Validasi Metode
Validasi Metode
2.
a.
b.
c.
d.
Perubahan matriks pada spesies yang sama (misalnya plasma manusia diganti
urin)
e.
f.
Perubahan spesies pada matriks yang sama (misalnya plasma tikus diganti plasma
kelinci)
g.
h.
Perubahan instrumentasi
i.
j.
Matriks jarang
Metode yang selektif dan sensitif untuk evaluasi kuantitatif obat dan metabolitnya
yang harus ditetapakan untuk preklinik, biofarmasetika dan studi farmakologi klinik.
Validasi metode bioanalisis termasuk semua prosedur analisis dalam matriks biologi
seperti dalam darah, plasma, serum dan urin.
x 100%
2 Keseksamaan (Precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata. Jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sample-sampel yang diambil dari campuran yang
homogen.
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan relatif baku
(koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan (repeatability)
atau ketertiruan (reproducibility).
Keterulangan adalah keseksaman metode jika dilakukan berulang kali oleh
analisis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek.
Ketertiruan adalah keseksamaa metode jika dikerjakan pada kondisi yang
berbeda. Biasanya analisis dilakukan pada laboratorium yang berbeda menggunakan
peralatan, pereaksi, pelarut dan analisis yang berbeda pula. Analisis dilakukan terhadap
sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang sama. Ketertiruan
dapat juga dilakukan dalam laboratorium yang sama dengan menggunakan peralatan,
pereaksi dan analis yang berbeda.
Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau
koefisien variasi 2% atau kurang. Akan tetapi kriterian ini sangat fleksibel tergantung
pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium.
Keseksamaa dihitung dengan cara sebagai berikut :
a. Hasil analisis adalah X1, X2, X3, X4,.......Xn maka simpangan bakunya
adalah
Dalam praktek digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya antara
50-150% kadar analit dalam sampel. Jumlah sampel yang dianalisis sekurang-kurangnya
8 buah sampel.
Sebagai parameter adanya hubungan linear digunakan koefisien korelasi r pada
analisis regresi linier Y = a + bx. Hubungan linier yang ideal dicapai jika nilai b = 0 dan r
= +1 atau r = -1 bergantung pada arah garis. Nilai a menunjukkan kepekaan analisis
terutama instrumen yang digunakan. Parameter lain yang dihitung adalah simpangana
baku residual (Sy). Dengan menggunakan kalkulator atau perangkat lunak komputer,
semua perhitungan matematik tersebut dapat diukur.
Sy =
dimana
Sxo = Sy
Vxo = Sxo
X
Syarat kelinieran garis
1. Koefisien relasi (r) dimana r 0,9990
2. Jumlah kuadrat sisa masing-masing titik temu (ri) mendekati nol (0) (ri) 2
sekecil mungkin = 0
Ri = yi- ( bxi + a)
Q = k x Sb
S1
Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ ( batas kuantisasi)
K = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantisasi
Sb = simpangan baku respon analit dari blangko
S1 = arah garis linier (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap konsentrasi =
slope ( b pada persamaan garis y = a +bx)
Batas deteksi dan kuantisasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi dari
kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier
y = a = bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan simpangan baku residual
(Sy/x).
a. Batas deteksi (Q)
karena k = 3 atau 10
Simpangan baku (Sb) = Sy/x maka
Q = 3 Sy/x
S1
Q = 10 Sy/x
S1