Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Mikoriza adalah satu bentuk simbiosis antara cendawan dan akar tanaman.
Kata mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah cendawan
mikoriza. Nama ini pertama kali diperkenalkan olehA.B. Frank pada tahun 1885
sebagai organ komposit dari Cupuliferae. Berdasarkan struktur morfologinya
mikoriza dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu ektomikoriza,
ektendomikoriza dan endomikoriza.
Endomikoriza atau biasa dikenal dengan Vesikula Arbuskula Mikoriza
(VAM) merupakan salah satu cendawan yang hifanya tidak memiliki septat
dengan mekanisme infeksi perakaran dapat menembus sel akar tanaman. VAM
memiliki

sebaran

yang

luas

dibandingkan

dengan

ektomikoriza

dan

ektendomikoriza. Sebaran luas dari VAM yaitu VAM dapat menginfeksi tanaman
dari

kelompok

spermatophyta,

pteridophyta

dan

briophyta

sedangkan

ektomikoriza dan endomikoriza hanya dapat menginfeksi perakaran tanaman dari


kelompoks permatophyta.
VAM paling banyak menginfeksit anaman perkebunan yang merupakan
kelompok tanaman spermatohyta seperti padi, kopi, jagung, teh, bawang dll.
Peranan VAM yang dapat mempercepat proses penyerapan unsure hara tanaman,
sebagai biokontrol terhadap kekeringan dan pathogen, biokontrol terhadap
cekaman logam berat menjadikan VAM lebih unggul untuk digunakan
dibandingkan pemberian pupuk pada tanaman perkebunan. Kemampuan VAM
umtuk menyuplai atau menyediakan unsure hara bagi tanaman disebut dengan
efisiensi. Efisiensi VAM pada akar tanaman dapat diketahui dengan

mengidentifikasi akar terinfeksi endomikoriza pada suatu tanaman. Banyaknya


akar tanaman yang terinfeksi akan sangat membantu ketersediaan unsure hara
suatu tanaman. Berdasarkan hal tersebut maka perlu untuk dilakukan praktikum
efisiensi akar terineksi VAM pada tanaman perkebunan seperti jagung, terong
dan lombok.
B. RumusanMasalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1. Bagaimana cara mengamati akar terinfeksi VAM ?
2. Bagaimana cara menghitung persentase akar terinfeksi ?
C. TujuanPraktikum
Tujuandaripraktikuminiadalah :
1. MengetahuicaramengamatiakarterinfeksiVAM.
2. Mengetahuicaramenghitungpersentaseakarterinfeksi.
D. ManfaatPraktikum
Manfaatdaripraktikuminiadalah :
1. DapatmengetahuicaramengamatiakarterinfeksiVAM.
2. Dapatmengetahuicaramenghitungpersentaseakarterinfeksi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. MorfologiVAM (VesikulaArbuskulaMikoriza)
MenurutGunawan
(1993),
strukturmorfologi
umumnyaterdiriatashifaintraseluler,
Hifaintraseluleradalahhifa

hifainterseluler,
yang

Hifaintraselulerdapatmelingkardidalamselkorteks

VAM

arbuskuladanvesikula.
dapatmenembusselkorteks.

yang

pertama

kali

dikolonisasinyaataubiasaikenaldenganhifagelung.
Hifainterselulerdihasilkanolehhifagelungataucabang-cabanghifa

yang

menembusakar

yang

yang

biasadijumpaipadalapisanselkorteks

terletakdibagiantengah.Hifainterselulertumbuhpadajaringankortekssampaimencapa
ibeberapa

millimeter

dankadangkalabergelombangmengikutiselinang.Arbuskulaadalah unit kolonisasi


(hifainterseluler)

yang

telahmencapaiselkorteks

yang

lebihdalamletaknya.Arbuskuladapatmenembusdindingseldanmemebentuk system
percabanaganhifa

