Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status
Alamat
Tgl Masuk RS
No. Rekam Medis
: Tn. G
: 50 Tahun
: Laki-laki
: Menikah
: Jl. Pulo Jahe No. 53
Cakung, Jatinegara
: 02 Februari 2013
: 25.28.50
Anamnesis
Keluhan Utama
Demam sejak 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Menggigil, mual, muntah, nyeri
sendi, BAK disertai darah
Demam tinggi
mendadak
terjadi terus
menerus
Menggigil
Sakit kepala dan
nyeri sendi
Mual
1 hari
SMRS
Bintik-bintik merah
di tangan dan kaki,
gusi berdarah,
mimisan, BAB
disertai darah
disangkal.
Demam tetap
tinggi
Menggigil
Sakit kepala dan
nyeri sendi
Mual dan
muntah
BAK disertai
darah
Kejang, Mengigau,
batuk, sesak nafas,
nyeri saat BAK, BAB
cair disangkal.
Riwayat Psikososial
Tidak ada tetangga pasien yang sakit DBD, namun ada teman
sekantor pasien yang juga sakit demam.
Pasien mengaku jarang menguras air bak mandi ataupun
membersihkan wadah tempat air di rumah.
Pasien mengaku tidak ada petugas jumantik yang melakukan evaluasi
ke rumah pasien.
Rumah pasien tidak kebanjiran saat musim hujan namun di sekitar
kantor pasien sering banjir bila musim hujan.
Pasien sering makan di warung makan kaki lima
Tidak terbiasa cuci tangan sebelum makan dan setelah
BAB/BAKhigienitas kurang
Pasien menyangkal pernah berpergian ke daerah endemis malaria
Pasien mengaku memiliki kebiasaan merokok sudah > 15 tahun.
Merokok 1 bungkus per hari.
Kebiasaan konsumsi alkohol disangkal.
Riwayat
Pengobatan
Riwayat
Alergi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
tampak sakit sedang
Kesadaran:
composmentis
Tanda vital
Status Gizi
Suhu
Nadi
RR
TD
: 39,7oC
: 120 x/menit
: 20 x/menit
: 140/90 mmHg
BB : 70 kg
TB : 160 cm
IMT : Obese I
Kepala
Norrmochepal
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada: Normochest
Pulmo:
Inspeksi: Dada simetris (+), Retraksi Dinding Dada (-), Bagian yang
tertinggal saat inspirasi (-)
Palpasi: Vocal fremitus sama kanan dan kiri (+)
Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: Vesikuler (+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi: Ictus Cordis Terlihat (-)
Palpasi: Ictus Cordis Teraba (+) di ICS V linea Midclavicula sinistra
Perkusi: batas kanan jantung relatif di ICS V linea parasternal dextra.
Batas kiri jantung relatif di ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II Murni (+), Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi: Perut datar (+)
Auskultasi: Bising Usus (+) Normal
Palpasi: Abdomen Supel, nyeri tekan epigastrium (+), Hepatomegali(-),
Splenomegali (-)
Perkusi: Timpani pada keempat kuadran Abdomen, shifting dullness (-)
Genitalia
tidak dilakukan pemeriksaan
Regio Flank
Ballotement (-/-), Nyeri ketok CVA (+/-)
Ekstremitas Atas
Akral
CRT
Edema
Ptekie
uji tourniket
: Hangat
: <2 detik
: -/: -/: rumpleed (+)
Ekstremitas Bawah
Akral
CRT
Edema
Ptekie
: hangat
: <2 detik
: -/: -/-
Hematologi Rutin
Pemeriksaan
Laboratorium
2/2/2013
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
15,7 g/dl
12 16
Leukosit
9,0 x 103/L
4.800 10.000
HCT
45 %
37 47
Trombosit
58 x 103 /L
150.000-450.000
Differential Count
Basofil
0,2 %
0,0 1,0
Eosinofil
0,4 %
1,0 3,0
Neutrofil
38,4 %
37,0 72,0
Lymphocyte
58,9 %
20,0 40, 0
Monocyte
11,1 %
2,0 8,0
Elektrolit
Natrium
136 mmol/L
134-146
Kalium
3 mmol/L
3,4-4,5
Chlorida
102 mmol/L
96-108
Kimia Klinik
SGOT
35,1 U/L
0-37
Resume
Tn G, laki laki 50 tahun, 3 hari SMRS, pasien
mengeluh febris, cephalgia, myalgia, arthalgia, dan
nausea. 1 hari SMRS, keluhan tetap dirasakan ditambah
dengan vomittus dan hematuria.
Pada Pemeriksaan Fisik: Suhu: 39,7oC, TD 140/90
mmHg, lidah tremor (+), nyeri tekan epigastrium(+),
Nyeri ketok CVA(+/-), uji tourniket : rumpleed (+)
Pada pemeriksaan laboratorium:
Trombosit L 58 x 103
Lymphocyte H 58,9 %
Kalium L 3 mmol/L
SGOT H 35,1 U/L
SGPT H 44 U/L
Diagnosis Kerja
Dengue Haemorrhagic Fever derajat II
Daftar Masalah
Rencana Diagnosis:
Urin Lengkap
Pantau Hb, Ht, dan trombosit tiap 6 jam
Hapusan darah tepi
Pantau tanda-tanda vital
Rencana Terapi
Tirah baring
Infus RL 500 ml/4 jam
Paracetamol 3 x 1 bila demam
Rencana Terapi
Edukasi
Terapi Farmakologi setelah ada hasil lab
Follow Up
Tgl
3/2/13
N: 98x/menit,
5 dengan DHF
RR : 18x/menit,
derajat II
demam
TD : 120/80
dengan
Antasida 3 x 1
mmHg,
HT: 39%
T:61x103 /L
18.00 WIB
HT: 39%
T:61x103 /L
Malaria
RDT
Negatif
Sediaan Tipis
Sediaan Tebal
Amlodipine 5 mg 2x1
4/2/13
Lemas,
S: 37 0C
menggigil
N: 98x/menit,
dengan
Paracetamol 500 mg 3 x 1
RR : 18x/menit,
hipertensi
bila demam
TD : 120/80
yang
mmHg
teratasi
telah Antasida 3 x 1
Domperidone 10 mg 3 x 1
Ptekie
Amlodipine 5 mg 2x1
ekstremitas atas
R/ Ro Thoraks
H2T/12jam
06.00 WIB
HT: 36%
T:37x103 /L
18.00 WIB
HT: 40%
T:46x103 /L
Tgl
5/2/13
S: 36,70C
N: 98x/menit,
dengan
P
Paracetamol 500 mg 3 x 1
RR : 18x/menit, hipertensi
TD : 120/80
yang
mmHg,
teratasi
Ptekie
ekstremitas
atas dan bawah
(-)
H2T/12jam
06.00 WIB Hb: 13,5 mg/dl
HT: 38%
T:52x103 /L
18.00 WIB
HT: 38%
T:69x103 /L
bila demam
Tgl
6/2/13
S: 36,8 oC
DHF
N: 98x/menit,
II
RR :
hipertensi
18x/menit,
yang
TD : 120/80
teratasi
bila demam
mmHg,
Ptekie
ekstremitas
atas dan bawah
(-)
H2T/12jam
06.00 WIB Hb: 13,9 mg/dl
HT: 39%
T:112x103/L
HT: 39%
T:175x103/L
R/ Pulang
Tinjauan Pustaka
Dengue haemorrhagic fever (DHF)
Batasan
Infeksi virus dengue
tergantung dari faktor
yang mempengaruhi
daya tahan tubuh dengan
faktor-faktor yang
mempengaruhi virulensi
virus.
http://gamapserver.who.int/mapLibrary/Files/Maps/World_DengueTransmission_Extension_2008.png
Etiology
Family Flaviviridae
Ada 4 serotipe yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4.
Same family as Yellow
Fever
RNA virus
http://www.microbiologybytes.com/virology/3035pics/dengue.j
pg
How is it spread??
http://www.metapathogen.com/IMG/Aedes-aegypti.jpg
Mekanisme Penularan
Patogenesis
Secondary heterologous dengue infection
Replikasi virus
Kompleks virus-antibodihipotesis
Teori secondary
Aktifasi komplemen
heterologous
immune
Komplemen
menurun
Anafilatoksin (C3a, C5a) enhancement.
infection
Histamin dalam urin
Permeabilitas kapiler meningkat
30% kasus
syok
Anoksia
Perembesan plasma
Hipovolemia
Syok
Meninggal
Asidosis
Ht meningkat
Natrium turun
Cairan dalam
rongga serosa
DD/DBD
Derajat
DD
Gejala
Lab
Leukopenia
Trombositopenia, tdk
Trombositopenia
bendung (+)
II
Trombositopenia
perdarahan spontan
III
IV
Trombositopenia
kebocoran plasma
Trombositopenia
terukur
kebocoran plasma
Serologi
dengue (+)
Hb, Ht normal,
trombosit < 150
ribu/mm3
Hb, trmbosit
normal, Ht
Dipulangkan
kontrol 24 jam
periksa Hb,
Ht, trmbosit
Dirawat
Dirawat
Protokol 2
Beri cairan
1500+[20x (BB-20)]
ml/hari observasi
Hb, Ht, trombosit
tiap 24 jam.
Hb, Ht 10-20%,
trmbosit < 100
ribu/mm3
Beri cairan
observasi tiap 12
jam.
Protokol 3
Protokol 3
Ht > 20%
kristaloid 67ml/kgbb/jam.
Observasi stlh 3-4
jam
Ht , frek. Nadi ,
produksi urin .
Cairan
5ml/kgbb/jam
observasi setelah
2 jam.
Ada perbaikan
3ml/kgbb/jam.
Observasi 24-48
jam boleh
pulang
Tidak ada
perubahan
10ml/kgbb/jam
observasi
setelah 2 jam.
Ada perbaikan
5ml/kgbb/jam.
Tidak ada
perbaikan
15ml/kgbb/jam.
Tidak ada
perbaikan/syok
tatalaksana
sindrom syok
PROTOKOL 4
Perdarahan spontan beri cairan sama dgn DBD tanpa syok
lainnya observasi pasien tiap 4-6 jam
Cek protrombin time, PTT (partial protrombin time), fibrinogen,
D-Dimer atau CT (clotting time), BT (blooding time)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi
PROTOKOL 5
Cairan + O2 2-4 liter/menit
Loading cairan 10-20 ml/ KgBB, evaluasi setelah 15-30 menit. Bila
renjatan telah teratasi jumlah cairan dikurangi 7 ml/KgBB/jam.
Bila keadaan tetap stabil 60-120 menit, pemberian cairan 5
ml/KgBB/jam.
Bila 24-48 jam renjatan teratasi, cairan perinfus dihentikan
Selain itu dapat diberikan O2 2-4 L/ menit.
Pantau tanda vital dalam 48 jam pertama kemungkinan terjadinya
renjatan berulang.
Periksa DPL, hemostasis, AGD, kadar Na, K, Cl, serta Ureum dan
Creatinin
PENCEGAHAN
PEMBERANTASAN
Cara Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dilakukan dengan cara 3M
yaitu :
1.
Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti :
Bak mandi/WC, drum, dll. (M1)
2.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti : Gentong
Air, Tempayan, dll (M2).
3.
Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan (M3).
Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis
seminggu sekali.
Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.
Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.
Menaburkan bubuk Larvasida.
Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.
Memasang kawat kasa.
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
Menggunakan kelambu.
Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.