Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PENGOLAHAN MINYAK KELAPA

SAWIT DENGAN METODE STISTICAL QUALITY CONTROL (SQC)


PADA PERUSAHAAN PTP. NUSANTARA IV
PKS ADOLINA
Oleh
Rudi Kencana
Penelitian ini dilakukan di PTP. Nusantara IV PKS Adolina, dimana perusahaan
ini memproduksi minyak mentah kelapa sawit. Data yang digunakan adalah data syarat
mutu, yaitu kadar asam lemak bebas, kadar air dan kaar kotoran. Data tersebut
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode SQC dengan diagram control chart
mean (X) dan control chart range ( R ), dilanjutkan dengan membuat diagram sebab
akibat guna mengetahui penyebab produk berada diluar batas kendali statistic.
Pengendalian kualitas merupakan strategi perusahaan untuk bersaing dengan
produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam
memilih produk. Sehingga perusahaan harus memberikan perhatian khusus dalam
menerapkan pengendalian kualitas dalam pembuatan produk.
Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan yang penting bagi
perusahaan untuk memperoleh daya saing produk dipasaran. Mutu produk yang baik
perlu diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical Quality control (SQC)
digunakan untuk evaluasi kinerja kontrol kualitas proses produksi sehingga produk
menghasilkan produk yang berkualitas.
Secara umum tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan mutu minyak sawit
yang diproduksi. Secara khusus menetukan faktor mutu yaitu kadar asam lemakbebas,
kadar air dan kadar kotoran. Kemudian untuk menetukan nilai proses Cp untuk
pengolahan crude oil serta mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas dengan
diagram sebab akibat (fish bone).

Proses produksi

Perusahaan ini memproduksi minyak kelapa sawit dengan standar mutu yang
telah ditetapkan. Standar mutu minyak kelapa sawit ini berhubungan dengan aspek
kadar asam lemak, kelembabapan, kotoran. Kelapa sawit bermutu akan menghasilkan
randemen minyak 22,1 % - 22,2% (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7%- 2,1%
(terendah), kadar air 0,150% (tertinggi), kotoran 0,020%.
Sedangkan syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
2. Kadar air maksimum (%): 8,5; cara pengujian SP-SMP-7-1975
3. Kontaminasi maksimum (%): 4,0; cara pengujian SP-SMP-31-1975
4. Kadar inti pecah maksimum (%): 15; cara pengujian SP-SMP-31-1975
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penganan pasca
panenatau kesalahan selama pemrosesan dan pengankutan.
Uraian Proses Produksi
Produk yang dihasilkan perusahaan ini berupa minyak mentah kelapa sawit
atau disebut CPO (Crude Palm Oil). CPO diolah dari daging kelapa sawit oleh pabrik
pengolahan minyak yang berkapasitas 30 Ton/jam.
Tahapan dalam pengolahan kelapa sawit hingga menghasilkan CPO yaitu:
1. Stasiun penerimaan Buah
Kelapa sawit yang berasal dari perkebunan diangkut ke pabrik dengan
menggunakan truk. Setelah sampai di pabrik, kelapa sawit beserta truk ditimbang.
2. Stasiun Perebusan
Didalam stasiun perebusan ini TBS yang berasal dari loading ramp dimasukkan
kedalam troli untuk selanjutnya direbus didalam mesin sterilizer. Sterllizer ini
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Merebus TBS agar buah muda lepas dari janjangan.
b. Mematikan enxim-enzim yang menyebabkan kenaikan asam lemak
bebas.
c. Mengurangi kadar air yang terdapat pada buah
d. Memudahkan pada proses penebalan.

3. Stasiun penebalan
Stsiaun penebalan ini memilki fungsi untuk memisahkan brondolan dari
tandannya.
4. Stasiun Kempa
Distasiun ini brondolan yang telah dibawa fruit elevator diteruskan ke
mesin digaster. Fungsi dari mesin digaster ini untuk mencincang dan melumat
brondolan sehingga dagingan biji mudah dipisahkan dan mengeluarkan
sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses pengadukan.
5. Stasiun Klarifikasi
Distasiun ini klarifikasi munyak kasar tersebut menuju san trap tank.
Sand trap tank adalah suatu alat berbentuk selinder yang bekerja berdasarkan
berat jenis dengan air dengan minyak.
6. Stasiun Penimbunan Minyak
Distasiun penimbunan minyak terdiri dari tangki timbun yang terdiri
dari 2 unti dengan kapaitas 500 ton dan 1 unti berkapasitas 950 ton. Fungsi dari
tangki timbun ini yaitu :
a. Tempat penimbunan minyak
b. Tempat pengukuran hasil CPO pada setiap pengolahan
c. Tempat pengiriman minyak via truk
7. Stasiun Pengutipan Minyak
Distasiun pengutipan minyak merupakan tempat untuk menguntip
minyak dari limbah yang diperkirakan masih mengandung minyak.

Definisi mutu
Dalam dunia industry baik jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor
kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peninkatan posisi
bersaing. Mutu merupakan sesuatu yang diputuskan oleh pelnggan, bukan oleh
perusahaan oleh pemasaran atau manajemen. Mutu adalah keseluruhan
karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan,
pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi
harapan-harapan pelanggan. Pengendalian mutu adalah penggunaan teknikteknik dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai, mempertahankan dan

meningkatkan mutu suatu produk atau jasa. Maksud dari kebanyakan


pengukauran mutu ini adalah menentukan dan mengevaluasi tingkatan dimana
produk atau jasa mendekati keinginan atau harapan dari konsumen.
Langkah-langkah dalam analisis masalah mutu :
1. Memahami kebutuhan peningkatan kualitas
2. Menyatakn masalah kualitas yang ada
3. Mengevaluasi penyebab utama
4. Merencanakan solusi atas masalah
5. Melaksanakan hasil perbaikan
6. Meneliti hasil perbaikan
7. Menstandarisasikan solusi terhadap masalah
8. Memecahkan masalah selnjutnya
Hubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat Pengendalian
Kualitas, Siklus PDCA
Delapan Langkah Pengendalian
Mutu

Tujuh alat pengendali kualitas

PDCA

1. Memahami
kebutuha Check sheet, pareto diagram,
n
histogram,
cause
eff
peningkatan kualitas
ect
diagram, scatter diagram
2. Menyatakan
masal

PLAN

ah
kualitas yang ada
3.

Mengevaluasi

penyeba

b
Delapan Langkah Peng Tujuh alat pengendali k
endalian
ualitas
Mutu
5. Melaksanakan perbaikan
6.

7.
i

Meneliti hasil perbaikan

DO

Check sheet, pareto diagram, CHECK


histogram,
cause
eff
ect
diagram, scatter diagram
Menstandardisasikan solus
ACTION
terhadap masalah

8.

PDCA

Memecahkan

masala

Pengertian Statistik Quality Control (SQC)


Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau
populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung didalam suatu
sampel dari populasi. Metode statistic memberikan cara-cara pokok dalam pengmbilan
sampel produk, pengujian serta evaluasi dan informasi di dalam data yang digunakan
untuk mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan.
Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen dimana
mengukur karakteristik kualitas dari produk atau jasa, kemudian membandingkan hasil
pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan serta mengmbil tindakan
pendekatan yang tepat apabila ditmukan perbedaan kinerja actual dan standar.
Pengendalian kualitas produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan penggunaan bahan/material yang bagus, penggunaan mesin-mesin/ peraltan
produksi yang memadai, tenga kerja yang terampil, dan proses produksi yang tepat.
Pengendalian kualitas statistic (Statistic Quality Control) adalaha teknik yang
digunakana untuk mengendalikan dan mengelola proses baik manufaktur maupun jasa
melalui penggunaan metode statistic. Pengendalian kualitas statistic merupakan teknik
penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis,
mengelola, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode
statistik. Pengendalian kualitas statistic (SQC) secara garis besar digolongkan menjadi
dua, yaitu pengendalian proses statistik (statistik proses control) dan rancana
penerimaan sampel produk (acceptance sampling). Berdasarkan jenis data yang
digunakan pengendalian kualitas statistic dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
pengendalian kulitas untuk data variabel dan pengendalian kualitas data atribut.
Data Atribut dan Data Variabel
Data Variabel
Pengumpilan data adalah langkah dala prosedur pengendalian mutu. Didalam
pengumpulan data terdapat dua jenis data yaitu data variabel dan data atribut. Data
varibel merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis. Manfaat data
variabel adalah memberikan informasi mengenai perbaikan kualitas, membuat
keputusan dengan proses produksi. Peta kontrol yang umum digunakan unutk data
variabel adalah peta X-Bar-R, dan peta X-MR.

Data Atribut

Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit yang ketidaksesuaian


dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. Peda umumnya data atribut digunakan peta
kontrol p, np, c dan u.
Alat pengendalian kualitas :
1. Check Sheet (lembar pemeriksaan)
2. Histogram
3. Diagram pareto
4. Stratifikasi
5. Scatter Diagram (diagram Pencar)
6. Diagram Sebab Akibat
7. Peta Control

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif
yang dilakukan dengan data non-eksperimen dengan tujuan membuat interpretasi
delam bentuk narsi yang menunjukan kualitas dari objek penelitian untuk
memecahakna serta menjawab permasalahan yang dihadapi.
Varibel penelitian
Adapun variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel independen (variabel bebas, sebab mempengaruhi)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar asam lemak bebas dan kadar
air pada minyak mentah kelapa sawit.
2. Variabel dependen (variabel tergantung, akibat, terpengaruh)
Variabel teriket merupakan variabel yan gterpengaruh atau yang menjadi akibat
dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas minyak
mentah kelapa sawit.
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah prosedur dalam menentukan sumber
data yang telah direncanakan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
dimana peneliti sangat perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti tenaga,

waktu, dana dan faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Pada penelitian


ini teknik penentuan pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Data historis
Mencatat prosedur pemerikasaan dan hasil pengukuran kadar asam lemak
bebas dan kadar air, data gambaran umum perusahaan dan investasi mesin
dan peraltan.
2. Studi kepustakaan
Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan cara pemecahan
masalah.

Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian
kualitas statistic. Data yang digunakan adalah data variabel yaitu data yang
berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil
adalah kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotorana yang
terkandung dalam Crude Palm Oil (CPO).
Metode pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian data merupakan kunci untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini
melalui beberapa metode pengumpulan data yaitu:
1. Data Historis
Mencatat nilai batas normal dan hasil pengukuran terhadap kadar asam
lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran.

2. Studi kepustkaan
Mempelajari teori-teori tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara
pemecahan masalah.
Adapun data nilai batas normal kadar asam lemak, kadar air, dan kadar
kotoran adalah sebagai berikut :
1. Kadar normal Asam Lemak Bebas (ALB)

: 2,5% - 3,0%

2. Kadar Normal Air

: 0,1% - 0,15%

3. Kadar Normal Kotoran

: 0,01% - 0,02%

Dalam hal ini perusahaan melakukan sampel untuk pemeriksaan syarat


mutu untuk mewakili produk. Pengambilan sampel dilakukan dengan
rentang 1 jam sekali selama proses produksi berlangsung.
Data Hasil Pengujian
No Tanggal
1

27 Mei 2009

28 Mei 2009

29 Mei 2009

Kadar Asam
Lemak
2,86

Kadar Air
0,136

Kadar Kotor
an
0,02

3,31

0,131

0,02

3,27

0,134

0,021

3,31

0,141

0,021

3,24

0,131

0,021

3,32

0,148

0,02

3,1

0,14

0,02

3,15

0,138

0,021

2,9

0,146

0,02

2,96

0,135

0,017

2,93

0,174

0,017

2,91

0,159

0,019

0,163

0,021

2,89

0,153

0,02

3,38

0,165

0,021

3,18

0,157

0,019

3,31

0,151

0,019

3,12

0,148

0,017

3,2

0,158

0,021

3,35

0,163

0,022

30 Mei 2009

3,35

0,147

0,021

2,87

0,155

0,023

2,61

0,154

0,023

3,43

0,159

0,021

3,21

0,16

0,02

2,79

0,154

0,023

2,9

0,153

0,02

2,77

0,153

0,021

Data yang digunakan dalam pemerintah adalah hasl pengajuan kualitas


CPO dengan syarat mutu kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kotoran pada
laboratorium PT. Nusantara IV dari tanggal 27 mei hingga- 25 Juni 2009.
Data hasil Pengujian Kadar ALB. Kadar Air dan Kadar Kotoran
(lanjutan..)
No

Tanggal

Kadar Asam
Lemak Bebas
(ALB)

01-Jun-09

3,86

0,145

0,022

4,17

0,156

0,021

3,59

0,148

0,023

3,56

0,149

0,022

3,65

0,159

0,022

3,99

0,155

0,021

2,65

0,166

0,022

3,48

0,142

0,016

3,45

0,131

0,017

3,12

0,136

0,02

2 Juni 2009

Kadar Air

Kadar Kotoran

3 Juni 2009

4 Juni 2009

5 Juni 2009

3,09

0,138

0,021

2,78

0,141

0,022

3,42

0,127

0,025

3,16

0,142

0,022

3,24

0,139

0,021

3,46

0,139

0,019

2,71

0,144

0,02

0,145

0,023

3,57

0,147

0,025

3,14

0,141

0,02

4,21

0,147

0,022

3,07

0,146

0,02

3,01

0,159

0,023

3,05

0,163

0,021

3,07

0,154

0,022

3,05

0,157

0,022

3,08

0,151

0,02

3,08

0,152

0,019

2,87

0,13

0,017

2,81

0,145

0,018

3,16

0,131

0,02

2,73

0,136

0,016

2,81

0,131

0,016

2,84

0,142

0,017

3,24

0,138

0,018

10

11

6 Juni 2009

8 Juni 2009

2,46

0,141

0,021

2,65

0,147

0,025

3,23

0,143

0,022

2,91

0,159

0,023

2,85

0,146

0,019

2,81

0,142

0,017

2,77

0,153

0,016

2,97

0,164

0,017

3,09

0,176

0,018

3,09

0,164

0,019

2,99

0,178

0,019

3,24

0,173

0,019

3,18

0,166

0,02

3,12

0,183

0,019

Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan uji kenormalan
penentuan batas kendali X dan R untuk masing-masing syarat mutu CPO yang
diamati dan menghitung kepabilitas proses.
Histogram
Histogram Kadar Asam Lemak Bebas
Dari hasil pengujian kadar asam lemak bebas diatas, maka histogram
kadar asam lemak bebas didapatkan

Histogram Kadar Asam Lemak Bebas

Histogram Kadar Kotoran


Dari data hasil pengujian kotoran diatas, maka kadar kotoran dapat dilihat
sebagai berikut :

Histogram Kadar Air


Dari data hasil pengujian kadar air di atas dapat dilihat sebagai berikut :

Berdasarkan hasil histogram pada kadar asam lemak bebas, maka dapat
dilihat bahwa terdapat 123 data yang berada pada luar batas normal untuk
standar mutu kadar asam lemak bebas yang ditetapkan oleh perusahaan.
Sedangkan untuk kadar air terdapat 109 data yang berada diluar batas
normal untuk standar mutu dari perusahaan. Untuk kadar kotoran terdapat

data sebanyak 67 data berada diluar batas normal syarat mutu yang telah
ditetapkan.

Peta Kendali X dan R


Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Statistical
Quality Control (SQC) dapat dianalisa bahwa masih banyak data yang
berada diluar batas kendali.
Asam Lemak Bebas
No

3,20

0,460

2,96 (di luar batas kendali)

0,260

3,30

0,430

2,94 (di luar batas kendali)

0,820

3,64 (di luar batas kendali)

1,520 (di luar batas kendali)

3,21

0,700

3,48

1,500 (di luar batas kendali)

3,06 (di luar batas kendali)

0,070

2,92 (di luar batas kendali)

0,510

10

2,81 (di luar batas kendali)

0,770

11

3,10 (di luar batas kendali)

0,270

12

3,33

0,680

13

2,62 (di luar batas kendali)

0,550

14

3,32

1,340 (di luar batas kendali)

15

3,34

1,340 (di luar batas kendali)

16

3,05 (di luar batas kendali)

0,170

17

3,40

0,570

18

3,56

0,760

19

3,62 (di luar batas kendali)

0,950

20

3,63 (di luar batas kendali)

0,310

21

3,29

0,320

22

3,92 (di luar batas kendali)

1,550 (di luar batas kendali)

23

3,69 (di luar batas kendali)

0,860

24

3,63 (di luar batas kendali)

1,630 (di luar batas kendali)

25

3,62 (di luar batas kendali)

0,350

26

3,64 (di luar batas kendali)

0,550

27

3,43

0,410

Berdasarkan hasil revisi mena (X) maka data yang diatas nilai 3,56 dan
data yang berada dibawah nilai 3,13 berada diluar batas kendali. Sedangkan
untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,987 dan dibawah
0,039 berada diluar batas kendali.
Kadar Air
No

0,138 (di luar batas kendali)

0,017

0,152

0,039 (di luar batas kendali)

0,156

0,018

0,167 (di luar batas kendali)

0,007

0,150

0,021

0,137 (di luar batas kendali)

0,015

0,144

0,008

0,155

0,017

0,136 (di luar batas kendali)

0,015

10

0,146 (di luar batas kendali)

0,018

11

0,169 (di luar batas kendali)

0,019

12

0,155

0,013

13

0,146 (di luar batas kendali)

0,02

14

0,142 (di luar batas kendali)

0,013

15

0,147 (di luar batas kendali)

0,009

16

0,161

0,017

17

0,168 (di luar batas kendali)

0,014

18

0,157

0,011

19

0,170 (di luar batas kendali)

0,018

20

0,164 (di luar batas kendali)

0,028

21

0,167 (di luar batas kendali)

0,039 (di luar batas kendali)

22

0,174 (di luar batas kendali)

0,015

23

0,160

0,026

24

0,155

0,043 (di luar batas kendali)

25

0,157

0,042 (di luar batas kendali)

26

0,160

0,019

27

0,172 (di luar batas kendali)

0,016

Berdasarkan hasil revisi diatas kendali mean (X) maka data yang diatas
nilai 0,166 dan data yang berada dibawah nilai 0,146 berada diluar batas
kendali. Sedangkan untuk peta kendali (R) data yang berada diatas nilai 0,031
dan dibawah nilai 0,0012 berada diluar batas kendali.
Kadar Kotoran
No

0,020

0,001

0,019

0,004

0,020

0,005

0,022 (di luar batas kendali)

0,003

0,022 (di luar batas kendali)

0,002

0,021

0,009 (di luar batas kendali)

0,021

0,006

0,021

0,004

0,017 (di luar batas kendali)

0,004

10

0,020

0,009 (di luar batas kendali)

11

0,018

0,003

12

0,020

0,004

13

0,020

0,004

14

0,022 (di luar batas kendali)

0,003

15

0,020

0,004

16

0,017 (di luar batas kendali)

0,002

17

0,019

0,005

18

0,020

0,004

19

0,018

0,003

20

0,018

0,004

21

0,021

0,009 (di luar batas kendali)

22

0,019

0,004

23

0,021

0,002

24

0,018

0,004

25

0,019

0,002

26

0,019

0,004

27

0,020

0,004

Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas
nilai 0,021 dan data yang berada dibawah nilai 0,018 berada diluar batas
kendali. Sedangkan untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai
0,007 dan dibawah nilai 0,0003 berada dilu batas kendali.
Berikut ini jenis uji kaakteristik dan jumlah data yang berada diluar batas
kendali dimana dapat dilihat sebagai berikut

No

Jenis uji

Jumlah kondisi di luar batas


kendali

Peta kendali

Peta kendali R

Kerakteristik
Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)

16

Kadar Air

16

Kadar Kotoran

Analisa Kondisi Data diluar Batas Kendali dengan Diagram Sebab


Akibat
Dari histogram terlihat bahwa jumlah data diluar batas kendali terbesar
adalah data kadar lemak bebas dan kadar air diikuti dengan kadar kotoran.
Matode
Material
Dengan demikian analisa penyebab kerusakan tersebut dengan
menggunakan fish bone diagram.
1. Kadar Asam Lemak
Kadar asam lemak bebas mengandung enzim penstimulir bersifat
kalisator, dimana enzim ini dapat membentuk asam lemak bebas. Kadar
asam lemak bebas merupakan hal pokok dalam penentuan kualitas
Crude Palm Oil. Dimana semakin tinggi kadar asam lemak bebas maka
semakin rendah nilai kualitas dari CPO.

Matode
Waktu perebusan
kurang optimal

Material
Lama
penyimpanan
Penanganan
pasca panen
Sortasi dari
pohon

Kadar asam lemak bebas

Sortasi dari pohon

Linkungan yang
kotor

Kurangnya
perawatan
Kebersihan alat
kurang baik

Enviroment

Mechine

Ketelitian kurang

Man

2. Kadar air
Kadar air yang terkandung dalam minyak sawit akan mempengaruhi
nilai kadar asam lemak bebas. Semakin tinggi nilai kadar air semakin
tinggi pula kadar asam lemak bebas yang terbentuk.

Matode

Material

Waktu perebusan
kurang optimal

Terlalu
matang

Pemisahan kadarr air dengan


kotoran tidk sempurna

Linkungan yang
kotor

Kurangnya
perawatan

Kadar asam lemak bebas

Kelelahan dalam
bekerja
Kebersihan alat
kurang baik

Enviroment

Mechine

Ketelitian kurang

Man

3. Kadar Kotoran
Kadar kotoran dipengaruhi oleh proses pengolahan. Selain itu
kandungan pasir, ampas serta daging pada buah sawit.
Matode

Material

Penyaringan tdk
smpurna

Penyimpana
n tidk bersih

Tercmpurnya minyak dg
kotoran saat pengendapan
Sisa produksi
Pengaturan
waktu

Linkungan yang
kotor

Serat yang
tebal

Kadar asam lemak bebas

Kelelahan dalam
bekerja
Pengaturan
putaran

Enviroment

Mechine

Ketelitian kurang

Man

Analisa kemampuan Proses


Dari kemampuan batas ats speeifikasi (USL) dan batas bawah (LSL) yang telah
ditentukan, maka
a. Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar Asam Lemak Bebas (
ALB)
dimana nilai Cp = 0,43 sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -0,61. Dapat
dilihat nilai CP, Cpk < 1 maka kapabilitas proses dan kinerja proses sangat
rendah.
b. Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar air dimana nilai Cp =
1,38
sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -3,11. Dapat dilihat nilai CP >1,33
maka kapabilitas proses sangat baik dan nilai Cpk < 1 maka kinerja pro
ses
sangat rendah.
c. Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar air dimana nilai Cp =
1,6
sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -0,66. Dapat dilihat nilai CP >1,33
maka kapabilitas proses sangat baik dan nilai Cpk < 1 maka kinerja pro
ses

sangat rendah.

Anda mungkin juga menyukai