Anda di halaman 1dari 35

STAPHYLOCOCCUS

Diana Chusna M

Morfologi
Berbentuk
Gram

bulat

+
Susunan
bergerombol
Pewarnaan Gram
berwarna ungu
Pada keadaan
tertentu Gram
negatif

Sifat
Bersifat

aerob atau anaerob fakultatif


Test katalase positif
Tahan pada lingkungan dengan garam
tinggi
Tidak dapat bergerak
Ada tiga spesies penting

S aureus
Pada

media NAP , membentuk pigmen


warna kuning emas.
Ciri pigmen :

Mudah larut alkohol,eter dan benzen


Bersifat lipokrom
Tinggal dalam koloni, tidak berdifusi ke
dalam medium

Media

BAP, koloni lebih besar, pada galur


yang ganas terdapat zona hemodialisa.

Daya tahan
t

kamar , pada agar miring /beku,


tahan berbulan-bulan
Tahan panas 60 oC , t 30
Fenol 2% mati t 15
H2O2 , mati t 3
Tingtura iodium , mati t 1

Reaksi biokimia
Meragikan

glukosa, laktosa, sukrosa


Mereduksi nitrit menjadi nitrat
Meragikan manitol

Struktur antigen
Ag

Karbohidrat ( KH)

Pada tipe ganas mengandung Ag-KHA


Ag

protein
Dinding sel mengandung protein A,
berikatan dengan fragment Fc

Metabolit
1.

Metabolit nontoksin:
Antigen permukaan ( material kapsul )
Berfungsi :
mencegah fagositosis
Mencegah reaksi koagulase
Mencegah melekatnya bakteriofaga

Koagulase :merupakan Ag protein


Bersifat sebagai clotting agent, proteolitik,
esterolitik

Metabolit nontoksin
Hialuronidase,

menentukan sifat

invasiv bakteri
Fibrinolisin, aktivator enzim protease
dalam plsama menghasilkan lytic agent
Protease
Lipase
Fosfatase
DNase

Koagulase
Free

koagulase :

Dibebaskan ke dalam medium


Perlu aktivasi oleh faktor plasma untuk
mengubah fibrinogen menjadi fibrin
Plasma darah kelinci, test di tabung
Bound

coagulase

Tidak didapat pada filtrat kultur


Tidak perlu CRF
plasmadarah manusia, test pada obyek glass

Metabolit
2. Enterotoksin

Dihasilkan oleh galur faga grup III


Dihasilkan, bila ditanam pada medium
semi solid dengan konsentrasi CO2 30%
Protein dengan BM 35.000 Da
Tahan terhadap pemanasan
Penyebab kasus keracunan makanan

3. Eksotoksin

Mematikan, tidak tahan panas


Dengan elektroforesis dipisahkan menjadi:
Toksin alpa : mematikan lekosit dan makrofag,
digunakan untuk menentukan virulensi
Toksin beta : lisis eritrosit biri-biri, bersifat toksin
untuk hewan
Toksin delta : nontoksin, merusak eritrosit manusia
dan kuda
Leukosidin : nonhemolitik, mematikan sel darah
putih

metabolit
4. Toksin epidermolitik
Menyebabkan scalded skin syndrome

5. Toksin syok syndrom


Menyebabkan sindrom panas, ruam kulit,
hipotensi , syok.

Bentuk klinis
Kulit

: furunkel, karbukel, impetigo,


Kuku : paronikhia
Tulang : osteomielitis
Pernapasan : tonsilitis, bronkhitis,
pneumonitis
Otak : meningitis, ensefalomielitis
Urogenital : sistitis, pielitis

Bahan pemeriksaan
Eksudat

atau pus dari abses diambil


dengan lidi kapas steril, dimasukkan
media cair
Sputum
Feses
Darah

identifikasi
Pengecatan

Gram
Pembenihan pada BAP, MSA
Test biokmiawi

transmisi
Kontak

langsung
Lewat udara

S epidermidis
Dapat

dibedakan dengan S aureus


dengan test koagulase dan
penanaman pada media MSA
Penyebab endokarditis bakterial post
op jantung

S saprophiticus
Mirip

S epidermidis
Dibedakan dengan uji novobiosin,
bersifat resisten
Patogen opportunistik
Menyebabkan ISK

Streptococcus
Berbentuk

bulat
Susunan berantai
Berwarna ungu pada pengecatan
Gram
Bersifat Gram +

Steptococcus dengan
pewarnaan Gram

Klasifikasi berdasarkan tipe


hemolisa
Streptococcus

hemolitik alfa

Zona hemolisis sempit, eritrosit pada inner


zone BAP tidak mengalami hemolisis, pada
outer zone hemolisis komplit.
Golongan ini disebut grup viridans
Streptococcus

beta hemolitik

Zona hemolisis yang luas dan terang pada


sekitar koloni.
Tidak ditemukan eritrosit

Menghasilkan streptolisin
Disebut piogen
Streptococcus

hemolitik gamma

Tidak menghemolisis sama sekali

Klasifikasi berdasar sifat


biologis
1.

Grup piogenes

2.

Hemolisin beta
Karbohidrat spesifik , serologis
digolongkan menjadi grup A

Grup viridans

Tidak menghemolisis
Tidak menghasilkan karbohidrat spesifik

Klasifikasi
3. Grup enterokokus

menghasilkan karbohidrat C spesifik


grup D
Dapat hidup pada t 10-45 oC, susu
yang menandung 0,1 % metilen blue,
agar empedu dan NaCl 6,5%
Flora normal gastrointestinal

4. Lactic Streptococcus
Menghasilkan karbohidrat C spesifik grup
N
Hemolitik bervariasi
Hidup pada agar empedu- esculin.
Jarang menimbulkan penyakit

Berdasar kebutuhan oksigen


Anaerob

fakultatif :

S pyogenes
S faecalis

Anaerob

mutlak :

peptostreptococcus

Struktur antigen
Karbohidrat

C spesifik
Protein M, T dan R
Prot M resisten terhadap fagositosis
Terletak

pda permukaan luar dinding sel, tahan


asam dan basa

Prot T, resisten terhadap pepsin da tripsin


Tidak

berhubungan dengan sifat virulensi

Prot R, dapat dirusak pepsin tapai tidak


tripsin
Antigen

kapsular, meningkatkan virulensi

Penetuan patogenitas
Prot

Sifat patogen meningkat dengan adanya


streptolisin O,NADae, DNAse,
streptokinase, hialuronidase
Hemolisin
Toksin

pirogenik, penyebabkan rash


pada scarlet fever
DPNase
Streptokinase

Deoksiribonuklease
Hialuronidase
proteinase

Patogenesis dan benruk klinis


I.Penyakit oleh invasi S hemolitik beta
grup A
1.
2.
3.

Erisipelas, lewat kulit


Demam nifas, lewat uterus
Sepsis, luka pasca trauma

II. Infeksi lokal S hemolitik beta grup A


1. Streptococcal sore throat

Infeksi paling sering pada bayi dan anak

Bakteri melekat pada epitel pharing


Komplikasi : mastoididtis, OMP dan meningitis

2. Impetigo

III. Endokarditis
1. Acut bacterial endocarditis
2. Subacur bacterial endocarditis

IV.Post streptococcal diseases


1.
2.

Glomerulonefritis akuta
Demam rematik

Diagnosis Lab
Pewarnaan

Gram
BAP, lihat kemampuan hemolisis
Test katalase
Uji saring streptococcus grup A dengan
cakram basitrasin

Anda mungkin juga menyukai