Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN FILOSOFIS

DAN ETIKA BANGSA

Nama
NPM
Kelas
Jurusan

: Yoga Adi Saputra


: 01401131
:D
: SI-AKUTANSI

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN FILOSOFIS DAN ETIKA BANGSA

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang dari ilmu
kemanusiaan. Etika sebagai cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran
mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu membahas
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika sosial
meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi,
etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik,
etika seksual dan etika politik.
Pancasila yang merupakan landasan filosofis menjadi rambu-rambu bagi etika
nasional. Rambu-rambu tersebut kemudian melahirkan kaidah penuntun yang harus
dijadikan pedoman dalam pembangunan etika bangsa.
Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di
negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika
disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua pada Pancasila, yaitu
Kemanusian yang adil dan beradab sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.
Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan kedudukan Pancasila sebagai landasan
filosofis etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan judul
Pancasila sebagai landasan filosofis dan etika bangsa.

B.

Rumusan Masalah

1) Apakah landasan filosofis Pancasila?


2) Apakah Etika itu?
3) Apakah bukti bahwa falsafah Pancasila dijadikan sebagai dasar falsafah negara
Indonesia?
4) Bagaimana implementasi Pancasila sebagai sistem etika dalam pelaksanaan
kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan eksistensi Pancasila sebagai suatu landasan filosofis bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara; serta
2) Menganalisis sejauh mana implementasi Pancasila sebagai etika dalam kehidupan
bernegara

LANDASAN TEORI

A.

Kajian Teori
1. Landasan Filosofis
1.1. Pegertian filsafat
Secara etimologis istilah filsafat atau dalam bahasa Inggrisnya philosophi
adalah berasal dari bahsa Yunani philosophia yang secara lazim diterjemahkan
sebagai cinta kearifan kata philosophia tersebut berakar pada kata philos (pilia,
cinta) dan sophia (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat
berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti wisdom atau kebijaksanaan
sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata
tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari
kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang
bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mulamula dipakai oleh Herakleitos.
landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat
suatu pendidikan. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan filsafat.
Sesuai dengan sifatnya menelaah sesuatu secara radikal, menyeluuh dan konseptual
yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan.

2. Pengertian Etika
Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi, menjadi beberapa cabang menurut
lingkungan

masing-masing.

Cabang-cabang

itu

dibagi

menjadi

dua

kelompokbahasan pokok yaitu filsafat teoritis dan filsafat praktis. Filsafat pertama
berisi tentang segala sesuatu yang ada sedangkan kelompok kedua membahas
bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada tersebut. Misalnya hakikat
manusia, alam, hakikat realitas sebagai suatu keseluruhan, tentang pengetahuan,
tentang apa yang kita ketahui dan tentang yang transenden.
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi. dua kelompok yaitu
etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran danpandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang
membahass tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
tertentu, atau bagaimana kita harus menggambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika umum merupakan
prinsip- prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia sedangkan etika khusus
membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan
manusia (Suseno, 1987). Etika khusus dibagi menjadi etika individu yang membahas
kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang membahas tentang
kewajiban manusia terhadap manusia lain dalamhidup masyarakat, yang merupakan
suatu bagian terbesar dari etika khusus.
Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pada umumnya
membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai "susila" dan
"tidak susila", "baik" dan "buruk". Kualitas-kualitas ini dinamakan kebajikan yang
dilawankan dengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang menunjukan bahwa orang
yang memilikinya dikatakan orang yang tidak susila. Sebenarnya etika banyak
bertangkutan dengan Prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan,
tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986). Dapat juga dikatakan bahwa etika berkaitan
dengan dasar-dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.

PEMBAHASAN
3. Falsafah Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia
Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah kita temukan
dalam perundang-undangan negara Indonesia seperti di bawah ini :

a. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat Negara Dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945
Oleh Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertamakalinya
mengusulkan falsafah negara Indonesia dengan perumusan dan tata urutannya
sebagai berikut :
- Kebangsaan Indonesia.
- Internasionalisme atau Prikemanusiaan.
- Mufakat atau Demokrasi.
- Kesejahteraan sosial.
- Ketuhanan.
b. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik Yang
Bersejarah (Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945)
Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang Istilah Jepangnya Dokuritsu
Jumbi Cosakai, telah membentuk beberapa panitia kerja yaitu :
a. Panitia Perumus terdiri atas 9 orang tokoh, pada tanggal 22 Juni 1945, telah
berhasil menyusun sebuah naskah politik yang sangat bersejarah dengan nama
Piagam Jakarta, selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah itulah yang
ditetapkan sebagai naskah rancangan Pembukaan UUD 1945.
b. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang
kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Mr.
Dr. Soepomo, Panitia ini berhasil menyusun suatu rancangan UUD-RI.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, yang diketuai oleh Abikusno Tjokrosujoso.
Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah negara dicantumkan
autentik tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata urutan berikut :
- Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD 1945


Sesudah BPPK (Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan) merampungkan
tugasnya dengan baik, maka dibubarkan dan pada tanggal 9 Agustus 1945,
sebagai

penggantinya

Indonesia).pada

tanggal

dibentuk
17

PPKI

Agustus

(Panitia
1945,

Persiapan

dikumandangkan

Kemerdekaan
Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno di Pengangsaan Timur 56 Jakarta yang


disaksikan oleh PPKI tersebut.keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama dengan mengambil keputusan penting :
a. Mensahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945.
b. Mensahkan dan menetapkan UUD 1945.
c. Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno dan
Drs. Mohammad Hatta, masing-masing sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI.
Tugas pekerjaan Presiden RI untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah badan yaitu
KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI
memutuskan, Pembagian wilayah Indonesia ke dalam 8 propinsi dan setiap propinsi
dibagi dalam karesidenan-karesidenan. Juga menetapkan pembentukan Departemendepartemen Pemerintahan.
Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan oleh PPPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara resmi, autentik dan sah
menurut hukum sebagai dasar falsafah negara RI, dengan perumusan dan tata urutan
sebagai berikut :

perwakilan.

4. Pancasila Sebagai Nilai Dasar dan Sistem Etika Negara Indonesia


a). Makna Nilai Dasar Pancasila
Makna nilai dasar pancasila dikaji dalam perspektif filosofis yaitu, Pancasila sebagai
dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya
merupakan suatu nilai yang bersifat sistematis. Fungsi filsafat berkaitan dengan

Pancasila yaitu mempertanyakan dan menjawab apakah dasar kehidupan berrpolitik


dalam berbangsa dan bernegara.
Sangat tepat kiranya pertanyaan yang diajukan oleh Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman
Wediodiningrat di hadapan rapat BPUPKI bahwa negara Indonesia yang akan kita
bentuk itu apa dasarnya? Kemudian Soekarno menafsirkan pertanyaan tersebut
sebagai berikut; Menurut anggapan saya yang diminta oleh Paduka tuan Ketua
yang mulia ialah dalam Bahasa Belanda yaitu philosiphische grondslag dari pada
Indonesia Merdeka. Philosophische grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran
yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya
didirikan gedung Indonesia Merdeka.
Pengertian Pancasila harus dimaknai kesatuan yang bulat, hirarkhis dan sistematis.
Dalam pengertian itu maka Pancasila merupakansuatu sistem filsafat sehingga
kelima silanya memiliki esensi makna yang utuh. Dasar pemikiran filosofisnya yaitu
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mempunyai makna
bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan
harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan. Titik tolaknya pandangan itu adalah negara adalah suatu persekutuan hidup
manusia atau organisasi kemasyarakatan manusia. Hal demkian dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia
sebagai kausa materialis. Nilai-nilai itu sebagai hasil pemikiran, penilaian kritik serta
hasil refleksi filosofis bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia
sehingga merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian yaitu
nilai-nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, estetis dan religius yang
manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada
kepribadian bangsa.

