Anda di halaman 1dari 7

PRESENTASI KASUS STASE OBSTETRI GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN


INTRA UTERINE FETAL DEATH

Oleh
DEKA BAGUS BINARSA
Nim: 201020401011150

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
2011

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum
terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih
dari 1000 gram. (Kamus istilah kebidanan)
Kematian janin dalam kandungan adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin dalam kandungan. KJDK / IUFD sering dijumpai baik pada
kehamilan dibawah 20 minggu / sesudah 20 minggu. (Sinopsis Obstetri, hal: 224)
IUFD adalah kematian janin dalam intrauteri dengan BB janin 500 gram atau
lebih / janin pada umur kehamilan sekurang-kurangnya 20 minggu. (Teddy, 1994)
Kehamilan janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu
kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan. (Hacker ; 2001)
1.2 Etiologi
Ada berbagai penyaebab yang bisa mengakibatkan kematian janin
dikandungan, diantaranya :
1. Ketidak-cocokan rhesus darah ibu dengan janin
2. Gerakan sangat liar
3. Perdarahan : plasenta previa dan solusio plasenta
4. Kelainan kromosom
5. Trauma saat lahir
6. Penyakit saluran kencing
7. Kelainan bawaan janin
8. Penyakit endokrin
9. Preeklampsia dan eklampsia
10. Penyakit infeksi dan menular

11. Malnutrisi, dsb


1.3 Diagnosis
1. Anamesis
ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari / gerakan
janin berkurang
ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar
ibu merasakan perutnya sering menjadi keras
ibu merasakan sakit seperti mau melahirkan
2. Inspeksi
tidak kelihatan gerakan-gerakan janin
3. Palpasi
TFU lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
Tidak teraba gerakan janin
4. Auskultasi
tidak terdengar DJJ
5. Foto Abdomen
Konfirmasi setelah 5 hari kematian janin
Overlapping tulang tengkorak
Hiperfleksi kollumna vertebralis
Gelembung udara di dalam jantung dan edema scalp
6. USG
Tidak terlihat DJJ dan gerakan janin

1.4 Penanganan
Penanganan Espektatif

Tunggu spontan hingga dua minggu

Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi

Bila trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan


penanganan aktif

Penanganan Aktif

Nilai serviks (keberhasilan induksi bergantung skor serviks)

Jika skor >= 6 biasanya cukup oksitosin

Jika <= 5 matangkan serviks lebih dulu dengan prostaglandin atau foley kateter

Jangan lakukan amniotomi karena resiko infeksi

SC merupakan alternatif terakhir

Jika persalinan tidak dapat spontan dalam 2 minggu

Matang serviks dengan misoprostol (25 mcg di puncak vagina, ulangi 6 jam)

Jika tidak ada respon setelah 2x25mcg, naikkan dosis (50mcg/6jam dgn catatan
jangan berikan >50mcg tiap kali jangan lebih 4 dosis)

Jika terdapat tanda-tanda infeksi,

Beri antibiotik kombinasi sampai ibu bebas febris dalam 48 jam

Ampisilin 2g iv/6jam + Gentamisin 5mg/kgBB iv/24 jam + Metronidazol


500mg iv/8 jam

Jika demam masih ada setelah 72 jam, kaji ulang diagnosis

Berikan pada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai
kegiatan atau ritual bagi janin yang meninggal

Pemeriksaan patologi plasenta untuk mengetahui adanya patologi dan infeksi


penyebab IUFD

1.5 Pengaruh terhadap ibu


Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak membahayakan ibu.
Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah (hipofibrinogenemia) akan lebih besar karena itu pemeriksaan pembekuan darah harus
dilakukan setiap minggu setelah diagnosis ditegakkan. Bila terjadi fibrinogenemia.,
bahayanya adalah perdarahan post partum. Terapinya adalah dengan pemberian darah
segar atau fibrinogen.

BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
IUFD (intra uterin fetal death) atau imatur merupakan kematian janin setelah 20
minggu atau kematian 28 minggu. Disebabkan karena ibu mengindap penyakit
endokrin, penyalit infeksi dan menular, trauma saat hamil dan malnutrisi. Secara klinik
kematian janin dicurigai bila pasien melaporkan gerakan janin tidak ada.
Penanganannya dapat dilakukan dengan harapan dengan kewaspadaan, infuse
oksitosin yang terkendali tiap hari makin dibutuhkan untuk menginduksi persalinan.

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC.
Supriyadi, Tedi. 1994. Kapita Elekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC
Hacker, Neville F. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta :
Hipokrates

Anda mungkin juga menyukai