Anda di halaman 1dari 25

Klasifikasi

Bermain

Klasifikasi Bermain
isi permainan
karakter sosial
permainan

Menurut isi permainan

Permainan Sosial-Afektif
Permainan Rasa-senang
Permainan keterampilan
Perilaku unoccupied
Permainan dramatic (simbolik) atau purapura
Permainan Game

Permainan Sosial-Afektif
Anak bel memberi respon thd respon yg
diberikan oleh lingkungan dlm bentuk
permainan,mis: orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang,dg
bermain anak diharapkan dpt
bersosialisasi dg lingkungan
Permainan ini membuat bayi
merasakan kesenangan dlm
berhubungan dg orang lain.
Berbagai cara yg dilakukan org dewasa
yg bisa membuat bayi berespon (mis :
bicara, menyentuh, mencium)
membuat bayi segera belajar
menstimulasi emosi & merespon orang
tua dg cara tersenyum, mengeluarkan
suara, memulai permainan, dan
aktifitas.

Permainan Rasa-senang
Merupakan pengalaman
stimulasi nonsosial yg
muncul begitu saja.
Objek dlm lingkungan (spt :
sinar, warna, rasa, bau, &
tekstur) menarik perhatian
anak, merangsang indra mrk
& memberikan kesenangan.
Pengalaman rasa senang
berasal dari memegang
bahan mentah (mis : air,
gerakan tubuh seperti
diayun, & dari pengalaman
lain yg menggunakan indra &
kemampuan tubuh.

Permainan keterampilan
Bayi yg telah mampu
menggenggam &
memanipulasi, mrk
akan menunjukkan &
melatih kemampuan yg
baru mrk kuasai scr
terus-menerus &
berulang-ulang.
Lalu anak akan
bertekad utk berhasil
menunjukkan
keterampilan sulit yg
menimbulkan nyeri &
frustasi, mis : belajar
naik sepeda.

Perilaku unoccupied
Anak tdk bermain, tp
memfokuskan
perhatian mrk pd hal
yg menarik.
Mis. dg melamun,
memainkan pakaian,
atau berjalan tanpa
tujuan.

Permainan dramatic
(simbolik) atau purapura
Permainan ini dimulai pd usia bayi akhir (11-13 bln) &
merupakan permainan dominan pd anak usia prasekolah (36 th).
Pd tahap ini anak mulai memaknai situasi, manusia, &
dunia.
Mainan anak & replika benda2 dpt dijadikan sbg media utk
memerankan aktivitas org dewasa, mis : memerankan peran
org2 di rumahnya, berperan memakai telepon, menaiki
mobil-mobilan, bahkan bisa berkembang pd aspek di luar
rumah seperti memerankan peran guru, dokter, perawat dll.
Aktitas orang dewasa yg mrk perankan terkadang membuat
mrk bingung & stress. Anak yg lebih besar menjalankan
tema t3, memerankan sebuah cerita & menyusun drama itu
sendiri.

Permainan
Game
Permainan yg dilakukan seorg anak bisa sendirian saja atau

dg org lain.
Aktifitas soliter mencakup permainan yg dimulai ketika anak
yg msh sgt kecil ikut dlm aktifitas repetitive & berlanjut ke
permainan yg lbh rumit yg menantang keterampilan
mandiri mrk, spt menata Puzzle dan bermain kartu.
Anak yg sgt muda berpartisispasi dlm permainan imitative
sederhana, spt :petak umpet.
Anak prasekolah belajar menikmati permainan formal yg
dimulai dg permainan pertahanan diri yg biasa dimainkan,
spt : permainan ring-a-rosy and London Bridge.
Anak prasekolah tdk terlibat dlm permainan kompetitif krn
mrk tdk suka dg kekalahan, akan curang utk mendat
kemenangan, akan berusaha mengubah aturan main,
membuat berbagai pengecualian & kesempatan utk dirinya.
Anak usia sekolah menikmati permainan yg kompetitif , spt :
bermain catur & baseball.

Menurut Karakter Sosial


Permainan

Permainan pengamat
Permainan tunggal
Permainan parallel
Permianan assosiatif
Permainan cooperative

Permainan pengamat
Anak memperhatikan aktifitas & interaksi anak
lain dg minat aktif tanpa terlibat & berpartisipasi.

Permainan tunggal
Anak bermain sendiri
dg mainan yg berbeda
dg anak yg lain di
tempat yg sama.
Mrk asyik sendiri
tanpa berniat
mendekati atau
berbicara dg anak yg
lain.

Permainan parallel
Anak bermain scr
mandiri di antara
anak2 lain dg mainan
yg sama.
Mrk tampak kompak,
tp tidak saling
mempengaruhi, tdk
ada assosiasi
kelompok, & tdk
bermain bersama

Permianan assosiatif
Anak bermain bersama,
mengerjakan aktifitas
serupa & sama, tp tdk ada
organisasi, pembagian
kerja, penetapan pemimpin,
atau tujuan bersama.
Anak meminjam &
meminjami alat permainan,
saling mengikuti dg
mengendarai gerobak, dan
sepeda roda tiga. Kadang
mengontrol siapa yg boleh
bergabung & siapa yg tdk
boleh bergabung dlm
kelompok itu.

Permainan cooperative
Anak bermain scr
berkelompok,
mendiskusikan &
merencanakan
aktifitas untuk
pencapaian akhir.
Terdapat rasa saling
memiliki & tdk
memiliki yg nyata.
Tujuan &
pencapaiannya
memerlukan
pengorganisaian
aktifitas, pembagian
kerja & peran bermain.

Menurut Kathleen Stassen


Berger
Sensory Motor Play
Mastery Play
Rough and Tumble Play
Social Play
Dramatic Play

Sensory Motor Play


Bermain yg mengandalkan indera & gerak tubuh
Kegiatan bermain sdh terlihat pd masa bayi yaitu
merasakankeasikan/kesenangan krn aktivitasnya spt :
merasakan sst dg mulutnya, bermain air ludah,
gerakan lidah, mendengarkan musik atau bunyi air
mengalir, melihat alam di sekitarnya (nyala lampu,
warna tembok) dan gerak sembarang dari anggota
tubuhnya.
Kesenangan ini jg ttp dirasakan sampai usia
prasekolah, mis : mendengarkan bunyi yg ditimbulkan
dr kaleng yg dipukul dr berbagai sudut, suara sedotan
sewaktu minum, atau suara benda jatuh dr kolam atau
melihat aneka warna bola, jg menikmati/merasakan
tekstur pasir/tanah ataupun lilin yg mrk gunakan dlm
kegiatan bermain.

Mastery Play
Bermain utk menguasai keterampilan t3
Kegiatan bermain pd umumnya merupakan
kegiatan utk menguasai keterampilan t3 mll
pengulangan2 yg dilakukan anak dlm
memperoleh penguasaan keterampilan tsb
bahkan untuk penguasaan keterampilan baru
Sbg cth anak mulai menguasai kemampuan gerak
lokomotor seperti merangkak, berjalan, berlari
akan dilakukan berulang2 & jg anak memanjat
tangga, atau teralis jendela, hal ini dilakukan anak
tanpa bosan bahkan senang

Rough and Tumble Play


(Bermain kasar)
Dlm aktivitas bermain anak cenderung
menggunakan otot2 besar spt otot togok dan otot
anggota tubuh utk mengatasi masalah.
Bbrp aktivitas bermain kasar spt : anak bergulat,
saling mendorong, saling menarik, saling
mendukung, menggendong.
Aktivitas fisik semacam ini mungkin dilakukan
anak untuk mengimbangi aktivitas yang relatif
pasif secara fisik

Social Play
(Bermain bersama)
Ditandai dg bentuk kegiatan bermain yg
melibatkan anak2 dlm situasi kerja sama &
terjadinya interaksi sosial antar mrk.
Mll kegiatan bermain ini akan mengubah perilaku
anak dr egoistis lambat laun menjadi makluk
sosial.
Social play ini akan membawa perubahan dlm diri
anak scr nyata dlm hal interaksi sosial anak yaitu
terjadinya rasa saling percaya, saling
menghormati, tenggang rasa, kebersamaan,
kerjasama, komunikasi baik, taat aturan, disiplin,
tanggung jawab, kegembiraan bersama dsb

Dramatic Play
(Bermain peran atau khayal)
Sejalan dg kemampuan anak utk berfikir simbolik
maka kegiatanbermain pun dapat dilakukan mll
simbol2 tertentu berdasarkan angan2/khayalan
anak.
Bentuk aktivitas bermain seperti bermain peran
dg menggunakan simbol2 t3 utk menggantikan yg
sebenarnya & kegiatan ini sangat disenangi anak2
pd masanya seperti bermain pasar2an, ada anak
berperan sbg pedagang, sebagai penjual atau
pembeli, dg menggunakan dedaunan sbg simbol
uang atau pasir sbg simbol beras

Turner dan Helms

Exploratory and Manipulative


Play
Kegiatan bermain menjelajah dan manipulasi sudah dapat
diamati semenjak masa bayi
Anak merasa senang dg kegiatan bermain ini mulai dari bermain
dg mulutnya, menghisap jempol kakinya atau jari tangannya
sampai dg mampu berpindah tempat baik dg merayap,
merangkak, berjalan maupun berlari
Anak menyadari bhw jari jemari, tangan, kaki, adl bagian dr
dirinya & mampu menggunakannya.
Anak makin senang utk bermain & semakin tertarik utk
merasakan berbagai benda dg kemampuan motorikya, mis : dg
meraba, menggenggam, menghisap, dsb anak merasakan halus
kasarnya benda, mungkin berat ringannya, atau lunak kasarnya
benda dpt dikenali atau dirasakan.
Mll bermain ini juga memberi pengalaman pd anak mengenai
warna, bentuk, ukuran, suhu, suara/bunyi dsb.
Selain itu jg memperoleh pengalaman ttg peristiwa hub sebab
akibat

Destructive Play
Bermain menghancurkan mulai kelihatan pd masa
kanak2 di bawah 5 tahun.
Sering dijumpai dlm bermain anak sudah susah payah
utk menyusun suatu bangunan dr balok namun tanpa
sebab yg jelas anak tsb langsung merobohkan atau
membongkarnya
Anak2 merasa senang dg kejadian spt itu, shg sll
diulangi kegiatan semacam itu.
Hal ternyata membawa pengalaman tersendiri bagi
anak, mis : anak akan lbh mengetahui kelemahan yg
ada & mampu memperbaikinya
Scr teori penganut aliran psikoanalisa bermain
menghancurkan dpt melampiaskan segala ketegangan
yg ada dlm diri anak atau pelampiasan permusuhan kpd
org lain yg tdk blh tjd.

Imaginative atau Makebelieve


Play
Kegiatan bermain pura2 ini memperlihatkan
imajinasi anak utk menirukan atau memerankan
perilaku orang dewasa atau orang lain dlm hal
sikap, tutur kata berdasarkan status atau
perannya di masy.
Bermain ini kerap kali jg menggambarkan
keinginan, perasaan atau pand anak ttg dunia di
sekitarnya
Mll bermain khayal anak akan berkembang ke
arah yg positif dr segi kecerdasan, kepedulian,
nilai rasa, kreativitas, bahasa, komunikasi, sikap
sosial dsb.

Anda mungkin juga menyukai