Anda di halaman 1dari 18

IKGA II

Cross Bite Anterior

DOSEN PEMBIMBING
drg. Devi Susanti, Sp.KGA
drg. Augeswina
drg. Sri Pandu Utami
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
(GENAP)

Nama Anggota:
ADE ANGGRAEINI (11-072)
NELLY NASARY HARAHAP (11-074)
VETTY DIRA HAYU (11-076)
NELVA SASMITA (11-078)
FITRI SAKINAH (11-080)
SISKA JANER (11-082)
HIRZI ATSARI R (11-084)
BENY ARBI ADAM (11-086)
MURTI NINGSIH (11-088)
SHERIFA AMELIA (11-090)
YOSBI REKSO R (11-092)

Definisi Cross Bite


Anterior
Cross Bite Anterior disebut juga dengan

Gigitan Silang
Cross Bite Anterior merupakan kelainan posisi

gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual


dari pada gigi anterior rahang bawah.
Kasus ini sering menjadi keluhan pasien/

orang tua pasien oleh karena menimbulkan


penampilan yang kurang menarik dan juga
dapat mengakibatkan terjadinya trauma

Cross Bite Anterior dapat


mengakibatkan:
Abrasi yang berlebihan dari gigi anterior rahang

atas dan rahang bawah, ditandai dengan adanya


pengikisan enamel pada permukaan labial dan
lingual dari gigi yang terlibat.
Biasanya dijumpai kelainan patologis periodonsium
berupa inflamasi gingiva.
Gangguan fungsional pada pergerakan rahang
bawah dan gangguan pertumbuhan rahang bawah.
Pergeseran RB ke anterior yang terjadi secara
terus menerus dapat merubah pola pertumbuhan
wajah.

Etiologi Cross Bite Anterior


1. Persistensi gigi sulung menghambat jalan erupsi gigi

permanen penggantinya sehingga menyebabkan


arah pertumbuhan gigi permanen ke palatinal.
2. Premature Loss
3. Legkung rahang yang terlalu kecil sehingga ruangan
yang dibutuhkan tidak cukup.
4. Cedera traumatik pada gigi sulung mengakibatkan
sebagian atau seluruh gigi sulung masuk kedalam
tulang alveolar dan mendorong benih gigi permanen
yang ada dibawahnya. Keadaaan ini menyebabkan
perubahan arah pertumbuhan gigi tetap
penggantinya ke palatal.

Cont...
5. Gigi yang berlebihan (supernumerary teeth).

Mesiodens tumbuh diantara gigi insisivus


sentralis dan berada dalam lengkung gigi
menyebabkan gigi insisivus sentralis
kekurangan tempat untuk erupsi.
6. Kesalahan letak benih gigi didaerah palatal
yang dipengaruhi oleh faktor genetik.

Klasifikasi Cross Bite


Anterior
Type I

: Cross Bite Anterior yang mengenai


satu elemen gigi.

Type II : Cross Bite Anterir yang mengenai

dua elemen gigi.


Type III : Cross Bite Anterior yang mengenai

tiga
elemen gigi, 4 elemen gigi, dan
seterusnya.

Rencana Perawatan:
1. Latihan Otot Lidah

Mendorong gigi menggunakan lidah, lakukan


sebanyak 20 kali dorongan setiap 1 kali
hitungan lakukan pada Pagi, Siang dan
Malam Hari selama 6 bulan. Latihan otot
lidah ini membutuhkan Kooperatif dari anak.
1 kali hitungan = 20 kali dorongan
20 kali hitungan = 400 kali dorongan
jadi, dalam 1 hari 1200 kali dorongan.
dalam 6 bulan 7200 kali dorongan.

Cont...
2. Tongue Blade

Sebagai pengungkit yang digunakan saat insisivus


rahang atas masih dalam keadaan erupsi, dimana
arahnya menuju lingual insisivus rahang bawah.
Pasien dan orang tua di instruksikan untuk
menekan tongue blade dengan tangan ke bawah
dan ujung lain dipasang diantara insisivus rahang
atas dan insisivus rahang bawah. Penekanan
dilakukan dua puluh kali sebelum makan. metode
ini dilakukan selama 6 bulan dan jika tidak
berhasil lakukan perawatan yang lain.

Cont...
3. Crown Sementara (Pemakaiannya terbalik)

Syarat Pemakaian Crown Sememtara:


.Tidak memerlukan Kooperatif
.Pemasangan dilakukan pada masa gigi Fungsional
.Adanya celah mesia-distal +/- 1 mm
4. Stainless Steel Crown (SSC)

SSC dijadikan pilihan untuk merawat maloklusi crossbite anterior


yang sederhana karena dapat menghasilkan tekanan resiprokal
yang akan menggerakkan gigi. Ketika SSC dipasangkan secara
terbalik pada gigi anterior rahang atas yang terkunci, permukaan
labial dari mahkota berfungsi sebagai dataran penuntun yang
akan membawa gigi yang terkunci kehubungan overjet dan
overbite yang normal.

Cont...
5. Incline Bite Plane

Jika jumlah gigi pada lengkung rahang atas


tidak cukup untukmenahan pesawat lepas,
dapat digunakan sebuah inclined Bite plane
yang disemen ke gigi insisivus bawah. Incline
Bite Plane ini dapat dibuat dari akrilik atau
logam cor, dan harus bersudut kira-kira 45
derajat. Peralatan ini dapat menyebabkan
trauma dan seharusnya tidak digunakan lebih
dari beberapa minggu.

Cont...
6. Ortho Removable

Pemakaian Ortho Removable bisa dilakukan


pada kondisi apeks yang belum menutup
atau yang telah menutup sempurna.
7. Ortho Fixed

Pemakaina Ortho fixed dilakukan pada


kondisi apeks yang telah menutup
sempurna.

Rencana Perawatan Type


I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Latihan Otot Lidah (LOL)


Tongue Blade
Crown Sementara
Stainless Steel Crown (SSC)
Inckline Bite Plane
Ortho Removable
Ortho Fixed

Catatan :
Rencana perawatan harus dilakukan secara berurutan
sesuai dengan indikasi. Jika tidak berhasil lakukan
perawatan selanjutnya.

Rencana Perawatan Type


II
1.
2.
3.
4.
5.

Crown Sementara
Stainless Steel Crown (SSC)
Inckline Bite Plane
Ortho Removable
Ortho Fixed

Rencana Perawatan Type


III
1. Inckline Bite Plane
2. Ortho Removable
3. Ortho Fixed

Faktor yang mempengaruhi hasil


perawatan Cross bite anterior
Jumlah dan Lokasi gigi yang Cross Bite
Relasi Vertikal gigi yang cross bite
Inklinasi aksial gigi yang crossbite
Inklinasi aksial gigi antagonis
Mobiliti gigi yang crossbite
Keadaan jaringan periodontium gigi antagonis

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai