BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur
dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi dan Yuliani R, 2010 : hal.
160)
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di
sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel
darah putih dengan menyingkirkan sel darah lain. ( Corwin, 2009 : hal.
430)
Leukemia adalah peningkatan jumlah sel darah putih yang
abnormal di dalam sirkulasi darah. Hal ini disebabkan karena produksi
sel darah putih yang tidak terkontrol disebabkan oleh mutasi yang
bersifat kanker pada sel mielogen atau sel limfogen (Guyton dan Hall,
2007).
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah
berupa proliferasi patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh
adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah
2. Jenis Leukemia
Secara umum, leukemia diklasifikasikan menjadi jenis akut
(berkembang cepat) dan kronis (berkembang lebih lambat), meskipun
pada anak-anak sekitar 98% adalah Leukemia Akut. (Harold, 2005 :
hal. 95)
Adapun pembagian leukemia secara umum yaitu :
a. Acut Mielogenus Leukemia
Akut (LMA)
AML mengenai
sel
stem
hematopeotik
yang
kelak
pertambahan
usia.
Manifestasinya,
mirip
dengan
darah
merah
normalnya
berbentuk
cakram
bikonkaf,
konfigurasinya mirip dengan bola lunak yang dipijat di antara dua jari.
Membran sel darah merah sangat tipis sehingga gas seperti oksigen
dan karbondioksida dapat dengan mudah berdifusi melaluinya. Sel
darah merah dewasa tersusun terutama oleh hemoglobin, yang
menyusun sampai 95% masa sel. Sel ini tidak mempunyai inti. Adanya
sejumlah besar hemoglobin memungkinkan sel ini menjalankan fungsi
memiliki
granula
berwarna
merah
terang
dalam
karsinogenik
seperti
diethylstilbestrol.
e. Faktor herediter, Yang mana penderita Down Syndrom 20% lebih
besar akan terkena Leukemia daripada orang normal.
f. Kelainan kromosom : Sindrom Blooms, Trisomi 21 (Sindrom
Downs), Trisomi G (Sindrom Klinefelters), Sindrom Fanconis,
Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia. (Suriadi &
Rita, 2010 : hal. 161)
Faktor resiko untuk leukemia antara lain adalah predisposisi
genetik yang digabungkan dengan inisiator (mutasi) yang diketahui
atau tidak diketahui. Saudara kandung dari anak yang menderita
leukemia memiliki kecenderungan 2 sampai 4 kali lipat untuk
mengalami penyakit ini dibandingkan anak-anak lain. Pajanan
penyakit
sebelumnya
yang
berkaitan
dengan
hodgkin,
mieloma
multiple,
polisitemia
vera,
anemia
10
e. Penurunan
berat
karena
berkurangnya
nafsu
makan
dan
11
Gambar 2.2
12
yang
tidak
mencukupi.
Timbul
perdarahan
akibat
13
Gambar 2.3
7. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan
CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki prognosis
paling baik.
b. Jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis
kurang baik pada anak semua umur.
c. Fungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat.
d. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
14
tulang
atau
survei
kerangka
untuk
mengkaji
keterlibatan tulang.
g. Pemantauan ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
h. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.
( Cecily Lynn Betz, 2009).
8. Penatalaksanaan Medis
Penanganan dan pengobatan Leukemia dapat dilakukan dengan
cara single atau gabungan dari beberapa metode dibawah ini :
a.
b.
c.
d.
e.
15
beberapa gejala dan tanda tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh
penderita dengan monitor yang komprehensive.
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis
obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri
dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi
(kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens
kemoterapeutik
untuk
menimbulkan
remisi.
Terapi
intensif
16
keperawatan,
status
kesehatan
dan
pola
pertahanan
klien,
17
NO
USIA KEHAMILAN
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
18
.
1.
2.
3.
Trimester
Pertama
Triwulan pertama
Triwulan kedua
1 kali
1 kali
2 kali
19
Jenis vaksin
Pemberian
Selang waktu
Umur
imunisasi
pemberian
pemberian
1 kali
3 kali
4 kali
1 kali
3 kali
4 minggu
4 minggu
4 minggu
0-11 bulan
2-11 bulan
0-11 bulan
9-11 bulan
0-11 bulan
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis B
Jenis gigi
Rahang atas
Rahang bawah
Insisi sentral
Insisi lateral
Kaninus
Molar pertama
Molar kedua
8 12 bulan
9 13 bulan
16 - 22 bulan
13 19 bulan
29 bulan
6 10 bulan
10 16 bulan
17 23 bulan
14 18 bulan
27 bulan
20
Jenis Gigi
Rahang Atas
Rahang Bawah
Insisi sentral
Insisi lateral
Kaninus
Premolar pertama
Premolar kedua
Molar pertama
Molar kedua
Molar ketiga
7 8 tahun
8 - 9 tahun
11 - 12 tahun
10 12 tahun
10 12 tahun
6 7 tahun
12 13 tahun
17 21 tahun
6 7 tahun
7 8 tahun
9 10 tahun
10 12 tahun
11 12 tahun
6 7 tahun
11 13 tahun
17 21 tahun
NO.
NUTRISI
WAKTU
1.
ASI
2.
Susu formula
tahun
Diberikan apabila
3.
terpenuhi
Diberikan sejak usia 6 bulan
h. Riwayat Psikososial
Meliputi satatus tempat tinggal, hubungan antara anggota keluarga
dan pengasuh anak.
i. Riwayat Spiritual
21
sampai
anak
pada
periode
prasekolah,
tenaga
untuk
mempertahankan
hal
kemampuan
motorik,
bermain,
melakukan
22
Jenis Nutrisi
Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin
Kebutuhan
1720 kkal/hari
32 gram/ hari
15 20% dari energy/hari
395/hari
2) Cairan
Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 1982 cc - 2368 cc
a) IWL (Insensible water loss) : pada anak
30 x Usia
(tahun)/kg BB/hari
BB usia 3 tahun : 14 kg
IWL
: 30 x 3 x 14
: 1260 cc
b) SWL (Sensible water loss)
Urin anak
: 2-3 cc/kg BB/jam
SWL urin minimum
: 2 x 14 x 24 : 672 cc
SWL urin maksimum : 3 x 14 x 24 : 1008 cc
Feses
: 50-100/1x BAB
Feses minimum
: 50 x 1 : 50 cc
Feses maksimum
: 100 x 1 : 100 cc
Total minimum
: 1260 + 672 + 50 : 1982 cc
23
Total maksimum
: 1260 + 1008 + 100 : 2368 cc
3) Eliminasi
Meliputi data tempat pembuangan eliminasi, frekuensi, warna,
konsistensi, kesulitan, dan cara menanganinya.
4) Istirahat tidur
Mengidentifikasi data klien mengenai jam tidur (siang dan
malam), biasanya usia 3 tahun memilki jam tidur siang 2 jam
dan tidur malam 9 jam.
5) Personal hygiene
Untuk klien dengan umur 3 tahun belum bisa mandi sendiri dan
kebutuhan yang lain masih dibantu oleh orang tuanya.
6) Rekreasi
Untuk klien dengan umur 3 tahun pola rekreasi yang diberikan
yaitu program bermain yang dapat menstimulus penglihatan
dan ingatannya.
j. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Biasanya pada penderita leukemia keadaan umumnya lemah.
2) Tanda-tanda vital
Mengidentifikasi data klien meliputi tekanan darah, nadi, suhu,
serta pernapasan.
3) Antropometri
Mengidentifikasi tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas,
lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar perut.
4) Sistem pernapasan
Dapat terjadi kesulitan bernafas (dyspnea) pada klien dengan
leukemia. Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan
bernafas dan nyeri dada, apabila hal ini terjadi, maka harus
segera mendapatkan pertolongan medis.
5) Sistem kardiovaskuler
24
Pada
leukemia
dapat
terjadi
syock
hipovolemik
akibat
trauma,
sekret,
sesuatu
yang
menghalangi penciuman)
c) Telinga (keadaan daun telinga, kanal auditorius, membran
tympani,
dan
fungsi
pendengaran),
pada
umumnya
25
26
melawan
tahanan.
Minta
anak
untuk
27
Infiltrasi ekstra
Medular
Infiltrasi SSP
Pembesaran
limfe, liver, nodus
limfe, tulang
Meningitis
Leukemia
Nyeri
tulang dan
persendian
Tulang
mengecil
dan lemah
Gangguan
Rasa
Nyaman
Fraktur
patologis
Depresi sumsum
tulang
Metabolisme
Sel
Eritrosit
Faktor
kekurangan
menurun
pembekuan makanan
Leukosit menurun
menurun
Starvasi
Anemia
Sel
Perdarahan
Sel-sel otak
2
Suplai O
mati
menurun
Resiko
Peningkatan
Infeksi
tekanan
ATP
jaringan
Trombositopenia
Kelemahan
28
otot
Gangguan Citra
Tubuh
Syock
Hipovolemik
Intoleransi
Aktivitas
Gambar patofisiologi :
Sumber
3. Dignosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilaian klinis tentang
respon
individu,
keluarga,
atau
komunitas
terhadap
masalah
memberikan
dasar
untuk
pemilihan
intervensi
infeksi
berhubungan
dengan
menurunnya
sistem
pertahanan tubuh.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat
anemia.
29
dengan
alopesia
atau
30
a. Resiko
infeksi
berhubungan
dengan
menurunnya
sistem
pertahanan tubuh.
1) Tujuan
: Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
2) Intervensi
:
a) Pantau suhu dengan teliti
Rasional : Untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
b) Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional : Untuk meminimalkan terpaparnya anak dari
sumber infeksi
c) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : Untuk meminimalkan pajanan pada organisme
infektif
d) Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur
invasif
Rasional : Untuk mencegah
kontaminasi
silang
atau
31
kebutuhan
individual
dan
32
dini
dalam
mengatasi perdarahan
f) Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional : Karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
g) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar untuk
mengontrol perdarahan hidung
Rasional : Untuk mencegah perdarahan
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
mual dan muntah
1) Tujuan
:
- Tidak terjadi kekurangan volume cairan
- Pasien tidak mengalami mual dan muntah
2) Intervensi
:
a) Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional : Untuk mencegah mual dan muntah
b) Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program
kemoterapi
Rasional : Untuk mencegah episode berulang
c) Kaji respon anak terhadap antiemetik
Rasional : Karena tidak ada obat antiemetik yang secara
umum berhasil
d) Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat
Rasional : Bau yang menyengat dapat menimbulkan mual
dan muntah
e) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan
baik
f) Berikan cairan intravena sesuai ketentuan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
33
34
kalori,
khususnya
bila
BB
dan
pengukuran
35
untuk
derajat
36
atau
37
38
e) Diskusikan
bersama
keluarga
bagaimana
mereka
berduka
39
pelaksanaan
implementasi
keperawatan,
penguasaan
sesuai
tingkat
40
g. Anak
beristirahat
dengan
tenang,
tidak
melaporkan
dan
Keluarga
mengekspresikan
perasaan
serta