DMS : kulit, otot, rangka/ tulang, sendi, vaskular dan saraf
NMS : tulang / sendi, otot, vaskular, saraf. Sakit / nyeri tidak nyaman : 1. sensori positif (ditusuk, disayat, dicabut) 2. sensori negatif kebas, kesemutan ngilu, pegal (parastesi hipoastesi an estesi - kulit mati / dibius
Nyeri : - kepala & leher - leher / bahu / pundak - pinggang / panggul - lutut dan kaki NMS : pasien berobat ke dokter dukun patah, shinshe, pijat/refleksi, akupuntur DMS : 1. Anantomi 2. Fisiologi 3. Biokimia 4. Mikrobiologi 5. Patologi Anantomi 6. Farnmakologi 7. Bedah 8. I P B 9. I K A 10. Radiologi 11. Neurologi 12. Peny. kulit 13. Hematologi 14. I K M
Sakit tulang / sendi : rheumatologis ortopedi (reumatism artikuler)
- Komp. Keras : tulang, sendi dan kartilago, hialin - Komp. Lunak : otot, tendon / sarung tendon, fasia, urat, capsul persedian, ligamen..bursa, meniscus, vena arteri, saraf (sensori & motorik) Pembagian : berdasarkan keluhan hemiparesis NMS gabungan gejala / sindrom morning stiffness (RA) anatomi- spondilosis etiologi : TBC Tulang / sepsis Rheumatologi : istilah kuno masih dipakai Reuma humoral teori : penyakit berasal dari kel. cairan darah, empedu hitam / kuning Rheumatism - inflamasi, degenerasi kelaianan metabolik (sendi, otot, sarap, tendon, bursa, vaskular, jaringan lunak / longgar Klinisi : diagnosa adalah sintesa data klinik (anamnese, pemeriksaan fisik) dan data laboratorium. Tiap data ditinjau kembali dari awal hingga akhir asumsi / proposisi. Menilai data lain memperkuat diagnosa preposisi diperkuat korelasi dengan fakta cross checking diagnosa ! Jari 2 sakit dikemukakan pasien dengan bengka / Cross checking!
- Anamnesis : 1. Bagaimana sifat 2. Dimana adanya 3. Kuatitas ? 4. Mulai timbul dan perjalanannya 5. Kapan timbul 6. Gejala pengiring 7. Faktor memperingan dan penghambat
- Pemeriksaan fisik - Laboratorium + radiologi Penyakit Rheumatologi : - Rheumatism ! 1802 - 110 jenis, tahun 1949 - Autoimun, artritis, musculoskeletal - Sendi dan tulang bone and joint dekade Indonesia 2007 2017 - PBB 1999 - 2009
1. Artritis Reumatoid / AR 2. Artritis gout + Non Artritis Reumatoid 3. Osteoartritis / OA 25 % diatas 60 thn (USA), 50% penyakit sendi dari seluruh peny. kronik nyeri punggung penyebab utama orang berobat ke dokter + 20 % pasien praktek adalah penyakit Reumatologi 4. Osteoporosis 5. Spondiloatopi sero negatif 6. Lupsus eritromatosus sistemik / LES Penyakit kerja Muskuloskletal : - penyokong tubuh - pelindung organ tubuh - alat pergerakan (corpus vertebra, tangan & kaki) kerja ! Ketidak mampuan pergerakan fisik membungkuk, mengangkat, berjalan menyebabkan ketidak mampuan sosial = makan , pakai baju, kepasar, kerja = OA / AR Keluhan : - Nyeri : spinalis (leher, cervikalis, lumbal sacral). Nyeri mekanik & inflamasi. Nyeri inflamasi / AR : pagi, kekakuan sendi, sakit awal bergerak, berkurang setelah aktifitas OA : nyeri malam hari, AR : pagi hari. - atralgia, miagalgia - artritis (mono 1, oligo 2-4, poli >4) - sinovitis, tensinovitis, tendinitis, bursitis, enasepta
- Deformitas : leher, thorax lumbal - Ggn kencing ! - Kelemahan kedua tungkai Pemeriksaan : - tulang belakang/vertebra - anggota gerak Vertebra : 1. cervikalis / leher I-VII : - torticolis organik / psikosomatik - mislokasi medulla obliogata - lordosis cervikalis HNP 2. Thoracalis : - gibbuus angularis / TBC I X II - gibbuus arquatus / bongkok - kiposkoliosis thoracalis - skoliosis thoracalis 3. Lumbalis : - skoliosis lumbalis I - V - lordosis lumbalis - spina bifida : anak 2 - spina bifida okulta : dewasa - spina bifida cystika tulang belakang Inspeksi, palpasi, uji gerak Keompok usia / kelamin : - OA usia lanjut = degeneratif - AR sama pada semua usia < ( 1:3 ) - Osteoporosis, usia lanjut >
Pergerakan : - Cervikalis / fleksi , ekstensi, kesamping dan rotasi - thoraco lumbal : - membungkuk (depan/belakang) - memiringkan badan kiri / kanan - HNP, fraktur, osteoporosis, spondilosis TBC sakit ! Pemeriksaan radiologi / Rheumatologi : 1. Foto polos (mudah, murah, menyenangkan) 2. CT Scan osteofit (masa padat) 3. MRI jaringan lunak / HNP 4. Angiografi, Artrografi, Scintigrafi, USG 5. Dexa (dual energy, X-Ray absorptionaty osteoporosis) I. Artritis Reumatoid Penyakit autoimun, sendi perifer,ekstra artikuler kerusakan tulang rawan sendi, erosi tulang sendi, deformitas sendi, proses berjalan progresif, kronik fluktuatif kronik timbul sinovitis erosif simetris. Kerusakan sendi diikuti kecacatan dan kematian dini Prevalensi USA Canada kematian 1 % usia produktif, : 3:1 usia lanjut Indonesia : 0,5 % (Kodya dan Kabupaten) Kerusakan sendi 2 thn setelah perjalanan penyakit, bisa dicegah & dikurangi dgn DMARD sehingga kecacatan tidak timbul. Kesulitan fase dini sulit menegakkan diagnosa dini. Etiologi multifaktorial : 1. Infeksi EBV autoimun / Nana Svartz (Sulfa Salazine) 2. Genetik(MHC kelas II determinant) HLADR4 (DW 4, 10,13, 14,15) kembar monozygot > dizygot 3. Hormon seks kontrasepsi oral), estrogen, : = 3 : 1 / 5 : 1 (usia subur) Wanita monopause insiden AR p > 0.5 ! 4. usia lanjut ? Gejala klinik AR : Poliartritis akut perlahan / beberapa minggu kerusakan rawan sendi dan tulang sekitar sendi, sendi perifer, tangan & kaki simetris DD artritis lain dgn gejala sama, semakin lama terdiagnosis AR prognosis semakin baik ! MANIFESTASI KLINIS AR poliartritis yang berkembang perlahan / beberapa minggu (bisa mono artikuler / poli artikuler ) kesulitan menegakkan diagnostik !
1. Gejala inflamasi sinovitis reversible! Kaku pagi > 1 jam otot & tendon mengalami spasme/pemendekkan 2. Kerusakan struktur sendi irreversible ! Bedah rekonstruksi.
DIAGNOSTIK :
ARA / ACR 1987 : 1. Kaku pagi (morning stiffness) 2. Artritis pd 3 daerah persendian atau lebih 3. Artritis pada persendian tangan 4. Artritis simetris 5. Nodul reumatoid jarang di Indonesia 6. Faktor reumatoid serum positif 7. Perubahan gambaran radiologis tangan atau pergelangan tangan, erosi tulang dan dekalsifikasi pada sendi atau berdekatan sendi
AR : 1-4 > 6 minggu ! AR = 4-7 kriteria > 2 belum tersingkirkan Lokasi : artikular
- Vertebrata servikalis : kekakuan segmen leher C1, susluksasio C4-5 / 5-6 (siku nervus ulnaris) - Tangan Carval Tanner Syndorme - Gelang bahu frozen shoulder syndrome (kekauan pergelangan bahu berat) - Siku : sinovitis dapat diraba menekan n. ulnaris, timbul neuropati tekanan (parastesis jari 4 & 5 kelemahan otot fleksor jari 5 - Panggul : awal sulit dideteksi pasang sepatu ! - Lutut hernia sinovial posterior / kiste baker kaki dan pergelangan kaki
Ekstraartikuler : Kulit/ nodul & vasculitis (curcura & ekimosis), Mata, Sistem Respiratorik, Kardiovaskular, Gastrointestinal, Ginjal, Syaraf, hematologis KONSEP PENGOBATAN ARTRITIS Tujuan : 1. Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik 2. Mencegah destruksi jaringan sendi 3. Mencegah deformitas / memelihara fungsi persendian 4. Mengembalikan kelainan fungsi organ & persendian normal Non Farmaka : Hubungan baik tim dokter (perawat, ahli fisioterapi, ahli terapi okupasional, pekerja sosial, ahli farmasi, ahli gizi, dan ahli psikologi) dengan penderita beserta keluarga. (multi disipliner) Sosialisasi penyakit kepada pasien ( etiologi, patogenesa, prognosa, alamiah dari penyakit dan penatalaksanaan penyakit) meningkatkan motivasi pasien ! Strategi : step down bridge kombinasi DMARD dini baik / terkontrol step dengan tapering off / bertahap OAINS - Cox 1 + II Cox II (selektif)
- Khasiat anti inflamasi - Efek samping obat : Predisposisi (alkohol, rokok, lansia, stres, kombinasi obat) - Perdarahan GI tract - Hipersensitivitas atau ggn fungsi hati dan ginjal - Penekanan sistem hematopoetik
- Kenyamanan / kepatuhan pasien - Biaya Inflamasi analgesik tidak memiliki khasiat melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat AR FARMAKA : ARACHIDONIC ACID NSAIDs COX I COX II PG, mukus sakit ulu hati - Inflamasi - Nyeri/analgesik COX II - celebrex DMARDs - ringan klorokuin - sedang sulfazalazine - berat MTX/siklosporin A atau kombinasi 2 jenis DMARD Tidak ada perubahan memuaskan 3-6 bln ganti atau tetap + DMARD lain = Klorokuin: fosfat 25o mg/hr atau hidroksiklorokuin 400 mg/hr kurang ketajaman mata retina ! dermatitis, nausea, diare, anemia hemolitik. Toksisitas rendah dan sering dihentikan karena kurang manfaat. = Sulfazalazine : 1x500 mg 1 minggu- 2x500 mg - 4x500 mg remisi 3x500 mg 2x500 mg 1 x 500 mg. remisi dlm 3 bln tidak berhasil stop obat / kombinasi dgn DMARD kainnya. ES : dispepsia, SSP, neutropeni, agranilositosis, pansitopenia D-penicillamine : lambat kurang disukai 1 x 250 mg, 2 - 4 minggu 2 x 250 mg, 2 - 4 3 x 250 mg 4 x 250 mg
Garam emas intramuskular tidak dipakai lagi
= MTX sitostatika antagonis asam folat bila gagal dgn DMARD lainnya 5 mg setiap minggu 2-4 bulan belum ada kemajuan dosis ditingkatkan !
Kurangi dosis atau stop jangan pada DM, obese, peminum alkohol + leukovorin ( asam folat mengurangi ES 10 mg/m2 6 jam 12 x / 72 jam digunakan bila AR progresif tidak respon diganti dgn DMARDs lainnya ) = Cyclosporin - A : AB & immunosupresi rejeksi allograf Kontra indikasi : - keganasan - hipertensi tidak terkontrol hati hati : - > 65 thn - hipertensi terkontrol - infeksi aktif - kondisi pre malignan:leukoplakia,myelodisplasia - kehamilan & menyusui - Penggunaan obat 2 anti epilepsi, ketoconazole, fluconazole, trimethropin.erythromycin, verapamil, diltiazem, OAINS.
Dosis AR : 2,5- 3,5 jam / Kg BB / hr 2 x pemberian setelah 4 minggu dosis ditingkatkan 0,5 1 gr setiap 2 bulan 5 mg / Kg BB/ hr 3 bulan tanpa respon stop obat ! Leflunomide (lef) Obat terbaru 1998 = MTX, gagal dengan terapi OAINS / MTX / Intoleran terhadap MTX, dosis 100mg/hr 3 hr 10-20 mg/hr 4 8 minggu pantau darah rutin ( enzim transaminase ) setiap 2 minggu pada bulan pertama selanjutnya setiap bulannya.
Efek samping : - diare, alopesia ringan , nyeri lambung Teratogenik, ingin hamilcholestiramin 3x8 mg selam 11 hr sampai kadar Lef 2 x pemeriksaan selang 14 hari < 0,02 mg/L Inhibitor TNF (harga tinggi)
1. Etanercept (Eta) Eta + MTX mengikat TNF dari darah ! 1 fl / 25 mg Sc 2 x seminggu 12 minggu tanpa perbaikan kurang bermanfaat ES: - reaksi kulit bekas suntikan - infeksi ISPA Penggunaan Eta + metrhotrexate tidak menunjukkan peningkatan efek samping.
2. IFX (Infliximab) mengikat TNF dari darah IFX digunakan dalam larutan infus 3 mg/KgBB selama 2 jam diulangi minggu ke-2 dan 6 seterusnya setiap 8 minggu Human anti-chimeric antibodies (HACA) IFX + MTX . MTX mengurangi HACA
Bridging Therapy : 5 mg / pagi hari akan mengurangi keluhan sebelum DMARD yang diberikan dapat berkurang. Diet : tidak bermanfaat kecuali mengurangi obesitas II. OSTEOARTRITIS (OA) DEFENISI : Peny.sendi degeneratif kerusakan kartilago sendi Ggn sendi (pergerakkan & synovia) penyakit sendi yang terbanyak : 1. lansia, 2. BB / obesitas ( jongkok, naik tangga, jalan sakit ) Penyebab nyeri OA : multifaktorial ( ligamen sendi, regangan kapsul sendi, rengangan serabut saraf perios, hipertensi intra oeseus hipertensi intraarticular, fraktur tulang , sub chondral,entesopati,bursitis & spasme otot
Lokasi : - vertebra - panggul - lutut tersering ! - pergelangan kaki (sering !), sifat kronik progresif sosio ekonomi Prevalensi - 15,5 % pada , 12,7% pada (indonesia) < 55 =, lansia = interfalanggial = panggul - Imobilitas 1-2 juta lansia OA - Sosio ekonomi 1-2 juta lansia cacat OA
Peny. kronik - Penggunaan OAINS lama - Efek samping-perdarahan SCA,kematian + biaya mahal - USA 100.000-TL dengan 10.000-15.000 ()/ thn DMOADs (disease modifying osteoarthritis drugs)
Terapi : simtomatik pengendalian faktor resiko, latihan fisik, fisioterapi, terapi medikamen, bedah rekonstruksi ETIOPATOGENESIS OA - Primer / idiopatik lebih sering ! - Sekunder inflamasi, metabolik, herediter, imobilisasi lama ! Tempo dahulu Ketuaan Gangguan homeostasis dan metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum diketahui. Faktor mekanisme & inflamasi molekul abnormal & produk degradasi kartolago dalam cairan sinovial sendi inflamasi dan kerusakan khondrosit dan nyeri. Fase hipertrofi kartilago disertai peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh khondrosit sebagai kompensasi perbaikan / repair OA : kombinasi degradasi rawan sendi, remodelling tulang inflamasi cairan sendi. Faktor resiko OA :
1. Umur 2. Jenis kelamin :OA lutut, : paha, < 45 thn = , > 45 thn > 3. suku bangsa 4. Genetik, ibu dari seorang anak dgn sendi interfalangial distal 2 x lebih sering mendapat OA pada sendi 2 tubuh, dan anak 3 x lebih sering 5. Kegemukan 6. Cedera sendi, Pekerjaan dan Olah Raga 8. Kelainan pertumbuhan 9. Faktor 2 lainnya Gbr 1. Patogenesis OA. Proses perbaikan rawan sendi dan faktor keseimbangan antara sintesis matriks & hilangnya matriks PATHOGENESIS OF OA Pathogenesis of OA Matrix degeneration (1) Chondroitin Matrix synthesis (0,29) Chondroitin Chondroitin Chondroitin * Cytokin * Enzymes * Nitric oxide Genetic IGF 1 = indulin like growth factor TGF - = transforming growth factor Perbandingan sintesis dan pemecahan matriks rawan sendi penderita OA berbanding normal 0,29 : 1 Rasa sakit sendi :
1. Rangsangan saraf dari bone angina akibat PG/ IL 2. Kinin dan PG radang sendi peregangan tendo/ligamentum dan spasmus otot
otot esktra artikuler 3. Osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf medula spinalis 4. Kenaikan tekanan vena intrameduler akibat statis vena intramedular proses remodelling trabekula dan subkhondrial KELAINAN SEKITAR RAWAN SENDI : - Inflamasi sendi - Perubahan fungsi dan struktur sendi - Ggn fleksibilitas fleksi & ekstensi - Pembesaran tulang - Krepitasi aktif / pasif
Peranan No pada Kerusakan Kartilgo NO adalah gas hasil produksi berbagai sel tubuh berperan dalam pertahanan tubuh dan imunitas No diproduksi NOS (Nitric Oxide Synthase) : - cNOS (Constitutively Expressed NOS) mis: neuronal cNOS = ncNOS = NOS -I) - endothelial cNOS (ecNOS = NOS III) fisiologik - Inducible NOS (iNOS = NOS II) patologik PERAN NO PADA INFLAMASI
- Pro-inflamasi Vasodilatasi & hiperpermeabilitas Hypotensi dan kolaps vaskuler pada sepsis Efek sitotoksik Aktivasi cyclo-oxygenase Bereaksi dgn O 2 membentuk peroksinitrit yang toksik Inhibisi sintesis NO pada artritis eksperimental Stimulasi produksi TNF pada sinoviosit Efek NO terhadap kondrosit meliputi :
Inhibisi produksi kolagen dan proteoglikan Aktivasi metaloproteinase Meningkatkan kepekaan trauma oksidan lain (H 2 O 2 )
Meurunkan ekspresi IL-1 reseptor antagonis Inhibisi polimerisasi aktin dan sinyal IL-1 integrin Inhibisi sintesis NO pada artritis eksperimental Apoptosis (programmed cell death) FAKTOR RESIKO OA : Kegemukan Genetik Kelainan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago OA : kombinasi degradasi rawan sendi, remodelling tulang inflamasi cairan sendi. Umur : Anak 2 OA (-) Dewasa jarang (< 40 thn), lansia banyak > 60 thn Jenis Kelamin OA lutut / banyak sendi OA paha, pergelangan tangan / kaki < 45 = > 50 > Hormonal Suku bangsa = gaya hidup - kelainan kongenital & pertumbuhan Genetik : Familiar ? Kegemukan dan penyakit metabolik bukan hanya sendi penunjang berat badan tapi sendi tangan sternoklavikula faktor metabolik / hormonal. OA dengan PJK / HT / DM Cedera sendi, Pekerjaan Olah raga : tidak menyokong faktor OA tapi lokasi kejadian OA Kepadatan tulang tidak mengurangi benturan beban pada tulang rawan sendi mudah robek (gemuk dan pelari). Merokok mengurangi OA ?
GANGGUAN Cedera kelainan Ketuaan metabolik faktor 2 intriksik, ekstrinsik Ketidakstabilan Proses OA ` Kompensata Keluhan/ketidakmampuan; ringan / tidak ada Dekompensata Keluhanketidakmampuan ; Osteofit Metabolisme osteofit Kondrosit Jawaban Sinovial Reaksi Kapsul Gbr 4. Penggambaran OA sebagai suatu proses perbaikan yang dapat kompensata atau gagal dalam jawaban pada berbagai gangguan SENDI YANG TERKENA : sering pada carpometacarpal I, metatarsophalangeal I, tulang belakang, lutut dan paha. Kenapa ? terakhir mengalami perubahan evolusi ? Jarang pada siku dan pergelangan tangan
Sendi - OA radiologik (tanpa keluhan) OA simtomatik Nyeri Sendi sakit (pergerakan , istirahat ) berobat tanpa sakit walau sudah kaku dan berubah bentuk belum berobat ! nyeri betis / klaudicatio intermittent. OA lumbal stenosis spinal lumbali Hambatan Gerakan Sendi bertambah berat ? Pembesaran Sendi / asimetris - lutut ? Efusi <100 cc osteofit Krepitasi gemeretak sendi diperiksa / didengar Kaku Pagi : gesekan kedua permukaan sendi, duduk lama, tidur lama bangun Perubahan Gaya Berjalan lutut,sendi paha,tulang belakang PEMERIKSAAN FISIK
Hambatan Gerak - konsentris ( seluruh arah gerakan ) - eksentris (salah satu arah gerakan saja) Krepitasi gesekan kedua permukaan sendi Pembengkakan sensi asimetris (efusi sendi > 100 cc + osteofit) Tanda Peradangan (tumor, calor-rubor-dolor dan fungsi leisa) Pembengkakan ggn gerak, nyeri tekan,(lutut, pergelangan)
Deformitas Sendi permanen
Perubahan Gaya Berjalan PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : Gambaran klinis & radiologik
RADIOLOGIK : Berat & ringan cukup mendiagnosa OA - Penyempitan celah sendi asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung beban) - Peningkatan densitas (sclerosing) tulang subkondral - Kista tulang - Osteofit pinggiran sendi - Perubahan struktur anatomi sendi Radiologik : artroskopi artrografi , MRI (tulang belakang)
MRI : mielografi (tulang belakang)
LABORATORIUM : tidak bermakna PROGRESIVITAS DAN OUTCOME OA 1. Pengukuran nyeri dan disabilitas sendi aglo fungsional womack 2. Pengukuran perubahan struktur/anatomi sendi radiografi polos, MRI , Artroskopi, Ultrasound frekwensi tinggi 3. Pengukuran proses penyakit metabolisme dan perubahan kemampuan fungsional rawan sendi artikular tulang sub kondral atas jaringan sendi lainnya
MARKER MOLEKULAR PADA OA - Uji diagnostik : sensibilitas & spesivitas (RF / ANA / RA), OA teraton sulfat=OA generalisata,fragment aglikan/COMV serum - Uji Evaluatif, fragment agrecan dalam serum dan dalam matriks - Uji prognostik : serum, COMV serum PENGELOLAAN
Tujuan : - mengurangi rasa sakit - mempertahankan mobilitas - mengurangi disabiltas
1. Terapi non farmakologik - Edukasi/penerangan - pengertian pasien mengenai seluk beluk penyakitnya - kurangi berdiri, jongkok, bersujud (lutut dan panggul) - Terapi fisik/rehabilitasi ,kompres air hangat mengurangi penggunaan NSAIDs - Penurunan BB Lokasi Berat ringannya sendi terkena reassurance + analgesik. 2. Farmakologik melalui iklan media cetak, elektronik,TV/Radio - Analgesik oral non opiat : Ponstan, Tramadol - Analgesik topikal : voltaren - OAINS (analgesik &anti inflamasi non steroid : Cox 1 dan Cox 2) - Chondroprotective repairing tulang rawan sendi / SAAODS / DMARDS 1. Doksisiklin hewan percobaan 2. Asam hialuronat visco supplement intra artikular pembentukan matriks tulang rawan mengurangi inflamasi sinovial 3. Glikosaminoglikan : - menghambat enzim degradasi tulang rawan : hialurodinase/ protease/elastase - sintesa proteoglikan dan asam hialuronat - perbaikan rasa sakit pada lutut, naik tangga - pemeriksaan radiologis progresifitas kerusakan tulang rawan menurun
4. Khondoitin sulfat :tulang rawan sendi / proteoglikan tulang rawan sendi 2 % sel yg mengandung proteoglikan / collagen = penunjang BB. OA : hilangnya proteoglikan : 1. anti infalmasi 2. efek metabolik tehadap sintesa protoglikan dan asam hialuronate 3. anti degenratif enzim proteoglikan dan reaktif oksigen 5. Vitamin C menghambat aktivitas enzim lisozim = bermanfaat OA 6. Superoxide Dismutase : menghilangkan efek superoxide dan hidroksi radikal. Radikal superoxide merusak hialuronate, collagen, proteoglikan dan superoside merusak kondrosit. 7. Steroid intra - artikular : mengurangi sakit 3. Bedah - Malaligment, deformitas lutut / Valgus-Varus - Arthroscopic debridement dan joint lavage - Osteotomi - Artroplasti sendi total Asam arachidonic NSAIDs Cox 2 Cox 1 PG, mukus , gastrin Sakit lambung Cox 2 III. ARTRITIS PIRAI ( ARTRITIS GOUT) DEFENISI : - penurunan ... Tulang, satu ..mikroarsitektur sehingga tulang rapuh dan mudah patah - compromised bone strength sehingga tulang mudah patah Etiologi : deposit asam urat (kristal monosodium / urat) / MSU pada jaringan atau akibat supersaturnasi asam urat dalam cairan ekstraselular. Sering dijumpai tersebar di seluruh dunia ... Semua kelainan serentak dianggap penyakit artritis gout (nyeri, kaku, bengkak sendi) Manifestasi klinik : - Artritis Gout Akut / AGA serangan berulang pada sendi dan peradangan sekitar sendi - Akumulasi Kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi) - Batu asam urat salurankencing / jarang ! Dan nefropati gout Kadar asam urat darah >7,0mg/dl, >6,0mg/dl (hyperurikemia) EPIDEMIOLOGI : Dominan pada dewasa, jarang pada sebelum masa remaja, jarang sebelum menopause, sesudah > 45 thn penderita osteoporosis bermakna ! 1986 : USA 13.6 / 1000 dan 6,4/1000 , dgn meningkatnya taraf hidup / sosio ekonomi. Indonesia : berobat ke dokter setelah mengidap > 5 thn (self medication). Massachusetts (Framingham study) Lebih 1% populasi dgn kadar asam urat<7mg/100ccGout Akut ! Kadar asam urat > 9 mg/ 100cc 90 % Gout ! Di Indonesia : suku padang ! Puncak masa tulang 30-34 thn kehilangan masa tulang 14 % ......
PATOLOGI GOUT :
Aspirasi cairan sendi inflamasi akut kristal dalam lekosit (fagositosis) . Kristal monosodium urat monohidrat (95%) Tofi : - Granuloma dikelilingi kristal monosodium urat (MSU), reaksi inflamasi keliling kristal sel mononuklir dan sel giant. Erosi kartilago dan korteks tulang sekitar tofus. Kapsul fibrosa prominen disekeliling tofus - lipid glikosaminoglikan dan plasma protein.
Kristal salam tofi berbentuk jarum ( needle shape) PATOGENESA AG : Serangan gout asam urat darah, bila stabil tanpa serangan ! Keempat difusi asam urat dari sinovi ke plasma hari saja, istirahat plasma urat sendi serangan akut ! Bukti timbulnya serangan akut pada malam hari Allupurinol asam urat serum pelepasan asam urat dari tofi serangan akut , kristal shading Alkohol asam urat gout ! Hiper urikemia asimtomatik kristal urat pada MTP + lutut. Keradangan akut sendi pd gout penumpukan kristal MSU sendi peranan mediator kimiawi dan selular ? Inflamasi sendi suatu pertahanan non spesifik untuk menghindarkan kerusakan jaringan akibat agen penyebab ( imunitas ?). Tujuan inflamasi : - Menetralisir dan menghancurkan agen penyebab - Mencegah perluasan agen penyebab kejaringan lain. ASPEK SELULAR ARTRITIS GOUT : Peran sel makrofag, neutrofil, sel sinovial dan sel radang lainnya. Makrofag : mediator kimiawi IL-1, TNF, IL-6, GM-CSF . granulosit makrofag coloni stimulating faktor, merusak jaringan dan mengaktifkan sel radang kristal urat mengaktifasi sel radang. Respon fungsional sel radang, degranulasi aktivasi NADPH : - ikatan dgn receptor (cross link) - Gangguan non spesifik sel membrane AKTIVASI KOMPLEMEN : kristal urat mengaktifkan sistem komplemen jalur klasik dan alternatif Aktivasi komplemen C1 MSU jalur alternatif bila klasik terhambat (Tanpa peran imunoglobulin) Mediator Kimiawi pada Keradangan Akut Stimulus (MSU) Makrograf, neutrofil TNF Neutral protease collagenase Proteoglicanase IL-12 IL-1 IL-8 IL-6 Low Molecular Mediator (PGE, POR, NO) Endothel pembuluh darah Acute Phase Protein fibris Gejala sistematik Fibris Keradangan Lokal Kerusakan Jantung Aliran darah Kemotaktik Leukosit Selection HEV MANIFESTASI KLINIK : - Stadium artritis gout akut / hiperurikemia asimtomatik - Stadium interkritikal gout / inttermitten gout - Stadium artritis gout menahun dengan tofi poliartikular, tofi pecah sekunder infeksi (self medication ) AGA (Artritis Gout Akut) pasien bangun pagi terasa sakit berat, tidak bisa berjalan monoartikuler. Nyeri, bengkak, terasa hangat merah, gejala sistematik (tanda inflamasi tumour, kalor, dolor, rubor (demam, menggigil dan lelah ). Asam urat darah sendi sakit ! MTP -1/ PODAGRA pergelangan tangan/kaki, lutut dan siku sembuh rekurensi multiple mengenai beberapa sendi Akut ringan keluhan hilang beberapa jam / hr. Akut berat sembuh beberapa hari / minggu Pencetus : trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, obat diuretik, peningkatan dan penurunan asam urat STADIUM INTERKRITIKAL Proses radang akut yang berlanjut (kristal urat sendi pada aspirasi) tanpa keluhan / asimtomatik satu / beberapa kali setahun (10 thn) Tanpa penanganan baik serangan akut lebih sering, beberapa sendi dan lebih berat . Penatalaksanaan kurang baik interkritik menjadi kronik, penanganan baik lebih lama sembuh / remisi.
STADIUM ARTRITIS GOUT MENAHUN
Penderita self medication Tofi banyak poliartikular , pecah sulit sembuh dengan akibat infeksi sekunder . Tofi besar eksterpasi ( cuping telinga, MTP-1, Olekranon, tendon achilles, jari tangan. Pada stadium ini disertai batu saluran kemih dan GGK DIAGNOSIS : anamnese & fisik, kristal asam urat dalam cairan sendi Kristal urat dalam tofi dan cairan sendi diagnosis spesifik ! (tidak semuanya tofi) tidak sensitif !. Kadar asam urat biasanya normal pada serangan akut. - Inflamasi klasik artritis monoartikuler khusus pd sendi MTP-1 Peradangan pada MTP -1 - Diikuti stadium interkritik bebas simptom tapi sendi mengandung asam urat / keradangan berlanjut - Resolusi sinovitis yg cepat dgn terapi kolkisin - Hiperurikemia (20-40% pasien gout normal asam urat ?),serangan akut biasa normal, 21% artritis gout Serangan pertama artritis gout non spesifik Long standing gout: - asimetri inflamasi - erosi artritis - kadang 2 disertai nodul jaringan lunak Lab : - asam urat darah - SAP (50%) - Kristal asam urat sedimen urine - kelainan fungsi ginjal karena nefropati urat
Radiologi : awalnya normal selanjutnya erosi punched dengan lesi seperti gigitan tikus pada tepi tulang
PENATALAKSANAAN ARTRITIS GOUT :
Edukasi, pengaturan diet (rendah purin), istirahat sendi, pengobatan medikasi. Modifikasi pola hidup , BB , alkohol stop Terapi dini : mencegah kerusakan sendi dan komplikasi ginjal. Tujuan terapi : - menghilangkan nyeri sendi, inflamasi, - mencegah serangan baru - mencegah tofi, kronisitas sendi kerjasama dokter dengan pasien.
Fase akut : 12-24 jam pertama serangan : 1. Colcisin 0.5-1gr / 1-2 jam sampai nyeri hilang 6 mg 2. (1,1,1,1,1,1 antara 2 jam ) lanjutkan 0,5 mg / hari 2 4 minggu 3. 3x 0,5 sampai 6 mg.
Steroid / ACTH bila kolsikin + OAINS gagal merangsang pengaruh kristal asam urat, proses peradangan sendi lama dan berat 2 minggu setelah fase akut reda.
Allopurinol tidak boleh diberikan stadium akut (merangsangan penguraian kristal asam urat, proses peradangan semakin lama dan berat ) sebaiknya diberiksan 2 minggu setelah fase akut reda, tapi pada penderita yg sebelumnya telah menggunakan sebaiknya diteruskan
REUMATIK EKSTRA ARTIKULAR : - Nyeri dan kekauan pada jaringan lunak, otot, tulang Pencetus : beban kerja ekstra, trauma, postural, usia, degenerasi jaringan ikat, beban stres ketegangan jiwa, depresi berat, frustasi - Tendonitis dan bursitis, epikondilitis lokal dan bursitis trokanter - Ggn Struktural : sindrom nyeri kaki datar dan sindrom hipermobiliti - Neurovascular entrapment : sindrom carpel tunnel & sindrome thoracic outlet - Sindrom miofasial regional - Sindrom nyeri generalisata: fibromialgia dan sindrom multiple bursitis tendonitis. EPIDEMIOLOGI : Semua umur, sebagian kecil yang mengeluh berat dan memerlukan pengobatan > : 2 : 1, Jakarta 25 % dari kasus penyakit reumatologi Medan 10 % Semarang 41 %
FAKTOR PENYEBAB : Mekanikal : trauma , baik akut maupun kronik Inflamasi pergerakkan abnormal sekunder dan penambahan peregangan : akibat salah satu penyakit reumatik klasik Deposit kristal : kristal kalsium sering pada jaringan periartikular dan berperan dalam menginduksi reaksi inflamasi KLASIFIKASI : 1. Periartritis kalsifik : deposisi agregat kristal yg mengandung kalsium di sektar sendi . 2. Entesopati : tenderness dan inflamasi terlokalisasi pada insersi ligamen atau tendon 3. Tenosinovitis : sarung tendon sinovial inflamasi 4. Bursitis : bursa sinovial mengalami inflamasi dan nyeri AR LOKASI REA : 1. Bahu 2. Siku 3. Jari Tangan 4. Panggul 5. Kaki dan pergelangan
TERAPI REA : Medikamen : - OAINS, analgesik (asetaminofen) - Injeksi Intra Lesi : - steroid, lidokain - Fisik : panas & dingin IV. OSTEOPOROSIS Defenisi : I. Penyakit tulang sistemik ditandai dgn penurunan densitas massa tulang BMD (Bone Mineral Density ) & perburukan mikroarsitektur, perubahan collagen protein tulang menjadi rapuh dan mudah patah. II. Compromized Bone Strength tulang rapuh dan mudah patah Survey kependudukan 1990 : > 55 thn NIH 9.2 % / 1971 meningkat menjadi 50 % Penyakit degeneratif : metabolik dan degeneratif : Puncak masa tulang 30 - 40 thn, kehilangan masa tulang paska menopause 4.4 % / thn Kesulitan Indonesia : - Kurangnya alat pemeriksa densitas massa tulang (DEXA/ DX A !) Dual Energy X-Ray Absorptiometry Scan (DXA) normal. Osteopenia = 1 - < 2,5 SD Osteoporosis = < 2,5 SD - Mahalnya pemeriksaan biokimia tulang - Belum adanya pengobatan standar untuk osteoporosis di Indonesia Resiko Osteoporosis : 1. Wanita Paska menopause 2. Umur lansia > 65 thn 2. Genetik kesuburan occasion dan oriental > kulit hitam > 3. Lingkungan OR , obat, merokok, alkohol 4. Hormonal / penyakit kronik 5. Sifat fisik tulang
PATOGENESA = Gangguan Keseimbangan Bone formation (Osteoblast) dan Resorption (Osteoclast ) Osteoblast : Vit D / Kalsium, yogurt, susu tinggi kalsium, OR Osteoclast : - pantyroid hormone - steroid, merokok, alkohol KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS : Primer & sekunder
- Primer : tipe I - paska menopause, defisiensi estrogen (involusional) E1, E2. E3, ER , ER IL-1 IL6, TNF menyebabkan meningkat osteoklas fraktur tipe II - senilis ( absorpsi Ca ++ diusus hiperparatiroidsm osteoporosis) Rigs & Menton menurun estrogen primer tipe & II
- Sekunder Estrogen dihasilkan ovarium estradiol. Estron dihasilkan non ovarium penting untuk pertumbuhan dan homeostatis tulang resiko estrogen ER, ER (estrogen reseptor). Estrogen penting untuk seks sekunder wanita, pertumbuhan uterus, penebalan mukosa vagina, penipisan mukosa servix, pertambahan saluran 2 payudara. Menopause estrogen sintesis IL-1, IL-6, dan TNF- osteoklas resorpsi tulang osteoporosis frakturs ! Estrogen Menopause Bone marrow stromal cell +sel mononuklear Osteoblas Sel endotel Osteoklas absorpsi klasium HIL-1, TNF-, IL-6, M-CSF TGF- NO Diferensiasi dan muturasi osteoklas Hipokalsemia reabsorp si klasium di ginjal PTH Resorpsi tulang Osteoporosis OSTEOPOROSIS TIPE I OSTEOPOROSIS TIPE II Usia lanjut Defesiensi Vit D Aktivitas 1- hidroksilase resistensi thd vit D Absorpsi Ca di usus Hiperparatiroidosme sekunder sekresi GH dan IGF-1 aktifitas fisik sekresi estrogen Ggn fungsi oesteoblas Turnover tulang Osteoporosis Fraktur Resiko terjatuh (kekuatan otot, aktivitas otot, medikasi ggn keseimbangan, ggn penglihatan, dll reabsorpsi Ca di ginjal PENDEKATAN KLINIS OP Anamnese : - fraktur kolum femoris osteoporosis - fraktur pada trauma minimal osteoporosis - bowing leg pada riket - kesemutan, kebal sekitar mulut dan ujung jari pada hipokalsemia - obat 2 an steroid, tiroid heparin, anti konvulsan - merokok, alkohol, atansida / ALOH 3
- peny. ginjal, saluran cerna dan hati, endokrin, insufisiensi pankreas Anak : gangguan pertumbuhan/pendek , nyeri tulang, kelemahan otot, kalsifikasi ekstra skletal Pemeriksaan fisik : - TB / BB - gaya berjalan / deformitas - Post operasi leher/ strumektomi Sakit bila sudah fraktur kadang 2 silent faktur tanpa sakit Biokimia Tulang : - Ca total serum, Ion kalsium - Ca serum terikat albumin 40 %;kalsium ion 48%,Ca kompleks 12% - Fosfor - Osteokalsin serum - Hormon paratiroid, vitamin D - GGK : koreksi asidemia cepat dgn memberi natrium bikarbonat bisa menyebabkan tetani karena kadar ion kalsium turun secara drastis Petanda biokimia tulang : resorpsi deformasi / turn over - Formasi, BSAP / Bone Specific Alkaline Phosphates Osteokalsin OC dll - Resorpsi : hidroksiprolin urin Manfaat Pemeriksaan :
- Prediksi kehilangan massa tulang - Prediksi resiko fraktur - Seleksi pasien yg membutuhkan anti resorptif - Evaluasi efektivitas terapi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI :
- Tidak sensitif : 50 % belum memberikan gambaran radilkogik spesifik - Vertebra Terapi : Tujuan mencegah fraktur ( bone formation / density and resorption loss)
Pola hidup : - stop merokok, alkohol, olah raga - subsitusi Ca++ dan Vit D / yogurt - medikamen olendronate, hosamet, actonel, evista, bonia, bonifa calcitonin - meningkatkan pembentukan tulang triaparitide fortea V. OSTEOMALASIA Gangguan mineralisasi pada orang tua/epifise sudah tertutup tulang disebut osteomalasia, ggn mineralisasi pada orang muda epifise belum tertutup riketsia Riketsia, mineralisir, susu formula mengandung kalsium, Vit D dan fosfor kurangnya Penyebab : - Kurangnya paparan sinar matahari (vit D), meningkat katabolisme vit D oleh fenitoin, barbiturat dan rifampisin. - Nutrisi berkurang absorpsi vit D (sakit bilier, pankreatitis, usus kecil / ileus) gastrektomi eksresi vit D sindroma nefrotik. - Diet tinggi phytate yang mengikat kalsium dalam usus - Hipovitamonosis D - Nyeri tulang mudah lelah, fraktur lama kosta & stress fracture GAMBARAN KLINIK OM :
Klinik, nyeri tulang, mudah lelah, fraktur, stres fraktur (garis radiolusen kortikal tipis tegak lurus dengan tulang) Riketsia mengalami hipotonia, lemah, tetani. Sambungan kostokondral bengkok / rachitis rosary Tulang panjang bengkok - gaya jalan goyang = waddling gait / fraktur Ro : demineralisasi, penipisan permukaan kortikal tulang panjang, pelebaran, penegangan dan perlengkungan ujung distal tulang, kehilangan zone klasifikasi kartilago Lab : Ca serum /N, fosfat , SAP , osteokalsin N hormon PTH PENCEGAHAN DAN TERAPI :
Bayi memerlukan 400 iu Vit D/hr = 1 liter susu formula bayi Asi : cukup kecuali bila kurang air susu ibu atau menetek tidak cukup. Orang tua / lansia bersinar matahari : tangan, lengan bawah, wajah 5 30 menit 1-3 x seminggu Ergokalsiferol / Vit D2, kolekalsiferol / vit D3 BAIK Sakit hepar 25 OH vit D, gagal ginjal 1,25 OH2 vit D 1,25 (OH)2 vit D dosis 0,5 1,5 g Toksisitas terapi vitamin D bermanifestasi sebagai hiperkalsemia atau hiperkalseuria DMARD (Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs) Slow Acting Anti Rheumatic Drugs (SAARD). Obat penghambat proses penyakit AR, efek setelah 4 - 6 bulan pengobatan, biasanya dikombinasikan dengan OAINS.
PIRAMID STEP analgesik + OAINS DMARD + Operasi . Saat ini Step down Bridge - kombinasi beberapa jenis DMARD (dini). Step tappering off proses saat aktivitas AR terkontrol. CARA MENGGUNAKAN DMARD :
1. DMARD tunggal dimulai saat sangat dini 2. Dua atau lebih DMARD simultan selama penyakit masih aktip, karena penggunaan sekuensial jangka panjang tidak berhasil mencegah kerusakan sendi yang progresif
Tambahkan analgesik + OAINS nyeri dan inflamasi - Prognosis baiktunggal DMARD-metotreksat / MTX, sulfalazin / SAS , leflunomid / LFM - Prognosis kurang baik atau penggunaan tunggal 3-6 bln belum memuaskan ganti atau kombinasi dengan DMARD lain. ES tunggal atau kombinasi sama kontrol darah rutin teratur, fungsi hati, creatinin, serum dan protein urin. Banyak digunakan : 1. Klorokuin/Sulfasalazin/metoktreksat MTX ES : Mata! - Klorokuin fosfat 250 mg - Hidroksiklorokuin 400 mg
2. Sulafasalazin 1x500 mg 2x500 mg - 3x500 mg 4 x 500 mg (2x1000 mg) (antara 1 mgg) Remisi !- turunkan 1x1000mgsampai remisi sempurna 3 bulan tidak berkhasiat stop atau kombinasi ES: dispepsia, pusing/iritabilitas, neutropenia, agranulositosis, pansitomia reversible, ruam kulit, sel spermatozoa. Tes fungsi hati bulan I III setiap minggu bulan IV dst setiap setiap bulan 3. D-Penisilamin & Garam Emas tidak digunakan lagi Tidak tercapai konsentrasi optimal (700-2100 g/dl kurang efektif ! 4. Azotioprin (Imuran) ES : dispepsia, netropenia, trombositopeni Tes fungsi hati / darah rutin dosis : 25 mg naikkan 50 mg2x dosis maksimum 3 x 50 mg)
5. MTX sitostatika dosis 5-25 mg/minggu - eliminasi - ginjal/bilier dosis awal : 5 mg lansia, 7,5 mg dewasa/ minggu manfaat obat 2-4 blnbila belum dosis MTX ditingkatkan. ES : jarang-dispepsia, stomatitis, fungsi hati, alopesia, aspermia, leukopenia kurangi dosis : ES - Bila MTX respon baik kombinasi dgn leukovorin mengurangi ES ! Stop MTX sirosis / fibrosis hati 6. Siklosporin A berasal dari jamur menghambat progresifitas erosi dan kerusakan sendi Nefrotoksik, hipertensi, kadar serum kreatinin, gangguan fungsi hati, hipertrofi gingival, hipertrikosis, rasa terbakar, ekstermitas, lelah dosis : 2,5-3,5mg/KgBB- dibagi 2 dosis 2x75mg 2x100 150 mg (1-2 bulan), bila stabil 3 bulan stop ! Kontra indikasi CSA : - Keganasan - Hipertensi yang tidak terkontrol - Hati 2 : usia > 65 thn, hipertensi terkontrol, infeksi aktif - Premalignan : leukoplakia, mielodisplasia - kehamilan dan menyusui - obat 2 an lain : antiepilepsi, ketokonazole, flukonazol, trimetoprinm, eritromisin, verapamil, diltiazem, OAINS, egen alkilasi seperti siklofosfamid Sebelum pengobatan dimulai : - PD,TD,Bil &enzim hati,K +, Mg ++ ,asam urat,protein urin 7. Leflunomid / LFM approved FDA 1998 ! = MTX gagal MTX / intoleran MTX mengurangi progresivitas erosi sendi diberi dosis 20 mg/ hari efek lebih cepat dibanding MTX / SAS ( lebih lambat pada LFM dibanding MTX / SAS) ES : tidak dijumpai toksisitas hematologik,pulmonal dan gagal Saat ini kombinasi : - MTX / SAS / kloroquin - CSA / MTX - CSA / SAS Dibanding MTX tunggal STEROID PADA REUMATOLOGI :
Masih diperlukan sebagai anti inflamasi ES : perdarahan SCA. Mekanisme : supresi AHP menekan IL-6, untuk mengurangi supresi AHP diberi dosis tunggal 1 x sehari pagi (sirkandia) supresi bisa menetap 6 - 12 bulan setelah steroid distop.
Cara pemberian Steroid :
1. Dosis rendah 5-15 mg /hr demam / sepsis, dermititis,efusi pleura sebagai dosis pemeliharaan 2. Dosis tinggi : 1 mg/KgBB untuk untuk gawat darurat bila berhasil 48 jam naikkan dosis 25 100 % - 3 - 4 x sehari selama 6 8 minggu 3. Bridging therapy : dosis 5-7,5mg prednison / prednisolon pagi hari, tapering off 4. Alternating day setelah dosis minimal yg efektif tercapai, steroid diberi selang sehari namun masih sering timbul eksaserbasi akut 5. Pulse steroidkasus gawat darurat, krisis lupus, tidak respon steroid dosis tinggi Diberi IV 10-30 mg/KgBB atau 1 gram metilprednisolondalam 0,5 4 jam sekali sehari selama 1-3 hr atau 3-5 hr berturut turut
6. Tapering off : menurunkan dosis bertahap sampai dosis minimal yg efektif, mencegah withdrawal phenomenone
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis