Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

TUTORIAL 1 BLOK 7
SKENARIO A

DISUSUN OLEH : KELOMPOK A5


Tutor : dr. Rini Nindela

Muhammad Rizki Darmawan

(0411181419003)

Rizka Febriana Fitrie

(0411181419007)

Muhammad Arif Naufal Ilham

(0411181419009)

Triantami Wijayenti

(0411181419019)

Marifahtul Khasanah

(0411181419079)

Tesar Arafat

(0411181419203)

Puspa Anggraini

(0411181419215)

Gresham Arceliusindi

(0411281419083)

Alfadea Irbah AP

(0411281419085)

Nur Mahmudah

(0411281419117)

Vicra Adhitya

(0411281419123)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Skenario A Blok 7
sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi
besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan saran.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan,
2. dr. Rini Nindela, selaku tutor kelompok A5,
3. teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Unsri,
4. semua pihak yang telah membantu kami.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua
orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, Maret 2015

Kelompok 3

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................................1
I. Latar Belakang...............................................................................................................................1
II. Tujuan...........................................................................................................................................1
III.Data Tutorial................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................2
SKENARIO A..................................................................................................................................2
I. Klarifikasi Istilah..............................................................................................................................2
II. Identifikasi Masalah.........................................................................................................................3
III. Analisis Masalah..............................................................................................................................4
IV.Learning Issues...............................................................................................................................13
V. Sintesis Masalah..............................................................................................................................14
VI. Kerangka Konsep...........................................................................................................................32
VII. Kesimpulan..................................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................34

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Blok 7 di Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
memiliki materi yang berkaitan dengan faal system dalam tubuh dalam bahasan cairan tubuh,
system endokrin, system respirasi dan system digestif,. Skenario A kali ini pun berkaitan
dengan system endokrin.
2.Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
1. Sebagai laporan hasil diskusi kelompok A5 selama sesi Tutorial 2
2. Mencapai tujuan pembelajaran yang terkandung di dalam Skenario A

3.Data Tutorial
Tutor

: dr. Rini Nindela

Moderator

: Gresham Arceliusindi

Sekretaris 1 (Papan)

: Puspa Anggraini

Sekretaris 2 (Meja)

: Muhammad Arif Naufal Ilham

Waktu

: Selasa, 3 Maret 2015 (07.30 - 10.00 WIB)


Rabu, 4 Maret 2015 (07.30 - 10.00 WIB)

BAB II
PEMBAHASAN
1

SKENARIO A
Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan
keluhan tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. Ia menjelaskan bahwa siklus menstruasi
nya selalu teratur, setiap 28 30 hari dan lamanya 3 4 hari.
Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudara nya membesar, berat
badan bertambah naik, dan kadang kadang ada mual, meski tidak sampai muntah.
Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suami nya tidak pernah mengunakan
metode kontrasepsi
Dokter melakukan pemeriksaan Pregnancy test dengan sampel urine Ny. A
Hasil PT test : + (positif)
Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil.

I. Klarifikasi Istilah
No
1

Istilah
Dokter Puskesmas

Arti
Dokter yang berkerja pusat kesehatan masyarakat di tingkat
kecamatan.

Siklus Menstruasi

Keadaan fisiologi dan siklik berupa pengeluaran secret yang terdiri


dari darah dan jaringan mukosa dari uterus melalui vagina.

Kontrasepsi

Pencegahan konsepsi atau kehamilan.

Pregnancy Test

Tes yang dilakukan untuk mengetahui kadar HCG yang merupakan


suatu hormone yang dihasilkan embrio saat terjadinya kehamilan
yang akan meningkat dalam urin dan darah seminggu setelah
konsepsi.

Mual

Sensasi yang tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium


dan abdomen dengan kecenderungan muntah

Muntah

Pengeluaran isi lambung melalui mulut

Hamil

Keadaan mengandung embrio atau fetus yang bertumbuh di dalam


tubuh setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa

II. Identifikasi Masalah


POIN

KONSEN

1. Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga,


2

VVV

datang ke dokter Puskesmas, dengan keluhan


tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu.
2. Pemeriksaan fisik : Abdomen membesar, ascites
minimal , caput medusae (+), tampak dilatasi
pada vena superfisialis abdomen, splenomegaly
(+) dan hemorrhoid.

VV

Keterangan
vvv
: prioritas utama
vv
: prioritas kedua
v
: prioritas ketiga
POIN

KETERANGAN

1. Ia menjelaskan bahwa siklus menstruasi nya


selalu teratur, setiap 28 30 hari dan lamanya 3
4 hari.

Informasi

2. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan


suami nya tidak pernah mengunakan metode
kontrasepsi

Informasi

3. Dokter melakukan pemeriksaan Pregnancy Test


dengan sampel urine Ny. A dan hasil PT test : +
(positif)

Informasi

4. Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak


menstruasi karena ia sedang hamil.

Informasi

III. Analisis Masalah

1. Ny. A, 27 tahun, seorang ibu rumah tangga, datang ke dokter Puskesmas, dengan keluhan
tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu. (vvv)
a) Apa saja hormon yang berperan dalam menstruasi ?

Gonadotropin releasing hormone (GnRH) dikeluarkan dari hipotalamus yang


berdenyut di sepanjang siklus menstruasi. Agar siklus menstruasi berlangsung normal,
GnRH harus dikeluarkan dalam denyutan. Rata-rata, frekuensi sekresi GnRH adalah satu
kali per 90 menit pada awal fase folikular, meningkat menjadi sekali per 60-70 menit,
dan menurun dengan amplitudo yang meningkat selama fase luteal. GnRH menginduksi
pelepasan FSH dan LH, namun LH jauh lebih sensitif terhadap perubahan tingkat GnRH.
Follicle stimulating hormone (FSH) disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior dan
sangat penting untuk pertumbuhan folikel sampai antrum berkembang. Sekresi FSH
mencapai puncaknya dan paling kritis selama minggu pertama dari fase folikular siklus
menstruasi. FSH menginduksi sekresi estrogen dan progesteron dari ovarium dengan
mengaktifkan enzim aromatase dan p450 dan mengerahkan umpan balik negatif pada
sekresi GnRH. FSH lebih lanjut menginduksi proliferasi sel-sel granulosa dan ekspresi
reseptor LH di sel-sel granulosa.
Luteinizing hormone (LH) disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior dan diperlukan
baik untuk pertumbuhan folikel praovulasi maupun luteinisasi dan ovulasi folikel yang
dominan. Selama fase folikular dari siklus menstruasi, LH menginduksi sintesis
androgen oleh sel-sel teka folikuli; merangsang proliferasi, diferensiasi, dan sekresi selsel teka folikuli; dan meningkatkan reseptor LH di sel-sel granulosa. Lonjakan LH
praovulasi mendorong oosit melakukan pembelahan meiosis pertama dan memulai
luteinisasi sel-sel teka dan granulosa. Korpus luteum yang dihasilkan kemudian
memproduksi sejumlah progesteron dan estrogen.
Estrogen dihasilkan pada ovarium dan sangat penting untuk pengembangan antrum dan
pematangan folikel Graafian. Estrogen berperan dominan pada akhir fase folikular
sampai sebelum ovulasi. Estradiol, estrogen yang paling ampuh dan berlimpah, terutama
berasal dari androgen yang diproduksi oleh sel-sel teka. Androgen bermigrasi dari sel-sel
teka ke sel-sel granulosa, di mana mereka diubah menjadi estradiol oleh enzim
aromatasePada tingkat sirkulasi yang rendah, estrogen mengerahkan umpan balik negatif
terhadap sekresi LH dan FSH, namun pada tingkat yang sangat tinggi estrogen
mengerahkan umpan balik positif pada sekresi LH dan FSH. Estrogen selanjutnya
menginduksi proliferasi sel-sel granulosa pengkonversi estrogen dan mensintesis reseptor
estrogen, sehingga menciptakan umpan balik positif untuk dirinya sendiri. Pada siklus
endometrial, estrogen menginduksi proliferasi kelenjar endometrium.
Progestin disekresi pada ovarium, terutama oleh folikel yang terluteinisasi. Tingkat
progestin meningkat sesaat sebelum ovulasi dan memuncak lima sampai tujuh hari
pasca-ovulasi. Langkah pertama dalam sintesis progestin membutuhkan enzim p450 dan
dua bentuk sirkulasi progestin yaitu progesteron dan progesteron-hidroksi-17. Progestin
merangsang pelepasan enzim proteolitik dari sel-sel teka yang pada akhirnya
mempersiapkan ovulasi. Progestin lebih lanjut menginduksi migrasi dari pembuluh darah
ke dinding folikel dan merangsang sekresi prostaglandin dalam jaringan folikel. Selama
fase luteal, progestin menginduksi pembesaran dan peningkatan sekresi endometrium.

b) Bagaimana mekanisme menstruasi ?


Perubahan hormonal siklik mengawali dan mengatur fungsi ovarium dan perubahan
endometrium. Pusat penngendalian hormone reproduksi adalah hipotalamus. Hormon pada
hipotalamus gonadotropik realising hormone (GnRH) yaitu follicle-stimulating
hormonerealising hormone (FSHRH) dan luteinizing hormone-stimulating hormone
(LHRH). Kedua hormon ini akan merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi follicle4

stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini akan
menyebabkan produksi estrogen dan progesteron dari ovarium (Price, 2005).
Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus ovarium
menyebabkan perubahan yang mencolok pada uterus, inilah yang mengakibatkan terjadinya
siklus menstruasi (Sherwood, 2001).
Terdapat beberapa rangkaian dari siklus menstruasi, yaitu:
1. Siklus Endomentrium
Siklus endometrium terdiri dari empat fase, yaitu :
a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai
pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini
berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar
estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar
terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru
mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak
sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24
hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium
secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm atau
sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase
proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum
periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius
yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal
dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah
ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang
mensekresi estrogen dan progesteron menyusut.
2. Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran
FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar
LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi
oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai
matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Di dalam folikel yang
terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi
menjadi korpus luteum. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan
kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat
bertahan dan akhirnya luruh.

3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron
darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi
hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya,
Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi
perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen
mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk
5

mengeluarkan lutenizing hormone (LH). Apabila tidak terjadi fertilisasi dan


implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar
estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.

2. Ny. A juga mengeluh bahwa sekarang ia merasakan payudara nya membesar, berat badan
bertambah naik, dan kadang kadang ada mual, meski tidak sampai muntah. (vv)
a) Apa yang menyebabkan payudara membesar pada kasus ini ?
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatommatropin, estrogen dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi
sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan
perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin dan laktoglobulin.
Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu, dibawah pengaruh
progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok
alveolus, sehingga mammae menjadi besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegak,
dan tampak lebih hitam (saifuddin, 2002).
Sampai bulan ketujuh payudara memproduksi sedikit kolostrum, yaitu cairan
kekuningan yang diminum bayi saat awal kehidupannya (Baby Guide, 2005). Selama
kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli, akibat
hipertropi kelenjar alveoli bayangan vena-vena lebih membiru. Hyperpigemntasi pada
puting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar, air susu (kolastrum) berwarna
kekuningan (Sarwono ,2007).
b) Apa yang menyebabkan berat badan bertambah naik pada kasus ini ?
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada kehamilan normal akan
terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia
postprandial dan hiperinsulinemia.
c) Apa yang menyebabkan kadang kadang ada mual meski tidak sampai muntah pada kasus
ini ?
Banyak hal yang menyebabkan ibu hamil muda mengalami mual muntah. Diantaranya :
1. Meningkatnya hormon Estrogen
Meningkatnya hormon estrogen membuat kadar asam lambung meningkat, sehingga
muncul rasa mual. Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam
keadaan kosong dan terjadi peningkatan asam lambung.

2. Faktor HCG
HCG adalah singkatan dari Human Chorionic Gonodotrophin, sebuah hormon yang
dihasilkan plasenta di awal kehamilan, diduga merupakan penyebab timbulnya rasa
mual. Hal ini karena keluhan mual muntah biasanya akan mereda dengan sendirinya
sering bertambahnya usia kehamilan.

3. Berubahnya metabolisme glikogen hati


Inilah yang diduga dapat memicu munculnya mual dan muntah.Namun keluhan ini
akan lenyap saat terjadi kompensasi metabolisme glikogen dalam tubuh.
4. Faktor psikologis
Jika seorang ibu yang tengah hamil muda, belum siap hamil, atau malah tidak
menginginkan kehamilan lazimnya akan merasa sedemikian tertekan. Perasaan tertekan
inilah yang semakin memicu mual dan muntah.
Namun begitu, penyebab hiperemesis gravidarum sampai kini belum diketahui pasti.
Salah satu kemungkinan paling utama yaitu hormon HCG yang berlebihan. Mungkin
juga karena adaptasi ibu hamil pada hormon-hormon yang timbul selama kehamilan
kurang baik.
d) Bagaimana hubungan Ny. A dengan terhentinya menstruasi ?
Faktor yang memungkinkan Ny.A tidak menstruasi yaitu Ny.A sedang hamil yang
mana tidak meluruhnya endometrium akibat ada implantasi embrio dan meningkatnya
hormone progesterone dan estrogen.
e) Bagaimana perubahan fisiologi tubuh ketika terjadi kehamilan ?

Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika
korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak
mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini
banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konstitensi serviks menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar diserviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang
wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak.
Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisologik (Saifuddin, 2002).

Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatommatropin, estrogen dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi
sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan
perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin dan
laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu,
dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak disekitar
kelompok-kelompok alveolus, sehingga mammae menjadi besar. Papilla mammae akan
membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam (saifuddin, 2002).
Sampai bulan ketujuh payudara memproduksi sedikit kolostrum, yaitu cairan kekuningan
yang diminum bayi saat awal kehidupannya (Baby Guide, 2005). Selama kehamilan,
payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli, akibat
hipertropi kelenjar alveoli bayangan vena-vena lebih membiru. Hyperpigemntasi pada
puting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar, air susu (kolastrum) berwarna
kekuningan (Sarwono ,2007).

Traktus Urinarius

Ibu hamil cenderung bolak-balik kamar kecil untuk buang air seni,tidak hanya terjadi
pada siang, malam pun juga terjadi. Ini terjadi pada awal trimester I dan akhir Trimester
III kehamilan. Penyebabnya adalah pembesaran rahim dan janin yang menekan kandung
kemih (Baby Guide, 2005). Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah
pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing
mulai tertekan kembali (Saifuddin, 2002).

Kulit
Perubahan hormon selama kehamilan bisa membuat perubahan pada kulit dan rambut.
Saat hamil rambut menjadi lebih berminyak atau sebaliknya lebih kering. Sedangkan
perubahaan kulit umumnya jika kulit ibu berminyak berubah menjadi kering, demikian
sebaliknya. Ini terjadi karena adanya perubahan hormon pada ibu hamil. (Baby Guide,
2005). Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan
dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal
sebagai kloasma gravidarum. Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan
deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula line alba
di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena
pengaruh dari hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa
sesak nafas dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas oleh
karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diagframa, sehingga
diagframa kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat
kira-kira 20%, seorang wanita selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya
juga melebar ke bagian sisi bawah dari diafragma (Saifuddin, 2002).

Amenore (Terlambat datang bulan)


Wanita hamil memang mengalami amenore atau terlambat datang bulan. Ini terjadi
karena terjadi hormone estrogen dan progesterone yang meningkat selama kehamilan.
Hormone tersebut mencegah terjadinya
peluruhan dinding rahim sehingga tidak
menjadi menstruasi. Selain pada wanita hamil, amenorejuga bisa terjadi pada wanita
dengan anemia berat, gangguan hormone, stress dan menopause.

Mual ( Nausea) dan Muntah (Emesis)


Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan muntah
terutama pagi hari yang sering disebut juga morning sickness. Umumya terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan. keadan ini biasanya disebut dengan morning sickness.
Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.

Sinkope atau pingsan


Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope atau pingsan. Sinkope sering terjadi pada
awal kehamilan dan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. biasanya
akan hilang setelah kehamilan 16 minggu.

Konstipasi atau Obstipasi


Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh peristaltik usus
yang menyebabkan kesulitan buang air besar.

Varises atau penampakan pembuluh darah vena


8

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan terjadinya


penampakan pembuluh darah vena. Varises sering terjadi pada trimester terakhir dan
kadang-kadang merupakan gejala pertama kehamilan muda, pada multigravida di dapat
pada daerah genitalia eksterna Fossa poplitea, kaki dan betis. Penampakan pembuluh
darah ini dapat menghilang setelah persalinan.

Anoreksia (tidak ada nafsu makan)


Anoreksia (tidak ada nafsu makan), pada bulan- bulan pertama karena akibat ketidak
seimbangan hormone dalam tubuh tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya
dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan tidak
sesuai dengan tuanya kehamilan.

Informasi
1. Ia menjelaskan bahwa siklus menstruasi nya selalu teratur, setiap 28 30 hari dan lamanya
3 4 hari.
a) Apa faktor yang menyebabkan perbedaan siklus menstruasi pada wanita ?

Kehamilan: Salah satu alasan utama untuk penundaan tersebut adalah kehamilan. Oleh
karena itu, jika Anda aktif secara seksual dan waktu Anda telah melewatkannya, penting
untuk sampai pada suatu kehamilan yang bisa diketahui dengan tes kehamilan sederhana.
Tahun Awal Siklus Menstruasi: Siklus menstruasi membutuhkan waktu untuk
menormalkan setelah itu dimulai. Oleh karena itu, pada tahun-tahun awal setelah
dimulainya menstruasi, seorang gadis muda akan mengamati pola yang tidak teratur
dalam siklus menstruasi nya.

Berat Badan: Kegemukan perempuan mungkin mengalami menstruasi yang tidak


teratur, karena berat badan yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan yang
signifikan dalam siklus menstruasi. Dianjurkan untuk menjaga berat badan yang sehat
untuk menghindari masalah tersebut.

Menurunkan berat badan: perempuan yang kurus juga menderita masalah menstruasi,
tubuh mereka merasa sulit untuk menghasilkan jumlah estrogen yang diperlukan dalam
rangka mendukung ovulasi. Oleh karena itu, mereka harus mencoba untuk mendapatkan
lebih banyak lemak tubuh untuk mengatur menstruasi mereka.

Gangguan Makan: Wanita yang menderita gangguan makan seperti anoreksia atau
bulimia biasanya memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Kadang-kadang,
menstruasi yang berhenti sama sekali. Hal ini terutama karena penurunan berat badan
yang tidak sehat drastis, karena kurangnya asupan makanan bergizi.

Menjadi seorang Olahragawan / Dancer: Atlet dancer atau penari sering memanjakan
diri dalam waktu yang lama, sesi intens latihan dan aktivitas fisik. Hal ini mempengaruhi
tingkat hormon estrogen negatif dan sering mengakibatkan amenore atau keterlambatan
dalam siklus menstruasi. Diet seimbang didukung oleh istirahat beberapa hari antara dua
aktivitas fisik yang ketat dapat membantu untuk membawa siklus menstrusi kembali
normal.

Berolahraga Intens: Demikian pula, berolahraga berlebihan oleh perempuan juga dapat
mempengaruhi siklus menstruasi mereka. Kadang-kadang, wanita yang berolahraga
penuh semangat menghadapi masalah amenore sepanjang tahun.

Kontrasepsi: Ada kasus di mana wanita yang menggunakan kontrasepsi telah


mengalami haid yang tertunda. Oleh karena itu, sangat penting Anda berkonsultasi
9

dengan dokter kandungan Anda sebelum mengambil jenis tindakan pengendalian


kelahiran.

Gangguan Tiroid: Memiliki masalah tiroid terdiagnosis juga bisa menjadi alasan untuk
mengalami menstruasi tertunda. Kedua hipotiroidisme dan hipertiroidisme bisa
mempengaruhi siklus menstruasi. Sering kali, tiroid menghasilkan masalah dalam
anovulasi atau ovulasi lemah, dan durasi yang sangat singkat fase luteal.

Sindrom Ovarium polikistik (PCOS): Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan


hormon seks perempuan. Seorang wanita yang menderita PCOS mengalami ovulasi tidak
teratur yang menyebabkan keterlambatan dalam periode menstruasi. Dokter kandungan
Anda akan merekomendasikan tes medis tertentu, untuk memastikan penyebabnya.
PCOS dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan waktu Anda akan kembali
normal.

Masalah Hormonal: Banyak penyakit fisik dan stres emosional dapat mengubah tingkat
hormon. Hal ini mempengaruhi keteraturan menstruasi.

Perimenopause: Masa transisi dari usia reproduktif ke menopause disebut


perimenopause. Menstruasi cenderung tidak teratur selama fase ini. Ini mungkin tidak
hanya mempengaruhi aliran menstruasi, tetapi juga akan mengubah frekuensi menstruasi.

Penyakit Kronis: Wanita yang menderita penyakit akut atau kronis juga dikatakan
mengalami menstruasi yang tidak teratur atau tertunda. Namun, ini hanya sementara, dan
setelah mereka sembuh dari penyakit, menstruasi mereka dapat kembali normal.

Obat: obat tertentu seperti antidepresan, obat-obatan antipsikotik, kortikosteroid oral, dll
dapat menyebabkan menstruasi tertunda. Juga, obat yang diminum saat menjalani
kemoterapi dan pengobatan tiroid juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

Stres dan Kecemasan: Alasan lain untuk jangka waktu tertunda termasuk stres
emosional dan kecemasan. Wanita yang memiliki gaya hidup tegang kadang-kadang
mungkin menghadapi masalah menstruasi akhir. Ketika seorang wanita mengalami
semacam kecemasan atau stres, itu mengarah ke perubahan hormonal dalam tubuhnya
yang secara langsung mempengaruhi hipotalamus yang melaksanakan fungsi pengaturan
siklus menstruasi.

Perubahan Emosional: Terkadang seorang wanita berjalan melalui pergolakan


emosional utama dalam hidupnya yang dapat menyebabkan depresi, kecemasan dan
kegelisahan. Hal ini boleh jadi stres emosional, seperti kematian orang yang dicintai,
masalah rumah tangga atau masalah terkait kerja. Semua ini memakan jumlah korban
buruk pada kesejahteraan wanita dan juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

Perubahan Jadwal: perubahan konstan dalam jadwal harian seorang wanita juga dapat
menyebabkan amenore. Jika ada pergeseran konstan dalam waktu tidur, jam tubuh
mungkin akan terpengaruh.

Travel: Jika Anda bepergian, perubahan jadwal, jet-lag, diet, olahraga, stres, dll dapat
berkontribusi dalam menunda haid. Dapatkan jumlah cukup tidur, olahraga teratur,
makanan sehat dan istirahat selama bepergian untuk mencegah siklus tidak teratur.

Menyusui: Banyak wanita tidak mendapatkan menstruasi sementara mereka sedang


laktasi dan menyusui. Beberapa mungkin juga mengalami siklus menstruasi tertunda atau
tidak teratur. Siklus menstruasi akan normal kembali setelah mereka berhenti menyusui
anak-anak mereka

10

Selain itu, masalah kesehatan seperti tumor hipofisis, sindroma Asherman, jaringan
parut, insufisiensi ovarium primer rahim, dll dapat menyebabkan menstruasi tertunda. Juga,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang dapat mempengaruhi tubuh Anda negatif. Siklus
menstruasi terlambat mungkin juga disebabkan karena TBC, sindrom iritasi usus, diabetes
dan penyakit hati. Makan kedelai dalam jumlah berlebih juga dapat menyebabkan
keterlambatan dalam siklus menstruasi. Jadi, waktu berikutnya menstruasi Anda tertunda,
jangan panik, berkonsultasi dengan dokter kandungan yang akan membantu Anda dalam
mencari akar penyebab masalah.
b) Bagaimana rentang waktu normal menstruasi ?
Menstruasi normalnya terjadi setiap 21-35 hari (28 hari merupakan siklus yang khas)
dan berlangsung antara 2-7 hari. Selama menstruasi, sekitar 50% merupakan darah, sisanya
terdiri dari fragmen jaringan endometrium dan lendir (Gould, 2007).
Siklus menstruasi dibagi menjadi 4 yaitu; polimenorea apabila panjang siklus < 21
hari, normal apabila panjang siklus antara 21-35 hari, oligomenorea apabila panjang siklus
antara 36-90 hari dan amenorea apabila panjang siklus > 90 hari atau 3 bulan
(Setyaningrum, 2008).
2. Dia telah menikah 6 bulan yang lalu, dia dan suami nya tidak pernah menggunakan
metode kontrasepsi.
a) Apa itu metode kontrasepsi ?
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang
berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut.
b) Bagaimana dampak kontrasepsi ?

Pil KB: Efek samping yang merugikan kesehatan: Pil KB meningkatkan resiko kanker
panyudara menjadi 40 % lebih tinggi jika diminum sebelum seorang wanita melahirkan
bayi pertamanya, dan resiko itu meningkat menjadi 70 % bila pil itu digunakan selama
empat tahun atau lebih sebelum wanita melahirkan anak pertamanya. Efek negatif lain
adalah tekanan darah tinggi, pembekuan darah, stroke, serangan jantung, depresi,
kenaikan berat badan, dan migren. Beberapa wanita yang berhenti minum pil KB
ternyata siklus haidnya tidak kunjung kembali, sampai selama setahun bahkan lebih.
Walau pil KB mengurangi resiko kanker rahim dan kanker indung telur, ia meningkatkan
resiko kanker payudara, kanker liver, dan kanker leher rahim. Studi juga menunjukkan
bahwa virus AIDS menular lebih mudah pada wanita yang mengkonsumsi pil KB, jika
suaminya mengidap HIV.

Suntik KB: Biasa dikenal dengan Depo Provera, mengurangi ovulasi, dengan
menghambat transportasi sperma dan mengubah sifat permukaan dinding rahim.

Susuk KB: Atau dikenal dengan istilah Norplant, baik suntik maupun susuk dapat
mengakibatkan aborsi dini bila pembuahan tetap berhasil terjadi. Hal itu terjadi akibat
perubahan fisik dinding rahim sehingga tidak lagi mampu memberi nutrisi yang cukup
untuk embrio dapat menempel dan tumbuh. Aborsi yang tidak disadari oleh wanita
pemakai Norplant ini dapat terjadi lebih dari satu kali dalam setahun karena rata rata
wanita berovulasi dalam lebih dari 40 % siklus suburnya saat memakai Norplant. Depo
Provera mungkin menghasilkan efek yang sama karena bahannya sama-sama hormon
jenis progestin. Efek negatif kepada kesehatan: penelitian menunjukkan, wanita yang
memakai Depo-Provera selama dua tahun atau lebih sebelum usia 25 tahun mempunyai
11

resiko lebih tinggi 190 % untuk menderita kanker payudara. Selain itu Depo Provera
mengurangi kepadatan massa tulang dan memperburuk kadar kolesterol. Sebuah studi
menunjukkan wanita yang menerima suntikan progestin selama lima tahun mengalami
peningkatan resiko sebanyak 430 % untuk menderita kanker leher rahim. Tingkat resiko
tertular HIV juga meningkat 240 %. Di Amerika lebih dari 50 ribu wanita terlibat dalam
aksi menuntut secara hukum melawan produsen Norplant, dengan mengeluhkan berbagai
efek samping yang mereka alami seperti perdarahan yang tak teratur dan nyeri otot.

Kondom: mempunyai catatan angka kegagalan antara 10 30 % karena robek atau


bocor dalam pemakaian, juga karena cacat produksi, atau kerusakan akibat proses
pengepakan, pengiriman, dan penyimpanan di dalam suhu yang terlalu panas atau terlalu
dingin. Efek samping yang merugikan kesehatan : kondom tidak cukup mencegah
penularan virus AIDS. Penelitian dengan mikroskop elektron menunjukkan bahwa ratarata kondom memiliki lubang pori sebesar 50 kali lebih besar daripada partikel virus
HIV.

Spermisida Pasangan yang menggunakan spermisida, dalam sebulan setelah


pembuahan terjadi, menerima resiko dua kali lipat melahirkan bayi yang cacat, dan dua
kali lipat resiko keguguran.

IUD / intra uterine device Efek samping yang merugikan kesehatan: pemakaian IUD
dapat menimbulkan perforasi rahim yang di kemudian hari bisa mengakibatkan
pengangkatan rahim. Juga infeksi, semisal abses (bengkak) pada saluran tuba dan indung
telur. Pemakaian IUD juga dikaitkan dengan meningkatnya resiko PID (Pelvic
Inflammatory Disease) yaitu radang rongga panggul dan kehamilan ektopik. Kehamilan
ektopik adalah keadaan di mana embrio janin tidak menempel di dinding rahim seperti
seharusnya, tetapi di tempat lain yang abnormal, biasanya di saluran tuba falopii. Wanita
yang memakai IUD selama tiga tahun atau lebih mempunyai resiko dua kali lebih besar
untuk mengalami kehamilan di tuba falopii dibandingkan wanita yang tidak pernah
memakai IUD. Pemakai jangka panjang bahkan masih terus mengalami peningkatan
resiko terjadinya kehamilan ektopik bertahun-tahun setelah IUD dilepas. Di Amerika,
kehamilan ektopik masih merupakan penyebab utama kematian bayi pada saat
dilahirkan. Efek lain IUD adalah nyeri punggung, kram, dyspareunia (sakit saat
bersanggama), dysmenorrhea (nyeri haid), dan ketidaksuburan (infertility).

Sterilisasi permanen : ligasi tuba dan vasektomi Efek samping bagi kesehatan:
Ligasi tuba tidak selalu berhasil mencegah kehamilan. Ketika pembuahan tetap terjadi,
kemungkinannya lebih besar untuk terjadi kehamilan ektopik, yang merupakan penyebab
utama kematian wanita hamil. Tambahan pula, wanita yang menjalani ligasi tuba bisa
mengalami komplikasi dari proses anestesi atau pembedahannya. Komplikasinya
misalnya perlubangan pada kandung kemih, perdarahan, dan bahkan berhentinya detak
jantung setelah proses penggelembungan rongga perut dengan karbondioksida. Beberapa
wanita juga sesekali mengalami perdarahan vagina yang berhubungan dengan nyeri yang
akut di perut bagian bawah. Efek lain adalah mengurangi kenikmatan seksual,
melemahkan gairah seksual, dan memperbesar resiko rahim harus diangkat seluruhnya
(hysterectomy) setelah menjalani ligasi tuba. Oleh karenanya, penyesalan yang dalam
setelah menjalani sterilisasi cukup umum ditemukan. Sekitar 50% pria yang menjalani
vasektomi menanggung resiko tubuhnya lantas membentuk antibodi anti-sperma.
Artinya, tubuh mereka akan menganggap bahwa spermanya sendiri adalah zat asing yang
harus dilumpuhkan. Hal ini meningkatkan resiko penyakit-penyakit auto imun. Beberapa
penelitian menunjukkan pria yang menjalani vasektomi menghadapi resiko lebih besar
untuk mengidap kanker prostat, terutama setelah 15 sampai 20 tahun sesudah vasektomi,
walau sebuah studi lain tidak menemukan hubungan itu.

12

c) Bagaimana jenis jenis kontrasepsi beserta cara kerja & keefektifitasannya ?


1) Kontrasepsi Hormonal

Peroral: Pil
Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron sintetik disebut Pil
Kombinasi dan yang hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil
atau Pil Progestin.
Cara Kerja
a. Menekan Ovulasi
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi
d. Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma)
Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7 % sedangkan efektivitas praktisnya sebesar
90-96 %. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur.
Efek Samping
Penggunaan Pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping, antara
lain enek/mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang) perubahan
warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan.

Injeksi/suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara suntikan/injeksi untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormon ini ada yang terdiri atas
satu hormon, dan ada pula yang terdiri atas dua hormon sebagai contoh jenis suntikan
yang terdiri satu hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan
Noristerat. Sedangkan yang terdiri dari atas dua hormon adalah Cyclofem dan
Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversibel, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
Cara kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2 bulan. Wanita
yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
Efektivitas
Dalam teori: 99,75 %
Dalam praktek: 95-97 %
Efek Samping
Efek samping dari dari suntikan Cyclofem yang sering ditemukan adalah mual, berat
badan bertambah, sakit kepala, pusing-pusing dan kadang-kadang gejala tersebut
hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek samping
dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan Noristeat yang sering
dijumpai adalah mensturasi tidak teratur, masa mensturasi akan lebih lama, terjadi
bercak perdarahan bahkan mungkin menjadi anemia.

Subcutis: Implant (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit = AKBK)

13

Adalah 6 kapsul kecil yang terbuat dari silikon berisi hormon levonorgestrel yang
ditanam di bawah kulit.

Cara kerja
AKBK atau sering disebut dengan implan secara tetap melepaskan hormon tersebut
dalam dosis kecil ke dalam darah. Di Indonesia saat ini digunakan Norplant (6
kapsul).
Bekerja dengan cara:
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
g. Menekan ovulasi.
Efektivitas
Dalam teori: 99,7 %
Dalam praktek: 97-99 %.
2) Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
AKDR atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD
adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang
ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat
dilepaskan setiap saat bila anda berkeinginan untuk mempunyai anak.
Cara kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur.
Efektivitas
Sangat efektif (0,5 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama satu
tahun).
Efek Samping
Perdarahan dan kram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan. Kadangkadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu pada saat
berhubungan (senggama) terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau
seluruhnya. Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
3) Kontrasepsi Mantap
Adalah pemotongan/pengikatan kedua saluran telur wanita (Tubektomi) atau kedua
saluran sperma laki-laki (Vasektomi). Operasi tubektomi yang sering dipakai di
Indonesia adalah Laparaskopi dan Minilaparatomi.

Pada wanita: Penyinaran, Operatif (Medis Operatif Wanita/MOW), Penyumbatan tuba


fallopi secara mekanis

Pada pria: Operatif (Medis Operatif Pria/MOP), Penyumbatan vas deferens secara
mekanis, Penyumbatan vas deferens secara kimiawi
Cara kerja
Mencegah pertemuan sel telur dengan sperma.
Efektivitas
Dalam teori : 99,9 %
14

Dalam praktek : 99 %.
Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi pada luka
operasi. Pada vasektomi infeksi dan epididimitis terjadi pada 1-2% pasien. Pada
tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi
dapat terjadi.
3. Dokter melakukan pemeriksaan Pregnancy Test dengan sampel urin Ny. A dan hasil PT test
: + (positif).
a) Bagaimana prinsip kerja dari pregnancy test ?
Alat ini mendeteksi hormon hCG, yaitu hormon yang diproduksi setelah terjadi
pembuahan. Pada perempuan hamil akan terdeteksi kadar hCG yang cukup tinggi dalam
urinenya (sedikitnya akan mencapai 25 mlU/ml). Namun, kadar sensitivitas setiap alat tes
kehamilan berbeda-beda. Semakin sensitif tentu semakin baik. Ada alat tes yang mampu
mendeteksi kadar hCG sebanyak 5 mlU/ml saja.
Ketika alat tes menyentuh urine, biasanya akan terjadi perubahan warna, pertambahan
garis, atau tanda tertentu (positif), yang menunjukkan ditemukannya hCG di dalam urine.
Yang berbentuk setrip umumnya akan menunjukkan dua garis merah bila terdapat hCG di
urine sebagai tanda positif hamil. Bila tidak ada hCG dalam urine, yang akan muncul adalah
tanda satu setrip saja yang berarti negatif, atau tidak hamil. Sedangkan pada alat yang
berbentuk compact, jika urine yang disentuhkan mengandung hCG, maka akan muncul
tanda positif. Sebaliknya, jika urine tidak (cukup) mengandung hCG maka yang muncul
adalah tanda negatif, berarti tidak hamil.
b) Bagaimana proses pembentukan hormone HCG ?
Bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas dari sebuah ovum yang baru
dibuahi, hormone humen chorionic gonadotropin disekresi oleh sel-sel trofoblas sinsitial ke
dalam cairan ibu. Sekresi hormone ini mula-mula dapat diukur dalam darah 8 sampai 9 hari
setelah ovulasi, segera setalah blastokista berimplantasi di endometrium.
c) Bagaimana peran hormone HCG ?
Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada
meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan
menjaga kehamilan. Karena, bila endometrium meluruh setelah terjadi implantasi, maka
kehamilan akan terhenti. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan,
diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini juga
merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan melalui air seni.
4. Dokter memberitahu Ny. A bahwa dia tidak menstruasi karena ia sedang hamil.
a) Mengapa tidak terjadi menstruasi saat sedang hamil ?
Atas pengaruh hormone kehamilan HCG yang mempertahankan fungsi korpus luteum
untuk menghasilkan hormone estrogen dan progesterone yang berperan dalam menyiapkan
dinding endometrium sebagai tempat implantasi dan berkembangnya embrio, dikarenakan
hal ini dinding endometrium tepatnya pada stratum fungsional dan arteri spiralis yang
terdapat pada endometrium tidak akan luruh ataupun pecah sehingga tidak menimbulkan
menstruasi.
b) Apa saja hormone yang berpengaruh dalam proses kehamilan ?
Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
15

Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat
oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta.
Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada
meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan
menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan
menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi
tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada
kehamilan. Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG
dalam urine, maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya
kehamilan atau hasil test positif.
Dampak
Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).

Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)


Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang
merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat
dan lemak. Hormon kehamilan ini berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL
yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Dampak
Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada
payudara, serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.

Hormon Kehamilan Relaxin


Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan
leher rahim dan merelaksasikan sendi panggul
Dampak
menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi

Hormon Kehamilan Estrogen


Dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim,
perubahan-perubahan histologi pada vagina. Memperngaruhi pertumbuhan saluran
kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH,
mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta
menimbulkan kontraksi pada rahim.
Dampak
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang
menyebabkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil
sering merasa sakit punggung. Dapat juga menyebabkan varises.

Hormon Kehamilan Progesteron


Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga
plasenta di dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau
pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga
membantu menyiapkan payudara untuk menyusui.
Dampak
Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan
darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat
sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga
mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan
pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil.

16

Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)


Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit.
Dampak
Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada
wajah, pada bagian dalam dan garis dari pusar ke bawah (linea nigra)

IV. Learning Issue


Topik

What

Pembelajaran

Know

Hormon

Definisi

Reproduksi

I What I dont Know

What I have to Prove

Learn
Mekanisme

Macam

macam - Journal

pembentukan hormone hormone reproduksi


(sekresi)

Fisiologi

Definisi

Menstruasi

How I Will

Peran peran hormone


dalam

waktu - Pakar

Rentang

siklus menstruasi

menstruasi, mekanisme

- Text book

beserta - Internet

prosesnya

menstruasi
Fisiologi

Definisi

Kehamilan
Metode

Definisi

Kontrasepsi

Peran peran hormone

Perubahan

dalam kehamilan

tubuh sewaktu hamil

Prinsip

kerja

keefektifitasannya

dan Macam

fisiologis

macam

metode kontrasepsi

V. Sintesis Masalah
1. Hormon Reproduksi
Hypothalamus mengeluarkan GnRH dengan proses sekresinya setiap 90-120 menit melalui
aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah sampai di hipofise anterior, GnRH akan mengikat sel
gonadotrop dan merangsang pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH
(Lutheinizing Hormone).
Pada wanita selama masa ovulasi GnRH akan merangsang LH untuk menstimulus produksi
estrogen dan progesterone. Peranan LH pada siklus pertengahan (midcyle) adalah ovulasi dan
merangsang korpus luteum untuk menghasilkan progesterone .FSH berperan akan merangsang
pembesaran folikel ovarium dan bersama-sama LH akan merangsang sekresi estrogen dan
ovarium.
Selama siklus menstruasi yang normal, konsentrast FSH dan LH akan mulaimeningkat pada
hari-hari pertama. Kadar FSH akan lebih cepat meningkan dibandingkan LH dan akan mencapai
puncak pada fase folikular, tetapi akan menurun sampai kadar yang yang terendah pada fase
preovulasi karena pengaruh peningkatan kadar estrogen lalu akan meningkat kembali pada fase
ovulasi. Regulasi LH selama siklus menstruasi, kadarnya akan meninggi di fase folikular dengan
puncaknya pada midcycle, bertahan selama 1-3 hari, dan menurun pada fase luteal .

17

Sekresi LH dan FSH dikontrol oleh GnRH yang merupakan pusat kontrol untuk basal
gonadotropin, masa ovulasi dan onset pubertas pada masing-masing individu. Proses sekresi
basal gonadotropin ini dipengaruhi oleh beberapa macam proses:
a. Episode sekresi (Episodic secretadon)
Pada pria dan wanita, proses sekresi LH dan FSH bersifat periodik, dimana terjadinya
secara bertahap dan pengeluarannya dikontrol oleh GnRH .
b. Umpan balik positif (Positive feedback)
Pada wanita selama siklus menstruasi estrogen memberikan umpan balik positif pada
kadar GnRH untuk mensekresi LH dan FSH dan peningkatan kadar estrogen selama fase
folikular merupakan stimulus dari LH dan FSH setelah pertengahan siklus, sehingga
ovum menjadi matang dan terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi hari ke 10-12 pada siklus
ovulasi setelah puncak kadar LH dan 24-36 jam setelah puncak estradiol. Setelah hari ke14 korpus luteurn akan mengalami involusi karena disebabkan oleh penurunan estradiol
dan progesteron sehingga terjadi proses menstruasi
c. Umpan balik negatif (Negative Feedback)
Proses umpanbalik ini memberi dampak pada sekresi gonadotropin. Pada wanita
terjadinya kegagalan pernbentukan gonad primer dan proses menopause disebabkan
karena peningkatan kadar LH dan FSH yang dapat ditekan oleh terapi estrogen dalam
jangka waktu yang lama.
Tujuan pemeriksaan FSH dan LH adalah untuk melihat fungsi sekresi hormon yang
dikeluarkan oleh hipotalamus dan mekanisme fisiologis umpan balik dari organ target
yaitu testis dan ovarium. Kadar FSH akan meningkat pada hipogonadism, pubertas
prekoks, menopause, kegagalan diferensiasi testis, orchitis, seminoma, acromegall,
sidroma Turner. Serta menurun pada keadaan insufisiensi hipotalamus, disfungsi gonad,
anovulasi, insufisiensi hipofise, dan tumor ovanium. Faktor yang mempengaruhi
kadarnya adalah obat-obatan seperti steroid, kontrasepsi oral, progesteron, estrogen, dan
testoteron.

Gambar1. Umpan balik positif dan negatif dalam pengaturan sekresi hormonal sistem HPO

18

Harga normal LH dan FSH bervariasi tergantung dari usia, jenis kelamin dan siklus ovulasi
pada pasien wanita. Kadarnya akan rendah sebelum pubertas dan jika sesudahnya akan
meningkat.
A. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium
wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik /
pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam
darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui
mekanisme feedback negative
B. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah
bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja
sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig
testis).
1.1 Hormon Seks Steroid
Hormon steroid disintesis dari kolesterol yang berasal dari sintesis asetat, dari
kolesterol ester pada janingan steroidogenik, dan sumber makanan. Sekitar 80% kolesterol
digunakan untuk sintesis hormon seks steroid .
Pada wanita, ovum yang matang akan mensintesis dan mensekresi hormon steroid
aktif. Ovarium yang normal merupakan sumber utama dari pembentukan. Pada wanita
menopause dan kelainan ovarium estrogen dihasilkan dari precursor androgen pada jaringan
lain. Selain itu ovariurn juga memproduksi progesteron selama fase luteal pada siklus
menstruasi, testoteron dan androgen dalam jumlah sedikit. Korteks adrenal juga
memproduksi hormon testoteron dan androgen dalam jumlah yang sedikit yang digunakan
bukan hanya untuk prekursor estrogen tetapi langsung dikeluarkan kejaringan perifer .
1.1.1 Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di
ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar
adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di
testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.Berfungsi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi
wanita.Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks :
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina :
menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan
payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh.Pada tulang, estrogen juga
menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada
wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat
diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
Estrogen terdiri dari tiga jenis hormon yang berbeda, yaitu estron, estradiol,
dan estriol. Pada wanita normal, estrogen banyak diproduksi oleh folikel selama
proses ovulasi dan korpus luteum selama keharmilan. Pada saat keluar dari sirkulasi,
hormon steroid berikatan dengan protein plasma. Estradiol berikatan dengan transpor
globulin yang dikenal dengan seks hormone binding globulin (SHBG) dan berikatan
19

lemah dengan albumin, sedangkan estrone berikatan kuat dengan albumin. Sirkulasi
estradiol secara cepat diubah menjadi estron di hepar dengan bantuan 17
hidroksisteroid dehidrogenase. Sebagian estrone masuk kernball ke sirkulasi, dan
sebagian lagi dimetabolisme menjadi 1-hidroksiestrone yang dikonversi menjadi
estriol.
Pada awal siklus ovulasi-produksi estradiol akan menurun sampai titik
terendah, tetapi karena pengaruh hormone FSH estradiol akan mulai meningkat.
Sebelum fase mid cycle kadar estradiol dibawah 50 pg/mL, tetapi akan terus
meningkat sejalan dengan pematangan ovum. Estradiol akan mencapai puncaknya
sebesar 250-500 pg/mL pada hari ke 13-15siklus ovulasi. Pada fase luteal, kadar
estrogen akan menurun sampai 125 pg/mL. Progesteron yang dihasilkan oleh korpus
luteum bersarna-sarna dengan estrogen akan memberikan umpanbalik negatif pada
hipotalamus dan hipofise antenior. Kadar dibawah 30 pg/mL menunjukan keadaan
oligomenore atau amenore sebagai indikasi kegagalan gonad. Hormon estradiol
dipengaruhi oleh ritme sirkadian yaitu adanya variasi diurnal pada wanita pasca
menopause yang diperkirakan. karena adanya variasi pada kelenjar adrenal
Hormon estrogen yang dapat diperiksa yaitu estrone (El), estradiol (E2), dan
estriol (E3). Pemeriksaan estadiol dipakal , untuk mengetahui aksis hipotalamushipofise-gonad (ovarium dan testis), penentuan waktu ovulasi, menopause dan
monitoring pengobatan fertilitas. Waktu pengambilan sampel untuk pemeriksaan
estradiol adalah pada fase folikular (preovulasi) dan fase luteal Kadar estrogen
meningkat pada keadaan ovulasi, kehamilan, pubertas prekoks, ginekomastia, atropi
testis, tumor ovarium., dan tumor adrenal. Kadarnya akan menurun pada keadaan
menopause, disfungsi ovarium, infertilitas, sindroma turner, amenorea akibat
hipopituitari, anoreksia nervosa, keadaan stres, dan sindroma testikular ferninisasi
pada wanita. Faktor interferensi yang meningkatkan estrogen adalah preparat
estrogen, kontrasepsi oral,dan kehamilan. Serta yang menurunkan kadarnya yaitu obat
clomiphene.
1.1.2 Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium,
sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di
plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase
sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada
pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
Progesteron bersama-sama dengan estrogen memegang peranan penting di
dalam regulasi seks hormon wanita. Pada wanita, pregnenolon diubah menjadi
progesteron atau 17a-hidroksipregnenolone dan perubahan ini tergantung dari fase
ovulasi dimana progesteron disekresi oleh korpus luteum dalam jumlah yang besar.
Progesteron juga merupakan prekursor untuk testoteron dan estrogen, pada saat terjadi
metabolisme 17-hidroksiprogesteron menjadi dehidroepiandrosteron yang
dikonversi menjadi 4 androstenedion dengan bantuan enzim 17 hidroksilase
pregnenolon .
Pada awal menstruasi dan fase folikular kadar progesteron sekitar 1ng/mL.
Pada saat sekresi LH, konsentrasi progesteron dapat bertahan selama 4-5 hari di
dalam plasma dan mencapai puncaknya yaitu sebesar 10-20 ng/mL selama fase luteal.
Pengukuran progesterone di dalam plasma dapat digunakan untuk memonitor keadaan
ovulasi. Jika konsentrasi progesteron lebih dari 4-5 ng/mL mungkin sudah terjadi
ovulasi .
Progesteron berperan di dalam organ reproduksi termasuk kelenjar mamae
dan endometrium serta peningkatkan suhu tubuh manusia. Organ target progesteron
yang lain adalah uterus, dimana progesteron membantu implantasi ovum. Selama
20

kehamilan progesteron mempertahankan plasenta, menghambat kontraktilitas uterus


dan mempersiapkan mamae untuk proses laktasi.
Pada umumnya pemeriksaan kadar progesterone dilakukan untuk pemeriksaan fungsi
plasenta selama kehamilan, fungsi ovarium pada fase luteal,dan monitoring proses
ovulasi. Pada pemeriksaaan ini sampel diambil satu sampai dua kali pada fase luteal.

1.1.3 Testoteron (Androgen)


Pada pria, testoteron memegang peranan penting dalam diferensiasi system
organ yang genital pria pada saat pertumbuhan fetus, pertumbuhan dan fungsi organ
yang diperngaruhi oleh testoteron seperti skrotum, epididimis, vas deferens, vesika
seminalis, prostat, dan penis. Testoteron juga berperan dalam pertumbuhan organ
skeletal, laring yang berperan dalam pembentukkan suara pada. pria dan kartilago
epifisial serta mempengaruhi pertumbuhan rambut pada daerah pubis, axilla, janggut,
jambang, dada, abdomen, dan daerah punggung, aktivitas kelenjar sebasea, dan
perubahan tingkah laku.
Pada wanita yang normal, ovarium akan memproduksi testoteron dalam
jumlah yang sedikit yaitu kurang dari 300g selama 24 jam. Testoteron berperan dalam
proses pertumbuhan rambut selama masa pubertas. Penigkatan testoteron yang
berlebih akan menyebabkan amenorea, pertumbuhan rambut dan kelenjar sebasea
yang berlebih .Kadar androgen meningkat pada hirsustisme, amenorea hipotalamus,
dan turnor sel sertoll. Dan menurun pada andropause, sindrom klinefelter, aplasia sel
leydig, dan criptorchidism.
Berikut gambar yang akan menjelaskan tentang sintesis hormone steroid dan siklus ovulasi
pada wanita normal

Gambar 2. Siklus ovulasi pada wanita normal

21

Hubungan umpan balik hormon gonadotropin dan hormon steroid pada wanita dapat
dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 3.Hubungan umpan balik hormon hormone gonadotropin dan hormon seks
steroid pada wanita

22

Gambar 4. Regulasi steroid dan peptide gonad atas fungsi ovarium. Hypothalamus
menghasilkan GnRH, yang merangsang pelepasan LH dan FSH hypofise. Peptida
hypofise ini merangsang steroi dogenesis dan pematangan folikel.

1.1.4 HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000
mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000
mU/ml).Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin
juga memiliki fungsi imunologik.Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan
sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
1.1.5 LTH (Lactotrophic Hormone) /Prolaktin
Prolaktin terdiri dari 199 pasang asam. amino hormon polipeptida dengan
berat molekul 23.000 Dalton dan disintesis serta disekresi oleh laktotrop yang
terdapat pada hipofise anterior. Sama seperti hormon hipofise anterior yang lain,
prolaktin juga dikontrol oleh hypothalamic-releasin .factors. Sekresi prolaktin
terutama dihambatoleh dopaminyang disekresi oleh neuron dopaminergik
tuberoinfundibular .
Prolaktin akan merangsang pengeluaran ASI pada saat sesudah melahirkan.
Selama kehamilan prolaktin akan banyak disekresi dan dipengaruhi oleh bormon lain
seperti estrogen,progesteron, human placenta lactogen (HPL), dan cortisol untuk
merangsang pertumbuhan mamae. Setelah melahirkan,kadar estrogen dan progesteron
akan menurun sehinggakadar prolaktin akan meningkat dan merangsang mamae
untuk mengeluarkan ASI. Kadar prolaktin akan meningkat pada fetus dan bayl baru
lahir terutama pada usla bulan pertama. Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki
aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara.
Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi
fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL /
Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak
terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi
terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia)
dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid
berupa amenorhea.
Banyak hormone yang berperan dalam reproduksi wanita. Pada kasus ini proses
menstruasi maupun kehamilan dipengaruhi oleh hormonnya masing masing. Tanpa adanya
hormone yang meregulasi hal tersebut maka proses ovulasi-menstruasi , konsepsi, implantasi,
fase proliferasi, sekretorik dan sebagainya tidak akan terjadi.
2. Fisiologi Menstruasi
2.1 Menstruasi
2.1.1 Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan
(deskuamasi) dari endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal dan dianggap
sebagai siklus menstruasi klasik selama 28 hari (Prawirohardjo, 2005).
23

Menstruasi merupakan suatu siklus discarge fisiologik darah dan jaringan mukosa
melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali hormonal dan berulang
secara normal, biasanya interval sekitar empat minggu, tanpa adanya kehamilan selama
periode reproduktif (pubertas sampai menopouse) pada wanita (Dorland, 2005).
2.1.2 Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan periode menstruasi dihitung berdasarkan jumlah hari
tanggal mulainya menstruasi yang lalu sampai mulainya menstruasi berikutnya. Siklus
menstruasi dibagi menjadi 4 yaitu; polimenorea apabila panjang siklus < 21 hari, normal
apabila panjang siklus antara 21-35 hari, oligomenorea apabila panjang siklus antara 36-90
hari dan amenorea apabila panjang siklus > 90 hari atau 3 bulan (Setyaningrum, 2008).
Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling
mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus dan
hipofisis, serta ovarium. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila
tidak terjadi kehamilan, maka terjadi menstruasi. Usia wanita, status fisik dan emosi
wanita, serta lingkungan mempengaruhi pengaturan siklus menstruasi (Bobak,2005).

2.1.3 Mekanisme
Perubahan hormonal siklik mengawali dan mengatur fungsi ovarium dan perubahan
endometrium. Pusat penngendalian hormone reproduksi adalah hipotalamus. Hormon pada
24

hipotalamus gonadotropik realising hormone (GnRH) yaitu follicle-stimulating


hormonerealising hormone (FSHRH) dan luteinizing hormone-stimulating hormone
(LHRH). Kedua hormon ini akan merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi folliclestimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini akan
menyebabkan produksi estrogen dan progesteron dari ovarium (Price, 2005).
Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus ovarium
menyebabkan perubahan yang mencolok pada uterus, inilah yang mengakibatkan
terjadinya siklus menstruasi (Sherwood, 2001).
2.1.4 Fisiologi menstruasi
Menstruasi normalnya terjadi setiap 21-35 hari (28 hari merupakan siklus yang khas)
dan berlangsung antara 2-7 hari. Selama menstruasi, sekitar 50% merupakan darah,
sisanya terdiri dari fragmen jaringan endometrium dan lendir (Gould, 2007). Endometrium
disekresikan secara kimia untuk mencegah pembekuan darah dan memudahkan aliran
darah dari serviks ke dalam saluran vagina. Darah yang hilang saat menstruasi sekitar 3545 ml. Menurut Sadler dkk (2007), hilangnya 20-60 ml masih diterima, namun kerugian
yang melebihi 80 ml dapat menyebabkan anemia yang akan membutuhkan pengobatan.
Sherman dan Korenman (1975) menemukan variasi bahwa dalam kehilangan darah
terjadi ketika perempuan mengalami anovulatori siklus berikutnya di mana periodenya
sering ringan. Meskipun memiliki fisiologi yang sama, tidak ada dua perempuan memiliki
siklus menstruasi yang sama. Ada banyak penyebab variasi dalam siklus menstruasi dari
onset menstruasi (menarche), untuk penghentian saat menopause. Siklus menstruasi
dikendalikan oleh kelompok hormon, terutama estrogen dan progesteron. Mereka
dilepaskan siklis dari indung telur selama masa reproduksi di bawah kendali dari dua
hipofisis anterior hormon gonadotropin, Follicle-stimulating hormone (FSH) dan
Lutenizing hormon (LH). Di bawah pengaruh hormon ini, perubahan terjadi pada
endometrium dinding rahim di seluruh siklus menstruasi (Jenkins et al, 2007). Menstruasi
dianggap mulai pada hari 1 dari siklus berikut yang selama periode sekitar 5 hari,
superficial lapisan dinding rahim, endometrium, secara bertahap meninggalkan gudang
basal lapisan bawah (Everett, 2004). Dari hari ke 5 sampai hari ke-14 yang khas 28-hari
siklus (dikenal sebagai proliferasi fase), di bawah pengaruh estrogen yang meningkat,
folikel berkembang, selsel dalam lapisan basal mulai bertambah banyak untuk penebalan
progresif dan meningkatkan vaskularisasi dari lapisan endometrium yang baru.
Ovulasi biasanya terjadi pada titik tengah dari suatu 28-hari siklus, atau 14 hari
sebelum onset menstruasi terlepas dari panjang siklus (Everett, 2004). Fase berikutnya ini
dikenal sebagai fase sekresi estrogen dimana terus mempromosikan pengembangan
endometrium.
Progesteron juga dilepaskan untuk membantu mempersiapkan endometrium untuk
menerima sel telur yang akan dibuahi. Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum
berdegenerasi dan engurangan pasokan estrogen secara tiba-tiba ini mendorong mulainya
menstruasi (Jenkins et al, 2007). Meskipun memiliki fisiologis yang hampir sama, namun
variasi yang sangat besar dapat terjadi antara naik dan turunnya siklus menstruasi.
1) Siklus Ovarium

25

a) Fase Folikuler
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi, atau terlepasnya
endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam
ovarium. Satu folikel berkembang menjadi folikel de Graf. Folikel terdiri dari
sebuah ovum dengan dua lapisan sel yang mengelilinginya. Lapisan dalam yaitu sel
granulosa mensintesis progesteron selama paruh pertama siklus menstruasi, dan
bekerja sebagai prekusor pada sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang
mengelilinginya. Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH
dari hipotalamus (Price, 2005).
b) Fase Luteal
Kadar estrogen yang tinggi akan menghambat produksi FSH. Kemudian
kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraf, lapisan
granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan berubah menjadi
korpus luteum yang berwarna kuning pada ovarium. Korpus luteum terus
mensekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang makin lama semakin
meningkat (Price, 2005).
2) Siklus Endometrium
Siklus menstruasi endometrium terdiri dari 4 fase, yaitu:
a) Fase Menstruasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah menstruasi
mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis
atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami isintegrasi dan otolisis,
dan sekret dari uterus, serviks, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 34 hari.
b) Fase Proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung
sejak hari ke-lima hingga ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-14
siklus 28 hari, atau hari ke-18 sikus 32 hari. Permukaan endometrium secara
lengkap akan kembali normal dalam empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat
ovulasi. Fase proliferasi bergantung dari stimulasi estrogen yang berasal dari
folikel ovarium (Bobak, 2005).
c) Fase Sekresi
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum
periode menstruasi berikutnya. Setelah ovulasi, diproduksi lebih banyak
26

progesteron sehingga terlihat endometrium yang edematosa, vaskular, dan


fungsional. Pada akhir sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan
sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium
menjadi kaya darah dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi dan
memberi nutrisi ovum yang dibuahi (Bobak, 2005).
d) Fase Iskemi
Implantasi (nidasi) ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7- 10 hari setelah
ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan atau implantasi korpus luteum (badan
kuning yang mensekresi estrogen dan progesteron) menyusut. Seiring penurunan
kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme. Selama
fase iskemi, suplai darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis.
Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai,
menandai hari pertama siklus berikutnya (Bobak, 2005).
Ny.A tidak mengalami menstruasi itu menandakan bahwa hormone estrogen dan
progesterone mengalami peningkatan dan dipertahankan oleh korpus luteum, sehingga dinding
endometrium tidak meluruh dan arteri spiralis tidak pecah pada fase iskemik
3. Fisiologi Kehamilan
3.1 Pematangan dan Pembuahan Ovum
Ketika masih didalam ovarium, ovum masih dalam stadium oosit primer. Oosit
primer kemudian menjadi oosit sekunder. Dalam proses ini, setiap kromosom dari 23 pasang
kromosom akan kehilangan satu pasangannya, yang kemudian bergabung menjadi badan
polar yang kemudian dilepaskan. Pada saat iniah ovum yang masih dalam stadium oosit
sekunder diovulasikan ke dalam rongga perut. Lalu dengan segera ovum tersebut masuk ke
ujung berfimbria salah satu tuba fallopi.
3.2 Masuknya Ovum ke dalam Tuba Fallopi
Ketika ovulasi ovum bersama dengan sel granulose membentuk korona radiate,
dilepaskan langsung kedalam rongga peritoneum dan selanjutnya masuk kedalam salah satu
tuba fallopi untuk mencapai cavum uteri. Permukaan dalam tentakel berfimbria dilapisi oleh
epitel bersilia, dan silia tersebut teraktivasi oleh estrogen dari ovarium, yang menyebabkan
silia bergerak kea rah pembukaan atau ostium, dari tuba fallopi yang terkait. Dengan cara ini
ovum memasuki salah satu tuba fallopi.
3.3 Pembuahan Ovum
Setelah laki-laki mengejakulasi semen kedalam vagina saat berhubungan seks, beberapa
sperma ditransapor dalam 5 sampai 10 menit ke arah atas, dari vagina melalui uterus dan
tuba fallopi, ke ampula tuba fallopi di dekat ujung ovarium tuba. Transport sperma tersebut
dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba fallopi yang dirangsang oleh prostaglandin dalam
cairan semen laki-laki , dan juga oleh oksitosin yang dikeluarkan dari kelenjar hipofisis
posterior pada perempuan saat orgasme.
Pembuahan ovum umumnya terjadi di ampula dari salah satu tuba fallopi, segera
setelah sperma dan ovum memasuki ampula. Namun, sebelum sperma dapat memasuki
ovum, mula-mula sperma harus menembus korona radiate dan menembus zona pellusida
yang menyelubungi ovum.
Setelah sperma masuk kedalam ovum (yang masih dalam stadium perkembangan
oosit sekunder), oosit membelah kembali untuk membentuk ovum matang dan badan polar
kedua yang kemudian dilepaskan. Ovum matang tersebut masih membawa dalam
nukleusnya (sekarang disebut pronukleus) 23 kromosom.
Ketika memasuki ovum, kepala sperma membengkak membentuk pronukleus lakilaki. Kemudian 23 kromosom yang tidak berpasangan dari pronukleus laki-laki dan 23
kromosom yang tidak berpasangan dari pronukleus perempuan saling berikatan untuk

27

membentuk kembali komplemen utuh dengan 46 kromosom dalam ovum yang sudah
dibuahi.
3.4 Transpor Ovum yang Dibuahi di dalam Tuba Fallopi
Setelah pembuahan terjadi, biasanya dibutuhkan 3 sampai 5 hari untuk mentranspor
ovum yang telah dibuahi ke kavum uteri. Transport ini terutama dipengaruhi oleh arus
cairan yang lemah dalam tuba akibat sekresi epitel dan kerja epitel bersilia yang melapisi
tuba, silia tersebut selalu bergerak ke arah uterus.
Tuba fallopi dilapisi oleh permukaan yang tidak rata dan berlubang-lubang sehingga
menghalangi perjalan ovum walaupun ada arus cairan. Di samping itu, isthmus tuba fallopi
(2cm terakhir sebalum masuk ke uterus) tetap berkontraksi secara spastic selama 3 hari
pertama setelah ovulasi. Setalah itu peningkatan cepat progesterone yang disekresi oleh
korpus luteum ovarium mula-mula memacu peningkatan reseptor progesterone pada sel-sel
otot polos tuba fallopi; kemudian progesterone mengaktifkan reseptor-reseptor,
mengahasilkan efek relaksasi tuba yang memungkinkan masuknya ovum kedalam uterus.

3.5 Implantasi Blastokista dalam Uterus


Setelah mencapai uterus, blastokista yang sedang berkembang biasanya menetap
dalam kavum uteri selama 1 sampai 3 hari lagi berimplantasi di endometrium; jadi
implantasi biasanya terjadi kira-kira pada hari ke 5 sampai 7 setelah ovulasi. Sebelum
implantasi blastokista mendapat makanan dari sekresi endometrium uterus yang disebut
susu uterus .
Implantasi merupakan hasil kerja sel-sel trofoblas yang berkembang dipermukaan
blastokista. Sel-sel ini mensekresikan enzim proteolitik yang mencerna dan mencairkan selsel endometrium uterus yang berdekatan. Sabagian cairan dan nutrisi yang dilepaskan
ditranspor sacara aktif oleh sel-sel trofoblas yang sama ke dalam blastokista, menambah
nutrisi untuk perkembangan.
Gambar menunjukkan blastokista manusia pada tahap awal implantasi , dengan sebuah
embrio kecil. Segera setelah terjadi implantasi, sel-sel trofoblas dan sel-sel lain yang
berdekatan (dari blastokista dan endometrium uterus) berproliferasi dengan cepat,
membentuk plasenta dan berbagai membrane kehamilan.
3.6 Faktor-Faktor Hormonal dalam Kehamilan
Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar human chorionic gonadotropin,
estrogen, progesterone, dan human chorionic somatomammotropin.

Human Chorionic Gonadotropin Menyebabkan Korpus Luteum Bertahan dan Mencegah


Menstruasi
Bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas dari sebuah ovum yang
baru dibuahi, hormone humen chorionic gonadotropin disekresi oleh sel-sel trofoblas
sinsitial ke dalam cairan ibu. Sekresi hormone ini mula-mula dapat diukur dalam darah
8 sampai 9 hari setelah ovulasi, segera setalah blastokista berimplantasi di
endometrium. Kemudian kecepatan sekresi meningkat dengan cepat dan mencapai
maksimum pad akira-kira 10 sampai 12 hari kehamilan dan menurun kembali sampai
kadar yang lebih rendah pada sekitar 16 sampai 20 minggu. Keadaan ini akan terus
berlanjut pada kadar tinggi selama sisa masa kehamilan.

Fungsi Human Chorionic Gonadotropin


Sejauh ini fungsinya yang terpenting adalah mencegah involusi korpus
luteum pada akhir siklus seks bulanan perempuan. Bahkan hormone ini menyebabkan
28

korpus luteum menyekresi lebih banyak lagi hormone-hormon seksnya ( progestero dan
estrogen ) untuk beberapa bulan berikutnya. Hormone-hormon seks ini mencegah
menstruasi dan menyebabkan endometrium terus tumbuh dan menyimpan sejumlah
besar nutrient dan tidak dibuang menjadi darah menstruasi. Akibatnya sel-sel yang
menyerupai desidua yang berkembang dalam endometrium selama siklus seks
perempuan normal menjadi sel-sel desidua sesungguhnya.
Dibawah pengaruh human chorionic gonadotropin, korpus luteum dalam
ovarium ibu tumbuh menjadi kira-kira dua kali dari ukuran awalnya sekitar satu bulan
atau lebih setelah kehamilan dimulai. Estrogen dan progesteron yang terus menerus
disekresi mempertahankan sifat desidua endometrium uterus, yang diperlukan untuk
perkembangan awal fetus.

Fungsi Estrogen dalam Kehamilan


Hormon ini berfungsi proliferative pada sebagian besar organ reproduksi dan
organ-organ terkait pada ibu. Selama kehamilan, jumlah estrogen yang sangat
berlebihan menyebabkan (1) pembesaran uterus ibu, (2) pembesaran payudara dan
pertumbuhan struktur duktus payudara ibu, (3) pembesaran genetalia eksterna
perempuan. Ekstrogen juga merelaksasi ligamentum pelvis ibu, sehingga persendian
sakroiliaka menjadi relative lentur dan simpisis pubis menjadi elastic.perubahan ini
mempermudah perjalanan fetus melalui jalan lahir.

Sekresi Progesteron oleh Plasenta


Berbagai efek khusus progesterone yang penting untuk perkembangan kehamilan
normal adalah sebagai berikut.
1. Progesterone menyebabkan sel-sel desidua tumbuh diendometrium uterus, dan sel-sel
ini berperan dalam nutrisi embrio muda.
2. Progesterone menurunkan kontraktilitas uterus gravid (pada kehamilan), sehingga
mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan.
3. Progesterone membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan sebelum implantaasi,
karena progesterone secara khusus meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus ibu
untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula dan
blastokista.
4. Progesterone yang disekresi selama kehamilan membantu estrogen menyiapkan
payudara ibu untuk laktasi.

Human Chorionic Somatomammotropin


Hormone ini merupakan protein dengan berat molekul sekitar 22.000 dan
mulai disekresi oleh plasenta sekitar minggu kelima setelah kehamilan. Hormonehormon ini mempunyai beberapa kemungkinan efek penting.
Pertama, bila diberikan pada beberapa jenis hewan tingkat rendah, human
chorionic somatomammotropin sedikitnya menyebabkan perkembangan sebagian
payudara hewan dan pada beberapa keadaan menyebabkan laktasi.
Kedua, hormone ini juga mempunyai struktur kimia yang serupa dengan
hormone pertumbuhan, tetapi dibutuhkan human chorionic somammotropin 100 kali
lebih banyak daripada hormone pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan.
Ketiga, hunan chorionic somammotropin menyebabkan penurunan
sensitivitas insulin dan penurunan penggunaan glukosa pada ibu, sehingga membuat
glukosa yang tersedia pada fatus lebih banyak. Glukosa merupakan zat utama yang
dipakai untuk memacu pertumbuhan fetus. Selanjutnya hormone ini melepaskan
peningjatan asam lemak bebas dari cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber
energy pengganti untuk metabolism ibu selama kehamilan.

3.7 Faktor-faktor Hormonal Lain dalam Kehamilan


29

Sekresi Hipofis
Kelenjar hipophisis anterior ibu membesar paling sedikit 50 % selama
kehamilan dan meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin.
Sebaliknya, sekresi hormone perangsang folikel dan hormone luteinesasi dari hipopisis
hamper secara total ditekan akibat efek inhibisi estrogen dan progesterone plasenta.

Peningkatan Sekresi Kortikosteroid


Kecepatan sekresi glukokortikoid korteks adrenal meningkat sedang selama
kahamilan. Kemungkinan glukokortikoid membantu mobilisasi asam-asam amino dari
jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan fetus.
Pada ibu hamil sekresi aldesteron biasanya meningkat sekitar dua kali lipat,
mencapai puncaknya pada akhir kehamilan. Keadaan ini, bersama estrogen.
Menyebabkan kecenderungan ibu hamil normal untuk mereabsorsi kelebihan natrium
dari tubulus ginjalnya dan dengan demikian menahan cairan yang kadang-kadang
menimbulkan hipertensi yang dipicu kehamilan.

Peningkatan Sekresi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid ibu biasanya membesar sampai 50% kehamilan dan
meningkatkan produksi tiroksin dengan jumlah yang sesuai.

Peningkatan Sekresi Kelenjar Paratiroid


Kelenjar paratiroid ibu biasanya juga membesar selama kehamilan , hal ini
khususnya berlaku bila ibu menjalani diet rendah kalsium.

3.8 Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan


Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan
yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam
rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen,
dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada:
1. Rahim atau uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai
kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan
pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada
perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau
kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu
menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume
totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat ratarata 1100 gram (Prawirohardjo, 2008).
2. Vagina (liang senggama)
Selama kehamilan peningkatan
pada kulit dan otot-otot di perineum dan
bewarna keunguan yang dikenal dengan
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah
polos.
3. Ovarium

30

vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas


vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
tanda Chadwicks. Perubahan ini meliputi
jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini
akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal
(Prawirohardjo, 2008).
4. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari
pengaru hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin
(Prawirohardjo, 2008).
5. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi),
dengan puncaknya pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah
sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan
bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur
hamil 16 minggu, sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil
beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil
dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi
hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis.
Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan
hemodilusi dan anemia maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapi 4 kali
dari angka normal.
3) Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memnuhi
kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan Rahim
dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 2025% dari biasanya.
4) Sistem pencernaan
Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen.
5) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan
31

hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada
akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan
timbul kembali.
6) Perubahan pada kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan
ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
7) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan
yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah
12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus
dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada
kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan
kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.

Sintesis
Ny. A mengeluh tidak menstruasi sejak 1 bulan yang lalu, karena adanya hormone HCG
yang menyebabkan korpus luteum menyekresi lebih banyak lagi hormone-hormon seksnya
( progesteron dan estrogen ). Hormone-hormon seks ini mencegah menstruasi dan menyebabkan
endometrium terus tumbuh dan menyimpan sejumlah besar nutrient dan tidak dibuang menjadi
darah menstruasi. Estrogen dan progesteron yang terus menerus disekresi mempertahankan sifat
desidua endometrium uterus, yang diperlukan untuk perkembangan awal fetus.
Ny. A merasakan pembesaran payudara dan berat badan bertambah karena Selama
kehamilan, jumlah estrogen,progesterone, dan somatomammotropin yang sangat berlebihan
menyebabkan (1) pembesaran uterus ibu, (2) pembesaran payudara dan pertumbuhan struktur
duktus payudara ibu, (3) pembesaran genetalia eksterna perempuan.
4. Metode Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mewakili semua tindakan
atau usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Di negara-negara dengan tingkat kelahiran
yang tinggi kontrasepsi diartikan sebagai sebuah tindakan untuk mengendalikan kelahiran. Saat
ini ada banyak metode dan jenis kontrasepsi, ada yang diperuntukkan bagi pria dan ada juga
khusus wanita. Beberapa metode kontrasepsi bersifat permanen dan jenis yang lain sifatnya
sementara. Secara umum metode kontrasepsi terbagi atas dua jenis yaitu barrier
(pembatas/penghalang) dan hormon. Terdapat juga beberapa jenis kontrasepsi yang lain yaitu
sterilisasi, KB alami dan abstinence.
Sebelum anda menggunakan salah satu metode kotrasepsi yang ada, sangat penting untuk
mengetahui perbedaan-perbedaan alat kontrasepsi tersebut dan memilih yang terbaik dan cocok
bagi anda. Perlu juga diketahui bahwa sebagian besar metode pengendali kelahiran bekerja
efektif mencegah terjadinya kehamilan tapi tidak dapat mencegah terjadinya penularan Penyakit
Menular Seksual (PMS). Anda juga harus memahami bahwa semua metode kontrasepsi tersebut
memiliki tingkat kegagalan yang bervariasi. Jika mengalami gejala kehamilan, segera lakukan tes
kehamilan.
Berikut ini adalah deskripsi singkat dari masing-masing jenis kontrasepsi.
4.1 Metode Kontrasepsi Abstinence (Berpantang Seks)
Abstinence artinya menahan diri secara sukarela dari aktifitas seks.
32

Metode ini 100% efektif dalam pencegahan kehamilan dan penularan penyakit

seksual.
4.2 Metode Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) Alami
KB Alami tidak bergantung pada alat atau pengobatan tertentu untuk mencegah
kehamilan.
KB Alami menggunakan fungsi tubuh secara alami dan siklus menstruasi untuk
menghitung tanggal ovulasi. Hal yang paling umum dari KB Alami adalah pencatatan
suhuh tubuh dan perubahan lendir serviks.
Menggunakan metode Abstinence (tidak berhubungan seks) sekitar 7 sampai 10 hari

yaitu saat periode ovulasi terjadi. Selama periode tersebut, jika ingin melakukan seks,
pasangan biasa menggunakan metode Barrier (penghalang) atau Withdraw (menarik
penis keluar saat ejakulasi).
4.3 Metode Barrier (Menggunakan alat)
Metode kontrasepsi ini menggunakan alat bantu untuk menciptakan hambatan agar
sperma tidak membuahi sel telur. Jenis hambatan bisa berbentuk fisik ataupun kimia
yang dirancang untuk menghentikan sperma memasuki rahim wanita.
Metode barrier terdiri atas beberapa jenis kontrasepsi berbentuk alat, yaitu:
a. Kondom (Pria)
Kondom berbentuk tabung dan terbuat dari bahan yang sangat tipis (lateks)

yang membungkus penis saat ereksi ketika berhubungan seks dengan pasangan.
Kondom adalah jenis kontrasepsi yang paling umum digunakan.

b. Female Condom
Kondom perempuan adalah jenis kontrasepsi dengan fungsi mirip kondom pada
pria, berbentuk kantong sekitar 7 inchi dan memiliki dua cincin yang fleksibel
di masing-masing ujungnya.
Kondom perempuan di pasang ke vagina sebelum hubungan seks dilakukan.
Kondom perempuan akan menutup/melindungi daerah leher rahim, saluran

vagina dan daerah-daerah lainnya disekitar vagina.


c. Spermisida
Spermisida adalah jenis kontrasepsi yang terbuat dari bahan kimia yang
dirancang untuk membunuh sperma.
Bentuk spermisida bermacam-macam, ada yang berbentuk busa, jeli, tablet
berbusa dan supositoria vagina.
d. Diafragma
Diafragma adalah kubah karet lunak membentang di atas sebuah cincin
fleksibel, kubah diisi dengan krim atau jeli spermisida.
Diafragma dimasukkan ke dalam vagina dan ditempatkan di atas leher rahim
tidak lebih dari 3 jam sebelum berhubungan seksual.
e. Cap serviks
Tutup serviks adalah secangkir kecil yang terbuat dari karet lateks atau plastik.
33

Tutup serviks diisi dengan krim atau jeli spermisida dan dimasukkan ke dalam

vagina dan ditempatkan di atas leher rahim.


f. Kontrasepsi Sponge
Spons adalah jenis kontrasepsi berbentuk piring yang terbuat dari busa
poliuretan.
4.4 Metode Hormonal
Metode hormonal terdiri atas beberapa jenis kontrasepsi yang berbentuk pil, patch,
cincin, implan ataupun obat-obatan yang dapat memproduksi hormon estrogen dan atau
progesteron. Metode hormonal bekerja dengan cara sebagai berikut:
1. Mencegah indung telur melepaskan telur setiap bulannya,
2. Mempertebal lendir di leher rahim sehingga menyulitkan sperma untuk
mencapai atau menembus sel telur,
3. Penipisan lapisan rahim yang mengurangi kemungkinan telur dibuahi.
Kontrasepsi jenis hormonal tidak dapat melindungi dari terjadinya penularan penyakit
seksual. Berikut ini beberapa jenis alat kontrasepsi dengan metode hormonal.
a. Pil
Pil KB adalah jenis kontrasepsi yang diminum setiap hari seperti yang
ditentukan oleh petugas KB
b. Depo Provera
Depo provera adalah suntikan yang diberikan oleh petugas KB untuk mencegah
kehamilan selama tiga bulan berjalan.
c. Lunelle
Lunelle adalah kontrasepsi jenis suntikan yang diberikan petugas KB untuk
mencegah kehamilan selama satu bulan.
d. Nuva Ring / Cincin
Nuva ring merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang berbentuk cincin
fleksibel yang dimasukkan ke dalam vagina selama tiga minggu, dilepas selama
satu minggu, kemudian diganti dengan yang baru.
Nuva ring akan memproduksi hormon estrogen dan progesteron ke dalam
tubuh.
f. Ortho Evra patch
Sebuah patch akan di tempelkan langsung pada kulit untuk membangun
hormon pada sisi yang bersentuhan dengan kulit.
Setiap minggu selama tiga minggu pertama patch di tempatkan di pinggul,
bokong dan daerah lengan atas.
Minggu ke empat lepaskan patch untuk memungkinkan periode menstruasi

terjadi.

34

g. Intrauterine Device (IUD)


IUD adalah jenis kontrasepsi berbentuk perangkat plastik kecil berisi tembaga
atau hormon dan dimasukkan ke dalam rahim oleh seorang ahli medis.
IUD tidak menghentikan sperma memasuki rahim tapi mengubah lendir serviks
sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya fertilisasi.
4.5 Metode Withdraw dan Sterilisasi
Metode kontrasepsi withdraw/penarikan dan sterilisasi dapat mencegah kehamilan
tapi tidak mencegah penularan penyakit seksual.
a. Withdraw
Termasuk jenis kontrasepsi alami dimana penis ditarik dari vagina sesaat
sebelum ejakulasi terjadi
b. Sterilisasi
Sterilisasi adalah kontrasepsi yang dilakukan dengan menutup saluran tuba
yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim. Prosedurnya disebut ligasi
tuba.
Sterilisasi pada pria dilakukan dengan menutup tabung yang membawa sperma,
prosedurnya disebut vasektomi.
Pada dasarnya alat kontrasepsi sangat diperlukan apabila ingin membatasi anak yang dimiliki
dengan cara mencegah konsepsi terjadi. Namun pada kasus ini Ny. A adalah pasangan muda yang
ingin memiliki seorang anak. Oleh karena itu alat kontrasepsi belum diperlukan oleh pasangan
suami istri tersebut.

35

VI. Kerangka Konsep

Ny, A. 27 tahun

Coitus tanpa
kontrasepsi

Konsepsi

Adanya implantasi
embrio (hamil)

Kenaikan volume darah,


lemak, protein dan
peningkatan ukuran
berbagai organ kehamilan
Kebutuhan nutrisi tinggi
(metabolism meningkat),
janin, air ketuban

Berat badan
naik

Hormon
Somatomammotro
pin ( HSC) atau
Human Placental
Lactogen

Payudara
membesar

36

Adanya HCG yang


disekresikan oleh sel
sinsitio trofoblas dalam
cairan ibu

Uji PT : +
(positif)

Hormon estrogen
dan progesterone
meningkat

Endometrium
tidak meluruh

Mual (Morning
sickness)

Tidak
menstruasi

VII. Kesimpulan
Ny. A 27 tahun tidak mengalami menstruasi diakarenakan tidak terjadinya peluruhan
endometrium akibat peningkatan estrogen dan progesterone karena terjadinya implantasi embrio
(hamil)

DAFTAR PUSTAKA

37

1. Guyton A.C. and J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC
2. Sherwood, Lauralee . 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC.
3. Anonim. Fisiologi Reproduksi Wanita . Tersedia di :
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-234-1769780408-babii.pdf . Diakses pada 3
Maret 2015 pukul 20.08 WIB
4. Anwar, Ruswana . Sintesis, Fungsi dan Interpretasi Pemeriksaan Hormon Reproduksi .
Tersedia di : http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/05/sistesis_fungsi_dan_interpretasi_hormon_reproduksi.pdf . Diakses
pada 3 Maret 2015 pukul 20.12 WIB
5. Anonim . Hormon Hormon Reproduksi pada Wanita . Tersedia di :
http://www.slideshare.net/HuryCanz/makalah-hormon-reproduksi-wanita . Diakses pada 3
Maret 2015 pukul 20.32 WIB
6. Anonim . Fisiologi Kehamilan . Tersedia di :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21570/4/Chapter%20II.pdf . Diakses pada 3
Maret 2015 pukul 20.47 WIB
7. Anonim. Modul Hormon Reproduksi dan Kontrasepsi Wanita . Tersedia di :
https://www.scribd.com/doc/199553472/Modul-Hormon-Reproduksi-Dan-Kontrasepsi-wanita
. Diakses pada 3 Maret 2015 pukul 21.16 WIB
8. Anonim . Hormon Wanita . Tersedia di : http://layananebook.tripod.com/hormon.htm .
Diakses pada 3 Maret 2015 pukul 18.47 WIB
9. Anonim . Sistem Reproduksi . Tersedia di :
http://www.academia.edu/4863104/SISTEM_REPRODUKSI . Diakses pada 3 Maret 2015
pukul 19.02 WIB
10. Anonim . Alat KB dan Efek Sampingnya . Tersedia di : http://alatkb.com/alat-kb-dan-efeksampingnya/ . DIakses pada 3 Maret 2015 pukul 19.17 WIB
11. Anonim . Cara Kerja Test Pack . Tersedia di : http://www.cyber4rt.id/2013/05/mengenalcara-kerja-test-pack-alat-penguji-kehamilan.html . Diakses pada 3 Maret 2015 pukul 17.34
WIB
12. Guyton, Arthur C. 2014. GUYTON DAN HALL Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
keduabelas . Indonesia: Saunders.
13. Adidas, Titin. Biokimia Dalam Kehamilan . Tersedia di :
http://www.academia.edu/5596633/BIOKIMIA_DALAM_KEHAMILAN. Diakses pada 3
Maret 2015 pukul 20.50 WIB
14. Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:
EGC.
15. Kuncara, Purba. 2013. Mengapa ibu hamil muda sering mual mual?. Tersedia di :
http://purbakuncara. com/mengapa-ibu-hamil-muda- sering-mual-mual/. Diakses pada 3 Maret
2015 pukul 21.12 WIB

38

16. Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Pasangan Usia .Tersedia di
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses pada 3 Maret 2015
pukul 22.56 WIB

39

Anda mungkin juga menyukai