Laporan Kasus Azka Spinal Cord Injury
Laporan Kasus Azka Spinal Cord Injury
Oleh:
K M Azka Novriandi, S.Ked
04124705105
Pembimbing:
Dr.Rendra Leonas, Sp.OT (K)Spine
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
K M Azka Novriandi, S.Ked
04124705105
telah dilaksanakan dan disetujui pada bulan September 2013 sebagai salah satu
persyaratan
guna
mengikuti
ujian
Kepaniteraan
Klinik
Senior
di
BAB I
STATUS PASIEN
1.1 IDENTIFIKASI
a. Nama
b. Usia
c. Jenis Kelamin
d. Kebangsaan
e. Suku
f. Status Pernikahan
g. Pekerjaan
h. Agama
:
:
:
:
:
:
:
:
i.
Banyuasin
: 11 Juli 2013
: 737239
j. MRS
k. No. Rekam Medis
1.2 ANAMNESIS
(Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 15 September 2013)
Keluhan Utama:
Tidak dapat menggerakkan kedua tungkai bawah
Keluhan Tambahan:
Rasa baal pada kedua tungkai bawah, tidak dapat merasakan BAK dan BAB,
terdapat borok di bokong.
Riwayat Perjalanan Penyakit:
6 Bulan SMRS, penderita terjatuh dari pohon dengan ketinggian 9 meter
dalam posisi terduduk. Setelah kejadian kedua tungkai bawah tidak dapat
digerakkan. Pasien juga merasa baal pada kedua tungkai bawah, serta tidak
dapat merasakan BAK dan BAB. 3 Bulan SMRS timbul borok di bokong
yang semakin membesar. Pasien kemudian berobat dan dirawat RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang karena keluhannya tidak berkurang.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Pernafasan
Nadi
:
:
:
:
sakit sedang
compos mentis
20 x/menit
82 x/menit
Tekanan Darah
Suhu
Kulit
:
:
:
110/70 mmHg
36,5C
ulkus (d=10cm) di regio sakrum, ulkus
(d=5cm) di regio SIAS
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorokan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
maupun inguinal
tidak ada kelainan
Denyut jantung 86x/menit,
Paru-paru
Abdomen
:
:
gallop (-)
Vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
Datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien
Anus
Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior
Status lokalis
Regio Ekstremitas Inferior
Inspeksi
:
Palpasi
:
:
:
:
Regio Sakrum
Inspeksi
:
:
Pupil
Leher
Kelenjar getah bening
Thorak
Jantung
Palpasi
Regio SIAS Sinistra
Inspeksi
Palpasi
Anus
Status Neurologis
murmur(-),
Fungsi Motorik
Ekstremitas Superior
Gerakan
Kanan
Cukup
Kiri
Cukup
Kekuatan
Tonus
Refleks Fisiologis
- Biceps
- Triceps
- Radius
- Ulna
Refleks Patologis
- Hoffman Ttromner
- Leri
- Meyer
Ekstremitas Inferior
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Klonus
- Paha
- Kaki
Refleks Fisiologis
- KPR
- APR
Refleks Patologis
- Babinsky
- Chaddock
- Oppenheim
- Gordon
- Schaeffer
- Rossolimo
- Mendel Bechtewer
5
Normal
5
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Kanan
Tidak ada
0
Menurun
Kiri
Tidak ada
0
Menurun
(-)
(-)
(-)
(-)
Menurun
Menurun
Menurun
Menurun
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Fungsi Sensorik
Anestesi mulai dari ujung jari kaki hingga setinggi 3 - 4 jari di atas umbilikus
Fungsi Vegetatif
- Miksi
-
Defekasi
: Inkontinensia Uri
: Inkontinensia Alvi
(13,2-17,3 g/dl)
(43-49 %)
Leukosit
:
Albumin
:
Globulin
:
Protein total
:
Natrium
:
Kalium
:
Tanggal 25 agustus 2013
Hemoglobin
:
Hematokrit
:
Leukosit
:
Albumin
:
Globulin
:
Protein total
:
Natrium
:
Kalium
:
6,6.103/mm3
3,6 g/dl
3,4 g/dl
7,0 g/dl
144 mEq/L
4,3 mEq/L
(4,5-11.103/mm3)
(3,5 - 5,0 g/dl)
(2,6 - 3,6 g/dl)
(6,4 8,3 g/dl)
(135 155 mEq/L)
(3,5 5,5 mEq/L)
13,8g/dl
39%
5,5.103/mm3
3,8 g/dl
3,2 g/dl
7,0 g/dl
143 mEq/L
4,8 mEq/L
(13,2-17,3 g/dl)
(43-49 %)
(4,5-11.103/mm3)
(3,5 - 5,0 g/dl)
(2,6 - 3,6 g/dl)
(6,4 8,3 g/dl)
(135 155 mEq/L)
(3,5 5,5 mEq/L)
Pemeriksaan Radiologi
Rontgen Thoracolumbal AP/Lat tanggal 11 Juli 2013
Kesan:
Fraktur kompresi vertebra thorakal IX
CT Scan pada tanggal 28 Agustus 2013
Hasil CT Scan Vertebral Sentrasi Th 9 potongan aksial, sagital. Tebal
potongan 1cm dengan hasil sebagai berikut :
Hasil pemeriksaan :
thorakal IX
Corpus thorakal IX tampak bergeser ke belakang
Tampak gambaran spinal stenosis setinggi Thorakal IX
Kesan :
Tampak tanda-tanda penekanan spinal cord level Th IX
1.5 DIAGNOSIS KERJA
Complete Spinal Cord Injury (Frankel A) Setinggi Segmen T-9 dengan
Fraktur Dislokasi Vertebrae Thoracal IX + Ulkus dekubitus.
1.6 PENATALAKSANAAN
IVFD RL gtt xx/menit
Ceftriaxone 2x1 gr
Ganti verban/ hari
Diet Nasi Biasa
Tatalaksana konsevatif dengan thorakolumbal sacral orthosis (TLSO)
1.7 PROGNOSIS
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam
:
:
Bonam
Dubia at malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Tulang Belakang
Vertebra adalah pilar yang berfungsi sebagai penyangga tubuh dan
melindungi medulla spinalis. Pilar itu terdiri atas 33 ruas tulang belakang
yang tersusun secara segmental yang terdiri atas 7 ruas tulang servikal
(vertebra servikalis), 12 ruas tulang torakal (vertebra torakalis), 5 ruas tulang
10
11
Panjang normal medula spinalis orang dewasa adalah 42-45 cm, pada
bagian superior dilanjutkan oleh batang otak, dan bagian inferior dilanjutkan
oleh konus medularis. Selama perkembangannya, kanalis sentralis mengalami
perluasan kearah lateral pada dua bagian yaitu pembesaran servical
(intumensensia servikalis) dan pembesaran lumbal (intumensia lumbalis)
yang masing-masing membentuk pleksus brakhialis dan pleksus lumbosakral.
Medula spinalis dibagi menjadi kira-kira 8 segmen servikal, 12 segmen
torakal, 5 segmen lumbal, 5 segmen sacral, dan beberapa segmen koksigeal
yang kecil. Masing-masing segmen bervariasi dalam panjangnya, namun di
12
Potongan
melintang
dari
medulla
spinalis
tulang
belakang
13
Cedera stabil : jika bagian yang terkena tekanan hanya bagian medulla
spinalis
anterior, komponen
vertebral
tidak
bergeser
dengan
posterior
permukaan,
supraspinosa.
arkus
yang
tulang
terbentuk
posterior,
dari
pedikulus,
ligamen
sendi-sendi
interspinosa
dan
14
15
lebih berat dibanding fraktur kompresi. Tepi tulang yang menyebar atau
melebar itu akan memudahkan medulla spinalis untuk cedera dan ada
fragmen tulang yang mengarah ke medulla spinalis dan dapat menekan
medulla spinalis dan menyebabkan paralisis atau gangguan syaraf parsial.
