Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIS

Anestesi Lokal dan Regional


untuk Biopsi Kulit
Yuanita Dian Utama
Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / Rumah Sakit Dokter Kariadi, Semarang

ABSTRAK
Biopsi jaringan dalam bidang dermatologi perlu perencanaan sempurna agar memperoleh hasil pemeriksaan histopatologik yang mewakili seluruh lesi kulit, tanpa menimbulkan efek samping atau komplikasi pada pasien. Tinjauan
pustaka ini membahas mekanisme kerja dan macam-macam teknik anestesi lokal dan regional yang dapat dimanfaatkan
untuk menghilangkan rasa nyeri selama biopsi kulit.

PENDAHULUAN
Pemanfaatan biopsi jaringan untuk
membantu menegakkan diagnosis
jauh lebih sering dilakukan dalam bidang dermatologi daripada bidangbidang spesialisasi lain.1 Sebelum
merencanakan tindakan biopsi, perlu
dipertimbangkan pilihan-pilihan teknik
anestesi yang dapat dilakukan. Dengan perencanaan yang sempurna diharapkan akan dapat diperoleh suatu
sediaan untuk pemeriksaan histopatologik yang mewakili seluruh lesi kulit, tanpa menimbulkan efek samping
atau komplikasi yang tidak diinginkan
pada pasien.
Tinjauan pustaka ini akan membahas mengenai mekanisme kerja dan
macam-macam teknik anestesi lokal
dan regional yang dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa nyeri
selama biopsi kulit.
DEFINISI
Istilah anestesi berasal dari Bahasa
Yunani an yang artinya tidak, dan aisthesis yang artinya perasaan. Secara
umum anestesi berarti kehilangan
perasaan atau sensasi. Walaupun demikian, istilah ini terutama digunakan
untuk kehilangan perasaan nyeri yang

diinduksi untuk memungkinkan dilakukannya pembedahan atau prosedur


lain yang menimbulkan rasa nyeri.2
MEKANISME KERJA
Serabut saraf memiliki membran lipoprotein yang memisahkan matriks
intraseluler dari ekstraseluler. Cairan
intraseluler terutama mengandung
kalium, sedangkan cairan ekstraseluler mengandung natrium. Pada fase
istirahat, membran relatif permeabel
terhadap kalium tetapi kurang permeabel terhadap natrium, sehingga
mempunyai potensi membran
-70
mV di mana bagian luar relatif positif
dibandingkan bagian dalam dan membran dalam keadaan polarisasi.3 Bila
saraf dirangsang maka terjadi peningkatan permeabilitas terhadap natrium,
sehingga terjadi depolarisasi dan peningkatan potensi membran +20 mV
di mana bagian luar menjadi relatif
negatif dibandingkan bagian dalam.
Kejadian berurutan di mana impuls
menyebar sepanjang saraf. Pada fase
selanjutnya terjadi repolarisasi membran yang menyebabkan peningkatan
permeabilitas terhadap kalium. Pada
akhir potensi aksi, natrium dikeluarkan
melalui proses aktif, dan saraf kembali
ke fase istirahat.3

| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

Sebagian besar obat anestesi lokal terikat pada reseptor sodium channel
dan bekerja mencegah terbukanya
sodium channel pada membran
akson sehingga tidak terjadi depolarisasi dan potensi aksi tidak meningkat. Dengan demikian, anestesi
lokal menyebabkan peningkatan nilai
ambang rangsang saraf, menghambat penyebaran impuls, mengurangi
kecepatan peningkatan potensi aksi,
dan akhirnya menghambat konduksi.3
TEKNIK-TEKNIK ANESTESI
Pilihan teknik anestesi untuk sebagian
besar kasus adalah masalah individual.
Selain aspek-aspek teknis, untuk menentukan pilihan tersebut juga harus
mempertimbangkan status emosional
pasien. Secara umum, anestesi lokal
atau regional lebih disukai, khususnya
pada pasien-pasien dengan penyakit
kardiovaskuler atau saluran pernapasan, karena lebih aman dan nyaman.4
1. Anestesi Lokal
Anestesi lokal didefinisikan sebagai hilangnya sensasi sementara pada suatu
area tubuh yang relatif kecil atau terbatas yang tercapai dengan aplikasi
topikal atau injeksi obat-obat yang
537