Oleh karena itu, Pancasila yang diambil dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia pada
dasarnya bersifat religius, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan.
Disamping itu Pancasila bercirikan asas kekeluargaan dan gotong royong serta
pengakuan atas hak-hak individu.
Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Terhadap Sistem Etika Negara
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas humanisme. Oleh
karena itu, Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Meskipun
Pancasila mempunyai nilai universal tetapi tidak begitu sajadengan mudah diterima
oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai Pancasila
secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai
basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.
Adapun Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila
mengandung empat pokok pikiran yang merupakan derivasi atau penjabaran dari
nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara
Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun
perseorangan.
Ketentuan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, ..maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang- Undang Dasar Negara Indonesia
menunjukkan sebagai sumber hukum. Nilai dasar yang fundamental dalam hukum
mempunyai hakikat dan kedudukan yang kuat dan tidak dapat berubah mengingat
pembukaan UUD 1945 sebagai cita-cita negara (staatsidee) para pediri bangsa
sekaligus perumus konstitusi (the framers of the constitution). Di samping itu, nilainilai Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan
kenegaraan yang ditegaskan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 bahwa
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa berdasar atas kemanusiaan yang adil
dan beradab. Konsekuensinya dalam penyelenggaraan kenegaraan antara lain
operasional pemerintahan negara, pembangunan negara, pertahanan-keamanan
negara, politik negara serta pelaksanaan demokrasi negara harus senantiasa
berdasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan.

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesia merupakan
nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Untuk lebih
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing sila Pancasila,
makadapat diuraikan sebagai berikut:
1.

Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam
sila ini terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah pengejawantahan tujuan
manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha esa.

2.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu
mahluk yang berbudaya dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi
itu yang mendudukkan manusia pada tingkatan martabat yang tinggi yang menyadari
nilai-nilai dan norma-norma. Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat-sifat
khas manusia sesuai dengan martabat.

3.

Persatuan Indonesia. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacammacam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia
dalam sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami
seluruh wilayah Indonesia. Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis
dalam kehidupan.

4.

Kerakyatan

Yang

Dipimpin

Oleh

Hikmat

Kebijaksaaan

dalam

Per-

musyawaratan/Perwakilan Kerakyatan. Rakyat merupakan sekelompok manusia


yang berdiam dalam satu wilayah negara tertentu. Dengan sila ini berarti bahwa
bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi yang menempatkan rakyat di posisi
tertinggi dalam hirarki kekuasaan.
5.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan sosial berarti keadilan
yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materiil maupun
spiritual. Seluruh rakyat Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat
Indonesia.
Adapun makna dan maksud istilah beradab pada sila kedua, Kemanusiaan yanga dil
dan beradab yaitu terlaksananya penjelmaan unsur-unsur hakikat manusia, jiwa
raga, akal, rasa, kehendak, serta sifat kodrat perseorangan dan makhluk Tuhan Yang
Maha Esa sebagai causa prima dalam kesatuan majemuk-tunggal. Hal demikian

dilaksnakan dalam upaya penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernagara yang


bermartabat tinggi.

Implementasi Nilai dan Moral Kehidupan Bermasyarakat


Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan norma dan
juga moral dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud
dengan nilai sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai
apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai
contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai
buruk. Demikian pula, guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa
gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan,
alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya.
Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam
masyarakat. Itu adalah yang dimaksud dan juga contoh dari nilai. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial.
Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani
interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu
atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk.
Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat
dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Tingkat norma dasar didalam
masyarakat dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan
adat istiadat. Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan
diasingkan ke daerah lain.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, kiranya dapat disimpulkan beberapa kesimpulan,
yaitu:
1.

Pancasila merupakan sebuah nilai dasar Negara Indonesia. Pancasila diambil dari
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia pada dasarnya bersifat religius, kemanusiaan,
persatuan, demokrasi dan keadilan. Di samping itu Pancasila bercirikan asas
kekeluargaan dan gotong royong serta pengakuan atas hak-hak individu.

2.

Implementasi Pancasila sebagai sistem etika harus senantiasa terwujud prinsipprinsip sebagai nilai luhur termasuk sila kedua dari Pancasila, yaitu Kemanusiaan
yang adil dan beradab. Eksistensi pancasila sebagai sistem etika dapat ditegakkan
dengan mengimplementasikan prinsip konstitusionalisme dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara Indonesia.
2. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, kiranya dapat diuraikan beberapa saran, yaitu:

1.

Pancasila harus senantiasa diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara di Indonesia sehingga ciri kekeluargaan dan gotong royong senantiasa
dapat terwujud dalam kehidupan di Indonesia.

2.

Implementasi pancasila harus senantiasa tertuang dalam setiap kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk dalam penyelenggaraan hak
berpolitik seperti pemilu dan kehidupan sehari-hari sehingga terwujud perilaku atau
etika yang sesuai dengan karakter Bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku dan sumber artikel:
Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta:
Pantjoran Tujuh.
Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta
http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm
http://www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm

Anda mungkin juga menyukai