PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perdarahan Uterus Abnormal (PUA) menjadi perhatian klinis karena
adalah
dengan
diagnosis
klinis
metrorhagia
(37,1%)
dan
masa menjelang menopause. Beberapa penyebab pada perdarahan ini antara lain
karena kelainan anatomis rahim (seperti adanya polip rahim, mioma uteri), adanya
siklus anovulatoir (ditandai dengan siklus haid yang memanjang), dan karena
ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi siklus haid. (Safitri, 2009).
Penanganan pada menotrorrhagia antara lain dengan memberikan estrogen
dalam dosis tinggi atau progesteron jika terjadi pada masa pra pubertas. Sebagai
tindakan pada wanita dengan perdarahan disfungsional terus menerus ialah
hisrerektomi. (Widjarnako, 2009).
Dari beberapa kasus yang ada diruang ginekologi menometroragia
merupakan kasus yang jarang terjadi. Meskipun demikian, bukan berarti
menometroragia tidak berpengaruh terhadap meningkatnya angka mortalitas dan
morbiditas karena menometroragia berhubungan dengan salah satu faktor
penyebab gangguan dalam organ reproduksi wanita (Soekidjo, 2003).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
1. Menometroragia adalah perdarahan yang banyak, di luar siklus haid dan
biasanya terjadi dalam masa antara dua haid, perdarahan itu tampak
terpisah dan dapat dibedakan dari haid atau dua jenis perdarahan ini
menjadi satu, yang pertama dinamakan metroragia yang kedua
menometroragia (Widjarnako, 2009).
2. Menometroragia disebabkan oleh gangguan pembekuan darah seperti
defisiensi protrombin dan penyakit von Willebrand, dimana ada
kekurangan faktor pembekuan di dalam darah. Karena ada masalah
dengan koagulasi, gumpalan tidak terbentuk, sehingga proses
perdarahan memanjang (Katz VL, et al.,2007).
Etiologi
Prawirohardjo (2007), etiologi dari menometroragia antara lain:
1. Sebab sebab Organik
Perdarahan dari uterus,tuba dan ovarium disebabkan oleh kelainan
pada :
a. Servik uteri
karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi
dan pembentukan corpus luteum.
Akibatnya terjadilah hiperplasia endometrium karena stimulasi
estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penelitian menunjukan pula
bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaan dengan
berbagai jenis endometrium yaitu endometrium atropik, hiperplastik,
ploriferatif, dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi
merupakan bagian terbesar. Endometrium jenis nonsekresi dan jenis sekresi
penting artinya karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan
anovulatori dari perdarahan ovulatoar.
Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis
perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan
memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disfungsional
yang
ovulatoir
gangguan
dianggap
berasal
dari
faktor-faktor
anovulasi
perdarahan
atau
perdarahan
disfungsional
endometrium
berkembang. Pasien
dengan
siklus
peningkatan
keputihan
berlendir,
atau
kram
dengan
siklus
pendek
(polimenorea)
atau
panjang
c.
d.
2. Perdarahan anavulator
Stimulasi
dengan
estrogen
menyebabkan
tumbuhnya
10
11
diatas. Dalam hal ini stress yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari,
baik didalam maupun diluar pekerjaan, kejadian-kejadian yang
mengganggu keseimbangan emosional seperti kecelakaan, kematian
dalam keluarga, pemberian obat penenang terlalu lama, dan lain-lain
dapat menyebabkan perdarahan anavulatoar (Prawirohardjo, 2007).
2.1.5 Diagnosis
12
2.6 Penatalaksanaan
13
Menurut
Rosenfeld
(2009),
penatalaksanaan
Menometroragia
14
BAB III
STATUS PASIEN
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal MKB
Jam
No. Reg
: Ny. S
: 49 Tahun
: Islam
: SD
: Ibu Rumah Tangga
: Pesudukuh, Bagor,Nganjuk.
: 14-11-2014
: 16.30 WIB
: 310998
15
3.2
ANAMNESIS
1.
Keluhan utama
nyeri perut bagian bawah, dan pusing berputar putar, mual, nafsu
makan menurun. Datang bulan sudah satu minggu ini menghabiskan 4
sampai 5 pembalut per hari. HPHT : 1 - 11 - 2014
5. Riwayat Reproduksi
16
Menarche
: 15 tahun
Siklus haid
Lama haid
: 1-2 minggu
Keputihan
: kadang kadang
Lama
: 3 4 hari
Warna
: putih
Bau
Disminorea
: (+)
3.3
Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
: Tampak lemas
b. Kesadaran
: Composmentis
2. Pemeriksaan tanda tanda vital
a. Tekanan darah
: 100 / 70 mmHg
b. Respiratory Rate
: 18 /menit
c. Suhu
: 37 C
d. Nadi
: 84 /menit
3. Kepala / rambut
Anemia (+) ; Ikterus (-) ; Cianosis (-) ; Dyspneu (-)
4. Thorax
17
Paru
Whezing (-)
Ronchi (-)
Jantung :
S1, S2 (+)
5. Abdomen : Soepel
6. Pemeriksaan Dalam ( VT )
a. Vulva
: fluxus (+)
b. Vagina
: fluxus (+)
c. Portio
: tertutup licin
d. Corpus uteri : tidak ada pembesaran
e. Adnexia kiri
: tidak ada nyeri
f. Adnexia kanan : tidak ada nyeri
3.4
Pemeriksaan penunjang
Plano Tes
: (-)
Laboratorium
JAM
DX
KEPERAWA RENCANA
TINDAKAN
TAN
DATA
TAN
KEPERAWAT
KEPERAWATAN
GGA
/KEBIDANA AN
18
14/1
1/14
darah
ghia
banyak
Anemia
keluar Menometra
-obs.Tanda-
+ tanda vital
100/70
tanda
vital
-Lanjutkan
-mengobservasi
Terapi
keluhan
-lapor dr.Sp.OG
-Transfusi
soepel
VT
tanda-
-obs.Keluhan
PaLp :
TFU
-mengobservasi
PRC
2colf/Hr
/V
- Infus RL
fluxus (+)
Portio
Inj.Diphenhydra
tertutup licin
mine 1 amp
Hb = 2,4 g/
-Inj.Ranitidine
Dl
amp
-tansfusi PRC 2
colf/hari
-plano test
Pkl
S=
masih Menometra
21.0
keluar
ghia+
darah
Anemia
O
TD=90/60
Lanjutkan
- 1 PRC masuk
-melanjutkan
Terapi
transfusi
-plano test hasil
negative
19
80x/menit
S = 36,8C
Jam/
IMPLEME
PR
ENT/
NSI/
NTASI/
MASALA
PERENC
PELAKSA
H
Menomet
ANAAN
NAAN
-lanjutkan - PRC
mengel Anemis
raghia+
terapi
Pkl
uarkan
Fluxus
Anemia
09.0
darah
(+)
dr.Sp.OG
sedikit
-Terapi
tgl/
SUBYE
OBYEK
bln
KTIF
TIF
15/1
Masih
1/14
/u
masuk
-lapor
Ferro
Sulfat
-Pro
Pkl
13.0
evaluasi
bila Hb >8
20
gr/Dl
-PRC
habis
Pkl
Masih
15.0
keluar
/u
Menomet
Anemis
raghia+
observasi
colf
darah
TD=90
Anemia
keluhan
diambil di
sedikit
/60
N
PRC
PMI
=
-Pasang
92x/
O2
menit
S
=36,8
C
RR:24X
/mnit
Fluxus
(+)
sedikit
K
/u
Pkl
21.0
merasa Anemis
raghia + observasi
mengobse
lemah
Anemia
rvasi
/u
Menomet
keluhan
keluhan
21
Pkl
-PRC
02.0
masuk
-PRC
Pkl
habis
ke-3
KE-3
07.3
0
Jam/
tgl/
OBYEK
IMPLEME
ENT/
NSI/
NTASI/
MASALA
PERENC
PELAKSA
H
Menomet
ANAAN
-
NAAN
-
bln
KTIF
TIF
16/1
Masih
1/14
lemas
Anemis
raghia+
observasi
mengobse
Pkl
Fluxus
Anemia
keluhan
rvasi
08.0
(+)
-lanjutkan keluhan
sedikit
terapi
/u
melanjutka
n terapi
PR
F
22
-PRC
Pkl
masuk
12.0
-PRC
habis
Pkl
Pusing
/u
ke-4
ke-4
Menomet
-observasi
14.0
Anemis
raghia+
observasi
keluhan
Fluxus
Anemia
keluhan
-pasang
(+)
dower
sedikit
kateter
-Inj.Lasix 1
Pkl
Masih
21.0
lemas
Anemis
/u
Menomet
amp
-
raghia+
observasi
mengobse
Anemia
keluhan
rvasi
keluhan
Pkl
- PRC ke-5
01.3
masuk
-PRC
Pkl
habis
ke-5
05.3
0
Tgl
Masih
17/1
keluar
Anemis
/u Menomet
raghia
-PRC
Lanjutkan masuk
ke-6
23
1/14
darah
-Fluxus
Pkl
sedikit
(+)
08.0
Hb
sedikit
=8,6 g/
+Anemia
terapi
dL
-PRC
ke-6
habis
Pkl
12.0
0
Jam/
IMPLEME
PR
ENT/
NSI/
NTASI/
MASALA
PERENC
PELAKSA
H
Mebomet
ANAAN
-
NAAN
- observasi
tidak
rorhagia
observasi
keluhan
1/14
ada
+ Anemia keluhan
Pkl
keluha
Post
(00.00)
transfusi
pasien
tgl/
SUBYE OBYEK
bln
KTIF
TIF
Tgl
Sudah
17/1
21.00 n
/u baik
pkl
dipuasaka
n
24
Tgl
Sudah
18/1
tidak
baik
raghia+
lanjutkan
Sp.OG
1/14
ada
Fluxus
Anemia
terapi
Pkl
keluha
(+)
Post
08.00 n
sedikit
transfusi
Pkl
Sudah
12.30 tidak
Pkl
/u Menomet
/u Menomet
konsul
-lanjutkan Ambil
baik
raghia+
ada
Fluxus
Anemia
darah, pro
keluha
(+)
Post
transfusI
sedikit
transfusi
PRC
Tidak
Menomet
kolf/hr
-lanjutkan -
Fluxus
raghia+
terapi
keluha
(+)
Anemia
sedikit
14.00 ada
/u baik
TD
terapi
sample
melanjutka
n terapi
100/60
mmhg
N : 83x
/mnt
Pkl
S : 370
-PRC
16.00
masuk
/u baik
ke-7
25
Pkl
-PRC
18.00
habis
-PRC
/u baik
/u baik
Pkl
Tidak
22.00 ada
Menomet
masuk
-lanjutkan -
Fluxus
raghia
terapi
/u baik
ke-7
ke-8
melanjutka
keluha
(+)
n terapi
sedikit
-PRC
Tgl
-Tidak
Menomet
-terapi
habis
- cek
19/1
ada
raghia
dilanjutka
pagi
1/14
keluha
Pkl
ke-8
HB
08.00
Jam/
tgl/
bln
OBYEK
TIF
IMPLEME
ENT/
NSI/
NTASI/
MASALA
PERENC
PELAKSA
ANAAN
NAAN
PR
F
26
tgl
-tidak
19/1
ada
1/14
Pkl
/u baik
Menomet
T:
raghia
Observasi keluhan
keluha
120/70
+anemia
keluhan
N: 82
14.0
S: 37
Fluxus
-observasi
(-)
Hb
: Menomet
Tidak
10.0
raghia
-pasien
ada
g/dL
+anemia
diijinkan
Pkl
keluha
pulang
17.0
(KRS)
0
-Obat jalan
:
AS.Mefena
mat
3x1
No X
SF 1x1 No
III
27
DAFTAR PUSTAKA
Goldstein.Diagnosing
Perimenopausal
Abnormal
Woman.
Uterine
Bleeding
Contemporary
in
Obgyn,
Archive,May,2009.
Irwanto
(2010).http://irwanfarmasi.blogspot.com/2010/12/asuhankebidanan-menometroragia.html. Diakses 26 November 2014
28
management
of
abnormal
uterine
bleeding.
Safitri,Yunita(2009).http://missluthan.blogspot.com/2009/02/men
ometrorrhagia_05.html.diakses tanggal 28 November 2014
Soekidjo
Notoatmodjo.2003.Metode
Penelitian
Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
Widjarnako,
Bambang
(2009).Patologi
Obstetri.
29