Anda di halaman 1dari 2

http://pionas.pom.go.

id/monografi/natrium-alendronat
diakses tanggal 14 Apr 2015

NATRIUM ALENDRONAT
Indikasi:
untuk pengobatan osteoporosis pada wanita pascamenopause. Osteoporosis dikonfirmasi
dengan temuan masa tulang yang rendah atau dengan keberadaan atau riwayat fraktur
osteoporotik.
Peringatan:
seperti bifosfonat lainnya, alendronat dapat menyebabkan iritasi local pada mukosa
gastrointestinal bagian atas. Kejadian sampingan pada esophagus dilaporkan terjadi pada
penggunaan alendronat dan beberapa di antaranya merupakan kasus parah dan
memerlukan perawat di rumah sakit, oleh karena itu dokter harus waspada terhadap
reaksi esophagus ini dan apabila terjadi pengobatan harus dihentikan. Peringatan harus
diberikan pada pasien dengan masalah gastrointestinal bagian atas sebelum menggunakan
alendronat. Alendronat tidak dianjurkan untk diberikan pada pasien dengan klirens
kreatinin < 35 mL/min (gangguan fungsi ginjal berat). Penyebab osteoporosis selain dari
kekurangan estrogen, penuaan dan penggunaan glukokortikoid harus dipertimbangkan.
Hipokalsemia harus diobati sebelum terapi alendronat dimulai. Gangguan metabolisme
mineral seharusnya diobati dengan efektif, dikarenakan efek positif dari alendronat,
khususnya pada pasien dengan penyakit Paget dan pada pasien yang kecepatan bone
turnover meningkat dengan besar sebelum pengobatan dan pada pasien yang
mendapatkan glukokortikoid serta pada pasien yang absorbsi kalsiumnya menurun.
Alendronat seharusnya tidak diberikan pada wanita hamil dan menyusui.
Interaksi:
pemberian bersamaan dengan suplemen kalsium, antasida, dan pengobatan oral lainnya
dapat mempengaruhi absorbsi alendronat, oleh karena itu psien harus menunggu
sekurang-kurangnya setengah jam setelah minum alendronat sebelum minum obat oral
lainnya. Penggunaan alendronat dengan HRT menyebabkan peningkatan masa tulang
yang lebih besar dan penurunan bone turnover yang lebih besar. Studi klinis
menunjukkan ,penggunaan alendronat dosis lebih besar dari 10 mg per hari dengan
produk yang mengandung aspirin dapat meningkatkan kejadian sampingan upper
gastrointestinal, namun kejadian ini tidak terlihat pada penggunaan alendronat 35 mg atau
70 mg sekali seminggu.
Kontraindikasi:

abnormalitas esophagus yang dapat memperlambat pengosongan esophagus seperti


stricture atau achalasia; tidak mampu berdiri atau duduk untuk sekurang-kurangnya 30
menit; hipersensitifitas terhadap alendronate Na atau komponen obat lainnya.;
hipokalsemia; pasien dengan peningkatan resiko aspirasi tidak diberikan alendronat
dalam bentuk larutan buffer.
Efek Samping:
kejadian gastrointestinal bagian atas (nyeri perut, dyspepsia, ulkus esophagus, disfagia
dan abdominal distention); ruam dan eritema; nyeri muskuloskeletal, konstipasi, diare,
dlatulensi dan sakit kepala; mual,muntah, keram otot. Efek samping yang dilaporkan
pada penggunaan pasca pemasaran: reaksi hipersensitivitas (termasuk urticaria dan
angioedema); mual dan muntah, esofagitis,erosi esophageal, ulkus esophagus, esophageal
stricture atau perforasi, dan ulkus orofaringeal, ulkus duodenum dan gaster (jarang,
beberapa kasus berat dan dengan komplikasi); rash; uveitis dan scleritis (jarang).
Dosis:
dosis yang direkomendasikan adalah 70 mg sekali seminggu atau 10 mg sekali sehari.
Obat diberikan harus diberikan sekurang-kurangnya setengah jam sebelum makan. Tidak
diperlukan penentuan dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal ringan hingga
sedang dan untuk manula.

Anda mungkin juga menyukai