Anda di halaman 1dari 35

Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya

keterampilan Bertanya
Menurut Udin S. Winataputra (2005: 7.5) keterampilan
bertanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu
keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
Adapun rincian keterampilan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan bertanya dasar
keterampilan bertanya dasar terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut:
a. pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas
sehingga mudah dipahami oleh para siswa. pertanyaan yang
demikian dapat dibuat dengan menggunakan struktur kalimat
yang sederhana serta kata-kata yang sudah dikenal oleh para
siswa . coba bandingkan kedua pertanyaan berikut
1) apa yang menyebabkan sehingga banyak siswa jika diberi
kesempatan bertanya tidak menggunakannya?
2) mengapa banyak siswa tidak menggunakan kesempatan
bertanya?
pertanyaan yang kedua jauh lebih jelas dan singkat daripada
pertanyaan yang pertama.
b. Pemberian acuan
sebuah pertanyaan hanya dapat dijawab jika yang ditanya
mengetahui informasi yang berkaitan dengan pertanyaan
tersebut. oleh karena itu, sebelum bertanya guru perlu
memberi acuan berupa informasi yang perlu diketahui siswa.
siswa akan mengolah informasi yang diberikan sehingga
dapat
menjawab
pertanyaan
guru.
c.
pemusatan
pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan
pertanyaan sempit. pertanyaan luas menuntut jawaban yang

umum dan cukup luas sedangkan pertanyaan sempit menuntut


jawaban yang cukup spesifik. pertanyaan yang sempit
menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal khusus dan
perlu didalami. oleh karena itu pertanyaan luas hendaknya
selalu diikuti oleh pemusatan yaitu yang memfokuskan
perhatian
siswa
pada
inti
masalah
tertentu.
perhatikan
contoh
dibawah:
1) sebutkan barang-barang yang biasanya dijual di sebuah
supermarket.
2) diantara barang-barang yang dijual diSupermarket, mana
yang paling banyak menjadi perhatian kaum remaja?
pertanyaan pertama bersifat lebih luas (semua barang yang
dijual di supermarket) sedangkan pertanyaan kedua sudah
terpusat yaitu hanya menanyakan barang yang paling menarik
perhatian
kaum
remaja.
d.
Pemindahan
giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan , lebih-lebih pertanyaan yang
cukup kompleks tidak dapat dijawab secara tuntas oleh
seorang siswa. dalam hal ini guru perlu memberikan
kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan
giliran yang artinya setelah siswa pertama menjawab, guru
meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut kemudian
meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya. cara seperti ini
dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban
yang diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antar
siswa.
contoh:
guru: "bagaimana pendapat anda mengenai penyelenggaraan
lomba
karya
ilmiah
tahun
ini?"
siswa:
"sangat
baik"
guru: "siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?"
siswa: "ya, baik karena pengumuman persyaratannya cukup

jelas
".
guru:
ada
yang
lain
lagi?
siswa:
pengumuman
juga
datang
tepat
waktu.
guru: bagaimana dari segi mutu karya yang menang?
siswa:
saya
rasa
jurinya
cukup
pintar.
guru:
mengapa
anda
berpendapat
seperti
itu?
siswa: karena karya yang menang memang hebat.
guru:
bagaimana
pendapat
yang
lain?
siswa: saya setuju pak, saya kagum akan karya yang menang
tersebut.
dari contoh tersebut dapat diliha bahwa stu pertanyaan yang
kompleks dapat dijawab oleh beberapa orang siswa yang
saling melengkapi jawaban atau saling memberi komentar.
teknik pemindahan giliran yang diterapkan secara baik akan
mampu meningkatkan perhatian dan partisipasi siswa.
e.
Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan guru. kalau mungkin,
semua siswa di dalam kelas mendapat giliran yang merata
untuk menjawab pertanyaan. teknik penyebaran perlu
diperhatikan guru terutama bagi guru yang biasa mengajukan
pertanyaan kepada siswa tertentu. ada kalanya guru
melupakan siswa yang duduk di deretan belakang sehingga
aman
dari
kejaran
pertanyaan
guru.
sama halnya dengan pemindahan giliran, tujuan penyebaran
pertanyaan adalah untuk meningkatkan perhatian dan
partisipasi siswa. bedanya, pada pemindahan giliran, satu
pertanyaan yang kompleks dijawab secara bergilir oleh
beberapa orang siswa sedangkan pada penyebaran beberapa
pertanyaan yang berbeda ditujukan kepada siswa yang
berbeda untuk menjawabnya. agar tujuan penyebaran dapat
tercapai secara efektif, guru hendaknya menyebarkan

pertanyaan secara acak sehingga semua siswa siap untuk


mendapat
giliran.
f.
pemberian
waktu
berpikir
Untuk menjawab satau pertanyaan, seseorang memerlukan
waktu untuk berpikir. semikian juga seorang siswa yang harus
menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu memikirkan
jawaban pertanyaan tersebut. oleh karena itu, setelah
mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa
saat ssebelum meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawabnya. kebiasaan guru yang menunjuk siswa lebih
dahulu sebelum pertanyaan itu diajukan tidak dapat
dibenarkan sebab tidak memberikan waktu untuk berpikir dan
siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan guru.
g.
pemberian
tuntunan
kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat
dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban
yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. dalam hal ini
guru tidak boleh diam dan menunggu sampai siswa
memberikan jawaban. guru harus memberikan tuntunan yang
memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan
jawaban yang diharapkan. tuntunan tersebut dapat diberikan
antara
lain
sebagai
berikut:
1) Memparafrase yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan
dengan cara lain yang lebih mudah dan sederhana sehingga
dapat
dipahami
oleh
siswa.
contoh:
guru bertanya:''jelaskan pengaruh jarak antara dua magnet
terhadap
besar
gaya
magnet
yang
terjadi?"
ketika siswa diam, guru mengungkapkan kembali pertanyaan
tersebut
dengan
:
"Jika dua magnet didekatkan, apa yang akan terjadi?"

2)Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang


dapat
menuntun
siswa
menemukan
jawabannya.
contoh:
Guru:"Apakah
air
mengandung
udara?"
ketika tidak ada siswa yang menjawab, guru mengajukan
pertanyaan
berikut
secara
berurutan.
a)apakah
ikan
bernafas?(jawabannya,
ya)
b)bila ikan bernafas, apakah ia memerlukan udara?
3) Mengulangi penjelasan atau informasi sebelumnya yang
berkaitan
dengan
pertanyaan
yang
diajukan.
contoh:
Guru:"bagaimana situasi pendidikan di negara yang dijajah
oleh
bangsa
lain?"
ketika tidak ada yang menjawab, guru berkata:
"ingat kembali situasi pendidikan di indonesia ketika belanda
masih menjajah negara kita. barangkali anda masih ingat,
siapa
saja
yang
boleh
bersekolah?
demikian juga tentang mata pelajaran, berkaitan dengan
kepentingan belanda. nah sekarang coba gambarkan situasi
pendidikan di negara yang masih dijajah oleh bangsa lain".
2.
Keterampilan
bertanya
lanjut
sesuai dengan namanya, penguasaan atas keterampilan
bertanya
lanjut
dibentuk
berdasarkan
penguasaan
keterampilan bertanya dasar. ini berarti bahwa ketika
menerapkan keterampilan bertanya lanjut, guru juga
menerapkan keterampilan bertanya dasar. komponen
keterampilan
bertanya
lanjut
terdiri
atas:
a. pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diajukan guru mengundang siswa untuk
berpikir. berpikir merupakan proses mental yang terjadi dalam
diri seseorang. kualitas proses mental yang terjadi dalam diri

siswa ketika memikirkan jawaban dari pertanyaan guru


tergantung dari kualitas pertanyaan guru. jika guru hanya
mengajukan pertanyaan yang sifatnya ingatan seperti hanya
mengatakan: apa, siapa, dimana atau berapa maka proses
mental yang terjadi dalam diri siswa rendah karena siswa
tidak perlu berpikir tetapi hanya mengingat. tetapi jika guru
mengajukan pertanyaan mengapa, bagaimana pendapatmu,
jelaskan terjadinya dan sejenisnya, siswa akan berpikir keras
sehingga menuntut terjadinya proses mental tingkat tinggi.
sehubungan dengan hal tersebut, guru hendaknya berusaha
mengajukan pertanyaan yang tergolong pada tingkat kognitif
tinggi dari taksonomi Bloom. dengan demikian guru
diharapkan mengajukan pertanyaan yang bersifat pemahaman,
aplikasi (penerapan), analisis, sintesis, dan evaluasi.
pertanyaan yang bersifat ingatan hendaknya dibatasi sesuai
dengan
sifat
materi
dan
karakteristik
siswa.
b.
pengaturan
urutan
pertanyaan
agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang dengan
baik dan wajar, guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan
yang diajukan. pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya
dimantapkan kemudian beralih ke tingkat pertanyaan yang
lebih tinggi. karena itu, tidak dapat dibenarkan jika guru
sudah mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk
melakukan analisis padahal siswa belum mampu menjawab
pertanyaan yang bersifat pemahaman. urutan pertanyaan yang
tidak teratur (misalnya dari tinggi ke rendah, tinggi lagi
kemudian tingkat sedang) hanya akan membingungkan siswa
dan dapat menghambat perkembangan kemampuan berpikir
siswa.
c.
penggunaan
pertanyaan
pelacak
jika guru mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan jawaban
yang dibrikan oleh siwa dianggap benar tetapi masih dapat

dilengkapi, guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang


dapat membimbing siswa untuk mengembangkan jawaban
yang diberikan. teknik pertanyaan pelacak yang dapat
digunakan oleh guru antara lain sebagai berikut:
1)
meminta
klarifikasi
teknik ini dipakai oleh guru jika jawaban siswa kurang jelas
atau
diungkapkan
dengan
kalimat
yang
kabur.
contoh kalimat pelacak yang meminta klarifikasi:
a) dapatkah anda menjelaskan apa yang anda maksud
dengan....?
b) coba ulangi jawaban anda dengan kata-kata lain.
c) coba rangkum apa yang anda jelaskan tadi.
2)
Meminta
siswa
memberi
alasan
teknik ini dapat digunakan jika guru menginginkan siswa
memberikan bukti-bukti dari pendapat atau pandangan yang
diberikannya sebagai jawaban atas pertanyaan guru.
contoh:
a) dapatkah anda memberi alasan mengapa anda berpendapat
seperti
itu?
b) coba berikan bukti-bukti akan kebenaran pendapat anda itu.
c) coba jelaskan, bagaimana anda sampai pada kesimpulan
seperti
itu.
3)
Meminta
kesepakatan
pandangan
siswa
jika guru meminta pandangan siswa tentang suatu masalah
dan seorang siswa sudah menyatakan pendapatnya, untuk
mendapatkan kesepakatan dan kebenaran akan pendapat
tersebut, guru dapat meminta pendapat siswa lain.
contoh:
a) siapa yang setuju dengan pendapat itu? beri alasan!
b) ada yang tak setuju dengan pendapat tadi? Apa alasan
Anda!
c) Bagaimana pendapat anda terhadap pendapat yang diajukan

tadi?
4)
Meminta
ketepatan
jawaban
Teknik ini dapat digunakan guru jika jawaban yang diberikan
oleh siswa kurang tepat atau kurang sempurna. pertanyaan
pelacak yang diberikan guru diharapkan dapat menuntun
siswa melengkapi atau memperbaiki jawaban yang diberikan
tanpa
membuat
siswa
menjadi
malu.
contoh:
Guru: faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
banjir?
siswa:
Hujan
besar,
Pak.
Guru:
Apa
hanya
hujan?
Siswa: Masih ada yang lain yaitu saluran air yang tidak
lancar,...
Guru:
Bagaimana
dengan
kondisi
tanah?
Siswa: Oh ya, tanah yang gundul juga menyebabkan banjir.
Guru:
Mengapa?
Siswa: Karena tanah yang gundul tidak dapat menyerap air
dan longsor hingga tanah dapat menutup saluran air.
5)
meminta
jawaban
yang
lebih
relevan
jika siswa memberikan jawaban yang kurang relevan dengan
pertanyaan guru, guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak.
tujuan pertanyaan pelacak dalam kaitan ini adalah
menyadarkan siswa akan ketidakrelevanan jawabannya serta
menuntun siswa untuk memberikan jawaban yang lebih
relevan.
contoh:
Guru: (setelah menjelaskan tentang zat-zat makanan yang
diperlukan tubuh), Apa yang terjadi jika seseorang terlalu
banyak makan daging dan tidak pernah makan sayur?
Siswa: harga daging akan naik dan harga sayur akan turun.

Guru: apa hubungannya jawaban anda tersebut dengan zat-zat


yang
dibutuhkan
oleh
tubuh?
6)meminta
contoh
Teknik ini hampir sama dengan teknik meminta siswa
memberikan alasan yaitu jika siswa memberikan jawaban
yang samar-samar atau terlalu luas, guru dapat mengajukan
pertanyaan pelacak untuk meminta siswa memberikan
ilustrasi
atau
contoh
konkret
jawabannya.
contoh
1.
Guru: Bagaimana hubungan antara makanan yang bergizi
dengan
kesehatan?
Siswa: Makanan yang bergizi dan kesehatan mempunyai
hubungan
yang
positif.
Guru: Coba brikan contoh sesuai dengan jawaban anda.
contoh
2.
Guru:
Coba
jelaskan
arti
kata
sensitif?
Siswa: Sensitif artinya mempunyai perasaan yang halus.
Guru: coba berikan satu ilustrasi dari jawaban anda.
7)
meminta
jawaban
yang
lebih
kompleks
jika guru menganggap jawaban siswa masih dapat
dikembangkan menjadi jawaban yang lebih kompleks, guru
dapat
mengajukan
pertanyaan
pelacak.
Contoh:
a)
coba
perluas
jawaban
anda
b) coba berikan ide-ide lain yang berkaitan dengan masalah
tersebut.
dari contoh-contoh yang diberikan dapat disimak bahwa pada
umumnya pertanyaan pelacak bertujuan untuk membimbing
siswa berpikir lebih kritis dalam mengembangkan

jawabannya.
d.
peningkatan
terjadinya
interaksi
meningkatkan interaksi merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa secara
maksimal. dalam kaitan dengan keterampilan bertanya lanjut,
peningkatan terjadinya interaksi ini dapat dilakukan dengan
cara-cara
sebagai
berikut:
1) menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya
dijawab oleh seorang siswa, sebagai gantinya siswa diminta
mendiskusikan jawaban pertanyaan tersebut dalam pasangan
atau
kelompok
kecil.
2) mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga
guru bukan satu-satunya orang yang bertanya dalam kelas.
3) jika siswa mengajukan pertanyaan, berikan kesempatan
kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut
sehingga
terjadi
interaksi
antar
siswa.
dengan cara tersebut, partisipasi siswa dalam kelas dapat
ditingkatkan.

KDM : 2. Keterampilan bertanya.


Keterampilan bertanya.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting sebab pertanyan yang
tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan :

Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.


Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang
dibicarakan.
Mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan sebab
berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
Menuntun proses siswa sebab pertanyaan yang baik membantu jawaban yang baik.
Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaian pertanyaan adalah :

Kejelasan dan kaitan pertanyaan.


Harap diusahakan agar pertanyaan yang dikemukakan jelas maksudnya serta nampak benar
kaitannya antara jalan pikiran satu dengan yang lainnya dan usahakan tidak diselingi oleh
kata kata sisipan yang bersifat mengganggu.

Kecepatan dan selang waktu.


Pembagian dan penunjukan.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa agar diperhatikan sistem distribusinya yaitu
usahakan agar pertanyaan didistribusikan secara merata ke seluruh siswa.
Teknik bertanya :
Teknik menunggu (memberi waktu yang cukup bagi siswa untuk berfikir).
Memberikan waktu sejenak 1 5 detik kepada siswa untuk berfikir dalam rangka untuk
menemukan jawaban. Pemberian waktu untuk memberikan kesempatan berfikir pada siswa
ada efek positifnya, misalnya :

Siswa dapat memberikan jawaban yang lebih panjang dan lengkap.


Jawaban siswa lebih analitis dan kreatif.
Siswa akan merasa lebih yakin akan jawabannya.
Partisipasi siswa meningkat.

Teknik reinforcement.
Pemakaian yang tepat teknik ini akan menimbulkan sikap yang positif bagi siswa serta
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga memungkinkan
pencapaian prestasi yang tinggi.
Teknik menuntun dan menggali (prompting and probing).

Prompting and probing question dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas jawaban siswa. Probing question ialah pertanyaan yang bersifat
menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut.

KETERAMPILAN BERTANYA GURU


MENDUKUNG KEBERHASILAN BELAJAR SISWA
Oleh : Nani Hasanah,S.Pd .SD
(KKG Gugus Tampomas)

Peningkatan mutu pendidikan terkait erat dengan semua pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan yaitu, kurikulum, guru, dan siswa ,apabila guru kurang memiliki kompetensi dari
yang diharapkan serta tidak adanya keinginan untuk meningkatkan kompetensinya maka
siswa didiknyapun akan jauh dariyang diharapkan.
Usaha Pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia serta
peningkatan kompetensi dan kinerja guru, melaksanakan program kegiatan KKG BERMUTU
(Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading ) yang
diharapkan nantinya akan mampu meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Salah satu materi
dari kegiatan KKG BERMUTU adalah pentingnya keterampilan bertanya dalam proses
pembelajaran.

Proses pembelajaran yang setiap saat kita laksanakann, tidak akan terlepas dari kegiatan
bertanya yang cukup mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas. Mengajukan pertanyaan
adalah salah satu tehnik mengajar yang sering dilakukan oleh guru (Kim dan
Kelloy,1987).Pendapat ini di dukung oleh Callahan dan clarke (1988) yang mengatakan
bahwa pertanyaan adalah salah satu yang paling penting dari semua tehnik mengajar.

Tujuan dari pertanyaan yang kita lakukan adalah untuk meningkatkan interaksi pada proses
pembelajaran yang sedang kita laksanakan, baik interaksi antara guru dengan peserta didik,
ataupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, sehingga peserta didik ikut terlibat
dalam proses pembelajaran.

Pertanyaan yang diajukan tidak semata-mata untuk

mendapatkan informasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah kita
sampaikan, tetapi yang jauh lebih penting dari itu adalah untuk mendorong peserta didik
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Apakah pertanyaan itu ?


Mengingat pentingnya pertanyaan dalam proses pembelajaran, maka guru haruslah memiliki
kemampuan keterampilan bertanya, yang merupakan keterampilan dasar mengajar.
Apakah pertanyaan itu ?

Menurut G.A.Brown dan R. Edmondson (1984) pertanyaan adalah segala pernyataan yang
menginginkan jawaban lisan (verbal) Sedang menurut kamus besar Bahasa Indonesia
,Pertanyaan adalah, (1) perbuatan (hal dsb) bertanya; permintaan keterangan; (2) sesuatu
yg ditanyakan; soal
Berdasarkan kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pertanyaan adalah suatu
pernyataan-pernyataan yang menuntut jawaban lisan dan pertanyaan berupa perbuatan yang
meminta katerangan.

Fungsi Pertanyaan

Pertanyaan dalam proses pembelajaran, memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) mendorong minat
dan motivasi siswa untuk berparsipasi aktif dalam pembelajaran, 2) mengevaluasi persiapan
siswa dan mencek pemahaman siswa terhadap suatu tugas, 3) mendiagnosis kekuatan dan
kelemahan siswa, 4) mereviu apa yang telah diajarkan. 5) mengarahkan siswa untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru dalam menggali permasalahan, 6) merangsang
siswa mencari bahan untuk data , 7) mengembangkan dan membangun konsep diri siswa
secara individu ( Carin dan Sund, 1971: ; Carin 1997: 97) . Sedangkan Chemprecha (1979:
11) dalam Siswoyo (1997: 13) menyatakan bahwa tujuan utama bertanya di dalam kelas
adalah untuk membantu siswa mengembangkan cara belajar melalui penemuan diri dan
bukan menguji sejauh mana siswa telah menghafal pelajaran yang telah diberikan.

Pertanyaan di buat sesuai dengan tujuan

Dari berbagai pendapat yang diuraikan tadi, jelaslah bahwa fungsi dari pertanyaan yang
diajukan guru dalam proses pembelajaran pada akhirnya adalah sebagai refleksi guru
terhadap hasil belajar. Pertanyaan yang diajukan haruslah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh guru, apakah kemampuan kognitif,afektif, ataukah psikomotoriknya. Anderson,
et.all (2001) merevisi taksonomi tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Bloom (1956),
yaitu sebagai berikut, pertanyaan dapat diklasifikasikan berdasarkan domain proses kognitif,
yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan menciptakan (kreasi). Agar
pertanyaan kita mencapai sasarannya, maka kita harus memiliki strategi dalam mengajukan
pertanyaan.

Pertanyaan yang diajukan dapat menggunakan tehnik mengajukan pertanyaan yang sesuai
dengan tujuan yang ingin kita capai,yaitu (1) tehnik pengarahan ulang,tehnik ini digunakan
apabila kita menghendaki banyak siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan ke beberapa siswa,(2) tehnik membimbing(probing) tehnik ini
digunakan apabila kita menghendaki jawaban siswa yang lebih jelas dan menggali lebih
dalam,(3) tehnik menuntun (promting) biasanya tehnik ini digunakan apabila kita
menemukan siswa yang tidak segera menemukan jawaban,(4) tehnik pemusatan (focusing)
tehnik ini digunakan jika kita mengajukan pertanyaan yang lingkupnya luas kemudian
dilanjutkan dengan mengubah ke pertanyaan yang lingkupnya lebih spesifik.

Seorang Guru yang menguasai tehnik bertanya,maka pertanyaan yang ia buat akan sesuai
dengan tujuan yang ingin di capai, maka hal ini akan mempengaruhi pula pada prestasi siswa
yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan kata lain pertanyaan yang diajukan akan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Jadi, jelaslah keterampilan bertanya yang merupakan keterampilan dasar mengajar, apabila
guru dapat menguasainya dengan baik, sudah dapat dipastikan hasil belajar siswapun akan
meningkat.

KETERAMPILAN BERTANYA
10.04

1) Pengertian
Ketrampiln bertanya menurut marno (2008 : 115) adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab
pada umumnya guru dalam pegajaranya selalu melibatkan/menggunakan tanya jawab.
Ketrampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban/balikan dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian, dan
pengujian dilakukan melalui pertanyaan.
Menurut Brown bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu
pada diri peserta didik. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi
kegiatan belajar peserta didik merupakan suatu hal yang tidak mudah. Oleh sebab itu, sebagai
pendidik kita hendaknya berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilan
dasar mengajar bertanya.
Keterampilan dasar mengajar bertanya dapat kita kelompokkan menjadi dua tingkatan, yaitu
keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat dasar dan keterampilan dasar mengajar tingkat
lanjut. Keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat dasar mempunyai beberapa komponen
dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Sementara itu,
keterampilan dasar mengajar dasar bertanya tingkat lanjut merupakan lanjutan dari
keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat dasar, dan berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik, memperbesar partisipasi mereka dan mendorong mereka
agar dapat mengambil inisiatif sendiri.
2) Tujuan Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya perlu kita pelajari sebagai pendidik sebab ada banyak tujuan kita
mempunyai jenis keterampilan ini, yaitu:
a) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu masalah yang
sedang dibicarakan. Dengan memberikan pertanyaan kita akan dapat menarik minat peserta
didik dalam perkuliahan. Terlebih jika pertanyaan yang kita berikan tidak sembarangan, alias
memerlukan pemikiran dan renungan mendalam karena cukup pelik dan tidak dapat dilihat
secara hitam putih. Untuk memancing rasa ingin tahu peserta didik kita perlu memilih
pertanyaan terkait dengan isu-isu baru yang lagi in dan sesuai dengan dunia peserta didik.
b) Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang sedang dibahas.
Dengan bertanya kita dapat menarik perhatian siswa terhadap satu persoalan. Kita dapat
mempersiapkan berbagai jenis pertayaan yang relevan dengan topic perkuliahan yang kita
sampaikan. Ada trik tertentu agar semua peserta didik fokus ke pertanyaan. Sebagai contoh,
di tengah kita sedang menjelaskan topik secara tiba-tiba kita lemparkan sebuah gulungan
kertas yang sudah kita siapkan kepada salah seorang peserta didik yang kita anggap kurang
memperhatikan. Peserta didik yang kita lempar itu langsung kita berikan pertanyaan terkait
dengan topic. Biasanya peserta didik lainnya akan diam dan semua focus ke kejadian ini dan
juga ke pertanyaan yang kita ajukan. Ini sebagai bagian dari shock therapy. Pada pertemuan
berikutnya biasanya sudah berkurang orang yang tidak memperhatikan perkuliahan.

c) Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat peserta didik dalam belajar.


Dengan melontarkan pertanyaan kita akan mengetahui sejauhmana pemahaman peserta didik
tentang topic perkuliahan. Jika sudah paham, kita dapat meneruskan topik perkuliaha

berikutnya, namun jika belum paham kita dapat mengulangi pembahasan atau mendiskusikan
lebih jauh, atau mengulangi lagi pada pertemuan berikutnya. Selain itu, jika peserta didik
belum paham terhadap materi perkuliaha kita dapat segera mengidentifikasi berbagai
penyebabnya sehingga akan kita tawarkan solusinya.
d) Mengembangkan cara belajar siswa aktif. Bertanya pada dasarnya ada proses memahami
yang pro aktif. Bertanya berarti memahami sebagian materi. Bertanya dapat melatih peserta
didik aktif mencari ilmu pengetahuan.
e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi. Dengan kita
memberikan pertanyaan sebenarnya menuntut peserta didik merenungkan kembali informasi
dan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan pertanyaan kita dapat melatih peserta didik
melakukan proses seleksi pengethuan untuk menjawab persoalan yang kita ajukan.

f) Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi. Dengan kita berikan pertanyaan
kepada seluruh anak, mereka dibiasakan mengemukakan pendapat di muka umum. Di
samping itu, jika terjadi perbedaan pandangan mereka akan dilatih menghargai pandangan
orang lain.
g) Menguji dan mengukur hasil belajar. Tujuan terakhir dari keterampilan bertanya adalah
untuk menguji dan mengukir hasil belajar. Ini berarti kegiatan bertanya dikaitkan dengan
tujuan pembelajaran apakah sudah tercapai ataukah belum.
3) Komponen Keterampilan Bertanya
Seperti komponen-komponen sebelumnya, keterampilan dasar mengajar bertanya juga
memiliki beberapa komponen. Hanya saja, komponen tersebut tergantung pada tingkatannya,
yaitu antara tingkat dasar dan tingkat lanjut.
1) Keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat dasar
b. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata
yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai dengan taraf perkembangannya. Tingkatan ini
jarang digunakan pada peserta didik kecuali unutk beberapa disiplin ilmu yang memang
masih baru atau masih asing sehingga pertanyaan yang diberikan masih bersifat dasar.
Contoh: apakah perbedaan antara model pendidikan pedagogi dengan andragogi?
c. Pemberian acuan
Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang kita perlu memberikan acuan berupa
pernyataan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari peserta
didik. Contoh: Kita ketahui bersama bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah
sistem yang di dalamnya terdapat banyak komponen. Coba kamu sebutkan apa saja kompnen
yang terdapat dalam pendidikan tersebut!
d. Pemindahan giliran
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang peserta didik, karena
jawaban yang diberikan belum benar atau belum memadai. Untuk itu kita dapat
menggunakan teknik pemindahan giliran. Mula-mula kita mengajukan pertanyaan kepada
seluruh kelas, kemudian memilih salah seorang peserta didik untuk menjawab, dengan cara
menyebut namanya, atau dengan menunjuk salah seorang dari mereka.
Contoh: Kita mengajukan pertanyaan berikut kepada seluruh kelas: Pola pemikiran umat
Islam Indonesia secara genealogis tidak terlepas dari sejarah masuknya Islam ke wilayah

Nusantara. Coba kamu sebutkan jalur-jalur penyebaran Islam ke Nusantara beserta implikasi
pemikiran yang ditimbulkan! Sangat mungkin jawaban yang muncul pertama kali baru satu
perspektif, maka kita dapat menawarkan kembali kepada peserta didik lain tentang
pertanyaan yang kita ajukan tersebut.
e. Penyebaran
Untuk melibatkan peserta didik sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, kita perlu
menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan secara acak. Kita hendaknya berusaha
melontarkan pertanyaan ke semua peserta didik agar semua mendapat giliran yang sama.
f. Pemberian waktu berpikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelaas, kita perlu memberi waktu beberapa
saat untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang seorang peserta didik untuk
menjawabnya.
g. Pemberian tuntunan
Bila seorang peserta didik memberikan jawaban yang kurang rasional atau kurang tepat, kita
hendaknya memberikan beberapa batasan atau catatan kepada peserta didik itu, agar ia dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar baik dengan mendiskusikan bersama sesame teman
atau melalui penelusuran di perpustakaan.
2) Komponen-komponen keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat lanjut
a. Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang kita
kemukakan dapat mengandung proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi.
Oleh karena itu, dalam mengajukan pertanyaan, kita hendaknya berusaha mempertimbangkan
tuntutan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yan paling rendah, yaitu:
evaluasi ingatan, pemahaman penerapan, analisis, sintesis dan aplikasi. Tentu kita harus
membedakan level berpikir yang hanya mengetahui dengan yang level menganalisis.
b. Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari yang sifatnya
lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, kita hendaknya dapat mengatur urutan
pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik. Misalnya, pertama-tama kita mengaajukan
pertanyaan yang bersifat ingatan, setelah itu pertanyaan kita naikkan ke pemahaman,
penerapan, analisis, dan akhirnya evaluasi.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang diberikan peserta didik kita nilai benar, tetapi masih dapat ditingkatkan
menjadi labih sempurna, maka kita dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada
mereka. Misalnya dengan ungkapan, Menurut Saudara, kira-kira yang menjadi penyebab
apa ya? atau Coba kalau dikaitkan dengan konteks keindonesiaan, apa dampak pemikiran
tokoh Muhammad Abduh tersebut? dan seterusnya.
d. Peningkatan terjadinya interaksi
Agar peserta didik lebih terlihat secara keseluruhan, jawaban yang mungkin belum sempurna
diberikan oleh salah seorang siswa tidak harus langsung kita jawab, namun kita lontarkan
kembali ke semua orang agar memberikan komentar atau jawaban. Kalau bisa hindari
menjadi tenaga pendidik otoriter yang hanya mau menang sendiri dalam berpendapat tanpa
melibatkan peserta didik. Apalagi untuk konteks peserta didik sudah mampu berpikir
mandiri. Yang kita perlukan hanya kisi-kisi atau poin-poin pokok saja.

5) Prinsip Keterampilan Bertanya


Kalau kita ingin mempunyai keterampilan bertanya yang baik kita dapat mencermati prinsipprinsip penggunaan keterampilan bertanya berikut ini.
1. Kehangatan dan antusias
Kita perlu menunjukkan kepada seluruh peserta didik bahwa kita menguasai persoalan yang

dibahas dan pertanyaan yang kita ajukan memang sangat menarik, bukan asal-asalan
bertanya. Hal ini dapat kita buktikan melalui sikap, baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun ketika menerima jawaban. Sikap dan gaya kita termasuk suara, ekspresi wajah,
gerakan, dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan antusiasme kita.
2. Kebiasaan yang perlu dihindari
a. Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila peserta didik tak mampu menjawabnya. Hal
ini dapat menyebabkan munurunnya perhatian dan partisipasi.
b. Jangan mengulang-ulang jawaban peserta didik.
c. Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum peserta didik memperoleh
kesempatan untuk menjawabnya.
d. Usahakan agar peserta didik tidak menjawab pertanyaan secara serempak, sebab kita tidak
mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah.
e. Menentukan siswa yang harus menjawab sebalum mengajukan pertanyaan. Oleh karena
itu, pertanyaan diajukan terlebih dahulu kepada seluruh siswa. Baru kemudian guru
menunjuk salah seorang untuk menjawab.
f. Pertanyaan ganda. Guru kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda.
Menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Hasibu,
Abimanya, dalam Suwarna (2006 : 76).

Pendahuluan
Keberhasilan pengajaran selain didukung oleh keaktifan siswa yang belajar, juga dipengaruhi
oleh keterampilan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Berbagai jenis
keterampilan mengajar yang perlu diketahui oleh guru, salah satu jenis keterampilan
mengajar adalah keterampilan bertanya.
Setiap kegiatan belajar-mengajar hampir tidak pernah lepas dari pertanyaan guru, dalam arti
seseorang guru yang sedang mengajar pasti akan memberikan pertanyaan-pertanyaan
berapapun frekuensinya. Oleh karena itu guru perlu memahami teknik-teknik (keterampilan
bertanya) agar pertanyaan mencapai sasaran yang tepat. Pertanyaan yang diajukan oleh guru
mempunyai beberapa maksud, antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa agar
mereka mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik
dan sebagainya. Guru dapat melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa secara individual
maupun kelompok. Adapun jenis pertanyaan yang diajukan bervariasi dari pertanyaan tingkat
rendah sampai pertanyaan dengan taraf kesulitan yang tinggi. Klasifikasi pertanyaan tersebut
bertitik tolak dari taksonomi Bloom.
Seorang guru perlu mempelajarinya dengan maksud agar dapat menganalisis keterampilan
bertanya dan dapat menggunakan dengan baik di depan kelas.
Secara lebih rinci lagi guru diharapkan dapat:
1. menguraikan secara rasional keterampilan bertanya
2. menunjukkan minimal lima hal yang merupakan kebiasaan yang harus dihindari oleh guru
3. mengidentifikasi tipe-tipe pertanyaan
4. menggunakan secara efektif variasi pertanyaan
5. memberi contoh keterampilan bertanya dasar
6. memberi contoh keterampilan bertanya lanjut
7. memberi contoh untuk tiga jenjang pertanyaan tingkat rendah
8. memberi contoh untuk tiga jenjang pertanyaan tingkat tinggi
Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pertanyaan Guru
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sering memberikan pertanyaan kepada siswa baik
yang diajukan kepada seluruh kelompok, kelompok kecil atau siswa secara individual.
Hampir tidak ada suatu kegiatan belajar mengajar tanpa satupun pertanyaan yang dilontarkan
oleh guru. Menurut Borich yang dikutif oleh Cole dan Chan bahwa pertanyaan adalah
ungkapan verbal yang digunakan untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain. Pertanyaan
digunakan oleh guru untuk melihat pikiran dan tanggapan siswa secara benar terhadap
penjelasan guru. Disamping itu pertanyaan dapat mendorong siswa agar mengajukan
pendapat, mengajak siswa berpikir, untuk mendapatkan umpan balik, jalan untuk
meningkatkan pemahaman siswa dan sebagainya.

Cara yang digunakan oleh guru dalam mengajukan pertanyaan, berpengaruh dalam hasil
belajar dan cara berpikir siswa. Cara yang mempunyai pengaruh positif bagi kegiatan belajar
siswa merupakan cara yang tidak mudah. Pengajuan pertanyaan yang penu arti dan menarik,
merupakan tugas yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan
menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan mengajar.
Fungsi pertanyaan guru adalah sebagai alat mengajar. Pada umumnya guru menggunakan
teknik bertanya sebagai alat mengajar, walaupun sebagian besar dari pertanyaan yang
diajukan masih berupa pertanyaan ingatan belaka.
Dalam mengajukan pertanyaan guru mempunyai maksud-maksud tertentu, yang antara guru
satu dengan guru yang lainnya bekum tentu tujuannya sama. Oleh karena itu jenis pertanyaan
guru kalau diinventarisasikan akan banyak sekali. Tujuan pertanyaan yang diajukan guru
antara lain mempunyai maksud sebagai berikut:
1. Memberikan batu loncatan (apersepsi) sebelum memasuki pokok bahasan baru
2. Mengenai apa yang telah diketahui siswa tentang pokok bahasan yang diajarkan
3. Memusatkan perhatian siswa pada pokok bahasan yang sedang disajikan
4. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa pada suatu pokok bahasan yang diajarkan
5. Mengenal kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menerima pelajaran
6. Mengembangkan cara belajar siswa aktif
7. Mmberikan rangsangan pada para siswa agar mereka berpikir kritis dan kreatif
8. Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat
9. Mengajak para siswa untuk memecahkan masalah
10. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengasimilasikan informasi
11. Untuk meninjau kembali apa yang dijelaskan guru
12. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa dalam melaksanakan tugas
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pertanyaan yang diajukan guru
mempunyai maksud macam-macam. Satu pertanyaan yang diajukan dapat mencapai beberapa
tujuan sekaligus pada waktu yang sama. Kadang-kadang hal ini tidak disadari, baik oleh
siswa maupun oleh guru itu sendiri, sebab pertanyaan itu berkembang.
C. Penggunaan Keterampilan Bertanya
Dalam usaha mencapai tujuan di atas, guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Kehangatan dan Keantusiasan

Kelas akan kelihatan hidup apabila guru menunjukkan sikap yang antusias dan hangat. Sikap
ini akan tampak pada gaya guru, ekspresi wajah, suara serta gerakan badan yang dapat
mempengaruhi suasana kelas gembira dan akrab. Guru yang membawa persoalan dari rumah
ke sekolah dan terbawa pada saat saat ia mengajar, akan menunjukkan sikap yang murung
dan tidak gairah mengajar. Akibatnya suasana kelas akan terpengaruh juga oleh sikap guru
yang kurang bergairah ini. Siswa akan enggan berpartisipasi karena melihat sikap guru yang
murung dan kemungkinan besar menjadi cepat marah. Sikap ini harus dihindari. Betapapun
beratnya persoalan dihadapi guru, di depan kelas ia harus bersikap wajar jangan perlihatkan
sikap murung, sedih atau bersungut-sungut. Sikap hangat dan antusias ditunjukkan dalam
mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban dari siswa.
2. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari
Dalam mengajukan pertanyaan ada beberapa hal yang perlu dihindari, ialah:
a. mengulangi pertanyaan sendiri
b. mengulangi jawaban siswa
c. menjawab pertanyaan sendiri
d. pertanyaan yang menjawab jawaban serentak
e. pertanyaan ganda
f. menunjuk siswa tertentu sebelum memberikan pertanyaan
D. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut
Pertanyaan guru ada yang hanya meminta siswa untuk mengingat kembali fakta atau
informasi yang telah diterima, tetapi ada pula pertanyaan yang menuntut tingkat berpikir
yang lebih tinggi dari siswa. Oleh karena itu dalam mempelajari keterampilan bertanya dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Keterampilan bertanya dasar
Untuk dapat mencapai tujuan penggunaan pertanyaan di dalam kelas, guru perlu memahami
komponen-komponen keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai
komponen-komponen sebagai berikut:
a. pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
b. pemberian acuan
c. pemusatan
d. pemindahan giliran
e. penyebaran

f. pemberian waktu berpikir


g. sambutan yang hangat dan antusias
h. pemberian tuntunan
2. Keterampilan bertanya lanjut
Penguasaan komponen bertanya lanjut, juga berlandaskan pengusaan komponen bertanya
dasar, oleh karena itu semua komponen bertanya dasar juga masih dipakai dalam menerapkan
keterampilan bertanya lanjut.
a. Penggunaan keterampilan bertanya lanjut:
Dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjut, ada kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya
yang belum dapat dijangkau oleh keterampilan bertanya dasar ialah usaha siswa untuk
mengembangkan kemampuan mengatasi masalah serta berpikir dalam tingkatan yang lebih
tinggi. Oleh karena itu penggunaannya meliputi:
Mengembangkan kemampuan menemukan, mengorganisasi dan melalui informasi yang
diperoleh
Meningkatkan kemampuan membentuk dan mengungkapkan pertanyaan berdasarkan
informasi yang lengkap dan relevan
Mendorong siswa mengembangkan ide-ide serta mengemukakannya kepada kelompok
secara timbal balik
Memberi kesempatan-kesempatan siswa memperoleh keberhasilan yang lebih daripada
biasanya
b. Komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut
Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Penagaturan urutan pertanyaan
Penggunaan pertanyaan pelacak
Peningkatan terjadinya interaksi
3. Klasifikasi Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
Pada uraian di atas telah disinggung bahwa pertanyaan yang hanya menuntut siswa
mengingat kembali fakta/informasi yang telah diterima, namun ada pula pertanyaan yang
menuntut tingkat berpikir yang lebih tinggi. Untuk memudahkan anda dalam membuat
pertanyaan, taksonomi Bloom dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengklasifikasikan
pertanyaan. Sebelumnya perlu anda ketahui bahwa taksonomi Bloom merupakan salah satu

cara yang dipakai dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga
diterapkan untuk mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukan Bloom dan kawankawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang
menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, kita gunakan domein yang pertama ialah kognitif
oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan). Untuk
domein kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir
yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
a. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah:
1) pengetahuan (knowledge)
2) pemahaman (comprehension)
3) penerapan (application)
b. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1) analisis (analysis)
2) sintesis (synthesis)
3) evaluasi (evaluation)
Dari keenam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pertanyaan pengetahuan (knowledge)
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya
menuntut siswa untuk dapat mngungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian,
definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya.
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain:
Apa?
Siapa?
Bilamana?
Di mana?

Sebutkan!
Ingatlah istilah!
Kemukakan definisi!
Pasangkan!

Berilah nama!
Golongkan!

b. Pertanyaan pemahaman (comprehension)


Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu.
Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan
kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Jadi pada tingkat

ini siswa sudah tidak lagi mengingat dan mengahfal informasi yang diperoleh, melainkan
harus dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut.
Bentuk pertanyaan jenis ini adalah:
1) Memberkan penjelasan dengan kata-kata sendiri
2) Menyatakan ide-ide pokok tentang sesuatu dengan kata-kata sendiri
3) Membedakan atau membandingkan
4) Menerangkan dengan grafik
5) Mengubah bahan dari bentuk yang satu ke dalam bentuk lain
Untuk pertanyaan pemahaman perlu diigat bahwa informasi atau bahan pelajaran harus sudah
diberikan/diajarkan kepada siswa, sehingga waktu guru memberikan pertanyaan yang
maksudnya untuk mengetahui apakah informasi yang telah diberikan telah dipahami siswa,
mereka sudah mempunyai bahan untuk menjawab.
Berapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah:
Bedakanlah
Terangkan
Simpulkan
Bandingkanlah
Jelaskan dengan kata-katamu sendiri

Terjemahkan
Ubahlah
Berilah contoh
Berikan interpretasi

c. Pertanyaan penerapan (aplikasi)


Kalau pada tingkat lebih rendah siswa hanya diminta mengingat kembali, kemudian setelah
memahami sesuatu pelajaran ia dapat mengungkapakan kembali yang telah dipelajari, maka
kecakapan itu harus diingatkan lagi. Siswa harus dapat menggunakan informasi yang telah
dipelajari itu untuk diterpkan pada suatu atau pada kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini,
yang dimaksud dengan pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut
suatu jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh seelumnya.
Disini siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan
pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum
atau proses yang dipeajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban
yang benar terhadap masalah itu.
Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah:
Guankanlah
Tunjukkanlah
Demonstrasikan
Buatlah sesuatu
d. Pertanyaan analisis

Carilah hubungan
Tuliskan suatu contoh
Siapkanlah
Klasifikasikanlah

Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan
menciptakan sesuatu yang baru untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu
menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu
generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai
alternatif. Siswa tidak lagi hanya mengahafal atau mengingat-ingat apakah yang telah
dipelajari melainkan dituntut pemikiran kritis. Guru harus waspada dengan jawaban siswa,
mungkin jawaban itu hanya diperoleh dari bagian bab dalam buku teks dan bukan hasil
pemikirannya. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai
berikut:
1) Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian
2) Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai suatu
kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi
3) Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau
menyangkal kesimpulan/generalisasi itu
Dengan pertanyaan analisis dituntut kemampuan untuk meraikan suatu generalisasi ke dalam
unsur-unsur atau komponen-komponen sehingga ide-ide itu dapat dimengerti dengan jelas.
Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah:
Analisislah.
Kemukakan bukti-bukti..
Mengapa.
Identifikasikan..
Tunjukkanlah sebabnya.
Berilah alasan-alasan.
e. Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingakta tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir
orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat merupakan suatu kesatuan.
Mereka dituntut untuk mendakan induksi (dari fakta-fakta/unsur-unsur/informasi, diambil
suatu kesimpulan atau generalisasi). Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus
berpikir dengan sunguh-sunguh. Jenis pertanyaan ini akan dapat meningkatkan kreativitas
serta daya penalaran siswa. Pertanyaan sintesis ini dapat berbentuk:
1) Pertanyaan yang meminta siswa mengadakan prediksi atau membuat ramalan

2) Pertanyaan yang diminta siswa mengungkapkan ide dan mengahasilkan komunikasi


orisinil
3) Pertanyaan yang menuntut pemecahan masalah
Dengan jenis pertanyaan ini, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan daya
kreasinya. Berikut ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan
sintesis:
Ramalkanlah.
Bentuk.
Ciptakanlah..
Susunlah.
Rancanglah.

Tulislah.
Bagaimana kita dapat memecahkan.
Apa yang terjadi seaindainya
Bagaimana kita dapat memperbaiki.
Kembangkan..

f. Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi, karena pekerjaan menialai hanya
mungkin dilakukan dengan baik bila fungsi-fungsi kognitif yang lain, dari pengetahuan
sampai dengan sintesis telah dikuasai. Untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai
berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus
digunakan kriteria-kriteria tertentu, apakah berupa kriteria yang benar atau nilai-nilai yang
dipilih oleh siswa sendiri.
Dalam pertanyaan evaluasi adanya standar atau kriteria pengukuran merupakan sesuatu yang
mutlak. Penggunaan standar atau kriteria yang berbeda akan mengakibatkan jawaban yang
berbeda pula. Tetapi dalam mengembangkan penalaran siswa, jawaban-jawaban yang
berbeda tersebut memang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya pemikiran dari setiap
siswa, berarti bukan hanya menghafal atau meniru jawaban orang lain. Pertanyaan evaluasi
dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai persoalan
2) pertanyaan yang menilai suatu ide
3) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah
4) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik
Dari pertanyaan di atas kita dapat melihat bahwa siswa akan dapat menjawab bila ia
mempunya kriteria tertentu. Mereka harus menilai sejauh mana sesuatu itu memenuhi
kriteria, baik yang menggunakan standar objektif maupun nilai yang bersifat pribadi.
Kadang-kadang siswa mempunyai pandangan yang berbeda, oleh karena itu perlu didukung
oleh alasan-alasan atau argumentasi tertentu. Dengan demikian siswa akan belajar
menggunakan penalaran tingkat tinggi.
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan ini ialah:
Berilah pendapat..

Alternatif mana yang lebih baik.


Setujukah anda..
Kritiklah.
Berilah alasan
Nilailah..
Bandingkan..
Bedakanlah.
Kata-kata Kunci:
Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya lanjut
Pertanyaan pengetahuan (knowledge)
Pertanyaan pemahaman (comprehension)

Pertanyaan penerapan (application)


Pertanyaan analisis (analysis)
Pertanyaan sintesis (synthesis)
Pertanyaan evaluasi (evaluation)

Rangkuman
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, guru tidak dapat lepas dari penggunaan teknik
bertanya. Oleh karena itu fungsi pertanyaan adalah sebagai alat mengajar. Pertanyaan yang
diajukan guru mempunyai tujuan bermacam-macam, satu pertanyaan yang diajukan dapat
sekaligus mencapai beberapa tujuan. Dalam menggunakan pertanyaan guru harus
menunjukkan sikap yang antusias sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih bergairah
belajar.
Berkaitan tentang bagaimana meningkatkan cara bertanya dan cara menjawab. Taktik-taktik
telah diperkenalkan supaya pertanyaan-pertanyaan anda lebih bagus dan tepat, anda harus
menggunakan dan menganalisis berbagai kategori pertanyaan dan bagaimana siswa anda
menjawab pertanyaan. Unit ini menggalakan, memberikan dan mengatur bagaimana bertanya
secara keseluruhan yang memerlukan latihan yang intensif
Daftar Pustaka
Brown, George. Micro Teaching: A Programme of Teaching Skills. New York: Metheuen
Inc., 1984
Cole, G. Peter and Lorna K.S. Chan. Teaching Principles and Practice. New York: Prentice
Hall, 1990
Jacobsen, David, Paul Eggen and Donald Kauchak. Methods for Teaching: A Skills
Approach. Ohio: Merril Publishing Company, 1989
Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi. Strategi Belajar Menagajar. Jakarta: UT, 1999

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Keterampilan dalam proses belajar mengajar berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan
proses belajar. Teknik belajar yang terlalu monoton dan tidak memiliki variasi akan
membentuk suasana yang membosankan sehingga peserta didik tidak tertarik dalam
mengikuti pelajaran. Maka untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar yang
efektif, Guru perlu menimbulkan adanya dialog atau tanya jawab.
Dialog antara Guru dan peserta didik akan menciptakan interaksi belajar yang lebih efektif
dan akrab. Adanya tanya jawab yang dilakukan secara kelompok atau secara individu
diharapkan akan membentuk suasana belajar yang menyenangkan. Dengan adanya tanya
jawab akan memberi motivasi tersendiri kepada peserta didik agar membangkitkan pemikiran
dan cara pandang yang luas terhadap materi yang sedang dipelajari di dalam kelas. Selain itu
adanya tanya jawab dapat terlihat bahwa sejauh mana peserta didik memahami materi yang
sedang didiskusikan.
Selama pelajaran berlangsung, siswa ikut serta secara aktif dalam pembahasan materi yang
diberikan oleh Guru. Pertanyaan yang berkaitan dengan isi pelajaran atau juga pengalaman
yang dihayati dengan tanya jawab itu, pelajaran akan lebih mendalam dan meluas. Adanya
teknik tanya jawab yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa dapat mengerti, atau
mengingat terhadap fakta-fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga memiliki
pemahaman yang mendalam terhadap fakta tersebut.
Dengan adanya tanya jawab diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah berpikir atau
proses yang ditempuh dalam memecahkan soal atau masalah sehingga dapat menjawab soal
atau masalah dengan benar dan tepat. Penggunaan teknik tanya jawab juga dilakukan oleh
guru guna meneliti sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi atau masalah yang
dihadapi.
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang
apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan
bertanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa ini menunjukan adanya interaksi di kelas
yang dinamis dan multi arah. Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik
itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik
guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah
perhatian siswa atau peserta. Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti:
jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, berikan waktu yang cukup,
sebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang
menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir tuntunlah jawaban siswa sampai ia
menemukan jawaban sendiri.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya adalah kecakapan
atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, keterampilan bertanya yang dimaksud adalah
kecakapan atau kemampuan seorang guru dalam mengolah kelas dengan meminta siswa

merespon pernyataannya baik berupa kalimat tanya atau suruhan, sehingga siswa
memperoleh pengetahuan dan mampu meningkatkan kemampuan berfikir.

1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah, apa dan bagaimana keterampilan bertanya
yang dilakukan oleh Guru?

1. Manfaat Penulisan.
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Guru, sebagai informasi atau pemahaman akan materi atau metode yang efektif untuk
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.
2. Peserta Didik, sebagai media belajar untuk menyesuaikan dalam setiap metode
pembelajaran dikelas.
BAB I
Keterampilan Dasar Bertanya Guru
Keterampilan dasar mengajar harus diperlukan untuk memudahkan guru dalam melakukan
peranannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan
efektif dan efisien. Selain itu, keterampilan dasar ini merupakan syarat mutlak agar guru bisa
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang ada agar proses pembelajaran
berjalan lebih menyenangkan bagi anak didik. Salah satu dari keterampilan itu adalah
keterampilan dasar bertanya.
A. Pengertian Keterampilan dasar bertanya
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru yang
menuntun respon atau jawaban dari peserta didik. Keterampilan dasar bertanya merupakan
keterampilan yang harus dikuasai guru. Melalui keterampilan ini seorang guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Tanpa adanya pertanyaan-pertanyaan
dari guru suasana akan terasa membosankan dan suasana kelas pun menjadi tidak kondusif.
Oleh karena itu, dalam setiap proses pembelajaran, strategi apapun yang digunakan bertanya
merupaka kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Pertanyaan yang dibeikan guru kepada siswa
tentunya akan memberikan berbagai manfaat yakni:

meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar


meningkatkan kemampuan berpikir siswa
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan menuntunnya kesebuah jawaban
memusatkan siswa pada masalah yang dibahas

Selain itu, keterampilan bertanya bertujuan untuk :


-

Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar

Melatih kemampuan mengutarakan pendapat

Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik

Melatih peserta didik berfikir divergen

Mencapai tujuan belajar

Dalam memberikan pertanyaan kepada siswa kita juga harus mengetahui tujuan yang hendak
dicapai dalam proses belajar tersebut. Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis-jenis
pertanyaan yakni,
-

Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik

Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas

Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban

Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi

Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada


peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya
tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
Sebelum memberikan pertanyaan kepada siswa sebaiknya guru juga memperhatikan beberapa
prinsip-prinsip bertanya yakni,
Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada
peserta didik
-

Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana

Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik

Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random

Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik

Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question

B. Petunjuk Teknis bertanya pada siswa

1. tunjukkan keantusiasan dan kehangatan


guru mengekpresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa
yang komunikatif tidak memojokkan siswa, wajah yang hangat dan tidak terkesan tegang dan
tidak memelototi siswa.

1. berikan waktu kepada siswa untuk berpikir


guru perlu memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk berpikir dan menemukan
jawaban yang tepat. Guru harus menghindari untuk menjawab sendiri pertanyaan yang
diajukan. Biarkan siswa mencari, menduga, bereksplorasi untuk menemukan jawaban sesuai
dengan kemampuannya.

1. atur lalu lintas bertanya


guru harus bisa mengatur proses tanya jawab. Artinya, setelah pertanyaan diberikan kepada
seluruh kelas aturlah siapa yang berhak memberikan jawaban dan siswa yang lain diminta
untuk menyimak.

1. hindari pertanyaan ganda


pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.
Pertanyaan semacam ini akan mengganggu proses berpikir siswa karena tidak fokus terhadap
arah pertanyaan yang diajukan. Contoh :
- Faktor apa yang menimbulkan inflasi dan apa dampaknya bagi perekonomian?
C. Meningkatkan Kualitas Pertanyaan
Dalam teknik bertanya juga perlu diperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas pertanyaan
agar mampu menjadi alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan
kualitas belajar siswa.

1. Berikan pertanyaan secara berjenjang


pertanyaan secara berjenjang adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan
tingkat rendah ke pertanyaan tingkat tinggi. Artinya, dalam memberikan pertanyaan
sebaiknya dimulai dari pertanyaan mengingat, memahami, penerapan dan seterusnya.
Misalnya dalam satu bahasan tertentu guru memberikan pertanyaan ingatan untuk menghafal

fakta, kemudian pertanyaan analisis dan seterusnya. Contoh : 1. Bagaimana bunyi hukum
permintaan ?
2. Barang subtitusi dari teh adalah kopi. Apa yang terjadi pada permintaan teh bila harga
barang subtitusinya naik ?
1. Gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak
Pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya melacak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas
bertanya sebagai alat pembelajaran. Beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan melacak
antara lain :

ketika guru mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu, maka
guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengaharapkan siswa memperbaiki kalimat
yang diajukan.
ketika siswa menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan menurut siswa
sendiri, guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumen
yang tepat
ketika siswa menjawab pertanyaan belum lengkap sesuai konsep yang benar, maka
guru dapat membimbing siswa agar siswa memberikan jawaban yang lengkap.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Proses tanya jawab diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang
ditempuh dalam memecahkan soal atau masalah sehingga dapat menjawab soal atau masalah
dengan benar dan tepat. Penggunaan teknik tanya jawab juga dilakukan oleh guru guna
meneliti sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi atau masalah yang dihadapi. Pada
hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa
saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya
jawab antara guru dan siswa, antara siswa ini menunjukan adanya interaksi dikelas yang
dinamis dan multi arah.
Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun
yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan
mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau
peserta. Selain itu, keterampilan bertanya bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar
terlibat dalam interaksi belajar, melatih kemampuan mengutarakan pendapat, merangsang
dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, melatih peserta didik berfikir divergen,
serta mencapai tujuan belajar.
b. Saran
Sebagai seorang guru yang profesional kita harus memiliki kemampuan untuk bertanya
dengan siswa dan dapat mengarahkan apabila siswa bertanya kepada kita sebagai seorang

guru. ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru agar para siswa nyaman untuk
bertanya, diantaranya:

guru harus menunjukkan keantusiasan dan kehangatan pada saat memberi pertanyaan
guru sebaiknya memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir agar dapat
memberikan jawaban yang tepat
guru harus bisa mengatur lalu lintas bertanya agar seluruh siswa dapat memahami
jawaban yang akan disampaikan oleh temannya
guru sebaiknya menghindari pertanyaan ganda yang dapat membingungkan siswa

soal evaluasi
1.
2.
3.
4.

apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?


sebutkan manfaat-manfaat bertanya bagi siswa?
sebutkan jenis-jenis pertanyaan?
apa yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar tidak membuang-buang waktu pada saat
proses tanya jawab?
5. bagaimanakah teknik memberikan pertanyaan yang baik kepada siswa?
jawaban
1. dalam kaitannya dengan proses belajar, keterampilan bertanya adalah kecakapan atau
kemampuan seorang guru dalam mengolah kelas dengan meminta siswa
merespon pernyataannya baik berupa kalimat tanya atau suruhan, sehingga siswa
memperoleh pengetahuan dan mampu meningkatkan kemampuan berfikir. (skor
6)

1. manfaat bertanya bagi siswa:


meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
meningkatkan kemampuan berpikir siswa
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan menuntunnya kesebuah jawaban
memusatkan siswa pada masalah yang dibahas
(skor 4)
1. dalam proses belajar-mengajar, terdapat beberapa jenis pertanyaan, diantaranya:

Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada
peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain

Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya


tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri

(skor 6)
1. sebagai guru sebaiknya harus dapat mengatur proses tanya jawab. artinya setelah
pertanyaan diberikan kepada siswa aturlah siswa mana yang berhak memberikan
jawaban dan siswa yang lain menyimak dan memberikan komentar. (skor 2)
1. dalam memberikan pertanyaan, seorang guru disarankan bisa memberikan
pertanyaan yang berjenjang kepada siswanya. Artinya, dalam memberikan
pertanyaan sebaiknya dimulai dari pertanyaan mengingat, memahami, penerapan
dan seterusnya. Misalnya dalam satu bahasan tertentu guru memberikan pertanyaan
ingatan untuk menghafal fakta, kemudian pertanyaan analisis dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai