: Selasa, 10.00-13.00
Tanggal Praktikum
: 12 Mei 2015
Kelompok
:2
Asisten
Anggota
Nama Lengkap
:
NPM
Tugas
Dhita Dwi P.
260110130131
Pembahasan
Prasetyo D.A.P.
260110130135
Tujuan,Prinsip,Editor
Popy Sarah C.
260110130136
Teori Dasar
Yogiyanto
260110130137
Hazrati Ummi
260110130138
Pembahasan,
Kesimpulan
Theresia Ratnadevi
260110130148
Perhitungan
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
I.
TUJUAN
Percobaan ini bertujuan mengetahui efek obat terhadap aktivitas
lokomotor hewan percobaan yang dimasukkan ke dalam roda putar
(wheel cage), berdasarkan pengamatan jumlah putaran roda.
II.
PRINSIP
1. Metode Wheel Cage
Metode yang digunakan untuk mengamati aktivitas lokomotor dari suatu
hewan peercobaan yang didasarkan pada jumlah gerak hewan percobaan
untuk memutar roda putar.
2. Hipnotik Sedatif
Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat
(SSP), mulai dari efek ringan seperti menyebabkan tenang atau kantuk,
menidurkan , hingga efek yang berat seperti hilangnya kesadaran, koma dan
mati.
3. Stimulan
Stimulan merupakan zat yang merangsang sistem saraf pusat sehingga
mempercepat proses-proses dalam tubuh, seperti meningkatkan detak
jantung, pernapasan dan tekanan darah.
III.
TEORI DASAR
Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian dari sistem saraf yang
mendepolarisasi
sel
prasinaptik,
meningkatkan
pelepasan
hodrolsilasi
menjadi
metabolit
aktif
desmetildiazepam
dan
hidroksidiazepam.
penggunaannya dalam tehun-tahun terakhit sangat menurun karena adanya obatobat dari kelompok benzodiazepin yang lebih aman. Yang merupakan pengecualian
adalah fenobarbital, yang memiliki sifat antikonvulsif dan tiopental yang masih
banyak digunakan sebagai anestetikum i.v. (Mutchler, 1991).
Barbital digunakan sebagai obat pereda untuk siang hari dalam dosis yang
lebih rendah dari dosisnya sebagai obat tidur. Faktor-faktor yang membatasi
penggunaan
barbiturat
dan menyebabkan
penggunaannya
terdesak oleh
benzodiazepin adalah :
Toleransi
dan
ketergantungan
cepat
timbul
menyangkut
sifat
menidurkannya pada dosis berulang laki dan lebih ringan mengenai khasiat
anti-epilepsinya.
Efek paradoksal dapat terjadi dalam dosis rendah pada keadaan nyeri, yakni
justru eksitasi dan kegelisahan
lain, yang metabolisasinya berlangsung oleh sistem enzim yang sama, misalnya
derivat kumarin, antikonseptiva oral, dan siklosporin. Sebaliknya efek barbital
diperkuat oleh asam valproat(Mutchler, 1991).
Ada indikasi kuat bahwa terjadinya toleransi dan ketergantunga berkaitan
erat dengan aktivasi dari sistem dopaminerg di otak. Semua zat yang bersifat adiksi
berkhasiat meningkatkan jumlah dopamin secara akut yang dihubungkan dengan
efek eufori, labilitas emosional, kekacauan dan histeri. Lebih dari sepuluh
neurotransmiter lain antaranya noradrenalin dan serotonin, memegang peranan pula
pada adiksi tetapi pengaruhnya jauh lebih ringan. Kadar dopamin yang terlalu tinggi
dapat mengakibatkan halusinasi dan psikosis akut(Mansjoer, 1999).
Kafein
Efek samping : bila diminum lebih dari 10 cangkir kopi dapat berupa
debar jantung, gangguan lambung, tangan gemetar, gelisah, ingatan
berkurang dan sukar tidur.
Dosis : pada rasa letih 1-3dd 100-200 mg, sebagai adjuvans bersama
analgetik 50 mg
mg(Depkes RI,1979)
Di antara obat depresan sedatif/hipnotik yang menimbulkan efek ketagihan
adalah kumpulan barbiturat, benzodiazepin, kloral hidrat, glutetimid, metakualon,
dan meprobamat (Mansjoer, 1999).
IV.
ALAT BAHAN
Alat :
Bahan :
1. Fenobarbital (depresan)
2. Alat suntik 1 ml
2. Kafein (stimulan)
1-2%
4. Stopwatch
5. Timbangan mencit
Gambar Alat :
Wheel Cage
Sonde oral
Alat suntik
Timbangan
Timer
V.
PROSEDUR
Pengujian dilakukan dengan metode roda putar(wheel cage
method) yang dimodifikasi dengan prosedur sebagai berikut : Pertama-tama
Hewan dibagi atas dua kelompok, yang terdiri atas kelompok kontrol dan
kelompok obat uji 1(depresan) dan Kelompok obat uji 2(stimulan).
Kemudian semua hewan dari setiap kelompok diberi perlakuan sesuai
dengan kelompoknya yaitu kelompok 1 atau kontrol diberi larutan suspensi
gob arab 1-2%, kelompok 2 atau uji depresan diberi obat fenobarbital dan
kelompok 3 atau uji stimulan diberi obat kafein dengan pemberian dosis
sesuai ketentuan.Lalu 30 menit kemudian mencit dimasukkan ke dalam alat
roda putar dan aktivitas mencit dicatat selama 30 menit dengan interval 5
menit. Setelah itu data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan
analisis variasi dan kebermaknaan perbedaan lama waktu tidak bergerak
antara kelompok kontrol dan kelompok uji 1 dan uji 2 dianalisis dengan
Student test.Lalu data disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
VI.
DATA PENGAMATAN
0,5
20
Kelompok
Perlakuan
No
1
2
3
4
5
Berat
23
24,6
22,2
18,5
24,6
Volume
obat
0,58
0,615
0,56
0,46
0,615
1
2
3
4
5
27,4
26,8
23,9
23,5
25,1
0,69
0,67
0,6
0,59
0,6275
1
2
3
4
5
22,7
23
21,2
16,5
24,9
0,57
0,515
0,53
0,41
0,6225
t=0
Mencit
Kontrol
PGA peroral
Mencit
Kafein
Kefein 13
mg/kgBB
Mencit
Fenobarbital
Fenobarbital 50 mg/kg BB
t = 30
Dimasukkan
ke dalam
Wheel Cage
3. Data Pengamatan
Perlakuan
t=0
Mencit
Kontrol
t = 30
PGA peroral
jumlah
rata-rata
Mencit
Kafein
Kefein 13
mg/kgBB
jumlah
rata-rata
Mencit
Fenobarbital
Fenobarbital 50 mg/kg BB
jumlah
rata-rata
Total
Dimasukkan
ke dalam
Wheel Cage
t = 35
113
6
115
3
3
240
48
73
29
24
19
6
151
30,2
58
65
90
88
13
314
62,8
705
1. Hipotesis
a. Hipotesis pengaruh utama faktor A (waktu)
Ho
: 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = 0 atau faktor waktu tidak mempengaruhi
jumlah putaran roda oleh mencit.
H1
: i 0; i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau faktor waktu mempengaruhi jumlah
putaran roda mencit.
b. Hipotesis pengaruh utama faktor B (pemberian jenis obat)
Ho
: 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6= 0 atau faktor pemberian jenis obat tidak
mempengaruhi jumlah putaran roda oleh mencit.
H1
: i 0; i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau faktor pemberian jenis obat
mempengaruhi jumlah putaran roda oleh mencit.
c. Hipotesis pengaruh interaksi A dan B
t = 60
78
3
100
28
0
209
41,8
39
6
0
2
73
120
24
66
60
57
125
0
308
61,6
637
Jumlah
420
12
512
77
15
1036
207,2
238
80
48
27
244
637
127,4
300
374
436
636
13
1759
351,8
3432
572
Ho
: ()11 = ()12 = ()13 = ()21 = ()22 = ()23 = ()31 = ()32 =
()33 = ()41 = ()42 = ()43 = ()51 = ()52 = ()53 = ()61 = ()62 =
()63 = 0 atau faktor interaksi tidak mempengaruhi jumlah putaran roda oleh
mencit.
H1
: ij 0; i = 1, 2, 3, 4, 5, 6; j = 1, 2, 3 atau faktor interaksi
mempengaruhi jumlah putaran roda oleh mencit.
2. Perhitungan
1. FK=
( )2
2. JKP =
790788
5
(572)2
653
=1 =1 .
327184
90
= 3635,37778
3635,37778 =
3. JKA =
2030084
15
=1 ..
3635,37778 =
1. JKB =
=1 ..
3635,37778 =
4573146
30
3635,37778 =
152438,2 - 3635,37778 = 148802,822
2. JKT= =1 =1 =1 2 = (1132 + 752 +22 + + 02 ) 3635,37778 =
265833 3635,37778 = 262198,622
6. JKAB = JKP JKA JKB = 154522,222 131703,556 148802,822 = 125984,156
7. JKG = JKT JKP = 262198,622 154522,222 = 107676,4
8. dbP = ab -1 = (6x3) 1 = 17
9. dbA = a 1 = 6 1 = 5
10. dbB = b 1 = 3 1 = 2
11. dbAB = (a 1) (b 1) = 5 x 2 = 10
12. dbG = ab(r 1) = 18 x (5 - 1) = 72
13. dbT = abr 1 = (6x3x5) 1 = 89
14. KTA = =
15. KTB = =
131703,556
5
148802,822
16. KTAB = =
= 26340,7112
= 74401,411
125984,156
10
= -12598,4156
17. KTG = =
107676,4
72
= 1495,5055556
3. Tabel Anava
Sumber
geragaman
Perlakuan
A
B
Db
17
5
2
interaksi ab
Galat
Total
10
72
89
JK
KT
fhitung
154522,222
131703,556 26340,7112
17,613248644
148802,822
74401,411
49,750006425
-8,4241850877
125984,156 -12598,4156
107676,4 1495,5055556
262198,622
4. Pengaruh perlakuan
-
5. Hasil :
-
FhitungAB
6. Uji Lanjut
Uji lanjut dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan dari
perbedaan waktu terhadap respon jumlah putaran roda oleh mencit dan melihat
pengaruh signifikan dari pemberian jenis obat terhadap respon putaran roda oleh
mencit. Uji lanjut digunakan metode uji Duncan.
Untuk uji lanjut pengaruh waktu terhadap respon jumlah putaran roda oleh
mencit:
1. Menghitung nilai r(p,db).
Menghitung nilai ini dapat digunakan metode interpolasi
1495,5055556
=
= 299,10111112=17,29453992
Rp = S . r(p,db)
Rp2 = 17,29453992 x 2,82 = 48,77
Rp3 = 17,29453992 x 2,967 = 51,31
Rp4 = 17,29453992 x 3,0646 = 53,00
Rp5 = 17,29453992 x 3,1352 = 54,22
Rp6 = 17,29453992 x 3,1902 = 55,17
2. Kriteria Pengujian
Nilai mutlak kedua selisih kedua rata-rata yang akan dilihat dibandingkan dengan
wilayah nyata terpendek (Rp) dengan kriteria pengujian:
45
50
55
40
60
35
18,6
21,4
37,6
39,8
41,8
48
Membuat perbandingan:
Perlakuan
(waktu)
45 (C)
50 (D)
Ratarata
Putaran
Roda
18,6
21,4
55 (E)
37,6
40 (B)
39,8
60 (F)
41,8
35 (A)
48
45 (C)
50
(D)
18,6
21,4
0
2,8
(2)
Tidak
nyata
19
(3)
Tidak
nyata
21.2
(4)
Tidak
nyata
23.2
(5)
Tidak
Nyata
29.4
(6)
Tidak
nyata
37,6
39,8
41,8
35
(A)
48
16.2
(2)
Tidak
nyata
18.4
(3)
Tidak
nyata
20.4
(4)
Tidak
nyata
26.6
(5)
Tidak
nyata
2.2
(2)
Tidak
nyata
4.2
(3)
Tidak
nyata
10.4
(4)
Tidak
nyata
2
(2)
Tidak
nyata
8.2
(3)
Tidak
nyata
6.2
(2)
Tidak
nyata
Rata-rata
Putaran Roda
9,4
15,8
23,8
24
24,2
30,2
Membuat perbandingan:
Perlakuan
(waktu)
50 (D)
45 (C)
Ratarata
Putaran
Roda
9,4
15,8
55 (E)
23,8
60 (F)
24
40 (B)
24,2
35 (A)
30,2
45
(C)
50
(D)
55 (E)
40
(B)
60 (F)
35
(A)
9,4
15,8
23,8
24
24,2
30,2
0
6.4
(2)
Tidak
nyata
14.4
(3)
Tidak
nyata
14.6
(4)
Tidak
nyata
14.8
(5)
Tidak
nyata
20.8
(6)
Tidak
nyata
8
(2)
Tidak
nyata
8.2
(3)
Tidak
nyata
8.4
(4)
Tidak
nyata
14.4
(5)
Tidak
nyata
0.2
(2)
Tidak
nyata
0.4
(3)
Tidak
nyata
6.4
(4)
Tidak
nyata
0.2
(2)
Tidak
nyata
6.2
(3)
Tidak
nyata
6
(2)
Tidak
nyata
Rata-rata
Putaran Roda
49
54,2
59,8
61,6
62,8
64,4
Membuat perbandingan:
Perlakuan
(waktu)
50 (D)
55 (E)
Ratarata
Putaran
Roda
49
54,2
45 (C)
59,8
60 (F)
61,6
35 (A)
62,8
40 (B)
64,4
45
(C)
50
(D)
55 (E)
40
(B)
60 (F)
35
(A)
49
54,2
59,8
61,6
62,8
64,4
0
5.2
(2)
Tidak
nyata
10.8
(3)
Tidak
nyata
12.6
(4)
Tidak
nyata
13.8
(5)
Tidak
nyata
15.4
(6)
Tidak
nyata
5.6
(2)
Tidak
nyata
7.4
(3)
Tidak
nyata
8.6
(4)
Tidak
nyata
10.2
(5)
Tidak
nyata
1.8
(2)
Tidak
nyata
3
(3)
Tidak
nyata
4.6
(4)
Tidak
nyata
1.2
(2)
Tidak
nyata
2.8
(3)
Tidak
nyata
1.8
(2)
Tidak
nyata
Keterangan:
Angka (2), (3), (4), (5), (6) menunjukkan peringkat (p) untuk dibandingkan selisih
perbedaan dua rata-rata sesuai dengan peringkatnya (rendah ke tinggi).
Maksudnya antara C dan D bertetangga 2, sedangkan E dan D bertetangga 3, dst.
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari uji Duncan, maka perbedaan dari waktu terhadap jumlah
putaran roda memberikan perbedaan yang tidak nyata pada tarah 0,05.
Selanjutnya dilakukan uji lanjut untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh yang
signifikan pemberian jenis obat terhadap jumlah putaran roda oleh mencit.
1. Menghitung nilai r(p,db).
Menghitung nilai ini dapat digunakan metode interpolasi
Perlakuan
Kafein
Putaran
13
mg/kgBB
127,4
(C)
Kontrol
Negatif (B)
207,2
Fenobarbital
50
mg/kg 351,8
BB (A)
Beda rataan C dengan A = 127,4 351,8= 224,4 > 31,64554915
Beda rataan C dengan B = 127,4 207,2= 79,8 > 30,62171239
Beda rataan B dengan A = 207,2 351,8= 144,6 > 30,62171239
3. Kesimpulan
Jenis pemberian obat terhadap jumlah putaran roda memberikan pengaruh yang
nyata pada taraf 0,05
7. Persentase stimulan
% =
100 %
% =
127,4 207,0
100 % = 0,38454
207,0
100 %
207,0 351,8
100 % = 0,69952
207,0
% =
Volume Pemberian :
1. PGA =
24,6
20
2. Kafein =
0,5 = 0,615
25,1
20
0,5 = 0,628
3. Fenobarbital =
24,9
20
0,5 = 0,623
Kafein
Fenobarbital
Grafik
antara
banyak
putaran
dengan
tiap
tiap
kelompok
uji
350
300
250
200
Kelompok
kontrol PGA
150
Kelompok
Kafein
100
Kelompok
Fenobarbital
50
0
t=35'
VII.
t=40'
t=45'
t=50'
t=55'
t=60'
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui efek obat terhadap
aktivitas lokomotor pada mencit yang dimasukkan dalam roda putar. Obat
yang akan diuji aktivitas lokomotornya adalah Fenobarbital. Fenobarbital
merupakan golongan barbiturat, obat yang bersifat hipnotik-sedatif, selain
itu juga merupakan anestetik parenteral, pelemas otot, antiepilepsi dan
anticemas (antiansietas). Obat ini masuk dalam golongan Barbiturat yang
meningkatkan kerja GABA di SSP sehingga dapat menimbulkan sedasi,
hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas, relaksasi otot,
dan antikonvulsi Sedangkan kafein merupakan senyawa hasil metabolisme
sekunder golongan alkaloid. Kafein bekerja di dalam tubuh dengan
mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf. Peranan utama kafein di
dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap
terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi.
Pada percobaan ini mencit dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertama, mencit diberikan PGA tanpa pemberian obat lain. Kelompok ini
merupakan kelompok kontrol. Kelompok kedua adalah kelompok mencit
yang diberikan obat fenobarbital dengan dosis 13 mg/kgBB secara per oral.
satuan
wakt
Pada percobaan kali ini, mencit yang tidak diberikan obat uji tidak
terlalu memberikan efek atau pengaruh yang signifikan terhadap perubahan
aktivitas yang ditunjukkan dengan peningkatan atau penurunan jumlah
putaran roda putar. Sedangkan untuk mencit yang diberikan obat uji berupa
diazepam, seiring dengan berjalannya waktu pengamatan ternyata aktivitas
mencit perlahan mengalami penurunan, hal tersebut di tunjukkan dengan
berkurangnya jumlah putaran roda putarnya. Penurunan aktivitas pada
mencit ini disebabkan karena fenobarbital termasuk golongan barbiturat,
obat yang bersifat hipnotik sedatif sehingga mengakibatkan mencit perlahan
mengalami rasa sedasi yang cukup kuat dan apabila dosisnya ditingkatkan
maka kemungkinan mencit tersebut akan tertidur atau tidak melakukan
aktivitas apapun. Untuk mencit yang diberikan obat kafein ternyata
mengalami peningkatan aktivitas yang cukup signifikan ditandai dengan
peningkatan jumlah putaran rodanya. Kafein meningkatan kerja psikomotor
sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa
peningkatan energi. Dengan demikian maka mencit akan terus aktif
bergerak selama efek obat tersebut masih ada namun seiring dengan
berjalannya waktu pengamatan maka lama-lama efeknya akan menurun
karena ketersediaan obat makin berkurang di dalam tubuh mencit. Hal ini
ditandai dengan berkurangnya jumlah putaran roda.
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengamatan terhadap 3
kelompok uji,yaitu kelompok kontrol (I), dengan pemberian larutan
suspensi gom arab (PGA)2% sehingga mencit pada kelompok ini bekerja
alami tanpa ada pengaruh obat.Pada kelompok kedua (II) adalah kelompok
mencit yang telah diberikan obat kafein, sedangkan pada kelompok ketiga
(III), mencit diberikan obat fenobarbital. Setelah diamati, mencit yang tidak
diberikan obat uji (kelompok kontrol)memberikan efek atau pengaruh yang
fluktuatif
terhadap
perubahan
aktivitas
yangditunjukkan
dengan
perilaku dan sifat dari mencit uji saat ditempatkan ke dalam wheel cage
sehingga dapat mempengaruhi jumlah perputaran roda yang
Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka didapatkan jumlahjumlah pergerakan putar roda yang dilakukan oleh hewan percobaan, yang
kemudian diplotkan kedalam diagram batang untuk melihat perbandingan
banyak pergerakan dari tiap-tiap hewan percobaan dan grafik line untuk
melihat perubahan-perubahan tiap waktu dari pergerakan hewan-hewan
percobaan,
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada control, perubahan
pergerakan tidak beraturan, mencit bergerak tanpa dapat diprediksi banyak
atau sedikit pergerakannya, mencit masih dapat dikatakan bergerak secara
alami. Sedangkan pada pemberian kafein terlihat lonjakan drastic yang
menandakan adanya peningkatan respon gerak mencit, ini adalah efek dari
stimulant, ada beberapa bagian yang turun dan diduga merupakan akibat
dari pengaruh fisik mencit yang mengalami kelelahan sementara, karena
pada daerah waktu berikutnya terjadi peningkatan kembali. Sedangkan pada
pemberian fenobarbital sebagai depresan system syaraf seharusnya terdapat
penurunan pergerakan secara bertahap sampai tidak melakukan pergerakan
sama sekali. Namun, pada beberapa mencit terjadi hal yang sebaliknya.
Sehingga dikhawatirkan efek obat yang ditimbulkan dapat tidak
sesuai dengan literatur.Berdasarkan hasil pengamatan yang dituangkan
dalam penyajian data berupa grafik, dapat dilihat perbedaan yang signifikan
antara ketiga bahan uji PGA, Kafein, dan Fenobarbital terhadap jumlah
putaran roda. Pada ketiga kelompok,mencit yang diberi kafein sebagai
stimulan,
menunjukkan
peningkatan
aktivitasyang
signifikan,
ini
hasil yang lebih akurat dari setiap aktivitas bahan uji. Karena untuk
fenobarbital. setelah pemberian obat secara oral, obat diserap dengan baik
dari lambung dan usus halus, dengan kadar puncak terjadi 2 sampai 20 jam
kemudian dan lebih cepat untuk mencit tergantung pada berat badannya.
Dengan hasil-hasil tadi , tujuan dari percobaan ini dapat dipenuhi,
sebab telah dapat dilihat perbedaan pengaruh yang spesifik antara pengaruh
stimulant dengan depresan dibandingkan kondisi normal atau kondisi yang
dibandingkan antara kedua obat. Factor-faktor yang tak dapat diabaikan
dalam percobaan ini yang diduga mempengaruhi hasil yang didapat antara
lain adalah kondisi fisik hewan percobaan, factor tempat dan lingkungan
percobaan serta sifat psikologis dari masing-masing hewan percobaan yang
cenderung hiperaktif atau mudah depresi karena keberadaan manusia.
Kafein meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga
dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Dengan
demikian maka mencit akan terus aktif bergerak selama efek obat tersebut
masih ada namunseiring dengan berjalannya waktu pengamatan maka lamalama efeknya akanmenurun karena ketersediaan obat makin berkurang di
dalam tubuh mencit karenaterjadinya metabolisme obat dalam tubuh. Hal
ini ditandai dengan berkurangnya jumlah putaran roda.Banyak sekali faktor
yang dapat mempengaruhi jumlah putaran selain pemberian obat uji. Salah
satunya yang sangat mempengaruhi adalahkeseragaman berat badan dari
mencit uji yang digunakan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
adanya metabolisme obat dalam tubuh dapat menurunkanaktivitas obat.
Kemampuan metabolisme obat dalam tubuh dipengaruhi oleh luas
permukaan daerah absorpsi obat, yang berkaitan dengan berat badan mencit
karena semakin berat mencit maka luas permukaan daerah absorpsi obat
akansemakin besar. Hal tersebut mempengaruhi bagaimana ketersediaan
obat dalam mencit. Semakin lama obat dalam mencit akan bekerja sampai
puncaknya dan kemudian lama-lama efeknya akan menurun karena
ketersediaan obat makin berkurang,sehingga efek obat uji yang diberikan
baik berupa depresan (fenobarbital) maupun stimulan (kafein) dapat
berkurang aktivitasnya. Maka dari itu mencit yan gdigunakan diusahakan
memiliki keseragaman bobot antar mencit yang sama atau tidak terlalu
berbeda agar efek dari obat uji yang diamati dapat diteliti lebih akurat.
Selain itu, pemberian jeda waktu yang diperlukan obat untuk mencapai efek
kerja setelah diberikan sebelum mencit dimasukkan dalam wheel cage dapat
mempengaruhi. Hal ini disebabkan obat uji yang diberikan mencit yang
memiliki bobot berat akan lebih mudah termetabolisme daripada mencit
yang memiliki bobot yang lebih ringan, sehingga efek yang ditimbulkan pun
lebih cepat.
Sehingga dikhawatirkan efek obat yang ditimbulkan dapat tidak
sesuai dengan literatur. Sebenarnya, pengamatan dilakukanharusnya selama
90 menit untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dari setiap aktivitas
bahan uji.
VIII.
KESIMPULAN
Efek obat uji terhadap lokomotor dapat diketahui, kafein bersifat
stimulan sedangkan fenobarbital bersifat depresan. Aktivitas kedua obat
yang bekerja di sistem saraf pusat tersebut yaitu obat depresan dan stimulant
dipengaruhi oleh waktu absorpsi obat, waktu pengamatan, dosis obat dan
kondisi psikologis dari hewan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA