Anda di halaman 1dari 30

Ekonomi Koperasi

Tugas softskill
DOSEN : BPK. NURHADI
DISUSUN OLEH : DEWI YUNITA
NPM
: 12213308
KELAS : 2EA32
2
1

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan segalanya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Softskill.Makalah ini disajikan
berdasarkan pengamatan, buku sumber dan internet.
Makalah ini berisi pembahasan tentang Usaha Kecil Menengah sebagai ujung tombak
perekonomian di Banjarnegara, Jawa Tengah, mulai dari pengertian hingga penggolonganpenggolongan UKM berdasarkan beberapa kriteria.Maka dari itu, makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi serta ilmu bagi penyusun dan pembacanya.
Kami juga menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah
ini semakin bermutu.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih.

Bekasi, November 2014


penulis

i Ekonomi Koperasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1

Latar Belakang ..............................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................................2


1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................3
2.1

Sejarah Koperasi dan UKM ........................................................................................3

2.1.1 Koperasi dan UKM Diantara Banyak Kepentingan ......................................................7


2.1.2 Beberapa Langkah Perbaikan .................................................................................... 10
2.2

Pengertian Koperasi dan UKM .................................................................................. 12

2.3 Kriteria UKM.............................................................................................................. 13


2.4

Evaluasi UKM ............................................................................................................. 17

2.5

Contoh UKM ............................................................................................................... 18

2.6 Ukm sebagai ujung tombak perekonomian di Banjarnegara Jawa Tengah .............. 19
2.6.1 UKM Batik Gumelem .............................................................................................. 19
2.6.2 Keramik ................................................................................................................... 21
2.6.3 Kerajinan Kayu ........................................................................................................ 23
2.6.4 Dawet Ayu ............................................................................................................... 25
BAB III .................................................................................................................................... 26
PENUTUP ............................................................................................................................... 26
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 26
3.2. Saran............................................................................................................................ 26
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 27

ii Ekonomi Koperasi

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis
ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha
berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat
pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali
terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan
unit usaha lainnya.
Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun
masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan
pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM.
Pemerintah

perlu

meningkatkan

perannya

dalam

memberdayakan

UKM

disamping

mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan
pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.

1 Ekonomi Koperasi

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. kriteria usaha kecil menegah?
2. Mengapa ukm menjadi ujung tombak perekonomian di jawa tengah?

1.3 Tujuan Penulisan


Memberi

pengetahuan

dan

keterampilan

dan

pengetahuan

yang

dibutuhkan

untuk

melangsungkan seseorang, tentu akan menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan
efisien, serta dapat mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis, dan bercerita.Selain
demi melengkapi tugas mata kuliah Softskill, tujuan penulisan makalah ini, yaitu agar kita dapat
mengetahui lebih luas mengenai apa itu Usaha Kecil Menengah.

2 Ekonomi Koperasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Koperasi dan UKM


Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik) yang cukup kuat
karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat
1 yang menyebutkan bahwa ?Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan?. Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok
dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi.Tafsiran itu sering pula dikemukakan oleh Mohammad
Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut. Pada Penjelasan konstitusi tersebut juga
dikatakan, bahwa sistem ekonomi Indonesia didasarkan pada asas Demokrasi Ekonomi, di mana
produksi dilakukan oleh semua dan untuk semua yang wujudnya dapat ditafsirkan sebagai
Koperasi.Dalam wacana sistem ekonomi dunia, Koperasi disebut juga sebagai the third way, atau
?jalan ketiga?, istilah yang akhir-akhir ini dipopulerkan oleh sosiolog Inggris, Anthony Giddens,
yaitu sebagai ?jalan tengah? antara kapitalisme dan sosialisme.Koperasi diperkenalkan di Indonesia
oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia mendirikan Koperasi
kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. R. Aria Wiriatmadja
atau Tirto Adisuryo, yang kemudian dibantu pengembangannya oleh pejabat Belanda dan akhirnya
menjadi program resmi pemerintah.Seorang pejabat pemerintah Belanda, yang kemudian menjadi
sarjana ekonomi, Booke, juga menaruh perhatian terhadap Koperasi. Atas dasar tesisnya, tentang
dualisme sosial budaya masyarakat Indonesia antara sektor modern dan sektor tradisional, ia
berkesimpulan bahwa sistem usaha Koperasi lebih cocok bagi kaum pribumi daripada bentuk badanbadan usaha kapitalis. Pandangan ini agaknya disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda sehingga
pemerintah kolonial itu mengadopsi kebijakan pembinaan Koperasi.Meski Koperasi tersebut
berkembang pesat hingga tahun 1933-an,
pemerintah Kolonial Belanda khawatir Koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, namun
Koperasi menjamur kembali hingga pada masa pendudukan Jepang dan kemerdekaan. Pada tanggal
12 Juli 1947, pergerakan Koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di
Tasikmalaya.Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.Bung Hatta meneruskan
tradisi pemikiran ekonomi sebelumnya. Ketertarikannya kepada sistem Koperasi agaknya adalah

3 Ekonomi Koperasi

karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara Skandinavia, khususnya Denmark, pada akhir


tahun 1930-an. Walaupun ia sering mengaitkan Koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional
gotong-royong, namun persepsinya tentang Koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi modern yang
berkembang di Eropa Barat. Ia pernah juga membedakan antara ?Koperasi sosial? yang berdasarkan
asas gotong royong, dengan ?Koperasi ekonomi? yang berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang
rasional dan kompetitif.Bagi Bung Hatta, Koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau
nonpasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan
masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu Koperasi harus
bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi. Koperasi juga bukan
sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani non-anggota, walaupun dengan maksud
untuk menarik mereka menjadi anggota Koperasi, setelah merasakan manfaat berhubungan dengan
Koperasi. Dengan cara itulah sistem Koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis
yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi
sistem yang lebih bersandar kepada kerja sama atau Koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang
kompetitif itu sendiri.Dewasa ini, di dunia ada dua macam model Koperasi. Pertama, adalah
Koperasi yang dibina oleh pemerintah dalam kerangka sistem sosialis.Kedua, adalah Koperasi yang
dibiarkan berkembang di pasar oleh masyarakat sendiri, tanpa bantuan pemerintah.Jika badan usaha
milik negara merupakan usaha skala besar, maka Koperasi mewadahi usaha-usaha kecil, walaupun
jika telah bergabung dalam Koperasi menjadi badan usaha skala besar juga.Di negara-negara
kapitalis, baik di Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia, Koperasi juga menjadi wadah usaha
kecil dan konsumen berpendapatan rendah. Di Jepang, Koperasi telah menjadi wadah perekonomian
pedesaan yang berbasis
pertanian.Di Indonesia, Bung Hatta sendiri menganjurkan didirikannya tiga macam Koperasi.
Pertama, adalah Koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan
pegawai.Kedua, adalah Koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak
atau nelayan).Ketiga, adalah Koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil
guna memenuhi kebutuhan modal. Bung Hatta juga menganjurkan pengorganisasian industri kecil
dan Koperasi produksi, guna memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil.Menurut Bung
Hatta, tujuan Koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan
bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tapi, ini tidak berarti, bahwa Koperasi itu
identik dengan usaha skala kecil.Koperasi bisa pula membangun usaha skala besar berdasarkan
modal yang bisa dikumpulkan dari anggotanya, baik anggota Koperasi primer maupun anggota
Koperasi sekunder.Contohnya adalah industri tekstil yang dibangun oleh GKBI (Gabungan Koperasi

4 Ekonomi Koperasi

Batik Indonesia) dan berbagai Koperasi batik primer.Karena kedudukannya yang cukup kuat dalam
konstitusi, maka tidak sebuah pemerintahpun berani meninggalkan kebijakan dan program
pembinaan Koperasi.Semua partai politik, dari dulu hingga kini, dari Masyumi hingga PKI,
mencantumkan Koperasi sebagai program utama. Hanya saja kantor menteri negara dan departemen
Koperasi baru lahir di masa Orde Baru pada akhir dasarwarsa 1970-an. Karena itu, gagasan sekarang
untuk menghapuskan departemen Koperasi dan pembinaan usaha kecil dan menengah, bukan hal
yang mengejutkan, karena sebelum Orde Baru tidak dikenal kantor menteri negara atau departemen
Koperasi. Bahkan, kabinet-kabinet yang dipimpin oleh Bung Hatta sendiri pun tidak ada departemen
atau menteri negara yang khusus membina Koperasi.

Pasang-surut Koperasi di IndonesiaKoperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami


pasang dan surut.Sebuah pertanyaan sederhana namun membutuhkan jawaban njelimet, terlontar dari
seorang peserta.?Mengapa jarang dijumpai ada Koperasi yang bertumbuh menjadi usaha besar yang
menggurita, layaknya pelaku ekonomi lain, yakni swasta (konglomerat) dan BUMN? Mengapa
gerakan ini hanya berkutat dari persoalan yang satu ke persoalan lain, dan cenderung stagnan alias
berjalan di tempat? Mengapa Koperasi sulit berkembang di tengah ?habitat? alamnya di Indonesia??
Inilah
sederet pertanyaan yang perlu dijadikan bahan perenungan.Padahal, upaya pemerintah untuk
?memberdayakan? Koperasi seolah tidak pernah habis.Bahkan, bila dinilai, mungkin amat
memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit
Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program
KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari
perbankan, juga ?paket program? dari Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk
memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus
yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil
Menengah), yang seharusnya memacu gerakan ini untuk terus maju. Namun, kenyataannya, Koperasi
masih saja melekat dengan stigma ekonomi marjinal, pelaku bisnis yang perlu dikasihani, pelaku
bisnis ?pupuk bawang?, pelaku bisnis tak profesional.Masalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari
substansi Koperasi yang berhubungan dengan semangat. Dalam konteks ini adalah semangat
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Jadi, bila Koperasi dianggap kecil, tidak berperan, dan
merupakan kumpulan serba lemah, itu terjadi karena adanya pola pikir yang menciptakan
demikian.Singkatnya, Koperasi adalah untuk yang kecil-kecil, sementara yang menengah bahkan
besar, untuk kalangan swasta dan BUMN. Di sinilah terjadinya penciptaan paradigma yang salah.Hal

5 Ekonomi Koperasi

ini mungkin terjadi akibat gerakan Koperasi terlalu sarat berbagai embel-embel, sehingga ia seperti
orang kerdil yang menggendong sekarung beras di pundaknya. Koperasi adalah ?badan usaha?, juga
?perkumpulan orang? termasuk yang ?berwatak sosial?. Definisi yang melekat jadi memberatkan,
yakni ?organisasi sosial yang berbisnis? atau ?lembaga ekonomi yang mengemban fungsi
sosial.?Berbagai istilah apa pun yang melekat, sama saja, semua memberatkan gerakan Koperasi
dalam menjalankan visi dan misi bisnisnya. Mengapa tidak disebut badan usaha misalnya, sama
dengan pelaku ekonomi-bisnis lainnya, yakni kalangan swasta dan BUMN, sehingga ketiganya
memiliki kedudukan dan potensi sejajar. Padahal, persaingan yang terjadi di lapangan demikian
ketat, tak hanya sekadar pembelian embel-embel.Hanya kompetisi ketat semacam itulah yang
membuat mereka bisa menjadi pengusaha besar yang tangguh dan profesional. Para pemain ini akan
disaring secara alami, mana yang efisien dalam
menjalankan bisnis dan mereka yang akan tetap eksis.Koperasi yang selama ini diidentikkan dengan
hal-hal yang kecil, pinggiran dan akhirnya menyebabkan fungsinya tidak berjalan optimal. Memang
pertumbuhan Koperasi cukup fantastis, di mana di akhir tahun 1999 hanya berjumlah 52.000-an,
maka di akhir tahun 2000 sudah mencapai hampir 90.000-an dan di tahun 2007 ini terdapat -------Koperasi di Indonesia. Namun, dari jumlah yang demikian besar itu, kontribusinya bagi pertumbuhan
mesin ekonomi belum terlalu signifikan.Koperasi masih cenderung menempati ekonomi pinggiran
(pemasok dan produksi), lebih dari itu, sudah dikuasai swasta dan BUMN. Karena itu, tidak aneh bila
kontribusi Koperasi terhadap GDP (gross domestic product) baru sekitar satu sampai dua persen, itu
adalah akibat frame of mind yang salah.Di Indonesia, beberapa Koperasi sebenarnya sudah bisa
dikatakan memiliki unit usaha besar dan beragam serta tumbuh menjadi raksasa bisnis berskala
besar. Beberapa Koperasi telah tumbuh menjadi konglomerat ekonomi Indonesia, yang tentunya
tidak kalah jika dibandingkan dengan perusahaan swasta atau BUMN yang sudah menggurita, namun
kini banyak yang sakit.Omzet mereka mencapai milyaran rupiah setiap bulan. Konglomerat yang
dimaksud di sini memiliki pengertian: Koperasi yang bersangkutan sudah merambah dan menangani
berbagai bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak dan merangsek ke berbagai bidang
usaha-bisnis komersial.
Sebagai sebuah sistem, kebijakan dasar pengembangan SDM koperasi dan UKM dipahami sebagai
kebijakan yang melibatkan banyak actor dan kepentingan yang merupakan sub-sub sistem. Sub-sub
sistem tersebut bisa dipahami sebagai stakeholders yang masing-masing mempunyai peran dan
kepentingan terhadap eksistensi dari koperasi dan UKM. Oleh karena itu, untuk mendesain kebijakan
dasar pengembangan SDM koperasi dan UKM yang komprehensif, pertama yang harus dilakukan
adalah memetakan atau mengidentifikasi kelompok-kelompok yang terlibat dalam formulasi

6 Ekonomi Koperasi

kebijakan dan yang menjadi target dari kebijakan tersebut (policy formation and target
group).Kelompok-kelompok ini merupakan entitas yang sudah eksis dan terlibat secara intens
dengan urusan koperasi dan UKM.
Terkait dengan kegiatan pemetaan ini adalah identifikasi peran (role) dan kebutuhan (needs)
yang diinginkan oleh masing-masing stakeholdersterhadap koperasi dan UKM. Termasuk
didalamnya adalah identifikasi permasalahan-permasalahan (problems) yang ditemui dari setiap
stakeholder dalam mengoptimalkan perannya dalam pengembangan SDM Koperasi dan UKM.
Beberapa metode yang digunakan untuk mengeksplorasi keinginan, peran, dan juga problematika
stakeholders tersebut diantaranya adalah diskusi kelompok terbatas, teknik moderasi, dan juga
wawancara mendalam dengan pelaku-pelaku kepentingan
2.1.1 Koperasi dan UKM Diantara Banyak Kepentingan
Dari kajian lapangan yang dilakukan hampir 6 bulan teridentifikasi beberapa stakeholders
yang secara significant berpengaruh terhadap program pengembangan SDM koperasi dan UKM;
diantaranya: Kantor Kementerian Negara Koperasi dan UKM dan Dinas Koperasi dan UKM (dalam
beberapa Kabupaten dan Kota masuk dalam dinas perekonomian), serta balai latihan koperasi dan
UKM. Ketiga stakeholders tersebut mewakili unsur pemerintah (government side). Adapun yang non
pemerintah terpetakan LSM, Dekopin, perguruan tinggi, perbankan maupun non perbankan,
paguyuban koperasi dan UKM.

Secara ringkas peran optimal dan keinginan dari berbagai stakeholders yang seharusnya
dilaksanakan dalam rangka pengembangan SDM koperasi dan UKM adalah sebagai berikut:
pertama, Kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM (Meneg KUKM). Sesuai dengan arah
manajemen pengelolaan pemerintahan yang desentralistis fungsi "mandatory" dari kantor
Kementerian Negara Koperasi dan UKM adalah dalam formulasi kebijakan dasar pengembangan
koperasi dan UKM yang mengacu pada dua prinsip: rasionalitas dalam artian sesuai dengan tingkat
kebutuhan masyarakat pengguna (target group) dan berkeadilan dalam mendistribusikan nilai-nilai
(termasuk di dalamnya adalah mekanisme yang fair dan transparan dalam pengelolaannya). Untuk
mendukung peran ini maka harus ditopang oleh suatu kajian (research) yang sungguh-sungguh.
Untuk itu
diperlukan adanya suatu data yang valid dan representatif, tidak hanya didasarkan padaasumsiasumsi yang sering menyesatkan. Keterbatasan rasional (bounded rationality) yang sering menjadi

7 Ekonomi Koperasi

salah satu ciri kelemahan kebijakan publik akan dapat dikurangi dengan supply data yang
komprehensif dari berbagai sumber.
Kedua, Dinas Koperasi dan UKM pada tiap Kabupaten dan Kota adalah avantgarde (ujung
tombak) dalam pembinaan koperasi dan UKM di daerah. Otonomi daerah yang bertujuan untuk
mengoptimalkan fungsi pelayanan kepada masyarakat, akan memberikan amanah yang sangat besar
kepada stakeholder ini. Pada saat sekarang dinas tidak bisa lagi bertumpu pada petunjuk dari instansi
di atasnya. Segala sesuatunya tergantung pada inovasi dan kreatifitas masing-masing dinas di daerah.
Dalam menjalankan fungsi ini, dinas UKM dan koperasi tetap harus berpegangan pada unsur
pemberdayaan masyarakat, pemerintah hanya akan memainkan peran sebagai fasilitator yang
menyediakan informasi yang berkaitan dengan kompetensi intilokal (local core competency) yang
dapat diolah menjadi produk barang dan jasa dan juga informasi pasar. Dalam beberapa temu muka
dengan anggota koperasi dan UKM ditemukan semacam keragaman keluhan yakni masih
birokratisnya proses untuk mendapatkan jasa ini dan juga validitas data dan informasi yang sering
sudah usang.
Ketiga, Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan.Peran yang dapat dimainkan oleh adalah
memfasilitasi dalam pengembangan riset dan SDM untuk mengembangkan koperasi dan UKM.
Dengan demikian koperasi dan UKM akan
mendapatkan supply pengetahuan yang up-to date untuk pengembangan bisnisnya. Idealnya
antara pemerintah, koperasi dan UKM, serta lembaga pendidikan ada
keterkaitan tri partiet. Disini perguruan tinggi akan berperan dalam pengkajian dan penelitian
berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan usaha koperasi dan UKM, serta mencetak alumni
yang dapat dimanfaatkan oleh koperasi dan UKM.
Keempat, Lembaga Swadaya Masyarakat. Peran LSM adalah berfungsi sebagai pendamping
bagi koperasi dan UKM saat berhubungan dengan pihak-pihak luar seperti
pemerintah, perbankan maupun sektor swasta lainnya. Selain itu LSM juga bisa berperan dalam
membangkitkan kesadaran sosial dan peranan yang bisa dimainkan olehnya, khususnya dalam
menghadapi pengusaha-pengusaha besar. Sehingga kekhawatiran adanya eksploitasi sumber daya
akan dapat dikurangi. Termasuk LSM di sini adalah Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).
Kelima, Lembaga Keuangan (bank maupun non-bank). Lembaga keuangan akan memegang
peranan yang sangat penting dalam pengembangan usaha koperasi dan UKM. Berdasarkan kajian
dari berbagai negara menunjukkan bahwa koperasi dan UKM adalah unit usaha yang memperoleh
keistimewaan (privileges) dari pemerintah dalam permodalannya. Berdasarkan kajian, terlihat bahwa

8 Ekonomi Koperasi

koperasi mendapatkan perlakuan yang sama dengan unit bisnis lainnya, akibatnya dalam pengajuan
modal ke perbankan sering menemui permasalahan.
Keenam, Badan diklat koperasi dan UKM (Balatkop dan UKM).Lembaga diklat disini
dipahami sebagai sistem temporer yang berperan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian dalam
usaha koperasi dan UKM. Sebagai sistem temporer lembaga ini berperan dalam menentukan corak
dan kompetensi apa yang akan dihasilkan dari peserta diklatnya. Tuntutan sekarang yang
mengemuka adalah kurikulum yang sesuai dengan local needs. Selain itu komposisi dari kurikulum
juga hendaknya lebih menitikberatkan pada praktek melalui magang ke unit bisnis yang lebih maju.
Berdasarkan kajian, permasalahan yang ditimbulkan dari belum tercapainya tujuan instruksional dari
diklat, salah satunya adalah pola rekrutmen calon peserta diklat yang masih belum selektif dengan
kompetensi yang akan dibangun.
Hal ini yang muncul ke permukaan terkait dengan otonomi daerah, kebijakan pengembangan
koperasi dan UKM harus diarahkan pada jiwa dari otonomi yakni untuk menciptakan kompetensi
lokal dalam rangka meningkatkan daya kompetisi.Oleh karena itu kebijakan yang mengarah pada
bentuk-bentuk sentralisasi harus dihindarkan. Implikasinya dalam mendesain kurikulum dalam diklat
harus disesuikan dengan kebutuhan
dan muatan lokal (local needs).Dari temuan lapangan terdeteksi bahwa peran-peran ideal yang
seharusnya dilaksanakan dari masing-masing stakeholder terhadap koperasi dan UKM belum
berjalan secara optimal dalam suatu tatanan koordinasi yang sinergis. Bahkan fakta dilapangan masih
banyak ditemukan adanya tarik ulur kepentingan antara Dinas Koperasi dan Dekopin, sebagai
stakeholders dominan dalam implementasi kebijakan pengembangan SDM koperasi dan
UKM.Bahkan di beberapa tempat ditemukan konflik yang cukup tajam antara Dekopin dengan Dinas
Koperasi, terutama dalam bidang teknis, seperti pengembangan diklat, penyaluran subsidi, dan
lainnya.Akibatnya muncul banyak duplikasi dan pengulangan kegiatan dan program.Hal ini
menimbulkan sikap apatis dan apriori dari anggota koperasi dalam mendukung program yang
diajukan oleh kedua institusi ini.Conflict of interest ini juga masih terjadi antara LSM dengan
pemerintah.LSM masih merasa sering dicurigai oleh pemerintah.Sebaliknya pemerintah juga masih
dicurigai oleh LSM, masih sebagai mesin dari kekuatan politik.Sikap parokialism jelas berdampak
kepada efektifitas dan efisiensi program pembinaan SDM koperasi dan UKM.
Selain itu, dalam masa transisi seperti sekarang ini, masih juga banyak ditemukan berbagai
masalah yang menyangkut penataan kelembagaan instansi pembina koperasi dan UKM.Sejak
diimplemantasikannya UU Otonomi Daerah, urusan terkait dengan pembinaan dan pengembangan
koperasi menjadi bidang tugas dan kewenangan pemerintah Kota /Kabupaten.Namun dalam

9 Ekonomi Koperasi

implementasinya penyerahan kewenangan termasuk pegawaianya tidak jarang menimbulkan konflik


kepentingan di beberapa pemerintah kabupaten/kota. Seringkali pemegang otoritas kebijakan di
pemerintah kabupaten dan kota dalam mengangkat pejabat setingkat kepala dinas atau di bawahnya
adalah mereka yang sama sekali tidak memiliki kompetensi dan latar belakang pekerjaan dan
pengetahuan yang berkaitan dengan bidang tugas koperasi dan UKM. Pertimbangannya semata
hanya untuk mengakomodasi senioritas karyawan. Jelas kebijakan ini akan berdampak kepada
efisiensi dan efektifitas dari keberhasilan program dan kebijakan itu sendiri. Selain itu, juga tidak
jarang menimbulkan friksi dan gejolak yang kontra produktif antara karyawan `asli` dengan
karyawan dari pusat.

2.1.2 Beberapa Langkah Perbaikan


Dari paparan permasalahan yang telah diuraikan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
berkaitan dengan pengembangan kebijakan dasar koperasi dan UKM. Pertama, mendesain payung
kebijakan yang komprehensif dan aspiratif.Realitas menunjukkan bahwa dalam pengembangan SDM
koperasi dan UKM banyak sekali kelompok yang mempunyai kepentingan dalam kebijakan
ini.Untuk menjamin tingkat efektifitas koordinasi dan sinkronisasi, maka kebijakan pengembangan
dasar harus berada dalam payung kebijakan yang memiliki daya jangkauan yang luas dan berada di
atas peraturan daerah.
Dari sisi substansi kebijakan, dalam rangka mewujudkan suatu kebijakan yang rasional dan
adil maka diperlukan adanya suatu riset yang menyeluruh untuk menggali data dan informasi yang
berkaitan aspek pengembangan SDM koperasi dan UKM. Data dan informasi yang yang
komprehensif ini akan meredusir aspek penyederhanaan permasalahan. Koperasi dan UKM memang
merupakan entitas yang sangat beragam, untuk itu perlu untuk diklasifikasikan berdasarkan skala
usahanya.Pengklasifikasian ini dilaksanakan untuk menjamin adanya efektifitas kebijakan yang
dihasilkan.
Kedua, membentuk forum dialog dari berbagai stakeholders. Dalam rangka mereduksi
adanya conflict of interest dan duplikasi kegiatan idealnya ada sinergi masing-masing stakeholders
untuk merumuskan kebijakan substantif pengembangan SDM koperasi dan UKM. Namun demikian
sering masing-masing stakeholders saling "berebut lahan" dalam menciptakan kegiatan
pengembangan koperasi. Misalnya antara Dekopin dan Dinas Koperasi, dan antara pemerintah
dengan LSM.Dari fakta ini jelas diperlukan adanya suatu kesepakatan wilayah garap (domain) dari

10 Ekonomi Koperasi

masing-masing kelompok yang berkepentingan. Kesepakatan ini akan terbangun apabila ada
komitmen untuk berdialog bersama. Dialog ini juga dapat diperluas dengan melibatkan stakeholders
lainnya; perguruan tinggi, LSM, dan dunia perbankan. Peran ini pada tahap awal dapat difasilitasi
oleh pemerintah.
Ketiga merevitalisasi Lembaga Diklat.Lembaga Diklat adalah memegang posisi yang sangat
vital dalam menciptakan SDM koperasi yang handal dan kreatif sesuai dengan jiwa koperasi yakni
kemandirian. Titik-titik kritis (crucial points) yang harus diperbaiki adalah mekanisme rekrutimen
yang belum menjamin adanya kesesuaian dengan kompetensi inti yang akan dibangun, kurikulum
yang harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan jaman dan kebutuhan lokal (local
contains), dan mekanisme pembinaan peserta setelah mengikuti kursus (post training) dengan
menempatkan atau mencangkokkan mereka pada lembaga bisnis yang lebih unggul dalam rangka
transfer pengetahuan (magang).
Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa pengembangan SDM koperasi dan UKM hendaknya
jangan diredusir dengan mengadakan diklat saja, pengembangan SDM adalah merupakan sistem
yang didalamnya terdapat sub-sub sistem yang mana diklat hanya merupakan salah satunya.Keempat,
penguatan instansi pembina (capacity building). Hal ini dapat dijalankan dengan mekanisme
kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka peningkatan SDM pegawai pemerintah koperasi
dan UKM. Hal lain yang bisa dijalankan dalam rangka mengoptimalkan fungsi pembinaan
pemerintah adalah melalui jalan outsourcing dari organisasi luar. Cara ini digunakan sebagai metode
antara untuk menutupi kekurangan dinas koperasi dan UKM dalam menjalankan fungsinya. Hal lain
yang masih terkait dengan fungsi fasilitator pemerintah adalah peningkatan kapasitas data dan
informasi bisnis yang dapat diakses oleh kopersi ataupun UKM. Untuk itu perlu dikembangkan
sistem informasi bisnis. Kelima, Memantapkan posisi lembaga diklat koperasi dan UKM di tingkat
wilayah.Saat ini lembaga ini tengah berada dalam masa transisi yang mengarah pada situasi tak
bertuan (stateless).Diklat koperasi dan UKM pada era otonomi daerah adalah masih diperlukan
sebagai salah satu icon dalam menciptakan SDM koperasi yang unggul.Oleh karena itu, paling tidak
pada tingkat propinsi lembaga ini harus tetap eksis.Keberadaannya pada tingkat propinsi, selain juga
dalam rangka efisiensi juga dalam upaya menciptakan kordinasi dan sinkronisasi kebijakan.

11 Ekonomi Koperasi

2.2 Pengertian Koperasi dan UKM


Kata koperasi sangat familiar di kalangan masyarakat.Koperasi dapat diartikan sebagai badan
usaha yang menaungi anggotanya dalam aspek perekonomian yang bertujuan mendapatkan
kesejahteraan

bersama.Pelaksanaannya

berdasarkan

prinsip

koperasi

dan

berasaskan

kekeluargaan.Badan usaha ini pun berkembang pesat berkat pengelolaan dan manajemen yang baik
sehingga cukup mempengaruhi banyak orang dan organisasi, di antaranya Boedi Oetomo dan
SDI.Hari koperasi Indonesia ditetapkan pada 12 Juli 1947.Adapun modal koperasi terdiri atas modal
sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri meliputi simpanan pokok yang wajib dibayarkan anggota
saat pertama kali mendaftar menjadi anggota. Simpanan wajib yang dibayarkan selama ia menjadi
anggota koperasi, simpanan khusus yang terdiri dari simpanan sukarela (dapat diambil kapan saja),
simpanan qurba, dan deposito berjangka.
Selain itu, modal terdiri dari dana cadangan yang diperoleh dari sisa hasil usaha yang
disisihkan dan hibah (pemberian). Sementara modal pinjaman koperasi berasal dari anggota atau
calon anggota koperasi lainnya, bank dan lembaga keuangan bukan bank, serta penerbitan obligasi
dan surat utang.Perangkat organisasi koperasi adalah sebagai berikut :
1.

Rapat anggota yang memiliki wewenang kekuasaan tertinggi dalam koperasi

sekaligus merupakan media penuangan aspirasi bagi anggotanya. Dalam rapat anggota,
segala hal yang berhubungan dengan kebijakan koperasi diputuskan seperti pemilihan,
pengangkatan, dan pemberhentian personalia pengurus dan pengawas.
2.

Pengurus koperasi, diberikan wewenang atas kepemimpinan koperasi dan

bertanggungjawab terhadap rapat anggota.


3.

Pengawas dalam koperasi berfungsi untuk melaksanakan pengawasan terhadap

kualitas kerja pengurus. Pengawas dalam menjalankan tugasnya berhak mendapatkan setiap
informasi maupun laporan pengurus yang bersifat rahasia dan bertanggung jawab kepada
rapat anggota.
Menjadi anggota koperasi memiliki banyak manfaat, di antaranya para anggota akan
mendapatkan pembagian hasil usaha, membeli barang maupun jasa yang dibutuhkan
dengan biaya murah, dan kemudahan untuk menjual hasil produksinya.Selain itu, para
anggota mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan fasilitaskredit dengan proses yang
cepat dan tentunya bunga yang dikenakan lebih rendah karena anggota dalam hal ini berperan
sebagai pemilik modal.Begitu banyak keuntungan yang didapatkan melalui keikutsertaan
koperasi. Selain keuntungan dalam segi ekonomi, para anggota memperoleh keuntungan

12 Ekonomi Koperasi

dalam bidang sosial, yaitu mendapatkan pendidikan dan pelatihan tentang wirausaha.Melalui
badan usaha ini pula, berbagai kegiatan dapat diselenggarakan, di antaranya kegiatan kredit
perumahan, asuransi, jasa kesehatan, dan tunjangan hari tua bagi para anggotanya.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan sebuah istilah yang mengacu pada usaha
berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih maksimal sekitar Rp 200.000.000, belum
termasuk tanah dan bangunan.UKM merupakan salah satu contoh dari badan usaha
perseorangan dimana didirikan dan dimiliki oleh satu orang saja.Menurut Keputusan
Presiden RI No. 99 tahun 1998, UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil
dimana tipe bidang usahanya bersifat heterogen serta perlu dilindungi oleh pemerintah untuk
mencegah persaingan yang tidak sehat.
2.3 Kriteria UKM
Kriteria usaha kecil menengah menurut UU No. 9 tahun 1995, seperti.

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 belum termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000

dimiliki oleh warga negara Indonesia.

Berdiri sendiri dan bukan anak dari suatu perusahaan atau cabang

perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai atau bergabung secara langsung atau tidak
langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

Salah satu contoh dari badan usaha perseorangan yang berbadan hukum maupun

yang tidak berbadan hukum, misal: koperasi.


Kriteria UKM menurut BPS dengan Kementiran Negara Koperasi dan UKM sebagai berikut.

Jika hasil usaha perseorangan berkisar sampai dengan 1.000.000.000, maka usaha

tersebut digolongkan ke dalam usaha kecil.

Jika hasil usaha perseorangan berkisar antara 1.000.000.000 sampai dengan

50.000.000.000, maka usaha tersebut digolongkan ke dalam usaha menengah.


3 jrnis usaha yang dapat dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan laba, seperti.

a.

Usaha manufaktur (manufacturing business) merupakan badan usaha yang aktivitas

usahanya merubah bahan baku menjadi suatu produk yang dapat digunakan oleh masyarakat atau
13 Ekonomi Koperasi

produsen selanjutnya. Contoh: pabrik konveksi yang menghasilkan pakaian maupun pengrajin
bambu yang menghasilkan mebel, hiasan rumah, souvenir dan sebagainya.
b.

Usaha dagang (merchandishing business) merupakan badan usaha yang aktivitas

usahanya langsung menjual barang yang sudah dibeli tanpa melakukan perubahan terlebih
dahulu. Contoh: pusat jajanan tradisional yang menjual berbagai macam jajanan tradisional
maupun took kelontong yang menjual semua jenis barang kebutuhan sehari-hari.
c.

Usaha jasa (sevice business) merupakan usaha yang memberikan jasa atau layanan

kepada konsumen. Contoh: jasa pengiriman barang maupun warnet.


Jika seseorang ingin mendirikan UKM, maka diperlukan diferensiasi bidang usaha yang akan
dilakukan supaya dapat menjadi pusat perhatian dan dikenal oleh konsumen karena memiliki
keunikan tersendiri. Diferensiasi merupakan segala upaya yang dilakukan seseorang maupun
perusahaan untuk menciptakan perbedaan dengan pesaing usaha kita dengan tujuan memberikan nilai
terbaik di mata konsumen.
Berikut yang perlu dipirkan dalam membuat diferensiasi UKM, sebagai berikut :

Konten (what to offer) yaitu kelebihan apa yang dapat ditawarkan pemilik usaha kepada
konsumen untuk membedakan jati diri perusahaan dengan pesaing.

Konteks (how to offer) yaitu bagaimana cara sang pemilik usaha dalam menawarkan kelebihan
usahanya kepada konsumen.

Infrasturktur (enabler) merupakan faktor lain yang mendukung terlaksananya diferensiasi usaha

dengan menunjukkan perbedaan kemampuan tekhnologi, kemampuan sumber daya manusia dan
fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan terhadap pesaing usahanya. Jadi, infrasturktur
merupakan segala sesuatu yang dimiliki suatu perusahaan untuk menciptakan apa yang dapat
ditawarkan dan bagaimana cara pemilik usaha untuk memperkenalkan usahanya kepada
konsumen.
Kita juga harus memperhatikan dua hal dalam melakukan diferensiasi usaha, seperti.

Kreatif dalam menghasilkan segala sesuatu yang unik berhubungan dengan usaha kita.

Positif artinya diferensiasi yang dilakukan harus memberikan atau menambah nilai pada produk
atau layanan yang diberikan kepada konsumen.
Kelebihan dan kekurangan perusahaan perseorangan.

Kelebihan :
Mudah didirikan dan dibubarkan karena sifatnya fleksibel.
14 Ekonomi Koperasi

Seluruh keuntungan dapat dinikmati sendiri karena pemilik berperan sebagai pemilik tunggal.
Jika timbul masalah dalam perusahaan, pemilik dapat cepat mengambil keputusan karena pemilik
tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain.
Kegiatan operasi dan peraturan hukum di badan usaha perseoranga tidak terlalu rumit.
Rahasia perusahaan sangat terjamin karena hanya pemiliknya yang mengetahui tentang masalah
perusahaannya.
Pemilik badan usaha perseorangan harus membayar pajak kepada pemerintah, tapi lebih rendah dari
pajak PT.
Pemilik memiliki kepuasan tersendiri dan dapat bertindak sesukannya karena peranannya sebagai
pemilik tunggal.
Jangka waktu badan usaha tidak terbatas dan sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan.
Biaya organisasi rendah karena membutuhkan sedikit karyawan bahkan si pemilik bisa langsung
terjun ke dalam usahanya.
Manajemen perusahaan relatif fleksibel.
Tidak melalui proses administrasi yang kompleks, hanya sampai pembuatan akte notaris dan surat
keterangan dari kelurahan saja
Kekurangan :

Pemilik tidak dapat membagi kerugiannya kepada pihak lain.


Tanggung jawab pemilik tidak terbatas, artinya pemilik bertanggung jawab terhadap semua beban
dan utang badan usaha dengan jaminan harta benda yang dimiliki perusahaan maupun harta
pribadi jika pemilik tidak mempu membayar utang usaha.
Pemilik badan usaha perseorangan harus menangani semua keputusan meskipun ia tidak memahami
masalah tersebut.
Keuangan badan usaha tergantung pada berapa banyak uang yang dimiliki oleh pemilik badan
usaha, biasanya diperoleh dari harta milik sendiri dan pinjaman dari puhak luar. Terkadang
pinjaman dana dalam jumlah besar dapat menyulitkan pemilik badan usaha.
Kelangsungan badan usaha kurang terjamin, kecuali jika sedini mungkin sudah menyiapkan
penggantinya.
Status hukum perusahaan perseorangan tidak berbentuk badan hukum.apabila pemilik usaha
meninggal dunia atau sedang tidak aktif, maka kegiatan usahanya aka terhenti.
Kemampuan manajerial terbatas.
15 Ekonomi Koperasi

Pemilik wajib memiliki NPWP karena si pemilik menjadi satu kesatuan dengan usahanya.
Bidang usaha yang perlu dipertimbangkan dalam menciptakan suatu usaha kecil menengah

a.

Penasehat. Saat ini, para pengusaha sangat membutuhkan penasehat sebelum

memutuskan untuk melakukan suatu keputusan.Anda bisa menjadi seorang penasehat asalkan
kalian memiliki banyak pengalaman dan pendidikan. Contoh: pengacara, akuntan, perencana
keuangan, jasa konseling dan sebagainya.
b.

Perantara atau sering disebut makelar adalah orang yang dapat membantu seseorang

untuk mencari atau dalam usaha menjual produk dan jasa. Untuk dapat menjadi perantara, tidak
membutuhkan modal yang besar hanya mampu menyebarluaskan kualitas yang kita miliki dalam
menyelesaikan suatu masalah. Biasanya, bagi mereka yang berhasil melakukan publikasi akan
mendapatkan persentase bayaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dari hasil penjualan suatu
produk atau jasa. Contoh: perantara penjualan mobil, perantara penjualan minuman, perantara
real estate dan sebagainya.
c.

Pembangun. Jika kita memiliki keahlian khusus, kita dapat membuka usaha untuk

menyalurkan bakat yang kita miliki atau kita juga dapat mempekerjakan seseorang untuk
membantu kita. Contoh: tukang listrik, tukang ledeng dan sebagainya.
d.

Pencipta merupakan mereka yang memiliki visi tertentu karena diperlukan

kreativitas dan daya imajinasi yang tinggi sehingga mereka mampu mengoperasikan suatu
perusahaan. Contoh: desainer grafis dan pendiri bisnis.
e.

Pemilik adalah seseorang yang memiliki uang lebih untuk menanamkan uangnya

dalam bentuk saham di suatu perusahaan, berinvestasi di perusahaan real estate atau membatu
usaha yang didirikan oleh orang lain yang kita kenal. Untuk menjadi seorang pemilik usaha
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajari usahanya agar menghasilkan
keuntungan yang diinginkan.
f.

Penjual yang handal dibutuhkan dimana saja supaya produk yang dihasilkan suatu

perusahaan dapat laku terjual. Untuk menjadi seorang penjual yang handal, kita dituntut untuk
berkomunikasi dengan baik dengan calon konsumen, pekerja keras dan ulet.

16 Ekonomi Koperasi

2.4 Evaluasi UKM


Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memperkuat basis usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) rupanya cukup berhasil.Salah satu buktinya, cukup banyak pengusaha yang kini
naik kelas. Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa, hasil evaluasi penyaluran KUR
menunjukkan, sebagian pengusaha kelas mikro dan kecil, kini sudah naik kelas menjadi pengusaha
kelas menengah. Menurut Hatta, 400 ribu pengusaha itu bisa naik kelas menjadi pengusaha kelas
menengah setelah mendapat kucuran pendanaan Rp 2 triliun dari program KUR. merupakan contoh
sukses program KUR. Pengusaha tersebut akan terus dibina, sehingga nanti bisa mengakses kredit
perbankan. Pemerintah sepakat untuk menghubungkan sektor UMKM yang menjadi binaan
Kementerian dengan perbankan.Sehingga, nanti masing-masing Kementerian bisa memberikan daftar
pengusaha UMKM binaannya yang potensial kepada perbankan sebagai penyalur KUR maupun
kredit biasa. Terkait KUR, pemerintah optimistis penyalurannya akan berjalan lancar, bahkan bakal
melampaui target Rp 13,1 triliun. Hatta optimis, revisi kebijakan penyaluran KUR seperti
mempermudah penyaluran, meniadakan jaminan tambahan, hingga meniadakan pengecekan ulang
dari Bank Indonesia (BI), akan mampu mendongkrak penyaluran KUR. Dan akses akan diperluas
hingga ke BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang tahun ini akan menyalurkan Rp 2 triliun.Menurut
Menteri Koperasi dan UKM Syarifudin Hasan, hingga akhir Juni lalu, dari target Rp 6,5 triliun, kini
realisasi penyaluran KUR sudah mencapai Rp 5,1 triliun. Bagaimana dengan kredit macet atau non
performing loan (NPL) KUR? Menurut Syarifudin, angkanya relatif rendah, yakni sekitar 3 persen.
Bahkan, lanjut dia, ada bank penyalur yang NPL KUR nya hanya 1,2 persen. Sementara itu, menurut
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar, pihaknya akan terus mendorong
bank-bank BUMN untuk mempercepat penyaluran KUR. Sebab, dari target penyaluran Rp 18 triliun,
sekitar Rp 15,8 triliun diantaranya dicover oleh bank pelat merah. Oleh karena itu pihaknya akan
terus memompa perbankan BUMN. Ini sangat penting, sebab KUR merupakan salah satu penopang
perekonomian.

17 Ekonomi Koperasi

2.5 Contoh UKM

Salah satu usaha yang terbukti menjanjikan adalah di bidang otomotif, Selain dapat
menyalurkan hobi anda, usaha di bidang otomotif juga dapat memberikan keuntungan yang besar
bagi anda, KING AUTO INTERIOR (KAI) adalah salah satu usaha franchise / waralaba yang
bergerak di bidang otomotif. Satu konsep franchise yang menawarkan system One Stop Shopping.
Karena di KAI, kebutuhan vital dari mobil anda dapat dipenuhi. Mulai dari cover jok, kaca film,
audio& aksesoris lainnya.
KAI menawarkan sistem usaha dengan keunggulan :
1. konsep usaha di bidang otomotif yang berbeda dengan yang lainnya
2. Investasi terjangkau
3.Keuntungan tinggi
4.ROI dalam 12 bulan
5.Bisnis yang telah terbukti menguntungkan
6. Memberi support marketing, produksi dan management
7. Dukungan promosi secara global di seluruh wilayah (NationAdvertising)
8. Tidak membutuhkan banyak karyawan
9.Pembatasan jumlah outlet per wilayah
10. Pemegang Brand terkenal :
Cover jok : Autoleder, MBtech, DLO, Garson, Nappa, GMATT, LMATT
Kaca Film : Llumar Window Film, King Auto Film
Audio : Kenwood, Pioneer, Alpine, SoundStream, JBL dll.
Aksesoris : California Scents (Distributor Nasional), Packy Poda (Distributor
Jawa Barat), HID dll
Prestasi KING AUTO INTERIOR :
The Best Cars Interior : Auto Black Through Contest
The Best Cars Interior : Accelera Auto Contest
Rekor MURI : Pemrakarsa Mobil Berlapis Jeans
Rekor MURI : Pemrakarsa Jok Mobil Terbesar
The Best Franchise in Marketing : Asosiasi Franchise Indonesia &
Info Franchise Magazine
Top 5 Best Franchise : Asosiasi Franchise Indonesia & Info
Franchise Magazine

18 Ekonomi Koperasi

Pengusaha Berprestasi 2009 : Menteri Perindustrian


Pengusaha Berprestasi 2009 : Menteri Koperasi & UKM
Pengusaha Berprestasi 2009 : Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi
Raja Bisnis Waralaba Interior Mobil Pertama dan Satu Satunya di Indonesia : Swa Magazine.

2.6 Ukm sebagai ujung tombak perekonomian di Banjarnegara Jawa Tengah


2.6.1 UKM Batik Gumelem
Memakai batik bukan hanya sebagai kelengkapan sandang dan fashion, namun juga memakai
sebuah karya seni.Begitulah seharusnya agar kita menjadi lebih bangga memakai karya warisan
nenek moyang bangsa ini.Kita mengenal berbagai macam batik dan mungkin Anda juga sudah
mengoleksinya.Ada batik Solo, Jogja, Pekalongan atau bahkan Madura yang sudah sangat
familiar. Tapi pernahkah Anda mendengar batik Gumelem?.
Di Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Desa Gumelem Wetan dan
Gumelem Kulon Kecamatan Susukan terdapat sentra kerajinan batik. Inilah kenapa dikenal
dengan nama Batik Gumelem. Gumelem berjarak sekitar 40 KM ke arah barat daya dari ibukota
Kabupaten Banjarnegara.Di sini terdapat puluhan industri rumahan yang tergabung dalam
komunitas Usaha Kecil dan Menengah (UKM) produk kerajinan batik tulis Banjarnegara atau
Batik Gumelem.
Untuk mencapai kawasan sentra batik ini bisa juga ditempuh lewat Kabupaten Banyumas,
tepatnya di pinggir jalan raya Susukan.Di situ terpampang gapura besar bertuliskan Sentra Batik
Gumelem Banjarnegara.Anda bisa mengunjungi gerai-gerai kecil yang menyatu dengan rumah
warga.Di ruang tamu biasanya para pengrajin memajang koleksi kain batiknya maupun yang
sudah berbentuk pakaian jadi. Selain berburu batik, tentunya Anda juga bisa melihat proses
pembuatan batik secara langsung. Hitung-hitung bisa sekaligus berwisata di samping berburu
batik.
Seperti halnya di daerah lain di Jawa yaitu Jogja, Solo dan Pekalongan, batik tulis memiliki
corak khasnya masing-masing, yang kurang bisa dibedakan oleh orang awam seperti saya.Batik
Gumelem memiliki corak khas yaituudan liris dan rujak senthe yang diproduksi secara turun
temurun oleh warga setempat.Ciri khas lainnya dari Batik Gumelem adalah warnanya yang

19 Ekonomi Koperasi

didominasi oleh warna coklat, hitam dan kuning serta bermotif bunga-bunga.Meskipun dengan
berkembangnya industri tekstil, kini lebih memiliki bermacam-macam warna.
Proses pembuatan Batik Gumelem melalui beberapa tahapan. Dengan menggunakan kain katun
maupun sunforis, pertama-tama dibuat desain sesuai corak yang diinginkan.Kemudian dibatik
mengikuti

corak

dengan

menggunakan

malam

yang

sudah

dipanaskan.Selanjutnya,

kain dicolet menggunakan warna merah, kuning atau warna lainnya. Setelah kering, kemudian
warna hasil coletan tadi ditutup menggunakan malam untuk menyimpan warna pada saat proses
pencelupan. Proses pencelupan ini bertujuan untuk mendapatkan warna lain pada satu kain.
Setelah itu didiamkan, untuk kemudian dilorod dengan air mendidih yang dicampur aci atau
tapioka untuk menghilangkan malam yang menempel pada kain. Kemudian batik dijemur dan
setelah kering baru disetrika atau dipress.
Pemasaran Batik Gumelem ini memang belum seluas batik lainnya, masih sebatas untuk
konsumsi masyarakat lokal.Namun bukan berarti tidak ada upaya untuk terus mengembangkan
dan mendukung industri kecil rumahan sekaligus melestarikan warisan budaya lokal.Seperti
halnya Pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang mewajibkan pemakaian batik pada hari-hari
tertentu.Termasuk dalam acara-acara budaya di Kabupaten Banjarnegara.
Salah satunya adalah Ibu Mirah yang memulai usahanya dari tahun 2007, pernah mendapat
pesanan seragam batik untuk acara Festival Sungai Serayu beberapa waktu yang lalu.Dengan
mempekerjakan beberapa pembatik yang juga merupakan tetangganya, dia berusaha memenuhi
pesanan para pelanggannya. Mulai dari seragam sekolah, seragam kantor maupun seragam acaraacara khusus. Untuk satu kain batik kombinasi (proses cetak dan tulis) dibanderol dengan harga
berkisar 70 ribu sampai 90 ribu rupiah , sedangkan untuk yang 100 persen tulis harganya bisa
mencapai 200 ribu rupiah. Tentunya bukan harga yang mahal untuk sebuah karya seni.
Jadi bagi Anda yang berkesempatan melewati daerah Banjarnegara dan sekitarnya, tidak ada
salahnya

untuk

mengunjungi

sentra

kerajinan

Batik

Gumelem.Selain

mendukung

berkembangnya industri lokal dalam negeri, juga mendukung meningkatnya perekonomian dan
industri kecil di pedesaan. Keep exploring!

20 Ekonomi Koperasi

2.6.2 Keramik
Kerajinan keramik di Kabupaten Banjarnegara mempunyai nilai seni tinggi dengan hiasan yang
memadukan unsur-unsur tradisional dan modern dengan daya tarik yang khas sesuai dengan
perkembangan masyarakat saat ini.
PENGERTIAN istilah "keramik" dalam buku "Dictionary of Art" tulisan Bernard. S. Myers
(1969), dikatakan berasal dari bahasa Yunani kuno keramos yang berarti tanah liat. Ditelusuri
lebih jauh, sebenarnya kata keramos itu adalah nama salah satu Dewa Yunani. "Encyclopedia of
The Art" menjelaskan bahwa dalam mitologi Yunani, Keramos merupakan dewa pelindung dari
para pembuat kerajinan tanah liat atau keramik.Keramos adalah putra dari Dewa Baccus dan
Dewi Ariadne.Dalam hal ini, gerabah termasuk dalam pengertian keramik jenis bakaran rendah
(di bawah suhu 1000C, sekitar 350-500C) disebut juga earthenware atau aardewerk atau
terracotta, dimana struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar, berpori-pori dan merupakan
kualitas paling rendah.
Bambang Prasetyo, K. dalam bukunya Keramik Sebagai Media Ekspresi (1974:2),
mengemukakan keramik adalah segala benda hasil pembentukan, pengeringan, kemudian
pembakaran dari lempung, sehingga sifatnya yang semula lunak dan plastis berubah menjadi
keras, sedangkan menurut Mashudi dalam bukunya Potensi Sentra Keramik Plered-Purwakarta
(1986:1), keramik adalah barang-barang yang sudah dibuat dari tanah liat yang bermutu baik dan
sudah menjalani proses pembentukan dan pengglasiran serta dibakar dengan suhu tinggi.
Kabupaten Banjarnegara terkenal dengan hasil kerajinan keramik.Sentra kerajinan keramik
Banjarnegara terletak di desa Klampok kecamatan Purwareja Klampok, sekitar 30 km dari
ibukota Banjarnegara ke arah barat menuju Purbalingga, Banyumas, dan Purwokerto. Hasil
kerajinan keramik dari Kabupaten Banjarnegara diantaranya: guci, vas, tempat payung, patung
binatang, souvenir, dan lain sebagainya. Dari berbagai macam hasil kerajinan keramik tersebut,
dapat dihasilkan dari beberapa teknik pembuatan keramik, diantaranya adalah keramik glazur,
keramik terracotta, dan keramik cat.
Jenis-jenis keramik yang diproduksi antara lain :
a. Keramik glazur
Keramik glazur adalah jenis keramik yang paling banyak di pasaran untuk aplikasi lantai,
dinding, maupun kerajinan keramik hias.Lapisan glazur di aplikasikan dengan
temperature tinggi sehingga menyatu dengan badan keramik.Lapisan ini lah yang
membuat motif desain dan tekstur keramik. Lapisan glazur membuat keramik tahan air,
tahan api dan mudah dibersihkan karena sangat padat dan tidak berpori.

21 Ekonomi Koperasi

b. Keramik Terracotta

Istilah terracotta atau terakota berasal dari akar kata terra-cotta (bahasa Itali) yaitu produk dari
pembakaran tanah liat sehingga berwarna merah kecoklatan, kadang-kadang dilapisi kilap dan
berwarna. Dengan kata lain, keramik terracotta adalah keramik hasil dari pembakaran tanah liat
dengan warna hasilnya merah bata (warna tanah liat dibakar).
c. Keramik Cat

Keramik cat adalah teknik pembuatan keramik dengan melapisi hasil kerajinan gerabah dengan
cat dan biasanya hasilnya tidak begitu mengkilap seperti hasil kerajinan tanah liat yang dilapisi
dengan glazur.

Lokasi : Desa Purworejo Klampok Banjarnegara,30 KM arah barat Ibu kota Kabupaten
Banjarnegara
Spesifikasi Produk : Terbuat dari tanah liat melalui proses pembakaran
Dikerjakan Dengan Tangan (Hand mide)
Mempunyai sentuhan seni
22 Ekonomi Koperasi

Faktor pendukung :
Kerajinan keramik Banjarnegara dapat bertahan sampai saat ini karena adanya ketersediaan
bahan baku yang memadai, yaitu tanah liat yang berkualitas baik, sehingga mempunyai
keunggulan kompetitif. Selain ketersediaan bahan baku, didukung pula dengan sumber daya
manusia. Keahlian pengolahan keramik Banjarnegara didapat oleh masyarakat di sentra
23ndustry keramik Klampok dari warisan nenek moyang secara turun-temurun. Sarana dan
prasarana dari tempat sumber bahan baku hingga tempat pengolahan juga sudah cukup baik.
Dengan bertambahnya penduduk, maka hasil kerajinan keramik akan terserap oleh pasar. Namun
perlu diperhatikan juga selera pasar yang terus berubah-ubah, maka pengrajin dituntut untuk
mampu meningkatkan daya kreativitas mereka yang ditunjukkan pada hasil karya keramik yang
dibuatnya.
2.6.3 Kerajinan Kayu

Lokasi

Spesifikasi Produk

Faktor pendukung

23 Ekonomi Koperasi

Desa Medayu, Kecamatan Wanadadi, dan


Desa Peseh, Kecamatan Banjarmangu

Terbuat dari kayu keras


Dikerjakan dengan mesin/tangan(Hand mide)
Untuk Tempat menaruh Guci Air minum
Kebutuhan Rumah Tangga, Restoran, Kantor

Potensi bahan baku kayu tersedia


Teknologi sangat sederhana

a. Kerajinan Bambu
Jenis produk

: Kerajinan bambu merupakan salah satu hasil


kerajinan tangan yang dihasilkan oleh para pengrajin
bambu di wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Kerajinan bambu yang dihasilkan para pengrajin
bambu di Kabupaten Banjarnegara antara lain adalah
tempat nasi (bakul nasi), nampan, tempat koran,
penyekat ruangan, tampah, tudung saji, sapu, mebeler,
tempat lampu hias, tempat sayuran, caping, topi,
kaligrafi, anyaman hias, dan lain sebagainya.
Sentra kerajinan bambu di Kabupaten Banjarnegara
terletakdi kecamatan Sigaluh dan kecamatan
Mandiraja.
Aktivitas masyarakat Desa Kertayasa Kecamatan
Mandiraja, dan beberapa desa di Kecamatan Rakit
dan Sigaluh adalah membuat kerajinan bambu berupa
alat-alat rumah tangga misalnya tempat sayur, caping,
tempat nasi, tempat koran tudung saji, topi, kap lampu
dan lain-lain.Walaupun pekerjaan ini merupakan
pekerjaan sambilan dari pekerjaan pokoknya sebagai
petani/buruh namun bisa menciptakan karya yang
termasuk salah satu
produk unggulan daerah.Kendala yang dihadapi
pengrajin adalah kurangnya permodalan untuk
mencukupi kebutuhan pesanan.

b. Sapu Shorghum.
Sapu Shorghum adalah sapu lantai dengan kualitas export yang dihasilkan oleh pengrajin dari
Kecamatan Pandanarum. Industri rumah tangga ini sudah bisa memenuhi permintaan dari PT
FREE PORT Indonesia di Provinsi Papua untuk di export ke Negara Jepang. Kendala yang
dihadapi adalah keterbatasan bahan baku sapu shorghum.
c. Kerajinan Bordir.
Kerajinan bordir saat ini semakin pesat perkembangannya, produk yang dihasilkanpun semakin
bervariasi antara lain berupa busana muslim, baju koko,sepreai, sarung bantal, taplak meja,
atribut, topi, kaligrafi Al Quran dll. Di Kabupaten Banjarnegara jumlah unit usaha kerajinan
bordir sebanyak 18 unit dengan menyerap tenaga kerja 196 orang dengan kapasitas produksi
216.000 potong/tahun. Yang diharapkan pengusaha bordir saat ini adalah penambahan modal
usaha untuk peningkatan ketrampilan tenaga kerja dan pengembangan pemasaran yang lebih
luas.
24 Ekonomi Koperasi

d. Kerajinan dari bahan baku kerang.


Masyarakat di Kecamatan Susukan memproduksi kerajinan dengan bahan baku kulit kerang
yang dibuat berbagai jenis barang dalam bentuk dan Kerajinan yang mempunyai nilai seni
tinggi ini sangat diminati oleh masyarakat dan juga wisatawan sebagai souvenir.Pengrajin bambu
tersebut masih merupakan pekerjaan sambilan untuk mengisi waktu luang bagi masyarakat yang
kebanyakna sebagai petani/buruh. Untuk mengembangkan usaha kerajinan ini dibutuhkan
tambahan modal dari pengusaha dan selanjutnya bisa menampung hasil kerajinan tersebut

2.6.4 Dawet Ayu


Dawet ayu merupakan minuman asli khas Banjarnegara. Saat ini dawet ayu Banjarnegara mudah
ditemukan di berbagai kota. Perpaduan yang tepat antara cendol beraroma pandan, santan yang
dipadu dengan gula aren dan durian merupakan cita rasa khas Dawet Ayu.Konon bagi yang
meminumnya akan serasa sepuluh tahun lebih muda dan menjadi Ayu.
Jenis produk : Dawet Ayu

Lokasi : Se-Kabupaten Banjarnegara


Spesifikasi Produk : Terbuat dari Cendol Tepung beras,gula aren, gula Kelapa,santan
Kadang di kombinasi dengan nangka, cendol biasanya berwarna Hijau.

25 Ekonomi Koperasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas
dasar prinsip-prinsip Koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya
yang rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh
anggotanya.Koperasi bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih
baik dibandingkan sebelum bergabung dengan Koperasi.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan sebuah istilah yang mengacu pada usaha
berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih maksimal sekitar Rp 200.000.000, belum termasuk
tanah dan bangunan.UKM merupakan salah satu contoh dari badan usaha perseorangan dimana
didirikan dan dimiliki oleh satu orang saja.

3.2. Saran
1.

Bagi penyusun, hasil Makalah ini dapat dijadikan Acuan untuk memperbaiki perekonomian
menjadi lebih baik.

2.

Bagi pembaca, diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai informasi dan
dapat menambah referensi khasanah ilmu pengetahuan.

26 Ekonomi Koperasi

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengahberandaukm.blogspot.com
http://www.dokterbisnis.net/2009/12/02/pentingnya-diferensiasi-bagi-produk-atau-jasa
bahkan-bagi-perusahaan-anda/
Adji. Wahyu, Ekonomi untuk 3 SMA, jilid 3, Jakarta: Erlangga, 2007
http://www.dokterbisnis.net/2009/12/01/tipe-bisnis-apa-yang-cocok-buat-anda/
http://berkoperasi.blogspot.com/
http://io.ppijepang.org/cetak.php?id=17
http://manajemen-koperasi.blogspot.com/2008_08_24_archive.html
http://www.anneahira.com/dinas-koperasi.htm
http://www.addthis.com/bookmark.php?v=20
http://komunitas.bisnisukm.com/groups/usaha-waralaba/forum/topic/bisnis-otomotif-yangmenguntungkan/

27 Ekonomi Koperasi

anda-

Anda mungkin juga menyukai