Anda di halaman 1dari 26

pg.

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Otak mengendalikan seluruh aspek fisik dan psikis manusia. Baik secara sadar
maupun tak sadar Kapasitas penyimpanan memori di dalam otak jauh melebihi kapasitas
hardisk komputer terbesar sekalipun. Otak memiliki kemampuan menangani algoritma rumit
secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas, jauh melebihi kemampuan prosesor komputer
tercanggih sekalipun. Tapi sayangnya manusia tidak mampu mengoptimalkan seluruh potensi
otak tersebut, sehingga otak tidak memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus
dengan sempurna, melainkan berangsur-angsur akan menghilang. Kita tidak dapat
mempertahankan atau mengingat segala sesuatu yang kita pelajari sehari-hari dalam
kehidupan kita. Banyak pengalaman lambat laun hilang dari ingatan kita seiring dengan
berlalunya waktu. Inilah yang disebut dengan lupa.
Lupa adalah masalah yang sangat lumrah kita alami. Mungkin hal ini sudah menjadi
konsekuensi logis dari kemampuan kita sebagai manusia yang memiliki daya ingatan. Hal ini
juga yang menunjukkan bahwa setiap orang memiliki daya ingat yang berbeda-beda.
Seringkali memang, lupa kita rasakan menjadi sesuatu yang sangat menyebalkan, saat di
mana kita sedang membutuhkan informasi penting sementara ingatan gagal memunculkanya
kembali. Bahkan pada orang-orang tertentu lupa telah menjadi semacam penyakit, dari lupa
yang biasa sampai lupa yang terlalu sering. Namun demikian, bagi manusia lupa tidak serta
merta selalu menjadi sesuatu yang buruk. Bahkan lupa bisa dikatakan sebuah mekanisme
yang juga bermanfaat bagi manusia. Karena jika manusia tidak lupa terhadap segala hal, akan
menjadi halangan yang besar dalam kehidupan. Jika manusia tidak bisa melupakan, maka
pg. 2

manusia akan diganggu detil-detil fakta dan kejadian remeh yang terus-menerus merongrong
kesadarannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam topik ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan lupa?
2. Apa saja teori tentang lupa?
3. Bagaimana proses terjadinya lupa?
4. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan lupa?
5. Bagaimanakah cara-cara meningkatkan kinerja ingatan?

C. Tujuan
1. Mengerti dan memahami definisi dan teori-teori mengenai lupa.
2. Mengetahui proses terjadinya lupa.
3. Mengetahui penyebab-penyebab lupa cara mengatasinya.







pg. 3

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LUPA
Menurut Plotnik, lupa merupakan ketidakmampuan untuk memperoleh, memanggil,
atau mengenali kembali informasi yang telah tersimpan atau masih tersimpan dalam long-
term memory.
Herman Ebbinghaus (1850-1990) adalah orang pertama yang melakukan penelitian
tentang lupa. Dalam penelitiannya Ebbinghaus ingin membuktikan bahwa proses mental yang
lebih tinggi tidak sembunyi dari pandangan namun dapat diteliti dengan menggunakna
eksperimen.
Dalam eksperimennya Ebbinghaus menggunakan objek yang netral, yaitu kombinasi
huruf-huruf yang membentuk kata tanpa arti, misalnya yax, jec, dac, dsb. Sederetan kata-kata
tak berarti tersebut diberikan kepada sejumlah orang termasuk dirinya sendiri untuk dibaca
berulang-ulang dan diingat-ingat. Setelah itu, kata-kata tersebut akan diambil dan orang-
orang tersebut harus menyebutkan kembali sebanyak mungkin kata-kata tersebut. Banyaknya
kata yang ada dalam daftar tersebut yang dapat disebutkan kembali merupakan skor untuk
mengukur daya ingat seseorang. Dari eksperimen ini Ebbinghaus membuat kurva ingatan
yang dikenal dengan nama Kurva Retensi dari Ebbinghaus
Nampak dari kurva tersebut bahwa apa yang sudah dipelajari akan dilupakan. Mula-
mula banyak sekali yang dilupakan, sehingga kurvanya menurun, tetapi semakin lama
kemerosotannya berkurang, sehingga pada suatu waktu tertentu tercapai jumlah kata-kata
yang diingat terus untuk waktu yang lama.


pg. 4

Hukum dari Ebbinghaus :
perbandingan antara hal-hal hal-hal yang dipelajari dengan waktu yang digunakan untuk
mempelajari hal-hal tersebut sebanding.
Sehingga makin banyak hal yang harus dipelajari maka makin banyak pula waktu
yang diperlukan untuk mempelajarinya.
Dengan begitu Ebbinghaus berpendirian bahwa proses mengingat dan proses lupa
terjadi secara otomatis (dengan sendirinya) dan mekanistik. Kurva retensi merupakan ukuran
banyaknya informasi yang telah dipelajari sebelumya yang dapat diingat kembali suatu saat.
Fenomena lupa dapat terjadi terhadap informasi yang disimpan dalam ingatan
seseorang. Fenomena lupa merupakan kegagalan seseorang dalam menggali atau mengingat
kembali informasi yang telah disimpan digudang ingatan (Solso,1988). Sebagian ahli
psikologi kognitif mempercayai bahwa, lupa terjadi karena inteferensi atau terhalang oleh
informasi yang lain. Informasi lain yang mengahalangi itu dapat berupa informasi baru (new
information) atau informasi lama (old information).
Muhibbinsyah (1996) dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan
mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau memproduksi
kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara sederhana. Gulo (1982) dan
Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat
sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa bukanlah peristiwa
hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.




pg. 5


The Ebbinghaus Forgetting
Curve:
Psychologist Hermann
Ebbinghaus was one of the first
to scientifically study forgetting.
In experiments where is used
himself as the subject, Ebbinghaus tested his memory using three-letter nonsense syllables.
He relied on such nonsense words because relying on previously known words would have
made use of his existing knowledge and associations in his memory. His results, plotted in
what is known as the Ebbinghaus forgetting curve, revealed a relationship between forgetting
and time. Initially, information is often lost very quickly after it is learned. Factors such as
how the information was learned and how frequently it was rehearsed play a role in how
quickly these memories are lost.
The forgetting curve also showed that forgetting does not continue to decline until all
of the information is lost. At a certain point, the amount of forgetting levels off. What exactly
does this mean? It indicates that information stored in long-term memory is surprisingly
stable.
A. TEORI-TEORI LUPA
Kegagalan penyandian (failure to encode) mengacu pada kegagalan memasukkan
materi ke dalam LTM. Faktor yang membuat seseorang mengalami kegegalan penyandian:
(1) Informasi yang dipelajari tidak sungguh-sungguh memasuki memori kita;
(2) Faktor stress.
Hukum Yerkes-Dodson (Yerkes dan Dodson, 1908) mendalilkan bahwa tingkat
arousal yang sangat rendah atau sangat tinggi menghambat kinerja memori dan proses-proses
pg. 6

kognitif yang lain. Arousal adalah keadaan emosi seseorang yang berkaitan dengan gairah,
nafsu, semangat, termotivasi, atau kebangkitan. Arousal yang kuat menyebabkan kelupaan
karena memori yang disimpan mungkin hanya berupa bagian emosional dari pengalaman
tersebut, tanpa detail yang jelas (Metcalf, 1998).
Kegagalan konsolidasi (consolidation failure) adalah hilangnya memori akibat
gangguan organic yang terjadi saat pembentukan jejak memori (memory trace), yang
berakibat pada terbentuknya memori-memori yang tidak sempurna,. Dalam kegagalan
konsolidasi, STM normal namun gangguan terjadi pada proses perpindahan informasi dari
STM ke LTM.
Para ahli menyimpulkan 6 teori mengenai lupa, yaitu:
1. Decay Theory (teori kerusakan)
Decay (secara harfiah berarti pembusukan) adalah memudarnya memori seiring
berlalunya waktu atau akibat jarang digunakannya memori tersebut. Teori ini beranggapan
bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang pernah disimpan didalam ingatan tidak
pernah atau jarang digunakan, sehingga lama kelamaan akhirnya mengalami kerusakan
(hilang dengan sendirinya).
Contoh: Mahasiswa yang belajar hanya pada malam kuis,ia akan mengalami kelupaan jikalau
bahan-bahan kuis tersebut tidak di baca kembali pada semester-semester berikutnya.

\


2. Inteference Theory (teori gangguan)
Teori interfrensi mendasarkan pada pandangan psikologi asosiasi. Suatu asosiasi
dibentuk antara stimulus tertentu dengan respon tertentu pula. Asosiasi atau hubungan tetap
This theory suggests short term memory can only hold information
for between 15 and 30 seconds unless it is rehearsed. After this
time the information / trace decays and fades away.
pg. 7

ini tetap berlangsung dalam ingatan, sepanjang tidak ada informasi lain yang mengganggu
atau menghalanginya (Solso,1988). Interferensi oleh informasi lain dalan ingatan dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Retroactive Inhibition
Interferensi retroaktif (retroactive interference) terjadi ketika memori-memori baru
menghambat pengambilan memori-memori lama (retro lama; tempo dulu memori-
memori lama dihambat). Terjadi apabila materi atau informasi baru menghalangi seseorang
untuk mengingat informasi lama.
b. Proactive Inhibition
Interferensi proaktif terjadi saat memori-memori lama menghambat pengambilan
memori-memori baru (pro baru memori-memori baru dihambat). Materi atau
informasi lama menghalangi sesorangintuk mengingat informasi baru.
Misalnya seseorang yang sedang berusaha mempelajari tentang materi pelajaran
Biologi, setelah itu ia disuruh mempelajari materi pelajaran Fisika. Saat orang tersebut
disuruh kembali mengingat materi pelajaran Biologi, mungkin ia akan kesulitan karena
adanya gangguan dari materi Fisika yang dipelajarinya. Bila informasi yang baru kita terima
menyebabkan kita sulit mencari informasi yang suda ada dalam ingatan kita disebut
interferensi retroaktif. Sedangkan bila informasi yang baru kita terima sulit diingat karena
adanya pengaruh ingatan yang lama disebut proses interferensi proaktif. Saat kita lupa
karena interferensi ini berarti terjadi penumpukan ingatan di satu tempat, dan kusut ketika
akan dikeluarkan.



pg. 8

3. Cue Dependent Forgetting Theory (kelupaan bedasarkan ketiadaan petunjuk
mengingat)
Satu lagi hal yang dianggap menjadi penyebab lupa, yaitu ketergantungan pada
petunjuk. Proses mengingat kembali dari ingatan jangka panjang dibutuhkan suatu petunjuk.
Kegagalan mengingat kembali lebih disebabkan oleh tidak adanya petunjuk yang memadai
untuk merangsang ingatan tersebut muncul. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi
(disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
Misalnya anda pernah mempunyai suatu pengalaman tertentu, anda bisa teringat kembali
pengalaman tersebut dengan melihat tempat di mana pengalaman itu terjadi.
Petunjuk yang dimaksud bisa berupa visual (pemandangan misalnya), audio (suara)
ataupun bau-bauan. Petunjuk yang diperlukan tidak selalu berasal dari luar. Kadang-kadang
kita teringat sesuatu ketika suasana hati atau kondisi psikologis kita sama seperti saat kita
sedang mengalami sesuatu, sehingga hal itu menyebabkan kita teringat pengalaman masa
lampau. Contoh kasusnya apabila kita mengingat nada lagu tetapi tidak dapat
menyanyikannya dan tidak tahu apa judulnya,ketika lagu itu sedikit saja di nyanyikan oleh
orang lain maka kita dapat lancar menyanyikan kembali lagu tersebut.

4. Reconstruction (Schema) Theory
Teori ini menyatakan bahwa informasi yang ada dalam memori berubah ketika kita
berusaha untuk mengingatnya kembali. Informasi yang disimpan pada LTM terkadang
berubah seiring waktu dan menjadi lebih mengarah kepada kepercayaan, pengetahuan, dan
harapan kita.
Ide skema ini awalnya diciptakan oleh Sir Frederick Bartlett di Cambridge
University pada tahun 1930an. Bartlett (1932) tertarik pada bagaimana ekspektasi-ekspektasi
pg. 9

memainkan aturan kritis bagi manusia untuk mengingat dan mengetahui kejadian-kejadian
harian. Melalui schemata, pengetahuan lama akan menghasilkan informasi yang baru.
Sebagai contoh, ketika itu salah satu partisipan Bartlett membaca frase sesuatu yang
berwarna hitam keluar dari mulutnya dan kemudian yang lain merepresentasikan
mulutnya berbusa. Ringkasnya, teori schema secara akurat memprediksi bahwa orang tidak
selalu menyimpan dan mengambi data seperti komputer mengambil data. Pikiran juga dapat
mendistorsi kejadian saat ia menyandikan dan menyimpan kesan dari realitas.

5. The Theory of Motivated Forgetting
Kita akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan.Hal-hal
yang menyakitkan atau cenderung tidak menyenangkan ini akan di tekan atau tidak di
perbolehkan muncul dalam kesadaran.
Represi
Represi adalah proses pemblokiran ingatan tentang suatu kejadian yang menyakitkan
atau memalukan oleh alam sadar. Artinya, represi adalah kesengajaan melupakan suatu
kejadian oleh seseorang karena kejadian yang dialami dirasa merugikan. Teori tentang
penyebab lupa berupa represi ini berangkat dari konsep Sigmund Freud tentang pertahanan
ego (ego defences). Menurut Freud, represi merupakan proses mental yang menyimpan
kejadian emosional atau kejadian yang tidak mengenakkan di alam bawah sadar sehingga
ingatan tersebut tidak dapat muncul kembali, namun suatu hal dapat menyebabkan ingatan itu
muncul kembali. Jadi secara sederhananya, salah satu penyebab lupa pada seseorang
mengenai suatu pengalaman lampau yang dialaminya bisa terjadi karena orang yang
bersangkutan menyengaja untuk melupakannya. Contoh : seorang wanita melaporkan
ayahnya setelah ia mengingat bahwa ayahnya telah membunuh temannya 27 tahun yang lalu.

pg. 10

6. Gangguan Fisiologis
Penyebab lupa selanjutnya adalah karena adanya gangguan fisiologis pada sesorang.
Salah satu gangguan fisiologis yang mungkin terjadi adalah Amnesia.
Amnesia adalah gangguan pada otak yang menyebabkan orang lupa masa lalunya. Bila yang
dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan dalam beberapa waktu yang lalu,
yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah
informasi yang baru saja diterimanya, ia dikatakan menderita amnesia anterograd. Ada dua
penyebab dasar amnesia: organik, di mana terjadi kerusakan pada fungsi-fungsi otak dan
penyebab psikologis. Amnesia bisa terjadi pada siapa pun, pada usia berapa pun.
Jenis-jenis amnesia yang umum terjadi adalah:
Amnesia Traumatic, biasanya bersifat sementara dan terjadi setelah cedera kepala.
Durasi dan intensitas amnesia ini terkait dengan jenis cedera yang diterima, tapi
memori sering kembali setelah orang yang bersangkutan sembuh.
Amnesia disosiatif, umumnya terjadi pada orang yang mengalami peristiwa traumatik
seperti pemerkosaan. Pada amnesia ini orang yang bersangkutan akan memblokir
kejadian trauma yang dialaminya dari ingatan.
Amnesia Global, jenis amnesia yang paling total, sering disertai gangguan stress
pasca-trauma. Biasanya walaupun pasien sembuh, ingatannya tidak sepenuhnya
kembali, pasien kadang-kadang dapat mengalami kilatan ingatan yang spontan, sering
dari peristiwa traumatis itu sendiri. Amnesia global yang paling sering terlihat pada
orang tua.
Beberapa gangguan fisiologis, seperti dampak alkohol, malnutrisi , dan penyakit
Alzheimer's juga dapat menyebabkan hilangnya memori.
Amnesia ringan, ini terjadi ketika seseorang mengingat suatu informasi tetapi tidak
dapat menjelaskan bagaimana atau kapan ia memperoleh itu.
pg. 11

Amnesia Anterograde, adalah suatu kondisi di mana seorang individu yang tidak
mampu membentuk ingatan baru. Pada orang yang mengalami amnesia ini,
ingatannya mengenai pengalamannya yang lama masih ada dan ingatan jangka
panjangnya masih berfungsi, tetapi ia tidak dapat memasukkan informasi baru ke
dalam ingatan jangka panjangnya. Amnesia anterograde hampir selalu merupakan
akibat langsung dari beberapa bentuk cedera otak cedera atau trauma, namun
penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami.
Amnesia Retrograde, adalah hilangnya ingatan yang bersifat sementara atau permanen
pada ingatan yang terjadi sebelum ia mengalami amnesia. Penyebab amensia ini
biasanya karena cedera otak. Dalam bentuk yang parah, amnesia jenis ini
mengakibatkan sesorang tidak mengenali orang-orang tercinta atau orang-orang yang
ada di sekitarnya. Pada beberapa kasus, pasien amnesia retrogade hanya mengalami
amnesia ringan dan hanya tidak ingat kejadian beberapa jam sebelum ia mengalami
amnesia
B. PROSES TERJADINYA LUPA
Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yang pernah diketahui, tidak dapat
diingat kembali atau dilupakan. Terdapat empat cara untuk menerangkan proses lupa :
1. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang
harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak,
lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya
kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
2. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan
perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Penghalusan : materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris, lebih
halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.
pg. 12

b. Penegasan : bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang
paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas,
sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk
keseluruhan tidak begitu diingat.
c. Asimilasi : bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol,
sekalipun bentuk itu bukan botol. Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah
botol, tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan
bagaimana wajah orang itu tidak kita ingat lagi.
3. Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak
dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat diingatnya kembali
materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya,
mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, karena
terhambat oleh adanya materi lain yang terlebih dahulu dipelajari, hambatan seperti
ini disebut hambatan proaktif.
4. Kelupaan yang disengaja adalah represi yang disadari terhadap memori, yang pada
umumnya dilakukan seseorang untuk menghindari kenangan akan pengalaman-
pengalaman traumatik. Represi adalah tindakan mendorong pemikiran-pemikiran,
memori-memori, atau perasaan perasaan yang mengancam keluar dari kesadaran.
Represi dilakukan secara tidak sadar untuk melindungi ego.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LUPA
Lupa terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada
dalam sistem memori siswa. Dalam interfence theory (teori mengenai gangguan),
gangguan konflik ini terbagi menjadi dua Macam (Reber, 1988; Best, 1989;
Anderson, 1990), yaitu:
pg. 13

1) Proactive interference
Seorang siswa akan mengalami gangguan proaktif apabila materi pelajaran yang sudah
lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi
pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila siswa tersebut mempelajari sebuah materi
pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam
tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini, materi yang baru saja dipelajari akan
sangat sulit diingat atau diproduksi kembali.
2) Retroactive interference
Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami gangguan retroaktif apabila materi
pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap kembali materi pelajaran
lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanen siswa
tersebut. Dalam hal ini, materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi
kembali. Dengan kata lain, siswa tersebut lupa akan materi pelajaran lama tersebut.
Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang
telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini terjadi karena adanya
kemungkinan :
1) Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dan sebagainya)
yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya
hingga ke alam ketidaksadaran.
2) Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang
telah ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif.
3) Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke
alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan.
Itulah pendapat yang didasarkan para repression theory yakni teori represi/ penekanan
(Reber, 1988). Namun, perlu ditambahkan bahwa istilah alam ketidaksadaran dan
pg. 14

alam bawah sadar seperti tersebut di atas, merupakan gagasan Sigmund Freud,
bapak psikologi analisis yang banyak mendapat tantangan baik dari kawan maupun
lawannya itu.
Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu
belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990). Jika seorang siswa hanya
mengenal atau mempelajari hewan jerapah atau kudanil lewat gambar-gambar yang
ada di sekolah misalnya, maka kemungkinan ia akan lupa menyebut nama hewan-
hewan tadi ketika melihatnya di kebun binatang.
Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses belajar
mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karna sesuatu hal sikap dan minat siswa
tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan kepada guru) maka
materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.
Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi
pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut
asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan
masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi
pelajaran baru.
Lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang
terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan geger otak akan
kehilangan ingatan item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.

Sebab-sebab kelupaan lainnya:
1. Panjang materi pelajaran adalah penyebab dari kelupaan. Semakin lama waktu yang
digunakan untuk belajar, semakin cepat juga akan dilupakan. Sikap atau minat
pembelajar adalah faktor penting terjadinya kelupaan. Bagian yang dianggap biasa
saja (kurang menarik) akan dipelajari dengan susah payah dan mengorbankan banyak
pg. 15

waktu. Kelupaan karena mempelajari bagian materi yang biasa saja ini terjadi dengan
cepat.
2. Kurang belajar juga adalah penyebab utama kelupaan. Jika pelajaran dipelajari
setengah-setengah (tidak tuntas), kelupaan akan terjadi sangat cepat.
3. Luka atau syok pada otak yang menyebabkan amnesia juga dapat menyebabkan
kelupaan.
4. Kelupaan dapat terjadi akibat pengaruh narkoba. Narkoba membuat neuron-neuron
menjadi tidak bekerja dengan baik. Sebagai hasilnya, para pecandu narkoba menjadi
pelupa.
5. Inhibisi retroaktif juga sering menjadi penyebab kelupaan. Ketika kita mempelajari
sesuatu, beberapa waktu akan digunakan untuk menguatkannya. Kita sering mencoba
untuk mempelajari banyak hal dalam waktu yang singkat, satu per satu. Dalam kasus
ini pengalaman yang baru menghilangkan pengaruh dari pengalaman sebelumnya.
Banyak hal menjadi samar-samar dan pelupaan pun terjadi. Kesulitan mempelajari
pembelajaran sebelumnya karena adanya pembelajaran lain setelahnya disebut
inhibisi retroaktif.
6. Kelupaan bisa terjadi karena kelelahan mental. Terlalu lama mengerjakan pekerjaan
yang melelahkan mental bisa membuat mental kita lelah dan capek. Kewaspadaan kita
pun menurun.
7. Kelupaan juga bisa menjadi tanda agar kita mendapatkan istirahat cukup. Istirahat
(penghentian sementara) membantu dalam penguatan memori.
8. Para ahli psikoanalis berpendapat bahwa: kita melupakan sesuatu karena kita ingin
melupakannya. Kita menekan (menutupi) kenangan dan ingatan yang buruk,
menakutkan dan menyedihkan dalam alam tidak sadar kita sehingga kita dapat
melupakannya dengan cepat.
pg. 16

Lupa Versus Hilang
Kerapkali pengertian lupa dan hilang secara spontan dianggap sama, padahal apa
yang dilupakan belum tentu hilang dalam ingatan begitu saja. Hasil penelitian dan refleksi
atas pengalaman belajar di sekolah, memberikan petunjuk bahwa segala sesuatu yang pernah
dicamkan dan dimasukan dalam ingatan, tetap menjadi milik pribadi dan tidak menghilang
tanpa bekas. Dengan kata lain, kenyataan bahwa seseorang tidak dapat mengingat sesuatu,
belum berarti hal itu hilang dari ingatannya, seolah-olah hal yang pernah dialami atau
dipelajari sama sekali tidak mempunyai efek apa-apa. (Winkel, 1989: 291) sejumlah kesan
yang telah didapat sebagai buah dari pengalaman belajar tidak akan pernah hilang, tetapi
kesan-kesan itu mengendap ke alam bawah sadar. Bila diperlukan kembali kesan-kesan
terpilih akan terangkat ke alam sadar. Penggalian kesan-kesan terpilih bisa karena kekuatan
asosiasi atau bisa juga karena kemauan yang keras melakukan reproduksi dengan
pengandalan konsentrasi. Oleh karena itu, tepat apa yang pernah dikemukakan oleh Gula
(1982) dan Reber (1988) bahwa lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat
sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. (Muhibbin Syah, 1999: 151) jadi, lupa bukan
berarti hilang, sesuatu yang terlupakan tentu saja masih dimiliki dan tersimpan di alam bawah
sadar, sedangkan sesuatu yang hilang tentu saja tidak tersimpan dalam alam bawah sadar.
Gangguan-gangguan yang menyebabkan terjadinya lupa, baik dalam ingatan jangka
panjang maupun jangka pendek ditunjang oleh hasil-hasil penelitian, bahwa informasi-
informasi yang baru didapat membingungkan informasi-informasi yang lama disebut
inhibisi retroaktif atau gangguan retroaktif. Sebaliknya, bila informasi-informasi yang lama
menyulitkan orang untuk mengingat kembali informasi-informasi yang baru dinamakan
inhibisi proaktif atau gangguan proaktif. (Mahmud, 1990: 136)


pg. 17

Lupa-Lupa Ingat
Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan.
Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan. Baik
lupa-lupaan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti tidak lupa,
tetapi tidak ingat benar, (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.
Kadang-kadang kita mengingat sesuatu dari ingatan jangka panjang kita dan merasa
seolah-olah kita hampir mengingatnya, tetapi tidak mengingat betul apa yang ingin kita ingat
itu, entah itu nama seorang teman, tempat berlangsungnya kejadian tertentu, tanggal lahir
seorang pahlawan nasioanl dan sebaginya. hampir ingat ini disebutgejala ujung lidah.
Pengorganisasian struktur kognitif yang kurang baik dan sistematik berpotensi kearah
lupa-lupa ingat. Kerancuan struktur kognitif menyebabkan sejumlah kesan menjadi samar-
samar, kesan berbentuk bayang-bayang dalam ketidakpastian. Sesuatu hal yang
direpresentasikan dalam bentuk kesan mengapung diantara alam bimbang sadar dan alam
bawah sadar, sehingga ingatan yang timbul karena kesadaran akibat adanya rangsangan dari
luar atau usaha mengingat-ingat terjelma dalam bentuk gejala ujung lidah, hampir ingat atau
lupa-lupa ingat, yang berarti tidak lupa, Cuma kurang pasti. (Syaiful Bahri Djamarah, 2008:
207-209)

D. CARA CARA MENINGKATKAN KINERJA INGATAN
Secara garis besar daya mengingat atau kapasitas ingatan setip orang dapat
ditingkatkan, paling sedikit penggunaan dapat dioptimalkan melalui latihan latihan dan
strategi-strategi tertentu. Mnemonics adalah penggunaan strategi atau teknik yang dipelajari
guna membantu kinerja ingatan. Ada tiga jenis metode mnemonic, yaitu :
Metode loci adalah metode mengingat yang menciptakan hubungan visual antara
tempat yang dingat dengan suatu hal yang akan diingat.
pg. 18

Contoh : kita ingin menghafal daftar belanjaan kita sebelum pergi ke supermarket. Maka
kita bisa mengingat-ingat barang-barang yang ingin kita beli sembari membayangkan
perjalanan mental pergi dari tempat tidur menuju dapur di dalam benak kita. Sebagai
contohnya di dalam daftar belanja kita urutan yang pertama adalah telur, dan kita bayangkan
saja telur itu ada di atas ranjang. Selanjutnya, di dalam contoh tersebut barang untuk
dibelanjakan yang kedua adalah roti. Maka, kita bisa bayangkan roti tersebut ada di depan
pintu di dalam imajinasi kita. Dan begitu seterusnya untuk setiap benda belanjaan yang ingin
kita ingat-ingat, diletakkan di beberapa lokasi secara berurutan sepanjang perjalanan sesuai
rute khayalan kita dari kamar menuju dapur. Sehingga, sesampainya kita di supermarket, kita
bisa menggali memori kita untuk mengingat-ingat daftar belanjaan dengan metode loci ini.
Kita pikirkan rute perjalanan dari ruang tidur menuju dapur dan melihat secara mental;
barang-barang belanjaan yang kita ingin ingat-ingat. Dalam bayangan pikiran tersebut, kita
akan mengingat telur yang di atas kasur, roti yang di depan pintu, dan seterusnya sampai ke
titik lokasi atau tempat terakhir di dapur khayalan kita.
Metode kata kunci adalah metode mengingat dengan melekatkan imajinasi yang
nyata pada kata-kata yang penting.
Contoh : Keysa ingin mengingat bahwa sistem limbik terdiri atas dua daerah utama, yaitu
amigdala dan hipokampus. Kemudian ia membayangkan dua kaki sistem limbik yang terdiri
atas satu amigdala dan satu hipokampus.
Metode peg adalah metode mengingat dengan mengasosiasikan ejaan sajak dengan
memori yang ingin diingat.
Contoh : Arnold ingin mengingat bahan-bahan untuk membuat kue yang terdiri dari tepung,
gula, dan telur. Kemudian ia mengasosiasikan one = bun, two = shoe, three = tree.
Selanjutnya ia menggabungkan tepung dengan bun (sanggul) menjadi sekantung tepung jatuh
di sanggul orangtua di pasar, dll.
pg. 19

Metode akronim adalah membuat akronim dengan menciptakan kata dari huruf awal
atau suku kata benda yang akan diingat.
Contoh : akronim untuk mengingat spektrum warna cahaya : mejikuhibiniu (merah ; jingga ;
kuning; hijau; biru; nila; ungu).
Ada berbagai strategi dan teknik lain yang diajukan oleh ahli psikologi:
1. Imajeri Visual
Adalah gambaran mengenai sesuatu didalam pikiran. Misalnya, ketika kita mendengar
kata kucing maka kita dapat memebanyangkan dalam pikiran kita mengenai gambar kucing
dibuku atau seekor kucing yang sedang bermain didepan rumah.
2. Organisasi
Adalah mengorganisasikan informasi sehingga membentuk suatu tatanan dan pola
tertentu misalnya berupa serial atau hirarkis. Organisasi serial dapat digunakan ketika
seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan kejadian-
kejadian sesuai dengan waktu kejadian, dari yang lama sampai yang baru terjadi atau
sebaliknya. Misalnya, apabila kamu ditanya oleh temanmu kejadian apa saja yang kamu
alami ketika terjadi kecelakaan ringan yang menimpamu, maka kamu akan menceritakan
secara seri, mulai dari waktu kejadian dari sebelum terjadinya kecelakaan hingga kecelakaan
tersebut dapat terjadi. Sedangkan hirarkis membagi materi yang diingat kedalam beberapa
pokok bahasan, kemudian bagian demi bagian dan sub-sub bagian yang lebih kecil seperti
pohon bercabang. Misalnya, dalam organisasi fakultas psikologi UMA dibuat secara hirarkis
yang berisi tentang wewenang-wewenang apa saja yang dimiliki oleh setiap dosen (seperti,
Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II).
3. Mediasi
Adalah menggunakan mediasi atau perantara. Cara ini dilakukan dengan
menambahkan kata-kata atau gambar-gambar di dalam materi yang akan diingat. Misalnya,
pg. 20

pada saat kita mendengar kata ASMEN, maka kita akan membayangkan mata kuliah Asas-
asas Manajemen. Penyingkatan tersebut bertujuan untuk membuat jalan pintas dalam sebuah
mediasi.
4. Simbol
Adalah mengganti simbol terhadap objek yang ingin diingat. Misalnya, saya lahir
pada tanggal lima belas bulan januari tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh lima,
diganti dengan huruf 15-01-1995.
5. Pendekatan Multi-Model
Pendekatan ini ditujukan kepada orang-orang yang mengalami kekurangan daya ingat
(memory deficit). Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan daya ingatan
seseorang harus memperhatikan kondisi mental dan fisiknya, sikap terhadap ingatan, konteks
sosial, menggunakan manipulasi mental (pengulangan), perhatian terfokus pada rincian
isyarat, menggunakan kode semantik dan melibatkan aspek-aspek emosional bahan yang
ingin diingat. Misalnya, pada kondisi kurang tidur dan ketika itu mengalami gangguan stress,
maka kondisi tersebut seseorang dapat menurunkan kinerja ingatan.

E. PENYAKIT LUPA
1. Amnesia
Amnesia (berasal dari Bahasa Yunani ) adalah kondisi terganggunya daya ingat.
Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional. Penyebab organik dapat berupa
kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan obat-obatan (biasanya yang
bersifat sedatif) dan yang terparah bisa juga disebabkan oleh opeerasi transplantasi sum-sum
tulang belakang. Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti halnya mekanisme
pertahanan ego.

pg. 21

2. Alzheimer
Disebabkan oleh molekul-molekul protein yang melekat secara berlebihan di glumate,
menghambat fungsi glumate sebagai pengaktif proses-proses memori di otak (Hoe dkk.,
2006). Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-
sel otak pada saat yang hampir bersamaan,

sehingga otak tampak mengerut dan mengecil.
Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.

3. Sindrom Korsakoff
Disebabkan oleh defisiensi serius Vitamin B1, karena individu alkoholisme yang ekstrem
dan panjang, tidak mengkonsumsi cukup makanan yang memenuhi kebutuhannya
vitaminnya. Penderita sindrom korsakoff mengalami kehilangan memori peristiwa tertentu,
dan seringkali tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah memori. Mereka sering
melakukan konfabulasi, yakni membentuk sendiri detail-detail yang hilang (yang tidak
mampu mereka ingat) dari memori mereka.











pg. 22

BAB III
Kesimpulan
1. Pengertian Lupa
Lupa merupakan kegagalan untuk mereproduksi kembali hal-hal yang sebelumnya telah
terjadi yang disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk ditimbulkan ulang saat
informasi tersebut dibutuhkan.

2. Proses Terjadinya Lupa
a) Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang
harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak,
lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya
kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
b) Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-
perubahan secara sistematis
c) Asimilasi
d) Jika mempelajari hal yang baru
e) Represi.

3. Faktor-Faktor Penyebab Lupa
a) Lupa terjadi karena gangguan konflik
b) Karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada
c) Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan
d) Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat
e) Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi
tidak pernah digunakan atau dihafalkan
pg. 23

f) Lupa Tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.

4. Lupa Versus Hilang
Hasil penelitian dan refleksi atas pengalaman belajar di sekolah, memberikan petunjuk
bahwa segala sesuatu yang pernah dicamkan dan dimasukan dalam ingatan, tetap menjadi
milik pribadi dan tidak menghilang tanpa bekas. Dengan kata lain, kenyataan bahwa
seseorang tidak dapat mengingat sesuatu, belum berarti hal itu hilang dari ingatannya, seolah-
olah hal yang pernah dialami atau dipelajari sama sekali tidak mempunyai efek apa-apa.

5. Lupa-Lupa Ingat
Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan. Lupa-
lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan. Baik lupa-
lupaan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti tidak lupa, tetapi
tidak ingat benar (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.

6. Teori-Teori Mengenai Lupa
a. Decay theory
Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila
tidak pernah diulang kembali (rehearsal).
b. Teori interferensi
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori janga panjang
masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan). Akan tetapi proses lupa terjadi
karena informasi yang satu menggangu proses mengingat informasi lainnya.


pg. 24

c. Teori retrieval failure
Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan
dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak
disebabkan oleh interferensi.
d. Cue Dependent Forgetting Theory (kelupaan bedasarkan ketiadaan petunjuk
mengingat)
Kegagalan mengingat kembali yang disebabkan oleh tidak adanya petunjuk yang memadai
untuk merangsang ingatan tersebut muncul.
e. Teori motivated forgetting
Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal
yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan
muncul dalam kesadaran.
f. Reconstruction (Schema) Theory
Teori ini menyatakan bahwa informasi yang ada dalam memori berubah ketika kita berusaha
untuk mengingatnya kembali. Informasi yang disimpan pada LTM terkadang berubah seiring
waktu dan menjadi lebih mengarah kepada kepercayaan, pengetahuan, dan harapan kita.
g. Lupa karena sebab-sebab fisiologis
Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan
fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan
mengakibatkan lupa yang disebut amnesia.

7. Cara meningkatkan kinerja ingatan
a. Metode loci
b. Metode kata kunci
c. Metode peg
pg. 25

d. Metode akronim.

Saran
Tidak berarti bahwa semua yang telah pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya
dalam ingatan dan dapat seluruhnya ditimbulkan kembali atau dengan kata lain ada yang
dilupakan. Peristiwa kelupaan ini dapat terjadi karena kemampuan ingatan yang terbatas,
cepat lambat orang dalam memasukkan (mendispersi) apa yang telah dipelajari, ataupun
karena problem psikologis yang ada pada diri kita. Sehingga diperlukan teknik-teknik tertentu
untuk mengatasi kelupaan yang terjadi pada diri kita.
















pg. 26

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. R. (2000). Learning and memory: An integrated approach. New York:
JohnWiley & Sons.
Brown, John (1958). Some Tests of the Decay Theory of Immediate Memory. Quarterly
Journal of Experimental Psychology, 10, 12-21.

Chandler, C. C. (1989). Specific retroactive interference in modified recognition tests:
Evidence for an unknown cause of interference. Journal of Experimental Psychology:
Learning, Memory, and Cognition, 15, 256-265.
McLeod, S. A. (2008). Forgetting. Retrieved from
http://www.simplypsychology.org/forgetting.html
Tulving, E. (1974). Cue-dependent forgetting. American Scientist, 62, 74-82.

Underwood, B.J. and Postman, L. (1960). Extra-experimental sources of interference in
forgetting, Psychological Review, 67, 73-95

Solso, Robert L. dkk. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga.
Suharnanan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya : Srikandi.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Mahmud, M. Dimyati. 1991. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta:
PBFE.
Purwanto, M. Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai