Anda di halaman 1dari 2

Buletin Mingguan Komunitas Rumah Parenting Edisi 16, Minggu 4 Juni 2014

RuMAH PARENTING
E d i s i 1 6 , Mi n g g u 4 , J u n i 2 0 1 4
Buletin Mingguan Parenting
Inspirasi & Motivasi Minggu ini
Melatih Anak Shaum, Agar Tak Salah Makna
I
ngat sekali sekitar 5 tahun yang
lalu ada seorang entertainer yang
bercerita tentang tekniknya membuat
anaknya mau shaum. Bila anaknya hari
itu shaum sampai tamat, maka akan ada
hadiah uang untuk sang anak. Sebuah
pertanyaan muncul Benarkah teknik
pemberian ini dari segi pengasuhan dan
pendidikan anak?.
Pengasuhan dan pendidikan
anak adalah sebuah proses untuk menuju
hasil yaitu terlatihnya berbagai perilaku
baik sampai tertanam menjadi karakter,
juga menghilangnya berbagai perilaku
buruk. Proses ini dilakukan terutama
oleh orang tua sebagai dua orang yang
diamanahi oleh Allah, guru, kakek, nenek,
paman, dan siapapun yang berhubungan
dengan anak. Pembentukan perilaku
baik yang dilakukan sejak dini akan lebih
mudah ketika sang anak baligh. Melatih
anak shaum juga merupakan salah satu
perilaku baik yang harus ditanamkan
sejak dini sehingga saat ia baligh, shaum
sudah lancar dilakukan.
Melatih anak shaum sejak dini
juga dicontohkan di Zaman Rasulullah.
Dalam sebuah kisah, ketika Rasulullah
SAW mengutus seseorang pada hari
Asyura ke perkampungan orang-orang
Anshar dan bersabda:
Siapa yang pagi ini shaum hendaklah ia
shaum dan menyempurnakan puasanya.
Maka kami pun menyempumakan
puasa hari itu dan kami mengajak anak-
anak kami shaum. Mereka kami ajak ke
masjid, lalu kami beri mereka mainan
dari benang sutra. Jika mereka menangis
minta makan kami berikan mainan itu
sampai datang waktu berbuka. (HR
Bukhari Muslim).
Proses yang dilakukan dalam
melatih anak shaum sesuai tujuannya
dalam Al Quran adalah agar kita
menjadi manusia yang bertakwa. Hal ini
merupakan sebuah acuan bagi orang
tua dalam melaksanakan pelatihan dan
pembiasaan ini agar tujuannya tercapai,
yaitu sang anak menjadi orang yang
bertakwa kepada Allah SWT. Di dalamnya
ada penanaman nilai kesabaran, kerja
sama, dan juga disiplin yang sangat
berguna bagi anak. Selain itu, dari segi
kesehatan shaum ini juga kaya manfaat.
Proses pelatihan dan pembiasaan anak
shaum haruslah diperhatikan agar
tujuan-tujuan tersebut tercapai.
Berikut ini beberapa tips agar
pelatihan shaum selaras dengan
tujuannya :
1. Ayah Bunda, sholehkan diri
Menanamkan shaum adalah
menanamkan perilaku baik. Bila profl
orang tua sebaliknya, menakutkan,
galak, cerewet, cuek, atau gambaran
lain yang tidak menyenangkan dan
menyamankan anak, hal ini akan
menyulitkan anak untuk memahami
tujuan puasa yaitu untuk mencapai
derajat takwa, agar menjadi lebih
sholeh. Jadi, sejak menikah dan
mulai punya bayi, maka bersiaplah
agar bisa memahamkan shaum dan
perilaku baik lain dengan selalu
belajar untuk menjadi lebih sholeh.
2. Berikan pemahaman
Memberikan pemahaman tentang
shaum bisa dimulai dari sejak anak
berusia di bawah 2 tahun. Mulai dari
defnisi, cara, waktu, alasan, manfaat
shaum termasuk dari segi kesehatan.
Tentunya pemilihan bahasa dan isi
pemahaman bertahap, sedikit demi
sedikit sesuai kemampuan berpikir
anak. Berapa kali kita memberikan
pemahaman? Jawabannya adalah
berkali-kali, terus menerus bahkan
selama pelatihan dan pembiasaan
berlangsung pun pemberian
pemahaman tetap dilakukan.
Pemahaman juga perlu tentang apa
bedanya makan ketika shaum dan
hari biasa. Anak-anak perlu tahu
1
Sejatinya parenting itu belajar. Anak belajar, juga orang tua.
Anak belajar berbagai perilaku dan keterampilan hidup. Orang
tua belajar untuk membimbing anaknya. Belajar sabar, tapi tetap
tegas. Belajar membimbing dan memilih kata agar mengena.
Belajar memuji dan mengapresiasi. Belajar untuk konsisten.Tetap
semangat untuk belajaragar menjadi lebih baik. ZHRP
Bersambung ke hal. . . . . . . . . . . 2
Sumber Gambar : Internet
Artikel Ini Ditulis oleh dr.Zuleaehah Hidayati di Majalah Percikan Iman Edisi Khusus 2014
Ramadhan Momentum Bina Keharmonisan Dengan Keluarga
No.07-08 Th.XV.Juli-Agustus 2014 / Ramadhan-Syawal 1435
Buletin Mingguan Komunitas Rumah Parenting Edisi 16, Minggu 4 Juni 2014
Menebar kebaikan untuk menuai kebaikan. Bila berkenan membagikan ke 5 orang terdekat. Semoga benih kebaikan itu semakin meluas, sehingga buah kebaikan akan semakin
banyak dan membuat kehidupan menjadi lebih indah, lebih manis.
Bersama belajar di RuMAH PARENTING. Bersama berkarya di RuMAH PARENTING. Bersama berbagi di RuMAH PARENTING.
Sukses bersama RuMAH PARENTING. Salam RuMAH PARENTING.
Redaksi :
Pimpinan Redaksi : dr. Zule (ZHRP),
Admin : Ine,
Editor Konten : Fely & Ine,
Desain : Usep & Septian
Kontak :
Ine 0857 2266 4373
Septian 0888 0181 6262
Email : zule.parenting@gmail.com
Facebook : Zulaehah Hidayati Rumah Parenting
Rumah Parenting Full
Zulaehah Hidayati Rumah Parenting II
Twitter : @drzule
Website : www.rumahparenting.com
Alamat : Jl.Cikadut 33 Bandung 40194
2
Melatih Anak Shaum, gar Tak Salah Makna lanjutan.............
tentang pentingnya sahur, buka,
tahapannya, perlunya makan bergizi
dan minum yang cukup.
3. Boleh ikut-ikutan
Walaupun belum paham benar, anak-
anak boleh ikut-ikutan beberapa
proses shaum, misalnya saat sahur,
buka, ataupun kegiatan tarawih.
Siang pun, mereka diarahkan untuk
tidak makan di depan orang yang
sedang shaum. Nah, membuat anak
tertarik ikut-ikutan shaum adalah
dengan membuat berbagai hal yang
menarik. Makanan bervariasi dengan
rasa yang enak, acara makan bersama,
merupakan suatu cara menarik
perhatian anak.
4. Latihan shaum
Kapan tepatnya latihan untuk
melaksanakan shaum satu hari penuh
dilakukan bisa jadi berbeda-beda
antara anak satu dengan lainnya
bergantung kapan orang tua memulai
untuk memberikan pemahaman
yang membuat anak termotivasi dan
siap untuk shaum. Bila selama setelah
2 tahun, anak dua sampai tiga kali
sudah intensif diberikan pemahaman
tentang shaum, dan mereka pun
tertarik untuk melakukannya, maka
di sekitar usia 5 tahun ia bisa sudah
mulai latihan. Latihan ini bisa
bertahap dari segi waktu. Yang utama
adalah pastikan anak sahur, berniat,
dan komitmen untuk mencapai waktu
tersebut. Misalnya, latihan ade adalah
setiap hari shaum sampai pukul 12,
maka bila ia merengek meminta
makan sebelum jam tersebut, maka
orang tua harus membantunya
mengalihkan perhatian mereka
sampai waktu yang diniatkan. Hal
yang ditanamkan dalam proses ini
adalah tentang anak bersabar dan
menahan diri. Di sini peran orang tua
sangat penting untuk memotivasi
anak menjalankannya.
5. Pastikan gizi tercukupi
Khawatir tentang asupan gizi anak
bergantung pada kondisi anak.
Bila anaknya menjadi sulit makan
padahal berbagai tips dan variasi
makanan sudah dicoba, maka latihan
ini bisa ditunda. Ayah Bunda bisa
memprogram perbaikan pola makan
anak dulu di hari-hari biasa, sampai
anak mengerti tentang pentingnya
gizi dan terbiasa makan dalam
jumlah yang mendukung tumbuh
kembangnya.
Selanjutnya saat puasa dilakukan,
bukan berarti mengurangi jumlah
makanan anak, tapi mengalihkan
waktunya. Kemudian untuk
memastikan asupan gizi, maka menu
harus dirancang sedemikian rupa
agar penuh gizi juga memotivasi
anak untuk makan dalam jumlah
yang cukup.
6. Tahapan durasi shaum
Tahapan berapa lama durasi anak
diajak shaum sampai penuh adalah
bergantung pada komitmen anak
dan disepakati orang tua sebagai
pengawas dan motivator anak dalam
latihan ini. Bisa jadi sampai pukul 12 di
minggu pertama, selanjutnya penuh.
Bisa jadi ada yang di usia 5 tahun ini
tetap hanya setengah hari. Yang pasti
bila menemukan anak merengek,
orang tua perlu bersabar. Perhatikan
kondisi anak, apakah ia tampak masih
kuat untuk melanjutkan shaum atau
terlihat lemas atau berkeringat dingin.
Bila tampak masih kuat dan sehat
maka ingat, anak sudah berjanji/
berkomitmen dan kita sebagai
saksinya, maka kita berkewajiban
membantu anak untuk mencapainya
dengan mengalihkannya melalui
berbagai cara. Puasa adalah tentang
niat dan komitmen menahan diri
sampai waktu tersebut. Namun, bila
anak meminta buka shaum dan kita
lihat kondisi anak memang tampak
lemas, apalagi berkeringat dingin, kita
bisa persilahkan ia buka, tentu dengan
diiringi pemahaman mengapa ia
diizinkan berbuka. Allah Maha
Pengasih dan tidak menjadikan puasa
untuk membahayakan diri, ada
keringanan bagi yang kondisinya
tidak mampu. Terangkan konsep
rukhsah dan ke Maha Pengasihan
Allah.
Saat anak berusia 6 atau 7 tahun
dan sudah masuk SD, seiring anak
mendapatkan pemahaman dari
guru dan motivasi dari teman-
temannya, bisa jadi anak terdorong
berkomitmen untuk puasa penuh.
7. Reward
Hati-hati dalam pemberian reward
agar ia bersifat utama apresiatif,
bukan imbalan. Target shaum
adalah anak memiliki keterampilan
menahan diri dari berbagai hal.
Bila pun ada reward, pilihan utama
adalah apresiasi orang tua.Bila
akan memberikan materi, susun
kata-katanya dan bentuknya agar
ia menjadi ungkapan rasa syukur,
bukan imbalan. Berikut contoh
yang kurang tepat dan yang lebih
pas :
Kurang tepat : Kalau kamu shaum
sebulan penuh, Ayah akan berikan
uang Rp 200.000 untuk lebaran.
Lebih pas : Ayah Bunda bersyukur
kalau Bulan Ramadhan ini, kamu
bisa puasa penuh. Semoga menjadi
anak yang sholeh. Ayah akan
senang sekali. Ayah dan Bunda
juga berencana memberikan
hadiah uang Rp 200.000 yang bisa
dibelikan buku kesukaanmu nanti
setelah lebaran.
Langkah 1 sampai 7 ini terus dilakukan
berulang sampai anak terbiasa shaum
dengan makna yang benar yaitu
membentuk anak menjadi manusia
yang bertakwa sesuai tujuannya. ZHRP

Anda mungkin juga menyukai