II.
Teori Dasar
Untuk membuat kain bercorak (baik warna atau bahannya) melintang pada mesin tenun
dibutuhkan beberapa buah teropong masing-masing terisi oleh benang pakan yang
berlainan dan dapat diluncurkan secara bergantian dengan menggunakan alat pertukaran
bak. Pada dasarnya alat pertukaran bak dapat dibagi dalam dua tipe :
a. Alat pertukaran bak angkat
Bak teropong tipe ini tersusun bertingkat sedang cara bekerjanya (mekanisme
pertukaran bak) naik turun. Mesin tenun dengan pertukaran bak angkat dikonstruksi
dengan dua sampai sepuluh bak, akan tetapi kebanyakan dikonstruksi dengan empat
buah bak, walaupun banyak terdapat konstruksi-konstruksi pertukaran bak angkat
tetapi prinsip bekerjanya sama. Untuk mesin tenun dengan empat buah bak, agar
dapat menempatkan setiap bak pada kedudukan kerja dibutuhkan dua mekanisme
yang berlainan, yang satu menjalankan bak-bak kebawah dan keatas dengan jarak
satu bak, yang lainnya menjalankan bak-bak dengan jarak dua bak.
b. Alat pertukaran bak berputar (revolver bak)
Dalam tipe ini bak-bak teropong tersusun melingkari poros. Mekanisme kerjanya
adalah bak-bak teropong berputar terhadap porosnya. Kebanyakan orang
mengkonstruksi dengan 6 bak, kadang-kadang juga dengan 8 hingga 10. Wesel
revolver umumnya digunakan pada mesin tenun satu sisi, putaran cepat, bekerja
dengan sisir lepas dan yang dipergunakan untuk membuat tenunan ringan hingga
sedang. Wesel revolver ini digunakan pada mesin tenun yang menggunakan pukulan
atas.
Mesin-mesin tenun yang dilengkapi dengan alat pertukaran bak dibedakan dalam dua
golongan :
Mesin tenun dengan pertukaran bak satu sisi (alat tenun dengan pertukaran bak-bak
satu sisi) dinyatakan dengan 2 X 1, 4 X 1 dan seterusnya.
Mesin tenun dengan pertukaran bak dua sisi (alat tenun dengan pertukaran bak-bak
tukar dua sisi) dinyatakan dengan 2 X 2, 3 X 3, 4 X 4 dan seterusnya.
III.
IV.
Langkah Kerja
1.
2.
3.
V.
Jawaban Pertanyaan
1.
2.
Pada saat cam batang prisma (1) yang dipasang pada poros engkol (1) pada
bagian puncaknya disinggung oleh rol batang prisma (3), setel masuknya
penusuk kartu (4) sedalam 11 mm terhadap prisma (5)
b.
Pada saat poros engkol telah bergerak antara 110 o 125 o dari titik mati depan,
setel penusuk kartu (1) mulai menyentuh kartu (2) yang dipasang pada prisma
kartu (3)
c.
Pada saat teropong dari laci tunggal selesai diluncurkan dan kedudukan poros
engkol telah bergerak antara 45
60
prisma (1) yang dipasang pada poros pukulan (2) disetel pada kedudukan sedang
disinggung oleh rol batang prisma (3) pada bagian berakhirnya cam yang
rendah.
d.
Pada saat knocker (1) mendorong hook (2) yang telah bekerja maksimum, maka
jarak ujung hook dengan gigi rachet prisma dadu (3) 2 mm
e.
Putar cam tangkai barel prisma kartu (1) sehingga tangkai barel prisma kartu (2)
terangkat dan akhirnya pena pemutar roda bintang (3) tidak masuk pada lubang
roda bintang (4). Jarak antara ujung pena pemutar luar (5) dan pena pemutar
dalam (6) masing-masing mempunyai jarak yang sama terhadap roda bintang
masing-masing.
f.
Yang perlu diperhatikan dalam penyetelan laci empat teropong ialah agar
keempat laci tersebut mempunyai kedudukanyang sama tinggi terhadap dataran
lade. Hal tersebut didapat dengan cara :
g.
Fungsi batang vertical adalah untuk memutarkan cakram perubah laci sehingga
penggantian laci dapat terjadi. Gerakan gigi vertical (1), harus bekerja terhadap
roda gigi cakram perubah laci (2) ialah antara 3 gigi dari diatas dan 4 gigi dari
bawah serta masuknya antar gigi harus pas.
i.
teropong berada disisi satu laci, cam batang gigi vertical (1) disetel pada poros
pukulan (2) dengan bagian puncaknya ada diatas serta dalam posisi tegak lurus.
3.
VI.
Ketelitian dalam penyetelan akan sangat berpengaruh pada kinerja dari peralatan
itu sendiri.
Dalam pergantian teropong ini diperlukan kartu yang disesuaikan dengan corak
pakan yang diinginkan.
VII.
Daftar Pustaka