Tipe burst fracture sering terjadi pada thoraco lumbar junction dan
terjadi paralysis pada kaki dan gangguan defekasi ataupun miksi.
Diagnosis burst fracture ditegakkan dengan x-rays dan CT scan untuk
mengetahui letak fraktur dan menentukan apakah fraktur tersebut
merupakan fraktur kompresi, burst fracture atau fraktur dislokasi.
Biasanya dengan scan MRI, fraktur ini akan lebih jelas mengevaluasi
trauma jaringan lunak, kerusakan ligamen dan adanya perdarahan.
16
17
18
Klasifikasi Frankel :
Grade A : motoris (-), sensoris (-)
Grade B : motoris (-), sensoris (+)
Grade C : motoris (+) dengan ROM 2 atau 3, sensoris (+)
Grade D : motoris (+) dengan ROM 4, sensoris (+)
Grade E : motoris (+) normal, sensoris (+)
19
20
BAB III
Analisis Kasus
Seorang laki-laki berusia 28 tahun, masuk rumah sakit pada tanggal 11
Juli 2013 dengan dengan keluhan utama tidak dapat menggerakkan kedua
tungkai bawah. Pada anamnesis lebih lanjut, didapatkan informasi riwayat
perjalanan penyakit, yaitu 6 Bulan SMRS, penderita terjatuh dari pohon
dengan ketinggian 9 meter dalam posisi terduduk. Setelah kejadian kedua
tungkai tidak dapat digerakkan. Pasien juga merasa baal pada kedua tungkai,
serta tidak dapat merasakan BAK dan BAB. 3 Bulan SMRS timbul borok
di bokong yang semakin membesar. Pasien kemudian berobat dan dirawat
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang karena merasa kondisinya tidak
membaik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tidak ada kelainan pada status
generalis. Pada pemeriksaan status lokalis inspeksi di regio sakrum dan
region SIAS sinistra menunjukkan adanya ulkus dekubitus. Pada cedera
medulla spinalis terjadi gangguan sirkulasi darah ke substansia grisea medulla
spinalis yang dapat menimbulkan iskemia, hipoksia, edema, dan lesi
21
pasien
di
berikan
penatalaksanaan
konservatif
dengan
22
dan juga tidak mengeluh adanya nyeri punggung lagi maka tatalaksana dapat
kita berikan dengan konservatif.
Prognosis pada pasien ini quo ad vitam bonam, sedangkan quo ad
functionam malam. Prognosis ditentukan dari luas lesi (pada pasien ini
trauma medulla spinalis komplit), tindakan dini (penatalaksaan pasien ini
terlambat), dan komplikasi penyulit dalam hal ini ulkus dekubitus.
DAFTAR PUSTAKA
Blumenfeld H. 2002. Neuroanatomy Through Clinical Cases. Sanauer
Assiciates, Inc.
Boos N. dan Aebi M. 2008. Spinal Disorders: Fundamental of Diagnosis and
Treatment. Springer.
Dennis H. H. dan Tak H. H. 2011. A Review of Thoracolumbar Spine Fracture
Classifications. Journal of Orthopaedics and Trauma. Vol 1. Singapore
Gondim F. A. 2013. Topographic and Functional Anatomy of The Spinal Cord.
Tersedia dalam: http://emedicine.medscape.com/article/1148570-overview,
diakses tanggal 20 Juli 2013
Greene W. B. 2006. Netters Orthopaedics (1st Edition). Elsevier. U.S. A
Sjamsuhidajat R. Dan Jong W. D. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah (edisi ke-2).
EGC, Jakarta, Indonesia.
Snell, R. S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran (edisi ke-6).
Terjemahan oleh: Liliana Sugiharto, dkk. EGC, Jakarta, Indonesia.
23