I.
PENDAHULUAN
cara saling menempelkan kloaka. Pada unggas organ reproduksi jantan berupa testes,
epididimis dan ductus deferens. Sedangkan pada betina terdiri dari satu ovarium dan
satu oviduk. Dari organ reproduksi tersebut maka akan diketahui fungsi dari masingmasing bagian yang berbeda dengan yang ada pada mamalia. Oleh karena itu,
pembuatan makalah sederhana ini dibuat untuk menjelaskan tentang sistem
Reproduksi pada unggas.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem reproduksi
2. Mengetahui sistem reproduksi ayam jantan
3. Mengetahui mekanisme spermatogenesis
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi semen pada ayam
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi sistem reproduksi?
2. Bagaimana sistem reproduksi pada ayam jantan?
3. Bagaimana mekanisme spermatogenesis pada ayam jantan?
4. Apakah faktor yang mempengaruhi semen pada ayam?
I.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem reproduksi hewan jantan terdiri atas sepasang testis, pasanganpasangan kelenjar asesori dan sistem ductus termasuk organ kopulasi. Testes
berkembang didekat ginjal yaitu pada daeah krista genitalis primitif. Fungsi testes ada
dua macam yaitu menghasilkan hormon sex jantan disebut androgen dan
menghasilkan gamet jantan disebut sperma. Scrotum mempunyai fungsi untuk
memberikan ke pada testes suatu lingkungan yang memeiliki 1-8 0F lebih dingin
II.
PEMBAHASAN
tetapitidak pada kalkun dan ayam (Ensminger, 1992). Unggas jantan tidak
memilikikelenjar-kelenjar kelamin pelengkap, akan tetapi semen unggas dari vas
deferenssudah diencerkan dengan cairan dari badan-badan vaskuler yang terletak
dekat ujungposterior vas deferens (Toelihere, 1993).
Testis unggas terletak di atas rongga perut, sepanjang bagian punggung dan
dekat dengan ujung anterior ginjal dan tidak pernah turun ke skrotum pada bagianluar
tubuh (Nesheim et al., 1979). Testis tersebut melekat pada bagian dorsal darirongga
abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium. Testis ayam berbentukbulat oval
seperti kacang dengan warna pucat kekuningan. Berat sebuah testis padaayam jantan
tipe berat mencapai 15 20 g, sedangkan pada tipe petelur berat testisberkisar antara
8 12 g. Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsiyaitu : 1)
menghasilkan
sepermatozoa,
dan
2)
mensekresikan
hormon
kelamin
darimembran
sekitar
organ.Saluran
ini
akhirnya
mengarah
ke
FSH
(Follicle
Stimulating
Hormone),
sedangkan
testosteron
diproduksioleh sel-sel interstisial dari sel leydig atas pengaruh ICSH (Interstitial
CellStimulating Hormone) (Toelihere, 1993).
Epididimis pada ayam berbentuk pipa pendek dan pipih dengan diameter
sekitar 3 mm yang terletak di dorsal medial testis. Saluran reproduksi ayam tidak
memiliki epididimis seperti mamalia yang memiliki caput, corpus dan cauda, namun
pada testis ayam terdapat bagian exstremitas cranialis dan caudalis (Setijanto, 1998).
Epididimis
mempunyai
empat
fungsi
utama,
yaitu
transport,
konsentrasi,
Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis (T), epididimis (Ep),
duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada kloaka (Cl).
1. Testis
Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang,
melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh
ligamentum mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cavar, atau di
belakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga
udara, temperatur testis selalu 41o - 43o C karena spermatogenesis
(pembentukan sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut.
Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih
krem.Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang
lunak.Bagian dalam dari testid terdiri atas tubuli seminiferi (85% 95% dari
volume testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan
jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat
disekresikannya hormon steroid, androgen, dan testosteron.Besarnya testis
tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan.
2. Epididimis
Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah
dorsal testis. Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju
ductus deferens.
3. Saluran Deferens
Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang
merupakan muara sperma dari testis, serta bagian bawah yang merupakan
perpanjangan dari saluran epididimis dan dinamakan saluran deferens. Saluran
deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang
berseberangan dengan urodium dan koprodeum. Di dalam saluran deferens,
sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan.
Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran
deferens.
4. Alat Kopulasi
Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami
rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm.
Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan
sperma saat terjadinya kopulasi (Yuwanta, 2004).
10
11
12
13
proses
spermatogenesis
berlangsung
setiap
hari.
Siklus
14
dapat
menyebabkan
kegagalan
pembentukan
dan
penurunan
15
IV.
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah:
16
Alat reproduksi ayam jantan terdiri dari testis, epidydimis, vas deferens, dan
alat kopulasi.
Testis berfungsi untuk membentuk spermatozoa, epidydimis pada ayam
fungsinya tidak seperti mamalia, vas deferens berfungsi untuk menyalurkan
sperma, dan alat kopulasi untuk menyalurkan sperma ke organ reproduksi
ayam betina.
Testis pada ayam berada di dalam tubuh karena ayam memiliki kantong
udara yang dapat mengatur suhu tubuh sedemikian rupa sehingga
spermatogenesis dapat tetap berjalan.
IV.2
Saran
Peralatan
diperbanyak
lagi
agar
setiap
kelompok
dapat
17
DAFTAR PUSTAKA
Ensminger. 1992. Poultry Science. Interstate Publishers, Inc., Illinois.
Garner, D. L. & E. S. E. Hafez. 1980. Artificial Insemination. In Reproduction in
Farm Animal 4th Edition. Hafez, E. S. E. (Ed.). Lea and Febiger. Philadelpia
Gilbert., A. B., 1980. In E. S. E. Hafez (ed) Reproduction in farm animals. Lea and
Febiger. Philadelphia.
Guyton & Hall.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC.Jakarta
N. Solihati dkk. 2006. Pengaruh Lama Penyimpanan Semen Cair Ayam Buras pada
Suhu 5oC terhadap Periode Fertil danFertilitas Sperma. Jurnal Ilmu Ternak.
Bandung
Nalbandov,A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas.UGM Press
Yogyakarta.
Nesheim, M. C., R.E. Austich andL.E. Card. 1979.PoultryProduction.Lea and
Febiger,Philadelphia.
S. Johari, Ondho YS, Sri Wuwuh, Henry YB dan Ratnaningrum. 2009. Karakteristik
dan Kualitas Semen Berbagai Galur Ayam Kedu. Seminar Nasional
Kebangkitan Peternakan. Semarang
Sarengat,W.1982. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan dan
Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang.
Sarwono, B. 1993. Ragam Ayam Piaraan. Penebar Swadaya. Jakarta.
18
Setijanto, H. 1998. Anatomi Unggas pada Bahan Pengajaran Anatomi Veteriner II.
Laboratorium Anatomi, Bagian Anatomi. Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Soegiarsih, P. 1990. Diktat Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro. Semarang.
Srigandono,
B.1997.
Produksi
Unggas
Air.Gadjah
Mada
University
Press.Yogyakarta.
Toelihere, M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung
Wayan Bebas, dan Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi.2013. Konsentrasi
Spermatozoa Dan Motilitas Spermatozoa Ayam HutanHijau (Gallus varius).
Jurnal Veteriner Udayana. Bali
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.