bakteriuria yang bermakna pada biakan urin, dikatakan bermakna jika ditemukan 10 5 /ml urin yang dikultur. PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI
Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat di retraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis. Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi alamiah antara prepusium dan glans penis. Gambaran klinis dari fimosis adalah adanya gangguan aliran urine berupa sulit kencing, pancaran urin mengecil, menggelembungnya ujung prepusium penis pada saat miksi, dan menimbulkan retensi urine, higiene lokal yang kurang bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada prepusium (postitis), infeksi pada glans penis (balanopostitis).
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Pada kasus ini pasien didiagnosis fimosis karena dari anamnesis terdapat adanya gelembung di ujung penis saat kencing dan pada saat pemeriksaan fisik didapatkan prepusium penis tidak dapat diretrkasikan ke proksimal PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI ISK dapat berlangsung dengan gejala (simtomatis) atau tanpa gejala (asimtomatis). Pada yang simtomatis, makin muda usia anak, gejala klinis makin tidak khas. Infeksi yang asimtomatis pada umumnya ditemukan kebetulan pada pemeriksaan rutin seorang anak atau kegiatan penyaringan ISK pada anak sekolah. Infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan sebagai berikut : [5]
ISK Atas (upper UTI) ISK bawah (lower UTI) ISK simpleks/ISK sederhana (uncomplicated UTI ) ISK kompleks/ISK dengan komplikasi (complicated UTI)
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Saluran kemih merupakan area yang seharusnya bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak di dalam media urin. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara, yaitu: 1. ascending 2. hematogen 3. limfogen 4. langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat dari pemakaian instrumen Dua jalur utama terjadinya ISK adalah ascending dan hematogen. Namun, secara umum, infeksi paling sering terjadi dengan cara ascending, walapupun infeksi secara hematogen dapat terjadi pada anak usia infant.
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Diagnosis infeksi saluran kemih pada penderita ini ditegakan dari anamnesa yaitu demam 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan nyeri perut bagian bawah (suprapubic) serta. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pada pemeriksaan genitalia didapatkan adanya fimosis. Hasil laboratorium leukosit, hemoglobin, eritrosit, hematokrit dan trombosit dalam batas normal PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Berdasarkan protocol pengobatan infeksi saluran kemih pada anak antibiotik oral pilihan pertama untuk ISK adalah Amoksisilin dengan dosis 20-40 mg/kgBB/hari setiap 8 jam, Ampicilin 50-100 mg/kgBB/hari tiap 6 jam, dan Sefaleksim 50 mg/kgBB/hari tiap 6-8 jam. Pengobatan ini diberikan selama 7-10 hari.
PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Pronosis ISK tanpa kelainan anatomi maupun fungsional (uncomplicated) adalah baik bila dilakukan pengobatan pada fase akut yang adekuat dan disertai pengawasan terhadap infeksi berulang. Pada pielonefritis, bila pengobatan yang cepat dan tepat dapat mencapai penyembuhan yang sempurna. Prognosis jangka panjang pada sebagian besar penderita dengan kelainan anatomis(complicated) umumnya kurang memuaskan PELATIHAN NASIONAL TATALAKSANA TERKINI DIARE & KOLESTASIS Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Yogyakarta, 23 24 Mei 2009 UKK Gastrohepatologi IDAI Prognosis untuk ISK dan fimosis biasanya baik apabila segera ditangani dimana untuk Fimosis dengan melakukan sirkumsisi sementara untuk ISK dapat dilakukan pengobatan dengan antibiotik sesuai dengan dosis dan lamanya pengobatan yang dianjurkan. Fimosisnya akan baik pula jika dilakukan sirkumsisi segera. Prognosis pada pasien ini masih dubia karena belum dilakukan sirkumsisi, sebab jika tidak dilakukan sirkumsisi maka biasanya akan menyebabkan ISK berulang.