yang

komplekssepertipohonkecil

yang

bercabang-

cabang.Vesikulamerupakanstrukturbulatataubulatmemanjang

yang

dibentukdarihifa

yang

membengkak.Vesikuladibentukolehhifaintraseluleratauinterseluler

yang

dijumpaipadaselkorteksluardandalam.
B. MekanismeInfeksi VAM padaAkarTanaman
Sieverding (1991), menyatakan bahwa tahap-tahap perkembangan infeksi
FMA dari propagul meliputi tahap prainfeksi, infeksi awal (Penetrasi akar),
pembentukan arbuskular dan vesicular, perluasan fungi dalam akar dan pada
rizosfer, penyebaran fungi dalam tanah dan struktur reproduksi fungi FMA.
Prainfeksi terjadi dengan cara spora yang dorman, hifa, dan fragmen akar
bermikoriza yang merupakan sumber (propagul infektif) dimana perkembangan
fungi dapat dimulai. Germinasi spora dan pertumbuhan awal tube kecambah di
dalam tanah terutama ditentukan oleh faktor sifat fisik dan kimia tanah seperti
oksigen (O2), karbondioksida (CO2), temperatur, kandungan air, pH, dan unsur
hara. Ketika tube kecambah tidak dapat kontak dengan akar dari tanaman inang
maka potensi infeksi dari propagul fungi yang berkecambah akan hilang dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu.Infeksi awal (Penetrasi akar) terjadi jika
VAM dapat menginfeksi sejumlah besar tanaman inang maka itu berarti bahwa
mekanisme khusus pengenalan inang tidak tampak.
Pembentukan
arbuskular
dan
vesikular
berlangsung
sesudah mempenetrasi akar, hifa tumbuh secara inter- dan intrasellular. Arbuskular
sering terbentuk di dalam sel segera setelah penetrasi (2-5 hari). Pembentukan
arbuskular meningkatkan aktifitas metabolisme sel inang yang pada dasarnya
disebabkan oleh transfer nutrien dan metabolit dua arah dari dan ke fungi.
Arbuskular hanya hidup 4-15 hari dan setelah tereduksi sel inang kembali ke
fungsi normal. Proses pembentukan dan degenerasi arbuskular dapat berlangsung
simultan di dalam akar. Pada saat pembentukan arbuskular atau sesaat sesudah
pembentukan arbuskular beberapa FMA membentuk vesikular inter- dan/atau

intraselluler. Vesikular adalah hifa apikal atau interkalari yang membesar,


mengandung lipid dan menyimpan organ fungi. Selama situasi tercekam (suplai
metabolit yang rendah dari tanaman) cadangan tersebut digunakan oleh fungi dan
vesikular kemudian didegenerasi.
Perluasan
fungi
dalam
akar
dan
pada
rizosfir
Perluasan dari infeksi di dalam akar dibagi ke dalam tiga fase yaitu fase inisial
(lag phase) yaitu fase saat terjadi infeksi awal, fase eksponensial dimana fungi
menyebar dan tumbuh secara cepat di dalam akar dan fase stasioner dimana fungi
dan akar tumbuh pada laju yang sama. Spesies tanaman dan fungi dan terutama
kondisi fisik dan kimia tanah mempengaruhi durasi fase inisial dan fase mendatar.
Selama fase eksponensial, fungi tumbuh inter- dan intra-selluler terutama pada
akar sekunder yang halus. Penyebaran infeksi dalam sistem perakaran dapat juga
terjadi oleh runner hyphae pada permukaan akar tanaman. Runner hyphae
mengikuti pertumbuhan akar dan mempenetrasi akar kembali pada jarak yang
tidak tentu. Arbuskular dan vesikular terbentuk dan terdegradasi secara kontinu
selama fase infeksi eksponensial dan mendatar. Karena itu, masing-masing fase
infeksi tersebut sukar dibedakan pada saat mengamati akar terinfeksi.
Penyebaran fungi dalam tanah berlangsung sesudah infeksi awal dan selama
tahap pertama fase penyebaran infeksi dalam akar, hifa tumbuh di luar akar dan
pada rizosfir tanaman. Bagian dari struktur fungi tersebut, misalnya hifa eksternal
akar, adalah bagian terpenting untuk penyerapan hara dari dalam larutan tanah dan
untuk transpor hara ke dalam akar tanaman. Secara umum, hifa eksternal pada akar
yang muda mengandung cabang dikotomus, hifa utama yang kasar dengan
diameter 5-20 m dan hifa sekunder yang halus dengan diameter 1-5 m.
Pertumbuhan hifa eksternal juga dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik tanah.
Struktur reproduksi fungi FMA yaitu tahap dimana Fungi FMA membentuk
spora dorman (resting spore) pada hifa ekternal. Diameter spora tersebut
tergantung pada spesies fungi dan dapat berkisar dari 15 sampai 800 m.
Pembentukan spora pada akar dapat berlangsung cepat pada beberapa spesies
FMA, 3-4 minggu setelah akar diinfeksi, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu
sampai 6 bulan. Spesies fungi, tanaman inang, dan kondisi tanah dan lingkungan
mempengaruhi waktu sporulasi. Sporulasi adalah suatu proses yang dinamis
dimana pada waktu yang bersamaan dapat berlangsung pembentukan dan
germinasi spora. Spora dan hifa adalah struktur reproduktif dari FMA, namun
spora dapat survive beberapa tahun di dalam tanah tetapi hifa hanya survive
selama 2-4 minggu.
Kolonisasi VAM padaakartanamandimulaidaripenetrasihifacendawan yang
berasaldaripropagul-propagul
VAM

daridaerahrhizopsferkepermukaanakart.Penetrasiinidimulaiolehpembentukanapres
soriumakaratauhifa
yang
digunakanuntukmelekatkandiripadainang.
Frekuensipenetrasipadaakarbervariasi,
padabeberapainangkadangkalapenetrasiterjadidenganjarakteramatdekatkarenahifa
menjalardisepanjangpermukaanakar (Nicolson 1959 dalamGunawan 1993).
C. Peran VAM padaTanaman yang Diinfeksi
Endomikoriza berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman,
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit akar ataupun tanah
serta seranagan nematoda akar. Hal ini disebabkan karena mikoriza dapat
menghasilkan minyak atsiri yang bersifat racun. Meningkatkan kemampuan
tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara penting yang terdapat dalam tanah,
seperti unsur N, P, K, Ca, Cu, Mn, dan Mg. Hal ini disebabkan karena akar
tanaman dibantu oleh miselium jamur mikoriza eksternal dengan memperluas
permukaan penyerapan akar. Kerjasama simbiosis mutualisme yang terjadi antara
tanaman dan mikoriza dilakukan oleh tanaman dengan memberikan sisa
karbohidrat dan gula yang tidak terpakai kepada mikoriza yang kemudian ditukar
oleh unsur-unsur tersebut. Menghasikan ZPT (Zat Perangsang Tubuh) pada akar
yang menyebabkan tanaman dapat tumbuh subur dan tidak mudah stress ketika
mendapat perlakuan lingkungan yang berbeda. Meningkatkan aerasi dalam tanah
dan memacu perkembangan mikroba saprofit non patogenik disekitar perakaran
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan sehat dan subur (Dewi, 2007).
Mikoriza mampu meningkatkan ketahananterhadapseranganpatogenakar,
misalnyadenganmenghasilkanselubungakaratauantibiotik.Mikorizajugadapatmeni
ngkatkanresistensiterhadapkekeringan,

terutamapadadaerah

yang

kuranghujan.Pertumbuhantanamanpadatanah

yang

tercemarlogamberat,

dapatditingkatkanketahanannyajikadikolonisasiolehmikoriza,
misalnyapadadaerahpertambangan.Mikorizajugamampumenyesuaikandiripadalin
gkungan yang ekstrim, terutamapadatanah marginal (Mosse 1981).
Mikoriza adalah salah satu jenis pupuk hayati yang berperanan terhadap
peningkatan kesehatan tanah, ramah lingkungan dan mampu meningkatkan status
hara tanah serta hasil pertanian. Bagi tanaman inang, adanya asosiasi ini dapat
memberikan manfaat yang sangat besar bagi pertumbuhannya, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, mikoriza berperan
dalam perbaikan struktur tanah, meningkat-kan kelarutan hara dan proses
pelapukan bahan induk (biogeo-khemis). Sedangkan secara langsung, mikoriza
dapat meningkatkan serapan air, hara dan melindungi tanaman dari patogen akar
dan unsur toksik, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan
kelembaban yang ekstrem, meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat
pengatur tumbuh lainnya seperti auksin, sitokinin, giberelin dan vitamin terhadap
tanaman inangnya (Nuhamara, 1994).

D. Jenis-JenisTanaman yang Diinfeksi VAM

III METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 4 Juni 2015 pukul
10.00-17.00 WITA dan bertempat di laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No
Nama bahan
Satuan
1
2
3
1
Air
mL
2
Akarjagung
3
Akarterong
-

Kegunaan
4
Untuk mencuciakartanaman
Objekpengamatan
Objekpengamatan

C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat dan kegunaan
No
Nama Alat
Satuan
Kegunaan
1
2
3
4
1
Kacaobjek
Tempatmeletakkanobjekpengamatan
2
Kacapenutup
Menutupobjekpengamatan
3
Mikroskop
Mengamatiobjekpengamatan
4
Kamera
Mendokumentasikanobjekpengamatan
5
Alattulis
Menuliskanhasilpengamatan
6
Cutter
Memotongakartanaman

D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menyiapkan semua alatdanbahan yang akandigunakan


Memotongrambutakartanamandanmeletakkannya di ataskacaobjek.
Menghancurkanakartanamandenganujungbatangpengaduk
Mengamati di bawahmikroskop
Mendokumentasikanhasilpengamatan
Menghitungnilaiinfeksiakar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3dan
Tabel 3. Hasil pengamatan penamban volume adonan
N AkarTana AkarTana AkarTanamanTe NilaiInf
Gambar
o
man
man Total
rinfeksi
eksi
1 AkarTeron 11
2
18 %
g

AkarJagun 13
g

53 %

Akar
Lombok

10

Persentaseinfeksiakardapatdihitungdenganrumus :

Infeksi Akar=

Jumlahpotonganakarterinfeksi
x 100
jumlahpotonganakardiamati

Infeksi Akar Jagung=

7
x 100
13

Infeksi Akar Jagung=0.53 x 100

= 53%

3. Pembahasan
Jagung (Zea mays)adalahtanamanperkebunan..
Berdasarkanhasilpengamatan

yang

dilakukanjagungmemilikinilaitertinggidalammenginfeksiakartanamanyaitu

53%

darijumlahakar yang diidentifikasi.Pengamatan yang dilakukansecara visual akar


yang
yang

terinfeksiolehmikorizaakanberwarnakuningdibandingkandengantanaman
tidakterinfeksi.

Hal

inididukungolehGardemann

(1961),

yang

menyatakanbahwaakartanamanjagungyang
terinfeksiendomikorizaakanberwarnakuningdimanawarnakuninginidapatlarutdala
m air.
Terongadalahtanamanperkebunan.

Hasilpengamatanpadaakartanaman

Lombok

terdapat 2 akar yang terinfeksioleh VAM dari 13 akarterong yang diamati.


Lombok adalah ..
Hasilpengamatan yang diperolehdaripengamatansampel Lombok yaitudari 10 akar
yang dihitungtidakadaakar yang terinfeksi.

V.PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkanhasildanpembahasanpadapraktikuminidapatdisimpulkanbahwa :
1.
B. Saran
Saran yang inginsayaajukanpadapraktikumselanjutnyayaitu :
1. Sebaiknyadilakukanfiksasimenggunakan
KOH
padapengamataninfeksiakarsehinggastruktur

VAM

yang

ingindiamatidapatterlihatdenganjelas.
2. Sebaiknyadilakukanaplikasilangsungketanamanperkebunankhususnyamenggun
akansumberinokulanakarterinfeksi.
3. Sebaiknyadilakukanidentifikasilebihlanjut, sehinggadiketahuijenis VAM yang
menginfeksitanaman yang dijadikansebagaiobjekpengamatan.
4. Sebaiknyadilakukanproduksiinokulan

yang

diperolehsaatpraktikumsampaiketahapperbanyakandanpengemasanmenjadipro
dukungguldibidangpertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, A.W., 1993, MikorizaArbuskula, PusatAntarUniversitasIlmu Hayat IPB,
Bogor.
Nicolson, T.H., 1959, Mycorrhiza in the Graminae, I. Vesicular-Arbuscularendphytes
with Special reference in the external phase, Trans, Br. MycoiSou, 42 : 421-438.

Dewi A., Intan Ratna. (2007). Peran, Prospek dan Kendala dalam
Pemanfaatan Endomikoriza. Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai