Anda di halaman 1dari 13

PERAWATAN TALI PUSAT

2.2 Tali Pusat


2.2.1

Pengertian Tali Pusat

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, karna melalui tali pusat inilah semua kebutuhan untuk
hidup janin di penuhi (Sodikin, 2009:1).
Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, di katakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama 9 bulan 10 hari menyerupai zat-zat gizi dan oksigen janin
(www.wordpress.com).
2.2.2

Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan


merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah
terjadinya infeksi (Aziz,2009:59).
Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan yang sangat sederhana yaitu
dengan membersihkan daerah sekitar tali pusat agar selalu bersih dan kering
dan selalu mencuci tangan dengan air bersih serta menggunakan sabun
sebelum merawat tali pusat (Sodikin,2009:1).

2.2.3 Penyebab terjadinya infeksi pada tali pusat


Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan
oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertai gangguan kesadaran.
http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayibaru.html

Merupakan hasil dari klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2000) bersifat


anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat

mengeluarkan toksin yang dapat mengahancurkan sel darah merah, merusak


lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin yang bersifat neurotropik
yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. (Ilmu
KesehatanAnak,1985).
2.2.3.1 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut
1.

Faktor kuman

Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal


kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan.
Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran
pernafasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya
infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya, upayakan
tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat memandikan di minggu
pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam air mandinya
karena akan menyebabkan
basahnya tali pusat dan memperlambat
proses pengeringan tali pusat.

2.

Faktor Maternal

Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi


kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui
sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya
buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih
banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih.
3.

Faktor Neonatatal

a.
Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan
faktor resiko terjadinya infeksi. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih
rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta
terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir,
konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan
hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan
kulit.Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan
fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah.
b.
Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik,
khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA
tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat.
Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3

serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida.


Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik,
bersama dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian besar
penurunan aktivitas opsonisasi.
c.
Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki- laki
empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.
4.

Faktor Lingkungan

a.
Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering
memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah
sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi
parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang
luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
b.
Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan
resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum
luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga
menyebabkan resisten berlipat ganda.
c.
Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan
dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi
oleh E.colli.
d.
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai
neonatus yaitu :
Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat persalinan terjadi
karena yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion.
Akibatnya, terjadi amniotis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui
umbilikus masuk dalam tubuh bayi.
Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim
(misal melalui alat- alat : penghisap lendir, selang endotrakhea, infus, selang
nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut
menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomil. Infeksi
juga dapat terjadi melalui luka umbilikus
http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayibaru.html

5.

Proses persalinan

Pada proses persalinan lakukan pengikatan putung tali pusat atau jepit

dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia) (APN,2008:99).


Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis,
terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat yang tidak steril
dan tidak diberikan obat antiseptik. Untuk perawatan tali pusat juga tidak
lepas dari masih adanya tradisi yang berlaku di masyarakat.

6.

Faktor tradisi

Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai ramuanramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa membantu mempercepat
kering dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat
bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak
boleh dilakukan karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan
tersebut kemungkinan terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya
penyakit tetanus neonatorum ini cepat menyerang bayi, pada
keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah persalinan jika tidak
ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia.
http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayibaru.html

2.2.4 Tanda dan Gejala


Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua adalah apabila timbul bau
menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah atau bisa juga
berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi. Hal tersebut menandakan sisa
tali pusat mengalami infeksi, lekas bawa bayi ke klinik atau rumah sakit,
karena apabila infeksi telah merambat ke perut bayi, akan menimbulkan
gangguan serius pada bayi.
http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayibaru.html

2.2.5 Pencegahan dan Penanganan

2.2.5.1 Pencegahan
Untuk pencegahan awal tetanus dapat diberikan penyuluhan pada ibu hamil
trimester III Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali
pusat, klem dilepas, dan tali pusat diikat dan dipotong dekat umbilikus
kurang dari 24 jam setelah bayi lahir. Ujung dari potongan diberikan
krim klorheksidin untuk mencegah infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu
dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali pusat atau
penjepit tali pusat yang terbuat dari plastik .
http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayibaru.html
Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu
lima sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus bisa sampai dua minggu
bahkan lebih lama. Selama belum pupus, tali pusat harus dirawat dengan
baik. Agar tali pusat tidak infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Bersihkan
tali pusat bayi dengan sabun saat memandikan bayi. Keringkan dengan
handuk lembut. Tidak peru di olesi dengan alkohol 70% atau betadine, karena
yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke peredaran darah bayi dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok. Biarkan terbuka
hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan mengolesi tali
pusat dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi media
yang baik bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus.
http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayibaru.html

2.2.5.2. Penanganan
Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit
diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus, sebagai
pengobatan lokal dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan
basitrasin. Selain itu juga dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat
granuloma, dapat pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3%.
http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayibaru.html

2.2.6 Langkah-langkah perawatan tali pusat


1.

Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya di bagian

bawah perut bayi (di bawah tali pusat), ini untuk menjaga agar tali pusat
tidak terkena air kencing atau kotoran bayi.
2.
Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di sekitar tali
pusat, sampai tali pusat puput.
3.
Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan tampak
sudah terlepas.
4.
Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath dan air
hangat sampai tali pusat puput.
5.
Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah tali
pusat puput. Gunakan kasa steril, lalu bersikan bagian sekeliling pangkal tali
pusat dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi larutan alkohol 70%.
6.
Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan mengeringkan
tali pusat dengan kasa steril, lalu bersihkan bagian sekeliling pangkal tali
pusat dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi larutan alkohol 70%.
7.
Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian
pangkal tali pusat bayi.
8.
Ketika tati pusat sudah puput, biarkan area pusar sembuh dalam
beberapa hari. Tidak perlu menggunakan plester untuk menutupinya, tapi
biarkan kering secara alamiah untuk mencegah infeksi. Teruskan
menggunakan popok atau diaper dibawah perut untuk memberi tempat bagi
pusat yang belum sembuh. (dr.Suririnah:80,2009)

2.3 Penyuluhan
2.3.1

Pengertian

Penyuluhan merupakan terjemahan dari conseling, yang merupakan bagian


dari bimbingan. Penyuluhan merupakan jantung usaha bimbingan secara
keseluruhan (counseling is the heatt of guidance program). Ruts strang
(1958) yang dikutip oleh sukardi (1995) menyatakan, guidance is broader
counseling is a most important tool of guidance (Machfoedz dkk. ,2005).
Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan
teknik standar serta tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan
(Nurishsan, 2005). Sebelum membahas lebih lanjuttentang penyuluhan atau
konseling, akan disampaikan terlebih dahulu beberapa batasan tentang
bimbingan. (maulana.2009:135)
Menurut Natawijaya (1987) yang dikutip oleh sukardi (1995) dalam buku
proses bimbingan dan penyuluhan,bimbingan diartikan sebagai proses

pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan sebagai proses


pemberian bantuan kepada individu tersebut dapat memahami dirinya
sendiri. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara
optimal sebagai makhluk soaial. Lebih rinci, Nurishsan (2005) mengatakan
bahwa bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenaan dengan
masalah pendidikan,pekerjaan, pribadi, dan masalah social yang disajikan
dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan dimaksud
mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku.
(Maulana, 2009:136-137).
Dalam konsepsi kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan
sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara
menyabar luaskan pesan dan menanamkan keyakinan. Dengan demikian,
masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan
dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan (azwar,
1983). Dengan pengertian tersebut , petugas penyuluhan kesehatan harus
menguasai ilmu komunikasi dan menguasai pemahaman yang lengkap
tentang pesan yang akan disampaikan. Penyuluhan kesehatan bertujuan
mengubah prilaku kurang sehat menjadi sehat. Prilaku baru yang terbentuk,
seperti bahasan sebelumnya, biasanya hanya terbatas pada pemahaman
sasaran (aspek kognitif), sedangkan perubahan sikap dan tingkah laku
merupakan tujuan tak langsung. (maulana, 2009:137).

2.3.2 Perencanaan penyuluhan kesehatan


Perencanaan penyuluhan kesehatan masyarakat secara teknis telah
dirumuskan tahun 1985, yang itu masih bernama pusat penyuluhan
kesehatan masyarakat Departemen kesehatan RI. Kegiatan perencanaan
dapat dijumpai pada setiap tingkatan administrasi, mulai dari tingkat pusat
sampai tingkat daerah (puskesmas), hanya bobot dan sifatnya yang berbeda.
Di tingkat pusat dan provinsi, perencanaan lebih terfokus pada soal-soal
kebijakan dan stategi pelaksaan , sedangkan di tingkat yang lebih rendah
lebih ditujukan pada operasionalisasinya. Di bagian ini, penulis mengangkat
kembali perencanaan penyuluhan kesehatan , untuk relevan dilaksanakan
saat ini. Kenyataan di lapangan ,penggunaan penyuluhan kesehatan sampai
saat ini masih tetap dilaksanakan. Prioritas didasarkan pada beratnya
dampak dari masalah tersebut sehingga perlu diprioritaskan
penanggulangannya, pertimbangan politis, dan sumber daya yang ada
(maulana, 2009:137).

2.3.2

Menetukan tujuan penyuluhan

Secara sederhana, skema tahap tahap perencanaan digambarkan sebagai


berikut:
Hasil Antara:

Pengertian

Sikap

Norma

dll

Perilaku Sehat
Status Kesehatan
Kelompok Sasaran
PKM
(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat)

Gambar. Skema langkah- langkah perencanaan

Berdasarkan gambar diatas tujuan jangka panjang adalah status kesehatan


yang optimal, tujuan jangka menengah adalah perilaku sehat, dan tujuan
jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap dan norma. Akan tetapi,
terdapat juga anggapan bahwa tujuan jangka panjang adalah terciptanya
perilaku sehat dan tujuan jangka menengah adalah terciptanya pengertian,
sikap dan norma. Sementara tujuan jangka pendek adalah jangkauan
kelompok sasaran, misalnya menjangkau 60 % atau 80 % kelompok sasaran
atau terlaksananya kegiatan penyuluhan (Maulana,2009:142).
Apapun tujuan yang dipilih,hal yang terpenting adalah tujuan harus jelas,
realitas (bisa dicapai), dan dapat diukur. Jika program sekarang yang akan
dikembangkan segi penyuluhan nya sudah berjalan beberapa lama, perlu
diperhatikan seberapa jauh penyuluhan waktu lalu, tujuan penyuluhan waktu
itu, apa kegitan dan bagaimana hasil penyuluhan waktu itu. Berdasarkan
informasi tersebut, tentukan tujuan penyuluhan yang akan dikembangkan
sekarang (Maulana,2009:143).
2.3.3

Menentukan sasaran penyuluhan

Sasaran program dan sasaran penyuluhan tidaklah selalu sama, dalam


penyuluhan, yang dimaksud sasaran adalah individu atau kelompok yang
akan di beri penyuluhan. Penentuan kelompok sasaran menyangkut pula
starategi (misalnya, tujuan penyuluhan agar ibu-ibu balita menimbang kan
anaknya setiap bulan. Sasaran penyuluhan mungkin buka hanya untuk ibu
dan balita, tetapi juga untuk orang-orang yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan keluarga).(Maulana,2009:143).
2.3.4 Menentukan isi penyuluhan
Isi harus di tuangkan kedalam bahasa yang mudah di pahami oleh sasaran,
dapat dilaksanakan oleh sasaran dengan sasaran yang mereka miliki, atau
terjangkau oleh sasaran. Dalam menyusun isi penyuluhan, harus di
kemukakan keuntungan jika sasaran melaksanakan apa yang di anjurkan
dalam penyuluhan tersebut dan perlu di pahami dasar-dasar komunikasi
(Maulana,2009:143).
2.3.5

Menentukan metode penyuluhan yang akan di gunakan

Di tahap ini, tentukan cara menyampaikan pesan-pesan trsebut kepada


sasaran agar tujuan tercapai. Metode atau cara bergantung pada aspek atau
tujuan apa yang akan di capai, apakah aspek pengertian, sikap, atau

keterampilan. Jika tujuan yang akan di capai adalah aspek pengertian, pesan
cukup disampaikan dengan lisan atau disampaikan melalui tulisan. Jika tujuan
untuk mengembangkan sikap positif, sasaran perlu menyaksikan kejadian
tersebut, baik meliahat langsung, melalui film, slide, maupun foto. Untuk
mengembangkan keterampilan, sasaran harus diberikan kesempatan
mencoba sendiri. Sasaran umum, ungkapan berikut dapat dipakai untuk
menentukan metode kalau saya dengar, saya lupa; kalau saya lihat,saya
akan ingat; kalau saya kerjakan, saya akan tahu. (lihat pembahasan lebih
lanjut tentang metode pada Bab 10 tentang Metode dan Media Promosi
Kesehatan). (Maulana,2009:143).
2.3.6 Memilih alat peraga atau media penyuluhan
Setelah menentukan metode, selanjutnya tentukan media apa yang akan
digunakan untuk menunjang pendekatan tadi, misalnya poster, leaflet, atau
media lain. (lihat pembahasan lebih lanjut tentang alat peraga pada Bab
metode dan Media),(Maulana,2009:144).
2.3.7 Menyusun rencana penilaian (evaluasi)
1.
Pastikan dalam tujuan yang telah dijabarkan sudah secara khusus dan
jelas mencantumkan waktu evaluasi, tempat pelaksanaan evaluasi, dan
kelompok sasaran yang akan dievaluasi.
2.

Apa jenis indikator atau kriteria yang akan dipakai dalam penilaian.

3.
Perlu dilihat kembali,apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan
tujuam program.
4.

Kegiatan kegiatan penyuluhan apa yang akan dievaluasi.

5.

Metode dan instrumen yang akan digunakan untuk evaluasi tersebut.

6.

Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.

7.
Sarana sarana apa (alat, biaya, tenaga, dan lain-lain) yang diperlukan
untuk evaluasi, dan tempat sarana tersebut diperoleh.
8.
Apakah terdapat fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan
tenaga-tenaga yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.
9.
Bagaimana rencana untuk memberikan umpan balik hasil valuasi ini
kepada para pimpina program.
(Maulana,2009:144).
2.3.8

Menyusun rencana kerja atau rencana pelaksanaan

Setelah menetapkan pokok-pokok kegiatan penyuluhan termasuk waktu,

tempat, dan pelaksanaannya yang dicantumkan dalam suatu daftar. Bentuk


jadwal pelaksanaan bermacam-macam, contohnya adalah yang terdapat
pada table dibawah ini:
Tabel Salah satu contoh jadwal pelaksanaan
Pokok-pokok kegiatan

Waktu

Ket.
jan

feb

mar

apr

Mei

juni

juli

agust

sept

okt

nov

des
1.
2.
3.
4.

Dst.

(Maulana,2009:145)

Anda mungkin juga menyukai