Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Dengan Metode Stistical Quality Control
Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Dengan Metode Stistical Quality Control
Proses produksi
Perusahaan ini memproduksi minyak kelapa sawit dengan standar mutu yang
telah ditetapkan. Standar mutu minyak kelapa sawit ini berhubungan dengan aspek
kadar asam lemak, kelembabapan, kotoran. Kelapa sawit bermutu akan menghasilkan
randemen minyak 22,1 % - 22,2% (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7%- 2,1%
(terendah), kadar air 0,150% (tertinggi), kotoran 0,020%.
Sedangkan syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
2. Kadar air maksimum (%): 8,5; cara pengujian SP-SMP-7-1975
3. Kontaminasi maksimum (%): 4,0; cara pengujian SP-SMP-31-1975
4. Kadar inti pecah maksimum (%): 15; cara pengujian SP-SMP-31-1975
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penganan pasca
panenatau kesalahan selama pemrosesan dan pengankutan.
Uraian Proses Produksi
Produk yang dihasilkan perusahaan ini berupa minyak mentah kelapa sawit
atau disebut CPO (Crude Palm Oil). CPO diolah dari daging kelapa sawit oleh pabrik
pengolahan minyak yang berkapasitas 30 Ton/jam.
Tahapan dalam pengolahan kelapa sawit hingga menghasilkan CPO yaitu:
1. Stasiun penerimaan Buah
Kelapa sawit yang berasal dari perkebunan diangkut ke pabrik dengan
menggunakan truk. Setelah sampai di pabrik, kelapa sawit beserta truk ditimbang.
2. Stasiun Perebusan
Didalam stasiun perebusan ini TBS yang berasal dari loading ramp dimasukkan
kedalam troli untuk selanjutnya direbus didalam mesin sterilizer. Sterllizer ini
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Merebus TBS agar buah muda lepas dari janjangan.
b. Mematikan enxim-enzim yang menyebabkan kenaikan asam lemak
bebas.
c. Mengurangi kadar air yang terdapat pada buah
d. Memudahkan pada proses penebalan.
3. Stasiun penebalan
Stsiaun penebalan ini memilki fungsi untuk memisahkan brondolan dari
tandannya.
4. Stasiun Kempa
Distasiun ini brondolan yang telah dibawa fruit elevator diteruskan ke
mesin digaster. Fungsi dari mesin digaster ini untuk mencincang dan melumat
brondolan sehingga dagingan biji mudah dipisahkan dan mengeluarkan
sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses pengadukan.
5. Stasiun Klarifikasi
Distasiun ini klarifikasi munyak kasar tersebut menuju san trap tank.
Sand trap tank adalah suatu alat berbentuk selinder yang bekerja berdasarkan
berat jenis dengan air dengan minyak.
6. Stasiun Penimbunan Minyak
Distasiun penimbunan minyak terdiri dari tangki timbun yang terdiri
dari 2 unti dengan kapaitas 500 ton dan 1 unti berkapasitas 950 ton. Fungsi dari
tangki timbun ini yaitu :
a. Tempat penimbunan minyak
b. Tempat pengukuran hasil CPO pada setiap pengolahan
c. Tempat pengiriman minyak via truk
7. Stasiun Pengutipan Minyak
Distasiun pengutipan minyak merupakan tempat untuk menguntip
minyak dari limbah yang diperkirakan masih mengandung minyak.
Definisi mutu
Dalam dunia industry baik jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor
kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peninkatan posisi
bersaing. Mutu merupakan sesuatu yang diputuskan oleh pelnggan, bukan oleh
perusahaan oleh pemasaran atau manajemen. Mutu adalah keseluruhan
karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan,
pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi
harapan-harapan pelanggan. Pengendalian mutu adalah penggunaan teknikteknik dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai, mempertahankan dan
PDCA
1. Memahami
kebutuha Check sheet, pareto diagram,
n
histogram,
cause
eff
peningkatan kualitas
ect
diagram, scatter diagram
2. Menyatakan
masal
PLAN
ah
kualitas yang ada
3.
Mengevaluasi
penyeba
b
Delapan Langkah Peng Tujuh alat pengendali k
endalian
ualitas
Mutu
5. Melaksanakan perbaikan
6.
7.
i
DO
8.
PDCA
Memecahkan
masala
Data Atribut
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif
yang dilakukan dengan data non-eksperimen dengan tujuan membuat interpretasi
delam bentuk narsi yang menunjukan kualitas dari objek penelitian untuk
memecahakna serta menjawab permasalahan yang dihadapi.
Varibel penelitian
Adapun variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel independen (variabel bebas, sebab mempengaruhi)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar asam lemak bebas dan kadar
air pada minyak mentah kelapa sawit.
2. Variabel dependen (variabel tergantung, akibat, terpengaruh)
Variabel teriket merupakan variabel yan gterpengaruh atau yang menjadi akibat
dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas minyak
mentah kelapa sawit.
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah prosedur dalam menentukan sumber
data yang telah direncanakan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
dimana peneliti sangat perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti tenaga,
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian
kualitas statistic. Data yang digunakan adalah data variabel yaitu data yang
berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil
adalah kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotorana yang
terkandung dalam Crude Palm Oil (CPO).
Metode pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian data merupakan kunci untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini
melalui beberapa metode pengumpulan data yaitu:
1. Data Historis
Mencatat nilai batas normal dan hasil pengukuran terhadap kadar asam
lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran.
2. Studi kepustkaan
Mempelajari teori-teori tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara
pemecahan masalah.
Adapun data nilai batas normal kadar asam lemak, kadar air, dan kadar
kotoran adalah sebagai berikut :
1. Kadar normal Asam Lemak Bebas (ALB)
: 2,5% - 3,0%
: 0,1% - 0,15%
: 0,01% - 0,02%
27 Mei 2009
28 Mei 2009
29 Mei 2009
Kadar Asam
Lemak
2,86
Kadar Air
0,136
Kadar Kotor
an
0,02
3,31
0,131
0,02
3,27
0,134
0,021
3,31
0,141
0,021
3,24
0,131
0,021
3,32
0,148
0,02
3,1
0,14
0,02
3,15
0,138
0,021
2,9
0,146
0,02
2,96
0,135
0,017
2,93
0,174
0,017
2,91
0,159
0,019
0,163
0,021
2,89
0,153
0,02
3,38
0,165
0,021
3,18
0,157
0,019
3,31
0,151
0,019
3,12
0,148
0,017
3,2
0,158
0,021
3,35
0,163
0,022
30 Mei 2009
3,35
0,147
0,021
2,87
0,155
0,023
2,61
0,154
0,023
3,43
0,159
0,021
3,21
0,16
0,02
2,79
0,154
0,023
2,9
0,153
0,02
2,77
0,153
0,021
Tanggal
Kadar Asam
Lemak Bebas
(ALB)
01-Jun-09
3,86
0,145
0,022
4,17
0,156
0,021
3,59
0,148
0,023
3,56
0,149
0,022
3,65
0,159
0,022
3,99
0,155
0,021
2,65
0,166
0,022
3,48
0,142
0,016
3,45
0,131
0,017
3,12
0,136
0,02
2 Juni 2009
Kadar Air
Kadar Kotoran
3 Juni 2009
4 Juni 2009
5 Juni 2009
3,09
0,138
0,021
2,78
0,141
0,022
3,42
0,127
0,025
3,16
0,142
0,022
3,24
0,139
0,021
3,46
0,139
0,019
2,71
0,144
0,02
0,145
0,023
3,57
0,147
0,025
3,14
0,141
0,02
4,21
0,147
0,022
3,07
0,146
0,02
3,01
0,159
0,023
3,05
0,163
0,021
3,07
0,154
0,022
3,05
0,157
0,022
3,08
0,151
0,02
3,08
0,152
0,019
2,87
0,13
0,017
2,81
0,145
0,018
3,16
0,131
0,02
2,73
0,136
0,016
2,81
0,131
0,016
2,84
0,142
0,017
3,24
0,138
0,018
10
11
6 Juni 2009
8 Juni 2009
2,46
0,141
0,021
2,65
0,147
0,025
3,23
0,143
0,022
2,91
0,159
0,023
2,85
0,146
0,019
2,81
0,142
0,017
2,77
0,153
0,016
2,97
0,164
0,017
3,09
0,176
0,018
3,09
0,164
0,019
2,99
0,178
0,019
3,24
0,173
0,019
3,18
0,166
0,02
3,12
0,183
0,019
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan uji kenormalan
penentuan batas kendali X dan R untuk masing-masing syarat mutu CPO yang
diamati dan menghitung kepabilitas proses.
Histogram
Histogram Kadar Asam Lemak Bebas
Dari hasil pengujian kadar asam lemak bebas diatas, maka histogram
kadar asam lemak bebas didapatkan
Berdasarkan hasil histogram pada kadar asam lemak bebas, maka dapat
dilihat bahwa terdapat 123 data yang berada pada luar batas normal untuk
standar mutu kadar asam lemak bebas yang ditetapkan oleh perusahaan.
Sedangkan untuk kadar air terdapat 109 data yang berada diluar batas
normal untuk standar mutu dari perusahaan. Untuk kadar kotoran terdapat
data sebanyak 67 data berada diluar batas normal syarat mutu yang telah
ditetapkan.
3,20
0,460
0,260
3,30
0,430
0,820
3,21
0,700
3,48
0,070
0,510
10
0,770
11
0,270
12
3,33
0,680
13
0,550
14
3,32
15
3,34
16
0,170
17
3,40
0,570
18
3,56
0,760
19
0,950
20
0,310
21
3,29
0,320
22
23
0,860
24
25
0,350
26
0,550
27
3,43
0,410
Berdasarkan hasil revisi mena (X) maka data yang diatas nilai 3,56 dan
data yang berada dibawah nilai 3,13 berada diluar batas kendali. Sedangkan
untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,987 dan dibawah
0,039 berada diluar batas kendali.
Kadar Air
No
0,017
0,152
0,156
0,018
0,007
0,150
0,021
0,015
0,144
0,008
0,155
0,017
0,015
10
0,018
11
0,019
12
0,155
0,013
13
0,02
14
0,013
15
0,009
16
0,161
0,017
17
0,014
18
0,157
0,011
19
0,018
20
0,028
21
22
0,015
23
0,160
0,026
24
0,155
25
0,157
26
0,160
0,019
27
0,016
Berdasarkan hasil revisi diatas kendali mean (X) maka data yang diatas
nilai 0,166 dan data yang berada dibawah nilai 0,146 berada diluar batas
kendali. Sedangkan untuk peta kendali (R) data yang berada diatas nilai 0,031
dan dibawah nilai 0,0012 berada diluar batas kendali.
Kadar Kotoran
No
0,020
0,001
0,019
0,004
0,020
0,005
0,003
0,002
0,021
0,021
0,006
0,021
0,004
0,004
10
0,020
11
0,018
0,003
12
0,020
0,004
13
0,020
0,004
14
0,003
15
0,020
0,004
16
0,002
17
0,019
0,005
18
0,020
0,004
19
0,018
0,003
20
0,018
0,004
21
0,021
22
0,019
0,004
23
0,021
0,002
24
0,018
0,004
25
0,019
0,002
26
0,019
0,004
27
0,020
0,004
Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas
nilai 0,021 dan data yang berada dibawah nilai 0,018 berada diluar batas
kendali. Sedangkan untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai
0,007 dan dibawah nilai 0,0003 berada dilu batas kendali.
Berikut ini jenis uji kaakteristik dan jumlah data yang berada diluar batas
kendali dimana dapat dilihat sebagai berikut
No
Jenis uji
Peta kendali
Peta kendali R
Kerakteristik
Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
16
Kadar Air
16
Kadar Kotoran
Matode
Waktu perebusan
kurang optimal
Material
Lama
penyimpanan
Penanganan
pasca panen
Sortasi dari
pohon
Linkungan yang
kotor
Kurangnya
perawatan
Kebersihan alat
kurang baik
Enviroment
Mechine
Ketelitian kurang
Man
2. Kadar air
Kadar air yang terkandung dalam minyak sawit akan mempengaruhi
nilai kadar asam lemak bebas. Semakin tinggi nilai kadar air semakin
tinggi pula kadar asam lemak bebas yang terbentuk.
Matode
Material
Waktu perebusan
kurang optimal
Terlalu
matang
Linkungan yang
kotor
Kurangnya
perawatan
Kelelahan dalam
bekerja
Kebersihan alat
kurang baik
Enviroment
Mechine
Ketelitian kurang
Man
3. Kadar Kotoran
Kadar kotoran dipengaruhi oleh proses pengolahan. Selain itu
kandungan pasir, ampas serta daging pada buah sawit.
Matode
Material
Penyaringan tdk
smpurna
Penyimpana
n tidk bersih
Tercmpurnya minyak dg
kotoran saat pengendapan
Sisa produksi
Pengaturan
waktu
Linkungan yang
kotor
Serat yang
tebal
Kelelahan dalam
bekerja
Pengaturan
putaran
Enviroment
Mechine
Ketelitian kurang
Man
sangat rendah.