PRAKTIS

menekan eksitasi ujung saraf atau


menghambat konduksi impuls sepanjang saraf perifer.5
Salah satu keunggulan anestesi lokal
yaitu dimungkinkannya komunikasi
antara operator dengan pasien selama operasi. Hal ini terutama penting
saat operasi dilakukan di dekat sarafsaraf penting.4 Sedangkan kerugiannya yaitu bahwa operator harus sangat berhati-hati dalam berbicara agar
tidak mengucapkan sesuatu yang tidak
pada tempatnya. Selain itu, secara
teknis injeksi anestesi lokal dapat menyebabkan pembengkakan jaringan,
sehingga mempersulit penentuan batas lesi secara tepat. Pada beberapa
area, seperti bibir, kelopak mata, dan
alis, pembengkakan akibat anestesi
akan sangat mengganggu hasil akhir
secara kosmetik. Untuk mengatasi keadaan ini, sebaiknya rencana tindakan
dan garis batas operasi digambar sebelum injeksi anestesi.4
Obat anestesi lokal yang ideal yaitu
yang memiliki awitan kerja cepat, durasi kerja cukup panjang, serta derajat
toksisitas dan alergenisitas minimal.
Sebagian besar kriteria ini dipenuhi
oleh anestesi lokal dengan golongan
amida (Tabel 1.). Jika diperlukan anestesi tambahan, injeksi ulang sebanyak
25% dari dosis maksimal dapat diberikan 30 menit setelah injeksi awal.4
Tambahan obat-obat vasokonstriktor
seperti epinefrin akan menyebabkan
vasokonstriksi sementara dan mengurangi perdarahan intraoperatif,
mempercepat awitan kerja dan memperpanjang durasi kerja, serta meningkatkan kadar obat anestesi dalam
jaringan karena obat anestesi yang
masuk dalam sirkulasi darah berkurang. Kerugiannya yaitu bahwa vasodilatasi yang terjadi setelah efek vasokonstriksi habis akan meningkatkan
perdarahan.4
Pada beberapa area tubuh, vasokonstriksi dapat menyebabkan kerusakan
jaringan, sehingga biasanya disarankan jangan menggunakan anestesi
yang mengandung epinefrin untuk

jari, penis, hidung, dan telinga. Selain itu, epinefrin sebaiknya dihindari
untuk pasien-pasien dengan penyakit vaskuler perifer, diabetes, kardiovaskuler, glaukoma, dan pasien hamil.
Epinefrin juga berinteraksi dengan
berbagai obat, antara lain: antihipertensi, antidepresan, amfetamin, dan
hidantoin.4
Pada beberapa pasien injeksi obat
anestesi cukup menyakitkan, sehingga
beberapa operator menambahkan
sodium bikarbonat pada larutan anestesi untuk meningkatkan pH agar nyeri
berkurang. Larutan yang mengandung
sodium bikarbonat harus selalu baru,
atau setidaknya dibuat tiap hari.4
Bahan tambahan lain yang bermanfaat
yaitu hialuronidase. Enzim ini mengurangi edema dan mempermudah
difusi obat anestesi. Hialuronidase
terutama bermanfaat dalam anestesi
kelopak mata, di mana edema sering
terjadi. Saat anestesi blok saraf, hialuronidase menyebabkan difusi obat
anestesi lebih luas.4
Efek samping anestesi lokal yang
mungkin terjadi: kerusakan saraf, reaksi alergi, kerusakan vaskuler, pneumotoraks (pada blok pleksus), infeksi
pada area injeksi, injeksi intravaskuler,
nekrosis jaringan (jika menggunakan
vasokonstriktor), reaksi toksik sistemik,
reaksi sistem saraf pusat, hiperventilasi, agitasi, depresi napas, hipotensi,
atau aritmia.4
1.1. Krioanestesi
Semprotan krio menghasilkan anestesi sementara untuk prosedur superfisial. Penyemprotan selama 5-10 detik
menghasilkan anestesi parsial selama
1 menit; waktu ini cukup untuk melakukan biopsi shave atau biopsi plong.4
Anestesi semprot yang pertama kali
digunakan yaitu etil klorida, dengan
efek samping mudah meledak jika
bercampur dengan udara, dapat menyebabkan hepatotoksisitas, dan jika
uapnya terhirup dalam jumlah besar
dapat menyebabkan anestesi sistemik.
Anestesi semprot lain yang mengand-

| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 539

ung diklorotetrafluoroetan kurang


toksik dan lebih efektif daripada etil
klorida, namun di Amerika Serikat telah ditarik dari pasaran karena merusak lapisan ozon (Gambar 1.).4,6
Beberapa ahli menyebutkan bahwa
etil klorida tidak bermanfaat untuk
biopsi plong karena menyebabkan
trauma jaringan dan menurunkan
kualitas spesimen untuk pemeriksaan
mikroskopis.6
1.2. Anestesi Topikal
EMLA (eutectic mixture of local anesthetics) yang merupakan campuran
lidokain 2,5% dengan prilokain 2,5%
dalam vehikulum khusus dapat menghasilkan anestesi yang cukup baik jika
diaplikasikan dengan oklusi selama 4560 menit (Gambar 2). Pada anak-anak,
EMLA yang digunakan pada area luas
dapat menyebabkan methemoglobinemia.4
1.3. Anestesi Infiltrasi
Pada umumnya, injeksi infiltrasi tidak
dilakukan secara langsung pada lesi
tetapi justru pada sekitar lesi, dengan
beberapa tusukan membentuk suatu
cincin untuk mencakup seluruh area
operasi (Gambar 3). Pendekatan ini
meminimalkan risiko teoritis penyebaran tumor ganas oleh trauma jarum
injeksi dan mencegah edema dermal
yang dapat mengganggu evaluasi histologis.4
2. Anestesi Regional
Anestesi regional didefinisikan sebagai proses yang sama dengan anestesi lokal, yang melibatkan area jaringan
subkutan yang lebih luas atau sarafsaraf perifer yang lebih luas.5
Anestesi regional dapat dicapai dengan injeksi obat anestesi berdurasi
kerja panjang pada daerah proksimal
lokasi operasi, di sekitar saraf sensorik
utama. Pendekatan ini terutama bermanfaat untuk daerah wajah, jari, dan
genitalia pria.4
2.1. Daerah Kepala dan Leher
Daerah dahi disarafi oleh saraf supraorbitalis dan supratroklearis. Saraf su539

8/26/2010 3:40:05 PM

PRAKTIS

praorbitalis keluar dari foramen supraorbitalis, yang dapat diraba sepanjang


batas atas orbita, kira-kira 2,5 cm lateral garis tengah wajah. Blok saraf ini
dapat dilakukan dengan injeksi 2-3 ml
lidokain 1% ke dalam foramen supraorbitalis. Sedangkan saraf supratroklearis keluar di sepanjang batas atas
orbita, kira-kira 1 cm medial foramen
supraorbitalis. Blok saraf supratroklearis dilakukan dengan injeksi 2-3 ml
lidokain 1% pada batas atas orbita, 1
cm medial foramen supraorbitalis. Untuk blok kedua saraf sekaligus, infiltrasi 5-7 ml lidokain 1% dilakukan pada
dua pertiga tengah alis, tepat di atas
tulang orbita (Gambar 4).11
Saraf infraorbitalis mensarafi daerah
sentral wajah, mencakup bibir atas,
pipi, dan sebagian cuping hidung. Saraf ini keluar dari foramen infraorbitalis, yang terletak tepat di bawah orbita, sedikit ke arah nasal terhadap garis
imajiner yang ditarik dari pertengahan
kelopak mata bawah. Untuk blok saraf,
jarum ditusukkan sekitar 1 cm inferior
foramen infraorbitalis dan didorong
ke arah foramen, kemudian masukkan
2-4 ml lidokain 1% (Gambar 5).11
Telinga disarafi oleh saraf aurikularis,
osipital, dan aurikulotemporalis. Injeksi 10-20 ml obat anestesi di atas dan
bawah daun telinga akan menghasilkan blok berbentuk belah ketupat
(Gambar 6).11
Bibir atas dianestesi dari dua titik,
masing-masing pada tiap sudut mulut (Gambar 7). Secara keseluruhan,
sepanjang dua garis ke arah ala nasi
disuntikkan 5-10 ml obat anestesi.11 Bibir bawah dianestesi dari titik tengah
dagu, kemudian jaringan ikat diinfiltrasi secara oblik ke arah sudut mulut
(Gambar 7.). Biasanya secara keseluruhan diperlukan 10-15 ml obat anestesi.11
Saraf mentalis memberi inervasi sensorik pada bagian anterior mandibula.
Saraf ini keluar dari foramen mentalis,
yang terletak di antara batas atas dan
bawah mandibula serta berada dalam
satu garis imajiner dengan foramen
540

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 540

supraorbitalis, pupil, dan foramen infraorbitalis. Jarum ditusukkan kurang


lebih 1,5 cm posterolateral foramen
ke arah foramen, kemudian diinjeksikan 2-3 ml lidokain 1% (Lihat Gambar
8.).11
2.2. Daerah Ekstremitas dan Inguinal
Saraf medianus memberi sensasi pada
sisi radial telapak tangan, sisi palmar
ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan
separuh jari manis, serta dasar kuku
jari-jari tersebut. Saraf medianus berada di antara tendo-tendo fleksor karpi
radialis dan palmaris longus, di bawah
fleksor retinakulum. Kedua tendo tersebut dapat dikenali dengan meminta
pasien mempertemukan ibu jari dan
jari kelingking. Jarum disuntikkan dengan sudut 45 ke antara tendo-tendo
pada lipatan pergelangan tangan
proksimal. Injeksi 2-5 ml obat anestesi
lokal akan memblok nervus medianus
(Gambar 9 A). Jika timbul parestesia,
jarum harus ditarik sedikit (sekitar 2
mm) untuk menghindari kerusakan serabut saraf atau injeksi intraneural.12

do fleksor karpi ulnaris dan arteri ulnaris akan memblok cabang palmar dari
saraf ulnaris (Gambar 10 A). Cabang
ulnaris dorsal dapat diblok dengan infiltrasi 3-4 ml cairan pada daerah distal
prosesus stiloideus ulnaris (Gambar
10 B). Kedua cabang saraf tersebut
juga dapat diblok sekaligus pada siku.
Caranya, siku difleksikan 90, jarum ditusukkan 0,5 cm ke dalam kulit antara
olekranon dan epikondilus medialis,
kemudian suntikkan 3-5 ml cairan. Risiko kerusakan saraf pada prosedur
ini lebih tinggi karena saraf dapat terjebak di antara anestesi lokal dan tulang, menyebabkan iskemia saraf.12
Kedua saraf yang berjalan pada tiap
sisi jari tangan dan kaki dapat diblok
dengan injeksi pada tiap sisi jari (Gambar 11). Jarum ditusukkan ke arah
tulang, pada perbatasan permukaan
palmar dan dorsal jari, 1-2 cm distal
sela jari. Anestesi diberikan dengan
jarum tegak lurus jari, kemudian sedikit bersudut ke arah palmar dan dorsal. Biasanya hanya dibutuhkan 1,5 ml
obat anestesi untuk tiap sisi jari.12

Cabang superfisialis saraf radialis


mensarafi dorsum tangan dan bagian
proksimal sendi interfalangeal distal
tiga jari pertama. Sebelum mencapai
pergelangan tangan saraf ini memiliki
banyak cabang, sehingga area yang
perlu dianestesi untuk mencapai blok
total cukup luas. Pertama-tama, 3 ml
lidokain 1% diinjeksikan tepat di lateral arteri radialis pada lipatan pergelangan tangan proksimal. Jarum
kemudian digeser dan ditusukkan
secara subkutan melintasi tepi proksimal snuffbox menuju pertengahan sisi
dorsal pergelangan tangan. Injeksi 5-7
ml obat anestesi dilakukan secara melingkar sambil menarik jarum (Gambar
9 B).12

Anestesi lokal pada telapak kaki relatif


sulit karena rasa nyeri yang nyata saat
penetrasi; blok saraf regional seringkali lebih disukai. Blok pergelangan kaki
posterior (Gambar 12.) digunakan untuk menganestesi telapak kaki melalui
blok saraf suralis dan tibialis posterior. Saraf suralis berjalan di belakang
fibula dan maleolus lateral, dan mensarafi tumit dan sisi lateral kaki. Untuk
melakukan blok saraf suralis, pasien
diposisikan telungkup dengan kaki
sedikit dorsofleksi. Jarum ditusukkan
di lateral tendo Achilles dan 1-2 cm
di atas ujung lateral maleolus. Obat
anestesi disuntikkan dengan pola seperti kipas dari satu sisi ke sisi lain untuk
mencakup seluruh persarafan.12

Saraf ulnaris bercabang ke palmar dan


dorsal pada lipatan fleksor proksimal
pergelangan tangan, mensarafi bagian ulnaris permukaan palmar dan
dorsal telapak tangan dan jari kelingking, serta separuh bagian ulnaris jari
kelingking. Injeksi 5-7 ml obat anestesi
sedalam 1-2 cm ke daerah antara ten-

Saraf tibialis terletak di antara maleolus medialis dan tendo Achilles, mensarafi bagian medial telapak kaki dan
sisi medial kaki. Saraf ini berjalan di
posterior arteri tibialis posterior. Untuk
memblok saraf tibialis, pasien diposisikan telungkup dengan kaki sedikit
dorsofleksi. Jarum ditusukkan di ante-

| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

8/26/2010 3:40:06 PM

PRAKTIS

rior tendo Achilles, 1-2 cm di atas maleolus medialis, kemudian didorong


menuju arteri tibialis posterior. Saraf
tibialis terletak di bawah retinakulum
fleksor yang padat, sehingga masuknya jarum akan terasa saat menembus retinakulum. Sekitar 5 ml lidokain
1% disuntikkan di sekitar saraf setelah
dilakukan aspirasi untuk mencegah injeksi intraarteri. Sambil menarik jarum,
ditambahkan 5 ml lidokain lagi.12

injeksi diulang pada posisi jam 10.12

in cutaneous surgery. J Am Acad Dermatol

PENUTUP
Biopsi jaringan untuk membantu menegakkan diagnosis dapat dilakukan
dengan berbagai teknik sesuai keadaan lesi. Demikian pula, terdapat berbagai pilihan teknik anestesi yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa
nyeri sebelum dan selama tindakan.

Saraf peroneus superfisial dapat diblok dengan menusukkan jarum tepat


di superoanterior maleolus medialis.
Sekitar 5 ml obat anestesi disuntikkan
subkutan di antara tepi anterior tibia
dan tepi superior maleolus lateralis.
Saraf safena yang berjalan di medial
vena safena magna dapat diblok dengan menusukkan jarum tepat di superoanterior maleolus medialis dan
menyuntikkan 3-4 ml obat anestesi
pada jaringan subkutan di sekitar vena
safena magna.12
Pada blok penis dorsal jarum ditusukkan pada pangkal penis pada posisi jam 2 dengan sedikit menyudut ke
medial dan didorong kira-kira 0,5 cm
di bawah permukaan kulit, kemudian
0,5 ml cairan lidokain 1% tanpa epinefrin disuntikkan. Jarum ditarik, dan

dermatology. J Am Acad Dermatol 2000; 43(2):


286-98.
7. Gebauer Company. Product Sheet Bottle untuk Gebauers Ethyl Chloride. URL: http://www.
gebauerco.com/?strProduct=EthylChloride
8. Harmon CB. Dermabrasion. Emedicine, 31 Juli
topic744.htm

1. Petres J, Rompel R, Robins P. Diagnostic Biop-

9. Kundu S, Achar S. Principles of Office Anesthe-

sies. Dalam: Dermatologic Surgery: Textbook

sia: Part II. Topical Anesthesia. Am Fam Physi-

and Atlas. New York: Springer 1996 ;A(5): 31.

cian 2002; 66(1): 99-102. URL: www.aafp.org/

2. Tim Penerjemah EGC. Anestesi. Dalam: Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 26. Jakarta:

afp/20020701/99.pdf
10. Gmyrek R. Local Anesthesia and Regional

Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996; 96.

Nerve Block Anesthesia. Emedicine, 28 Maret

3. Yogyartono P, Jayanata K, Prawito, Ernawati

2002. URL: http://www.emedicine.com/derm/

D. Dasar-dasar Bedah Kulit. Dalam: Buku Pan-

topic824.htm

duan Penatalaksanaan Bedah Kulit 1. Edisi 2.

11. Salam GA. Regional Anesthesia for Office

Semarang: Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit

Procedures: Part I. Head and Neck Surgeries.

dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas

Am Fam Physician 2004; 69: 585-90. URL: www.

Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi Semarang 2000;

aafp.org/afp/20040201/585.pdf
12. Salam GA. Regional Anesthesia for Office Pro-

I: 48-66.
4. Petres J, Rompel R, Robins P. Anesthesia. Da-

cedures: Part II. Extremity and Inguinal Area

lam: Dermatologic Surgery: Textbook and At-

Surgeries. Am Fam Physician 2004; 69: 896-

las. New York: Springer 1996; A(3): 17-23.

900. URL: www.aafp.org/afp/20040215/896.

5. Drake LA, Dinehart SM, Goltz RW, dkk. Guide-

pdf

Tabel 1. Klasifikasi dan farmakologi obat-obat anestesi lokal4


Obat Anestesi

Golongan

Awitan
Kerja

Dosis Maksimal
Dewasa (Anak)

Durasi Kerja

Prokain
Mepivakain
Lidokain
Prilokain
Etidokain
Bupivakain

Ester
Amida
Amida
Amida
Amida
Amida

Lambat
3-5
3-5
<3
3-5
3-5

500 mg (2 mg/kg)
300 mg (4 mg/kg)
300 mg (7 mg/kg)
400 mg (5,7 mg/kg)
300 mg (4,2 mg/kg)
175 mg (2 mg/kg)

15-30
30-120
45-120
30-120 120180
120-180

Keterangan: dosis dewasa dengan berat badan 70 kg.

Tabel 2. Bahan tambahan untuk anestesi lokal4


Bahan
Epinefrin

Dosis
1:100.000

Efek
Memperpanjang durasi kerja
Mengurangi perdarahan
Mengurangi dosis total yang
dibutuhkan
Menurunkan toksisitas

Sodium
bikarbonat

1 ml (1 mEq/ml) tiap 10 ml
larutan anestesi

Mengurangi nyeri saat injeksi


dengan meningkatkan pH

Hialuronidase

50 IU tiap 10 ml larutan anestesi Mempercepat awitan


Mengurangi pembengkakan

| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 541

1995; 33: 504-9.


6. Huang W, Vidimos A. Topical anesthetics in

2003.URL: http://www.emedicine.com/derm/
DAFTAR PUSTAKA

Blok pergelangan kaki anterior (Gambar 13) digunakan untuk prosedur


pada dorsum kaki dan melibatkan
anestesi saraf safena, serta saraf peroneus superfisial dan profunda. Saraf
peroneus profunda mensarafi ruang
antara jari kaki pertama dan kedua;
terletak antara tendo tibialis anterior
dan tendo ekstensor halusis longus.
Pasien diposisikan terlentang dan
pergelangan kaki sedikit plantarfleksi,
kemudian jarum ditusukkan di bagian
atas maleolus antara tendo-tendo tibialis anterior dan ekstensor halusis
longus. Tendo-tendo ini akan menonjol jika pergelangan kaki dalam posisi
dorsofleksi dan ibu jari kaki melawan
tahanan. Jika arteri tibialis anterior teraba, jarum ditusukkan tepat di lateral
arteri, didorong ke dalam tendo di
atas periosteum, dan setelah aspirasi
disuntikkan 5 ml lidokain 1%.12

lines of care for local and regional anesthesia

541

8/26/2010 3:40:06 PM

PRAKTIS

Gambar 1. (A) Etil klorida dalam kemasan botol dan


kaleng.7 (B) Frigiderm, anestesi semprot dengan kandungan bahan aktif diklorotetrafluoroetan.8

Gambar 2. Aplikasi lapisan tebal EMLA pada kulit intak,


dengan plastik oklusi Tegaderm.9

Gambar 3. Injeksi anestesi pada daerah sekitar lesi,


tanpa injeksi langsung pada daerah lesi.10

Gambar 4. Blok saraf supraorbitalis.11

Gambar5. Blok saraf infraorbitalis

Gambar 6. Blok daun telinga.11

542

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 542

| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

8/26/2010 3:40:06 PM

PRAKTIS

Gambar 7. Blok bibir atas dan bawah.11

Gambar 8. Blok saraf mentalis.11

Gambar 9 (A). Blok saraf medianus.12 (B). Blok saraf radialis.12

Gambar 10. Blok saraf ulnaris. (A) Penempatan jarum untuk memblok cabang palmar saraf ulnaris.
(B) Penempatan jarum untuk memblok cabang dorsal saraf ulnaris.12

| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 543

543

8/26/2010 3:40:07 PM

PRAKTIS

Gambar 11. Blok saraf digitalis.12

Gambar 12. Penempatan jarum untuk blok pergelangan


kaki posterior.12 setelah aspirasi disuntikkan 5 ml
lidokain 1%.12

544

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 544

Gambar 13. Penempatan jarum untuk blok pergelangan


kaki anterior.12

| SEPTEMBER - OKTOBER 2010

Anda mungkin juga menyukai